Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEOREMA PERUBAHAN TOTAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Rekayasa


Dosen Pengampu:

Hidayatul Amri, ST., MT

OLEH:
DONY SAPUTRA WIJAYA
NIM. 222012022004

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI 2023
Teorema dasar kalkulus menjelaskan relasi antara dua operasi
pusat kalkulus, yaitu pendiferensialan (differentiation)
dan pengintegralan (integration).

Bagian pertama dari teorema ini, kadanng disebut sebagai telorma dasar
kalkulus pertama, menunjukkan bahwa sebuah integral taktentu dapat
[1]

dibalikkan menggunakan pendiferensialan.

Bagian kedua, kadang-kadang disebut sebagai teorema dasar kalkulus


kedua, mengijinkan seseorang menghitung integral tertentu sebuah fungsi
menggunakan salah satu dari banyak antiturunan. Bagian teorema ini
memiliki aplikasi yang sangat penting, karena ia dengan signifikan
mempermudah perhitungan integral tertentu.

Penyataan yang pertama kali dipublikasikan dan bukti matematika dari


versi terbatas teorema dasar ini diberikan oleh James Gregory (1638-
1675) . Isaac Barrow membuktikan versi umum bagian pertama teorema
[2]

ini, sedangkan anak didik Barrow, Isaac Newton (1643-1727)


menyelesaikan perkembangan dari teori matematika di
sekitarnya. Gottfried Leibniz (1646–1716) mensistematisasi ilmu ini
menjadi kalkulus untuk kuantitas infinitesimal.

Teorema dasar kalkulus kadang-kadang juga disebut sebagai Teorema


dasar kalkulus Leibniz atau Teorema dasar kalkulus Torricelli-Barrow.

Daftar isi
 1 Intuisi
 2 Pernyataan formal
 2.1 Bagian pertama
 2.2 Bagian kedua
 3 Korolari
 4 Contoh
 5 Pembuktian bagian pertama
 6 Pembuktian bagian kedua
 7 Perampatan
 8 Lihat pula
 9 Catatan kaki
 10 Referensi
 11 Pranala luar
Intuisi
Secara intuitif, teorema ini dengan sederhana menyatakan bahwa jumlah
perubahan infinitesimal suatu kuantitas terhadap waktu (atau terhadap
kuantitas lainnya) akan menumpuk menjadi perubahan total kuantitas.

Untuk memahami pernyataan ini, diberikan sebuah contoh: Misalkan


sebuah partikel berpindah mengikuti garis lurus dengan posisinya
diberikan sebagai x(t), dengan t adalah waktu dan x(t) berarti x adalah
fungsi dari t. Turunan dari fungsi ini sama dengan perbuahan infinitesimal
kuantitas, dx, per perubahan infinitesimal waktu, dt (tentu saja
turunannya sendiri tergantung pada waktu). Didefinisikan pula perubahan
jarak per perubahan waktu ini sebagai kecepatan v partikel. Dalam notasi
Leibniz:

Dengan menata ulang persamaan ini, terlihat bahwa:

Dengan logika di atas, sebuah perubahan x (atau Δx) adalah jumlah dari
perbuahan infinitesimal dx. Ia juga sama dengan jumlah dari hasil kali
infinitesimal dari turunan dan waktu. Penjumlahahan takterhingga ini
adalah pengintegralan; sehingga operasi penginteralan mengijinkan
pemulihan fungsi semula dari turunannya. Dengan pemikiran yang sama,
operasi ini juga dapat bekerja terbalik ketika kita menurunkan hasil dari
sebuah integral untuk memulihkan turunan semula.

Pernyataan formal
Terdapat dua bagian teorema dasar kalkulus. Secara kasar, bagian
pertama berkutat pada turunan sebuah antiturunan, sedangkan bagian
kedua berkutat pada relasi antara antiturunan dan integral tertentu.
Bagian pertama
Bagian ini kadang-kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus
pertama.

Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan pada


sebuah interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah fungsi yang
didefinisikan, untuk semua x pada [a, b], dengan

Maka F adalah kontinu pada [a, b], terdiferensialkan (differentiable)


pada interval terbuka (a, b), dan

untuk semua x pada (a, b)

Bagian kedua
Bagian ini kadang-kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus kedua.

