2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena berkatnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya berharap dengan
dibuatnya makalah ini dapat memberikan pengertian kepada pembaca mengenai
konsep dari integral dan cara mengaplikasikannya. Saya juga berharap agar pembaca
akhirnya mengerti mengapa integral sangat penting untuk dipelajari karena
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna, Karena itu saya mohon maaf sebelumnya
kalau ada kata-kata yang mungkin sulit dipahami atau kekurangan kata-kata dan juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
kedepannya pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bab yang diajarkan di dalam kalkulus yaitu mempelajari tentang
integral. Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan
sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Pemahaman konsep
dari integral sendiri sangat diperlukan karena banyaknya kegunaan yang didapat
dari mempelajari bab ini.
B. Tujuan
1
BAB II
INTEGRAL
A. Pengertian Integral
B. Macam-macam Integral
1. Integral Tentu
Pengertian Integral ini memiliki batas atas dan batas bawah.
Didalam aplikasinya, integral tentu banyak digunakan untuk
menghitung luas di bawah kurva dengan batas-batas tertentu atau
menghitung volume benda jika diputar.
b
2
daerah melengkung menggunakan poligon luar atau dalam dengan
kecermatan semakin besar.
P1 P2 P3
A(lingkaran) = nlim A ( Pn )
→∞
∑ f (x i ) ∆ x i
i=1
Integral tentu :
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Jika
n
lim ∑ f (x i)∆ x i
‖P‖→ 0 i=1
b
Ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [a, b]. Lebih lanjut ∫ f ( x ) dx
a
1. ∫ k . f ( x ) dx=¿ k ∫ f ( x ) dx ¿
a a
b b b
2. ∫ [f ( x ) ± g ( x )] dx=¿∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx ¿
a a a
b a
3. ∫ f ( x ) dx=¿−∫ f ( x ) dx ¿
a b
a
4. ∫ f ( x ) dx=¿ 0 ¿
a
Contoh soal :
4
∫ 3 x 2−4 x+ 5 dx
1
3 2 4
¿ ¿ x −2 x +5 x ¿1
¿ ( 43−2. 42 +5.4 )−( 13 −2.12 +5.1 )
¿ ( 64−32+20 ) −(1−2+ 5)
¿ 52−4
¿ 48
4
Apabila turunan tersebut dintegralkan, maka seharusnya ialah
menjadi fungsi-fungsi awal sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus
tidak diketahui fungsi awal dari suatu turunan, maka hasil integral dari
turunan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
3
f ( x )= y=x + C
Contoh soal :
a. ∫ 8 x +4 x+3 dx
3
4 2
¿ 2 x +2 x +3 x +C
b. ∫ 2 x ( 2 x 2 +4 ) dx
¿ ∫ ( 4 x 3+ 8 x ) dx
4 2
¿ x + 4 x +C
Untuk soal diatas kita dapat menyelesaikannya dengan cara seperti yang
sudah diterangkan namun bisa juga memakai integral parsial
Bila u = f(x), v = g(x), dan diferensial du = f '(x) dx dan dv = g'(x) dx; maka
dalam bentuk yang paling sederhana aturan perkalian ini adalah
dv du 5
∫ u dx dx =uv−∫ v dx dx
Atau lebih sederhana :
Maka pengerjaan dari soal b diatas adalah :
∫ 2 x ( 2 x 2 +4 ) dx
Misal :
u = 2x
du
=2
dx
du=2 dx
2
dv =2 x +4
∫ dv=∫ 2 x2 + 4 dx
3
2
v= x + 4 x
3
¿ ( 43 x + 8 x )−( 31 x +4 x )+C
4 2 4 2
4 2
¿ x + 4 x +C