Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS I

MT3205 METODA KOMPUTASI DALAM TEKNIK MATERIAL


Phase Field

Kelompok:

Yasya Nur Muhammad 13716017

M Danni Rachman 13716020

David Mangisi D 13716027

Tanggal Tugas 2 April 2019

Tanggal Pengumpulan Laporan 5 April 2019

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Boronizing merupakan jenis perlakuan termokimia, di mana atom boron yang


didifusikan ke dalam substrat logam untuk membentuk struktur borida yang keras pada
permukaan logam. Ada dua tipe utama struktur borida, FeB dan Fe 2B, di mana keberadaan
dari kedua fasa tergantung pada kondisi dari proses seperti temperatur. Fasa FeB ada ketika
temperatur proses relatif rendah (di bawah 1223 K), sedangkan fasa Fe 2B dapat muncul pada
kondisi temperatur yang lebih tinggi (1223-1373 K) dan waktu boronizing yang lebih lama.
Sebagai tambahan, fasa FeB juga dianggap memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding
fasa Fe2B, tetapi struktur ini lebih getas dari fasa Fe 2B. Oleh karena itu, pada banyak kasus,
lebih baik terdapat Fe2B fasa tunggal dibanding fasa FeB pada struktur borida, karena Fe 2B
fasa tunggal dianggap memiliki ketangguhan lebih tinggi daripada struktur dengan fasa FeB.
Secara keseluruhan struktur borida memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan
produk termokimia lainnya, seperti struktur borida pada baja AISI 5115 dapat menghasilkan
kekerasan sekitar 1900 HV dibandingkan hanya sekitar 800 HV pada lapisan terkaburasi pada
baja yang sama.

Meskipun proses boronizing memberikan peningkatan yang signifikan pada kualitas


material, referensi yang dapat ditemukan untuk proses ini sangat terbatas. Di antaranya, studi
pada proses pack boronizing menarik minat paling banyak karena proses ini memberikan cara
yang lebih mudah untuk membuat lapisan borida. Salah satu riset yang paling berkembang
pada proses pack boronizing dilakukan oleh Keddam yang mengerjakan simulasi kinetika
pertumbuhan Fe2B, mempertimbangkan sifat termodinamik dari diagram fasa Fe-B dan
mengadopsi difusifitas boron dari Campos dkk. Pada studi terkini, metoda phase-field
diaplikasikan untuk mensimulasikan pertumbuhan borida Fe 2B tunggal dari fasa austenit dan
mengambil beberapa data eksperimen penting tentang pack boronizing oleh besi ARMCO
oleh Campos dkk yang juga digunakan sebagai data input untuk simulasi proses boronizing
oleh Keddam. Berbeda dengan simulasi proses boronizing sebelumnya yang menggunakan
persamaan kesetimbangan massa sebagai model dasar, model phase-field untuk pertumbuhan
fasa borida diperoleh dari fungsi energi bebas Ginzburg-Landau yang memperhitungkan nilai
energi bebas dari database termokimia dan parameter fisik yang berkaitan dari material
seperti energi antarmuka dan ketebalan antarmuka dari material yang bersangkutan. Metode
ini telah dibuktikan untuk mensimulasikan berbagai jenis transformasi fasa, seperti
transformasi austenit-ferit pada baja. Satu poin penting dari metode ini yaitu tidak perlu
melakukan perhitungan kondisi antarmuka yang kompleks, yang dapat mempersulit
pekerjaan simulasi.

Akan tetapi masih ada satu masalah dalam mengembangkan simulasi phase-field
untuk pertumbuhan fasa Fe2B, yaitu menjelaskan tenaga penggerak energi bebasnya. Karena
Fe2B adalah senyawa garis yang energi bebasnya didefinisikan tidak bergantung pada
konsentrasi (pada database termodinamik), maka dari itu tidak akan ada turunan energi
bebasnya pada konsentrasi yang dibutuhkan dalam membangun model profil difusi yang
berpasangan dengan model evolusi phase-field. Salah satu pendekatan yang umum untuk
menyelesaikan masalah ini dengan membuat asumsi bahwa energi bebas dari senyawa ini
memiliki hubungan parabolik dengan konsentrasi. Studi terkini juga menggunakan
pendekatan yang sama, dan untuk mengevaluasi kebercayaan pendekatan ini, variabel energi
bebas dibiarkan sebagai satu-satunya variabel yang dioptimasi, sementara parameter penting
lain seperti mobilitas antarmuka, fluks difusi, dan koefisien difusi diambil dari data
percobaan dan hasil simulasi juga dibandingkan dengan data percobaan terkait. Turunan dari
model phase-field dan juga tenaga penggerak energi bebasnya akan dijelaskan pada subseksi
berikutnya.
BAB II