Misalkan f adalah sebuah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan


pada interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah antiturunan dari f,
yakni salah satu dari fungsi-fungsi yang tak terhingga banyaknya yang
untuk semua x pada [a, b],

Maka
Korolari
Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada sebuah
interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah sebuah fungsi yang untuk
semua x pada [a, b],

Maka untuk semua x pada [a, b],

dan

Contoh
Misalkan kita perlu menghitung

Di sini, dan kita dapat menggunakan sebagai


antiturunan. Sehingga:

Atau lebih umumnya, misalkan kita perlu menghitung

Di sini, dan kita dapat menggunakan sebagai


antiturunan. Sehingga:
Namun hasil ini akan lebih mudah didapatkan apabila menggunakan:

Pembuktian bagian pertama


Andaikan

Misalkan terdapat dua bilangan x1 dan x1 + Δx pada [a, b]. Sehingga


didapatkan

dan

Pengurangan kedua persamaan di atas menghasilkan

Bisa ditunjukan bahwa

(Jumlah dari luas wilayah yang bersampingan sama dengan jumlah


kedua wilayah yang digabungkan.)

Dengan memanipulasi persamaan ini, kita dapatkan


Substitusikan persamaan di atas ke (1), sehingga

Menurut teorema nilai antara untuk pengintegralan, terdapat


sebuah c pada [x1, x1 + Δx] sehingga

Substitusikan persamaan di atas ke (2), kita dapatkan

Bagi kedua sisi dengan Δx, menghasilkan

Perhatikan pula ekspresi pada sisi kiri persamaannya adalah hasil


bagi beda Newton untuk F pada x1.

Dengan mengambil limit Δx → 0 pada kedua sisi persamaan:

Ekspresi pada sisi kiri persamaan adalah definisi turunan dari F pada x1.

Untuk mencari limit lainnya, kita gunakan teorema apit. c ada pada
interval [x1, x1 + Δx], sehingga x1 ≤ c ≤ x1 + Δx.

Juga, dan

Sehingga menurut teori apit,


Substitusikan ke (3), kita dapatkan

Fungsi f kontinu pada c, sehingga limit dapat diambil di dalam fungsi.


Oleh karena itu, kita dapatkan

yang menyelesaikan pembuktian

(Leithold dkk., 1996)

Pembuktian bagian kedua


Ini adalah pembuktian limit menggunakan penjumlahan Riemann.

Misalnya f kontinu pada interval [a, b], dan F adalah antiturunan dari f.
Dimulai dengan kuantitas

Misalkan pula terdapat bilangan-bilangan

x1, ..., xn

sehingga

Maka

Sekarang kita tambahkan setiap F(xi) bersamaan dengan balikan aditif


(inverse additive), sehingga kuantitas yang dihasilkan adalah sama:
Kuantitas di atas dapat ditulis sebagai penjumalhan berikut:

Kemudan kita akan menggunakan teorema nilai purata. Dinyatakan


dengan singkat,

Misalkan F kontinu pada interval tertutup [a, b] dan terdiferensialkan


pada interval terbuka (a, b). Maka terdapat c pada (a, b) yang

Sehingga

Fungsi F terdiferensialkan pada interval [a, b]; sehingga ia juga


terdiferensialkan dan kontinu pada setiap interval xi-1. Oleh karena itu,
menurut teorema nilai purata,

Substitusikan persamaan di atas ke (1), kita dapatkan

Asumsi ini mengimplikasikan Juga, dapat


diekspresikan sebagai dari partisi .

Deret yang konvergen dari penjumlahan Riemann. Angka pada kanan atas adalah luas dari persegi panjang abu-abu. Ia
konvergen ke intergal fungsi tersebut.
Perhatikan bahwa kita sedang menjelaskan luas persegi panjang, dengan
lebar kali tinggi, dan kita menggabungkan total semua luas persegi
panjang tersebut. Setiap persegi panjang, dengan teorema nilai purata,
merupakan pendekatan dari bagian kurva yang digambar. Juga perhatikan
bahwa tidak perlulah sama untuk setiap nilai , atau dengan kata lain
lebar persegi panjang dapat berbeda-beda. Apa yang perlu kita lakukan
adalah mendekatkan kurva tersebut dengan persegi panjang. Semakin
kecil partisi ini dan semakin besar n, maka kita akan mendapatkan luas
wilayah kurva yang semakin mendekati nilai sebenarnya.

Dengan mengambil limit ekspresi norma partisi mendekati nol, kita


mendapatkan integral Riemann. Yakni, kita mengambil limit partisi yang
terbesar mendekati nol dalam hal ukuran, sehingga partisi-partisi lainnya
lebih kecil dan jumlah partisi mendekati tak terhingga.

