Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/294304402

ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN FULL WIDTH HALF MAXIMUM (FWHM)


DENGAN METODE RIETVELD (STUDI KASUS : KALSIT (CaCO 3 ))

Article · January 2000

CITATION READS

1 4,169

5 authors, including:

Irzaman Husein
Bogor Agricultural University
162 PUBLICATIONS   426 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ferroelectric View project

KARAKTERISASI OPTIK DAN SIFAT LISTRIK FILM LiTaO 3 PADA VARIASI SUHU ANNEALING View project

All content following this page was uploaded by Irzaman Husein on 14 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN FULL WIDTH HALF
MAXIMUM (FWHM) DENGAN METODE RIETVELD
(STUDI KASUS : KALSIT (CaCO3))

Irzaman1, Y. Sudiana2, M. Hikam3, W. Loeksmanto4, M. Barmawi4


1
Jurusan Fisika FMIPA IPB, Kampus IPB Baranangsiang Jl. Raya Pajajaran Bogor - 16144
2
Alumni Jurusan Fisika FMIPA IPB
3
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Indonesia, Kampus UI Depok
4
Jurusan Fisika FMIPA ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung - 40132

Abstract
Telah dilakukan optimasi analisis data XRD pada suhu ruang dengan
penghalusan parameter metode Rietveld pada bahan kalsit (CaCO3). Dalam analisis
ini diperoleh 21 parameter yang diperhalus mencakup latar belakang (6), faktor skala
(1), pergeseran titik nol (1), bentuk puncak U,V,W (3), koefisien puncak FWHM (3),
site occupancy (6) dan arah kecenderungan orientasi (preferred orientation) (1).
Dihasilkan nilai indikator RBragg (RB) = 2,86 %.
Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur kristal kalsit adalah heksagonal,

grup ruang (space group) : R 3 C, parameter kisi hasil penghalusan adalah a = b =
4,9891 Å, c = 17,0424 Å,  =  = 90o,  = 120o dan fungsi bentuk puncak intensitas
FWHM adalah H = (- 0,0716 tg2  + 0,0344 tg  + 0,04124)1/2. Ukuran kristalit Kalsit
(CaCO3) menggunakan Metode Rietveld dalam selang 422,9 Å sampai dengan
515,5 Å dengan ukuran kristalit rata-rata 463,2 Å.

KATA KUNCI : XRD, Rietveld, Kalsit, FWHM, RBragg, ukuran kristalit.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hugo M. Rietveld telah menemukan metode pemograman yang diberi nama
Metode Rietveld pada tahun 1967 dengan basis data difraksi sinar-x (XRD) maupun
difraksi netron. Pada mulanya program Rietveld ini digunakan untuk data difraksi
netron, namun Willes dan Young (1981 dalam Hill dan Howward, 1986) membuat
modifikasi program Rietveld pada data difraksi sinar-x (XRD). Hill dan Howard
(1986) menyederhanakan program tersebut sehingga dapat digunakan pada perangkat
VAX Mainframe Computer IBM. Li dan Li (1991) mengadaptasi program Rietveld
agar dapat digunakan pada personal computer (PC) dengan nama PCRTVD.
Bahan kalsit sangat penting dalam pertanian dan fisika bumi, karena berperan
dalam pemupukan dan kesuburan tanah. Kalsit sangat menarik untuk diteliti lebih
lanjut karena selain berperan dalam analisis fisika tanah, kalsit juga memiliki sifat
yang menarik sebagai suatu bahan mineral yang tersusun atas bongkahan kecil
(cleavage) serta dapat menghasilkan refraksi ganda (double refraction) (Pierce, 1970).

41
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menentukan karakteristik kristalografi bahan kalsit
(CaCO3) dari data XRD dengan Metode Rietveld dan menganalisis nilai Full Width
Half Maximum (FWHM) untuk menghitung ukuran kristalit bahan kalsit (CaCO 3).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pola difraksi sinar-x (XRD) merupakan akibat dari hamburan oleh atom-atom
yang terletak pada suatu bidang hkl dalam kristal dan pola intensitas difraksi
mengandung informasi penting mengenai struktur kristalografi suatu bahan
(Loeksmanto, 1998). Secara teoritis, pola (kurva) intensitas difraksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor sesuai dengan Persamaan (1) (Young, 1993) :

y ci  SLk Fk  2 i  2 k Pk A  y bi


2
(1)

keterangan : y ci = intensitas teoritis/kalkulasi (cps), S = faktor skala, k = indeks Miller

hkl dari refleksi Bragg, Lk = faktor Lorentz, polarisasi dan multiplisitas, Fk = faktor
struktur refleksi Bragg ke-k,  (2 i  2 k ) = fungsi profil refleksi, Pk = kecenderungan

