Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INTEGRAL DAN TURUNAN

MUHAMMAD REZA SAPUTRA


XII
TEKNIK PEMESINAN

SMK ADI LUHUR JAKARTA


Jl. Condet Raya No. 4 Balekambang Kec. Kramatjati, Jakarta Timur 13530
Telp./ Fax.: (021) 8400108 / (021) 87784043 Website: smkadiluhur.sch.id
E-mail: smkadiluhurjakarta@gmail.com

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena berkatnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya berharap dengan
dibuatnya makalah ini dapat memberikan pengertian kepada pembaca mengenai
konsep dari integral dan cara mengaplikasikannya. Saya juga berharap agar pembaca
akhirnya mengerti mengapa integral sangat penting untuk dipelajari karena
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna, Karena itu saya mohon maaf sebelumnya
kalau ada kata-kata yang mungkin sulit dipahami atau kekurangan kata-kata dan juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
kedepannya pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas waktunya untuk


membaca makalah ini. Saya juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jakarta, 27 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


a) Latar Belakang ..................................................................................... 1
b) Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II INTEGRAL ......................................................................................... 3


a) Pengertian Integral ............................................................................... 3
b) Macam-macam Integral ........................................................................3
1. Integral Tentu.................................................................................. 3
2. Integral Tak Tertentu...................................................................... 5

BAB III TURUNAN ........................................................................................ 8


a) Kesimpulan .......................................................................................... 10
b) Saran .....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalkulus adalah ilmu yang mempelajari perubahan, sebagaimana geometri


yang mempelajari bentuk dan aljabar yang mempelajari operasi dan
penerapannya untuk memecahkan persamaan. Informatika dan matematika
(kalkulus) hubungannya sangat erat. Dimana yang dipelajari di Informatika
adalah pembuatan software atau program yang di dalamnya di butuhkan
perhitungan dan logika yang pasti. Dalam pembuatan program juga
membutuhkan algoritma yaitu langkah-langkah sistematis dalam memecahkan
suatu masalah. Karena kalkulus sendiri adalah lanjutan dari matematika tepatnya
gabungan ilmu fisika & matematika, gunanya ya itu melatih "logika" kita dalam
berfikir, karena setiap masalah yg kita temui sehari2 khususnya di bidang teknik
informatika sebenarnya bisa di selesaikan dengan logika penyederhanaan.

Salah satu bab yang diajarkan di dalam kalkulus yaitu mempelajari tentang
integral. Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan
sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Pemahaman konsep
dari integral sendiri sangat diperlukan karena banyaknya kegunaan yang didapat
dari mempelajari bab ini.

B. Tujuan

Menyelesaikan tugas makalah tentang materi integral dan turunan yang


diberikan oleh guru.

1
BAB II
INTEGRAL

A. Pengertian Integral

Integral atau anti turunan merupakan bentuk operasi matematika yang


menjadi kebalikan (invers) dari operasi turunan (Integral tak tentu) dan
limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu (Integral tentu). Integral
dilambangkan dengan ‘ ∫ ’ sesuai dengan notasi asal Leibniz.

Pembuktian Anti turunan :


Untuk mendapatkan hasil dari bentuk
∫ f ( x ) dx=F ( x )+C
Kita harus memperlihatkan bahwa
D x [ F ( x ) +C ] =f (x)

B. Macam-macam Integral

1. Integral Tentu
Pengertian Integral ini memiliki batas atas dan batas bawah.
Didalam aplikasinya, integral tentu banyak digunakan untuk
menghitung luas di bawah kurva dengan batas-batas tertentu atau
menghitung volume benda jika diputar.
b

∫ f ( x ) dx=F ( x ) ¿ ba=F ( b )−F ( a )


a

Asal mula integral ini adalah masalah pada pencarian luas.


Ketika kita ingin menghitung luas dari segi-n beraturan , kita tidak
akan menemukan kesulitan sama sekali. Tetapi ketika kita meninjau
suatu daerah dengan batas melengkung, masalah penentuan luas
menjadi lebih sukar. Archimedes menyediakan kunci untuk suatu
penyelesaian. Luas lingkaran dihitung dnegan cara mengaproksimasi

2
daerah melengkung menggunakan poligon luar atau dalam dengan
kecermatan semakin besar.

P1 P2 P3

A(lingkaran) = nlim A ( Pn )
→∞

Integral ini berkaitan erat dangan jumlah Riemann. Jumlah


riemann adalah cara untuk menghitung luas daerah yang diarsir
dengan melakukan pendekatan dengan membagi daerah arsiran
menjadi beberapa persegi panjang, lalu semua luas persegi panjang
tersebut dijumlahkan.

Jumlah Riemann memiliki bentuk umum :


n

∑ f (x i ) ∆ x i
i=1

Suatu partisi P membagi interval [a, b] menjadi n interval-bagian (tidak


perlu sama)
∆ xi : x i−x i−1
xi : titik sampel untuk interval-bagian ke-i

Misalkan bahwa P, ∆ x i, dan x i memiliki makna seperti diatas.


Tetatpkan juga ‖P‖ , disebut norma P, menyatakan panjang interval-
bagian yang terpanjang dari partisi P.

Integral tentu :
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Jika
n
lim ∑ f (x i)∆ x i
‖P‖→ 0 i=1
b

Ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [a, b]. Lebih lanjut ∫ f ( x ) dx
a

, disebut integral tentu (atau integral Riemann) f dari a ke b, kemudian


diberikan oleh
b n
3
∫ f ( x ) dx=¿‖lim
P‖ →0
∑ f ( x i )∆ x i ¿
a i =1
Sifat-sifat operasi integral :
b b

1. ∫ k . f ( x ) dx=¿ k ∫ f ( x ) dx ¿
a a
b b b

2. ∫ [f ( x ) ± g ( x )] dx=¿∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx ¿
a a a
b a

3. ∫ f ( x ) dx=¿−∫ f ( x ) dx ¿
a b
a

4. ∫ f ( x ) dx=¿ 0 ¿
a

Contoh soal :
4

∫ 3 x 2−4 x+ 5 dx
1
3 2 4
¿ ¿ x −2 x +5 x ¿1
¿ ( 43−2. 42 +5.4 )−( 13 −2.12 +5.1 )
¿ ( 64−32+20 ) −(1−2+ 5)
¿ 52−4
¿ 48

2. Integral Tak Tentu

Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi


pengintegralan suatu fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru.
Fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa variabel) sehingga cara
pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak tentu ini disebut
"integral tak tentu".

Apabila sebuah turunan dari suatu fungsi, jika diintegralkan


akan menghasilkan sebuah fungsi itu sendiri. Contoh turunan dari
fungsi aljabar yaitu y=x 3 adalah y '=3 x 2 yang jika ditulis dalam
integral y=∫ 3 x dx . Beberapa kasus ditemukan bahwa banyak fungsi
2

memiliki hasil turunan yang sama seperti contoh tersebut seperti


3 3 2
y=x +3 atau y=x −10 keduanya memiliki turunan y '=3 x

4
Apabila turunan tersebut dintegralkan, maka seharusnya ialah
menjadi fungsi-fungsi awal sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus
tidak diketahui fungsi awal dari suatu turunan, maka hasil integral dari
turunan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
3
f ( x )= y=x + C

Dengan nilai C bisa berapapun jumlahnya. Notasi C ini biasa


disebut sebagai konstanta integral.

Integral tak tentu :


∫ f ( x ) dx=F ( x )+C
Atau
a
∫ a x n dx= (n+1) xn +1 +C

Contoh soal :
a. ∫ 8 x +4 x+3 dx
3

4 2
¿ 2 x +2 x +3 x +C
b. ∫ 2 x ( 2 x 2 +4 ) dx
¿ ∫ ( 4 x 3+ 8 x ) dx
4 2
¿ x + 4 x +C

Untuk soal diatas kita dapat menyelesaikannya dengan cara seperti yang
sudah diterangkan namun bisa juga memakai integral parsial

Integrasi parsial adalah kaidah yang mengubah integral perkalian fungsi


menjadi bentuk lain, yang diharapkan lebih sederhana. Kaidah ini berasal dari
kaidah darab pada kalkulus diferensial. Disebut Integral Parsial, karena
sebagian bentuk dilakukan operasi turunan sebagian operasi Integral.

Bila u = f(x), v = g(x), dan diferensial du = f '(x) dx dan dv = g'(x) dx; maka
dalam bentuk yang paling sederhana aturan perkalian ini adalah

dv du 5
∫ u dx dx =uv−∫ v dx dx
Atau lebih sederhana :
Maka pengerjaan dari soal b diatas adalah :

∫ 2 x ( 2 x 2 +4 ) dx
Misal :
u = 2x
du
=2
dx
du=2 dx

2
dv =2 x +4
∫ dv=∫ 2 x2 + 4 dx
3
2
v= x + 4 x
3

∫ udv =uv−∫ vdu


∫ 2 x ( 2 x 2 +4 ) dx
[ ( )] ( )
3 3
2 2
¿ 2x x + 4 x −∫ x + 4 x 2 dx
3 3

¿ ( 43 x + 8 x )−( 31 x +4 x )+C
4 2 4 2

4 2
¿ x + 4 x +C

Anda mungkin juga menyukai