DATA

2.1 Data Simulasi

Dari data yang didapat menggunakan simulasi program simply fortran yang telah
dilaukan dengan mengubah variasi nilai F yang diberkan pada tabel yang diberikan,
didapatkan:

1. Variasi 1 dengan nilai F = 3 x 106

Gambar 1. Grafik Orde Parameter Terhadap Pergerakan Interface


Gambar 2. Grafik Konsentrasi Terhadap Pergerakan Interface

2. Variasi 2 dengan nilai F= 3.2 x 106

Gambar 3. Grafik Orde Parameter Terhadap Pergerakan Interface


Gambar 4. Grafik Konsentrasi Terhadap Pergerakan Interface

3. Variasi 3 dengan nilai F= 3.4 x 106

Gambar 5. Grafik Orde Parameter Terhadap Pergerakan Interface


Gambar 6. Grafik Konsentrasi Terhadap Pergerakan Interface

4. Variasi 3 dengan nilai F= 3.6 x 106

Gambar 7. Grafik Orde Parameter Terhadap Pergerakan Interface


Gambar 8. Grafik Konsentrasi Terhadap Pergerakan Interface

5. Variasi 3 dengan nilai F= 3.8 x 106

Gambar 9. Grafik Orde Parameter Terhadap Pergerakan Interface


Gambar 10. Grafik Konsentrasi Terhadap Pergerakan Interface
BAB III

ANALISIS

Berdasarkan percobaan simulasi dengan metoda phase field yang telah dilakukan
terdapat 5 kasus yang disimulasikan pada percobaan kali ini untuk mendekati kondisi ideal
yang terjadi pada keadaan sesungguhnya. Simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi
simply fortran dimana model pemrograman telah ditentukan sebelumnya. Pada pemodelan
kali ini terdapat parameter b, f sebagai model termodinamika. Variasi yang diubah adalah
kontanta F yang tercantum dalam paper yang telah disediakan sedangkan untuk konstanta b
dan y pada simulasi kali ini dibuat tetap. Nilai konstanta F ini sebagai faktor pengali dari
konsentrasi Gibb free energy dari borida agar nilai model larutanya tepat. Setelah program di-
run maka akan dihasilkan data yang banyak berupa interpolasi pemodelan hingga 100.000
kali di tiap kasusnya. Dari data yang banyak ini kemudian dipilih data orde parameter dan
pergerakan interface (depth) untuk kemudian di plot kedalam sebuah grafik untuk melihat
perbedaan di tiap kasus yang diberikan.

Variasi nilai F yang dilakukan akan menyebabkan pergerakan interface yang terjadi
pada pemodelan. Namun dalam pemodelan ini akan ditentukan kondisi awal agar dapat
diperoleh pergerakan interface yang terjadi. Adanya pergerakan interface dapat menunjukkan
adanya transformasi fasa dari austenite menjadi boride ataupun adanya boride yang berhasil
masuk kedalam substrat.

Pada tiap kasus yang diberikan dari kasus pertama hingga kasus kelima, terdapat
pergerakan interface yang terjadi dengan ditunjukkan oleh bergesernya grafik yang semakin
kekanan. Namun khusus pada kasus ke 5 terjadi perubahan dan pergerakan interface yang
signifikan yang menunjukan bahwa pergerakan interface tersebut mendekatan kondisi ideal
yang sesungguhnya. Sehingga pemodelan dengan kasus 5 ini merupakan pemodelan yang
cukup ideal utuk dapat merepresesntasikan kondisi yang sesuangguhnya. Variasi dari nilai f
mempengaruhi yang nilai free energy gibbs dari paduan, akibatnya pergerakan interface
menjadi lebih tinggi dan kurva bergeser ke arah kanan setiap 10000 steps
DAFTAR PUSTAKA.

- Ramdan, Raden Dadan. Takaki, Tomohiro. Tomita Yoshihiro. Free Energy Problem
for the Simulations of the Growth of Fe2B Phase Using Phase-Field Method. 2008.
Japan: The Japan Instiute Of Metals.

Anda mungkin juga menyukai