orientasi (preferred orientation), A = faktor absorpsi dan suhu, ybi = intensitas latar
belakang (background) ke-i (cps).
Fungsi bentuk puncak intensitas Full Width Half Maximum (FWHM = H)
dalam dirumuskan sesuai Persamaan (2) (Young, 1993) :
1
H  (U tg 2  V tg  W ) 2 , (2)
keterangan : U, V, W adalah parameter-parameter fungsi bentuk puncak intensitas
Full Width Half Maximum.
Metode Rietveld merupakan metode penghalusan (refinement) struktur kristal
memanfaatkan langsung pola intensitas yang diperoleh dari pengukuran difraksi
bubuk bahan (Hill dan Howard, 1986). Data dari pola difraksi ini dicatat dalam bentuk
numerik intensitas yi yang bergantung dari sudut difraksi (2) pada ribuan langkah
secara simultan. Metode Rietveld mencocokkan (fitting) antara kurva difraksi teoritis
berdasarkan Persamaan (1) dengan kurva difraksi eksperimen sampai terdapat
kesesuaian antara kedua kurva secara keseluruhan dengan indikator tingkat
keberhasilan menunjukkan bahwa nilai RBragg (RB) lebih kecil dari 10 %

42
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).
Indikator tingkat keberhasilan RBragg (RB) dirumuskan sesuai Persamaan (3)
(Newton dan Raphson, 1991) :

RBragg 
 I I
ok ck
, (3)
I ok

keterangan : Iok = Intensitas kurva eksperimen yang ditinjau pada refleksi Bragg ke-k
diakhir putaran (cps), Ick = Intensitas kurva teoritis yang ditinjau pada refleksi Bragg
ke-k diakhir putaran penghalusan (cps).
Scherrer dalam Cullity (1978) menghitung ukuran kristal () dari FWHM (H)
sesuai Persamaan (4) :
k
H (4)
 cos  B
keterangan : k = konstanta = 1 ;  = panjang gelombang yang digunakan dalam XRD
(1,5406 Å) ; B = sudut difraksi (derajat).

III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan dua metode mencakup metode pertama
difraktometer yang menghasilkan pola intensitas data XRD, sudut 2 dari 3,00o
sampai 59,96o membentuk kurva eksperimen dan metode kedua yakni metode
Rietveld yang menganalisis data XRD membentuk kurva teoritis (kalkulasi)
mencakup informasi struktur kristal, multiplisitas, (FWHM), arah kecenderungan
orientasi. Gambar 1 menunjukkan diagram alur penelitian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Telah dilakukan optimasi analisis data XRD pada suhu ruang dengan
penghalusan parameter metode Rietveld pada bahan kalsit (CaCO3). Dalam analisis
ini diperoleh 21 parameter yang diperhalus mencakup latar belakang (6), faktor skala
(1), pergeseran titik nol (1), bentuk puncak U,V,W (3), koefisien puncak FWHM (3),
site occupancy (6) dan arah kecenderungan orientasi (preferred orientation) (1) sesuai
dalam Tabel 1.

43
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).

Bubuk Kalsit

Karakterisasi
XRD

Tidak
Sesuai dengan PDF
(Powder Data File)

Ya

Data XRD Kalsit

Metode Rietveld

Tidak
Tingkat keberhasilan
RBragg < 10 %

Ya

Analisis FWHM Selesai


dan ukuran kristalit

Gambar 1. Diagram alur Penelitian

44
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).

Tabel 1. Program Masukan dari Metode Rietveld untuk Bahan Kalsit (CaCO 3)

XRPD DATA OF CALCITE


0 4 1 0 0 0 0
001010000000
1.54439 1.54060 .0001 .0000 5.0000 .8000 .000 100.0000
.0000
20 .10 .50 .50 .50 .50 3.000 .020 59.960
21
-.0086 21.0000
31.2856 -2.76361 .158148 -.312741E-02 .205978E-04 332.539
31.000000 41.000000 51.000000 61.000000 71.000000
81.000000
**** Phase 1: calcite, RHOMBOHEDRAL ****
5 1.0 .0 4.0
R -3 C
CA CA .17492 .53868 -.34700 1.00000 .10161
.00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
C C .22788 .29473 .54781 1.00000 .00051
.00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
O O .26042 .15835 .55637 1.00000 .33237
.00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
O O .52962 .59378 .54861 1.00000 .81063
.00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
O O .66369 .32813 .47733 1.00000 .42788
.00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
.401447E-02 7.90144
-.0716 .0344 .04124
4.9891 4.9891 17.0424 90.0000 90.0000120.0000
.94362 .00000 .00000
1.04723 -.05082 .000808
.000 .000 171.000 .000 181.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 191.000 .000 191.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 201.000 .000 201.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 211.000 .000 211.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
11.000000 161.000
101.000 111.000 121.000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
91.000 .000 .000
131.000 141.000 151.000

45
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).
Dihasilkan nilai indikator RBragg (RB) = 2,86 % dengan hasil Gambar 2,
Gambar 3, Gambar 4. Gambar 2 menunjukkan kurva XRD hasil eksperimen,
Gambar 3 menunjukkan kurva XRD hasil teoritis menggunakan metode Rietveld dan
Gambar 4 menunjukkan selisih kurva eksperimen dengan kurva teoritis yang tampak
relatif berupa garis lurus (RBragg mendekati 0 %).
Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur kristal kalsit adalah heksagonal,

grup ruang (space group) : R 3 C, parameter kisi hasil penghalusan adalah a = b =
4,9891 Å, c = 17,0424 Å,  =  = 90o,  = 120o dan fungsi bentuk puncak intensitas
FWHM adalah H = (- 0,0716 tg2  + 0,0344 tg  + 0,04124)1/2. Tabel 2 menunjukkan
hasil perhitungan ukuran Kristalit () berdasarkan Persamaan (4) :