Maka kita mengambil limit pada kedua sisi (2). Kita dapatkan

Baik F(b) maupuan F(a) tidak bergantung pada ||Δ||, sehingga limit pada
bagian sisi kiri tetaplah F(b) - F(a).

Ekspresi pada sisi kanan persamaan merupakan definisi dari integral


terhadap f dari a ke b. Sehingga kita dapatkan:

yang menyelesaikan pembuktian.


Perampatan
Kita tidak perlu mengasumsikan kekontinuan f pada keseluruhan interval.
Bagian I dari teorema menyatakan: Jika f adalah setiap fungsi terintegral
Lebesgue pada [a, b] dan x0 adalah bilangan pada [a, b]
sehingga f kontinu pada x0, maka

terdiferensialkan untuk x = x0 dengan F'(x0) = f(x0). Kita dapat


melonggarkan kondisi f lebih jauh dan andaikan bahwa ia hanyalah
terintegralkan secara lokal/setempat. Pada kasus ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa fungsi F terdiferensialkan hampir di mana-mana
dan F'(x) = f(x) hampir di mana-mana. Ini kadang-kadang dikenal
sebagai Teorema pendiferensialan Lebesgue.

Bagian II dari teorema adalah benar untuk setiap fungsi terintegral


(integrable fungction) Lebesgue f yang mempunyai sebuah
antiturunan F (tidak semua fungsi terintegral mempunyainya).

Versi teorema Taylor yang mengekspresikan suku galat (error term)


sebagai sebuah integral dapat dilihat sebagai sebuah perampatan
(generalization) dari teorema dasar.

Terdapat sebuah versi teorema untuk fungsi kompleks: andaikan U adalah


himpunan terbuka pada C dan f: U → C adalah fungsi yang mempunyai
sebuah antiturunan holomorfik F pada U. Maka untuk setiap kurva γ:
[a, b] → U, integral kurva dapat dihitung sebagai

Teorema dasar dapat dirampatkan ke integral kurva dan permukaan pada


dimensi yang lebih tinggi dan pada manifold.

Salah satu pernyataan yang paling kuasa (powerful) adalah teorema


Stokes: Diberikan M sebagai manifold mulus
sesepenggal dimensi n berorientasi dan adalah sebuah bentuk n−1,
yakni bentuk diferensial yang disangga secara kompak pada M kelas C1.
Jika ∂M menandakan sempadan M dengan orientasi terinduksinya, maka

Di sini adalah turunan luar yang hanya terdefinisikan menggunakan


struktur manifold.

Teorema ini seringkali digunakan dalam situasi ketika M adalah


submanifold berorientasi terbenam (embedded oriented submanifold)
dari manifold yang lebih besar di mana bentuk didefinisikan

Lihat pula
 Diferintegral

Catatan kaki
1. ^ Lebih tepatnya, teorema ini berkutat pada integral tertentu dengan limit
atas variabel dan limit bawah sembarang. Jenis integral tertentu ini
mengijinkan kita menghitung satu dari banyak antiturunan sebuah fungsi
(kecuali untuk yang tidak nol). Oleh karena itu, ia hampir setara
(ekuivalen) dengan integral taktentu, didefinisikan oleh kebanyakan
penulis sebagai sebuah operasi yang menghasilkan salah satu antiturunan
sembarang sebuah fungsi, meliputi yang tidak nol.
2. ^ See, e.g., Marlow Anderson, Victor J. Katz, Robin J. Wilson, Sherlock
Holmes in Babylon and Other Tales of Mathematical History, Mathematical
Association of America, 2004, p. 114.

Referensi
 Larson, Ron, Bruce H. Edwards, David E. Heyd. Calculus of a single
variable. 7th ed. Boston: Houghton Mifflin Company, 2002.
 Leithold, L. (1996). The calculus 7 of a single variable. 6th ed. New
York: HarperCollins College Publishers.
 Malet, A, Studies on James Gregorie (1638-1675) (PhD Thesis,
Princeton, 1989).
 Stewart, J. (2003). Fundamental Theorem of Calculus. In Integrals.
In Calculus: early transcendentals. Belmont, California:
Thomson/Brooks/Cole.
 Turnbull, H W (ed.), The James Gregory Tercentenary Memorial
Volume (London, 1939)

Pranala luar
 Pembuktian Euclides teorema dasar kalkulus James Gregory di Convergence
 Pembuktian Isaac Barrow dari teorema dasar kalkulus
 Teorema dasar kalkulus untuk variable n

Anda mungkin juga menyukai