Tabel 2. Perhitungan Ukuran Kristalit berdasarkan FWHM dengan Metode Rietveld


NO SUDUT INDEK FWHM UKUR-AN
2 MILLER EKSPE- TEORITIS KRIS-
(derajat) hkl RIMEN (RIETVELD) TALIT (Å)
(XRD) (derajat)
(derajat)
1 23,061 012 0,22 0,213 422,9
2 29,418 104 0,22 0,213 428,4
3 31,471 006 0,22 0,213 430,5
4 35,973 110 0,22 0,212 437,8
5 39,419 113 0,22 0,211 444,4
6 43,165 202 0,21 0,209 454,2
7 47,129 024 0,21 0,206 467,5
8 47,551 018 0,21 0,206 468,2
9 48,532 116 0,21 0,205 472,3
10 56,569 211 0,20 0,198 506,2
11 57,407 122 0,20 0,197 510,9
12 58,140 1 0 10 0,20 0,196 515,3
Rata-rata 463,2

46
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).

Gambar 2. Kurva XRD Hasil Eksperimen Bahan Kalsit

Gambar 3. Kurva XRD Hasil Teoritis menggunakan Metode Rietveld

12000
10000
Selisih intensitas (a.u)

8000
6000
4000
2000
0
-2000 3 9 15 21 27 33 39 45 51 57 63
-4000
-6000
-8000
-10000
-12000
Sudut 2-the ta (de r ajat)

Gambar 4. Selisih Kurva XRD antara data eksperimen dengan hasil Rietveld (teoritis)

47
Jurnal Kontribusi Fisika Indonesia. ITB Bandung, 11 (2), 41 – 48 (2000).
V. KESIMPULAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur kristal kalsit adalah heksagonal,

grup ruang (space group) : R 3 C, parameter kisi hasil penghalusan adalah a = b =
4,9891 Å, c = 17,0424 Å,  =  = 90o,  = 120o dan fungsi bentuk puncak intensitas
FWHM adalah H = (- 0,0716 tg2  + 0,0344 tg  + 0,04124)1/2. Dihasilkan nilai
indikator RBragg (RB) = 2,86 % berarti Metode Rietveld ini cukup berhasil.
Ukuran kristalit Kalsit (CaCO3) menggunakan Metode Rietveld dalam selang
422,9 Å sampai dengan 515,5 Å dengan ukuran kristalit rata-rata 463,2 Å.
Untuk meyakinkan ukuran kristalit yang telah diperoleh, maka dalam
penelitian lebih lanjut disarankan untuk dilakukan karakterisasi permukaan dengan
metode SEM (Scanning Electron Microscopy).

VI. DAFTAR PUSTAKA

Cullity, B.D. 1978. Elements of X-ray Diffraction. Second Edition. Addison Wesley
Publishing Company, Massachusetts.
Hahn, T. 1983. International Tables For Crystallography. Volume A : Space Group
Symmetry. The International Crystallography. D. Reidel Publishing Company,
Boston.
Hill, R. J., and C. J. Howward. 1986. A Computer Program for Rietveld Analysis of
Fixed Wavelength X-ray and Neutron Powder Diffraction Patterns. Australian
Atomic Energy Commission. Research Establishment, New South Wales.
Australia.
Irzaman. 1997. Analisis material Ferroelektrik dengan Metdoe Rietveld (Studi kasus
KH2PO4). Tesis. Program Studi Ilmu Fisika Program Pascasarjana Universitas
Indonesia, Jakarta.
Li, J. Y., and D. Y. Li. 1991. A Personal Computer Based Rietveld Analysis Program.
Australian X-ray Analytical Association, p : 39 - 45.
Li, J. Y., D. Y. Li., and B. H. O. Connor. 1991. Program PCRTVW-PC Version of
Rietveld Program LHPM 10 and Assciated Program Weight. Australian X-ray
Analytical Association, p : 19 - 29.
Loeksmanto, W. 1998. Difraksi : Suatu Cara menentukan Struktur Kristal. Prosiding
Semianr dan Workshop High Superconductors. Kerjasama Fisika ITB dan
Universiteit van Amsterdam, Bandung.
Pierce, J. B. 1970. The Chemistry of Matter. Houghton Mifflin Company, Boston.
Sitepu, H., B. H. O'Connor and D. Y. Li. 1996. Preferred Orietation in Powders and
Its Influence on Rietveld X-ray Powder Diffraction Pattern-Fitting.
Phys. J. I : 73-80.
Sudiana, Y. 1999. Analisis Struktur Kristal Kalsit (CaCO3) dengan Metode Rietveld.
Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA IPB, Bogor.
Young, R. A. 1993. Rietveld Method. Internastional Union of Crystallography, Oxford
University Press, England.

48

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai