Anda di halaman 1dari 6

J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal.

114 - 119 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X

KARAKTERISTIK DAN PERTUMBUHAN


KONSORSIUM MIKROBA LOKAL DALAM MEDIA
MENGANDUNG MINYAK BUMI

Wage Komarawidjaja
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Laboratory microcosm observation were conducted to study the effect of media
culture containing oil spill in microbial growth ability . Laboratory microcosms was
inoculated with oil microbial consortia isolated from oil spill sample in Cepu oil field.
Based on the colony characteristic differentiation, 5 microbial types identified from
the sample. At the end of enrichment period and acclimatization on the BH media
containing 5% Cepu crude oil, all isolates as microbial consortia put into growth
experiment media.
The experiment proved that microbes could be able utilizing oil as carbon source
for their cell multiplication. The results showed the more the turbidity concentration
increase, the more the microbial population rise. These studies indicates that
reducing oil spill utilizing in situ bioremediation technologies can be realized.
Keywords : spill oil, oil pollution, bioremediation

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak bumi merupakan salah satu Fenomena tersebut memacu upaya


sumber energi utama yang tidak pernah penanggulangan melalui berbagai proses
lepas dari kehidupan manusia. Terlepas dari kimia, fisik dan biologi untuk menekan
semua hal positif yang didapat dari akumulasi senyawa organic toksik pada
penggunaan minyak bumi sebagai sumber lingkungan tanpa menimbulkan kerusakan
energi, ada beberapa hal negatif yang ekosistem di kemudian hari.
sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika
Upaya pemulihan lingkungan tercemar
menggunakan minyak bumi dalam
limbah beracun berbahaya (B3) tersebut
eksploitasi, pengolahan, maupun dalam
membutuhkan suatu prosedur yang
pendistribusian. Oleh karena itu,
sistimatik, dilakukan dengan cara bertahap
Pemanfaatan minyak bumi yang tidak
dan dilaksanakan dengan pendekatan
memperhatikan kelestarian lingkungan tentu
multidisiplin yang diintegrasikan dari
akan merugikan manusia itu sendiri dan
berbagai disiplin keilmuan yang berbeda.
pada akhirnya pencemaran lingkungan
tersebut akan berdampak negatif khususnya Sebenarnya, sudah banyak tersedia
kepada kesehatan masyarakat. teknologi untuk digunakan dalam rangka
upaya pemulihan lahan tercemar

114 Komarawidjaja, W. 2009


(remediasi), namun yang terpenting adalah Bakteri yang diketahui memiliki
bagaimana memilih teknologi yang sesuai kemampuan dalam mendegradasi minyak
dengan jenis bahan pencemar, sesuai antara lain Pseudomonas aeruginosa,
dengan karakeristik lahan tercemar, biaya Serratia marcescens, Acinetobacter
yang dibutuhkan serta factor waktu sebagai baumannii, Baccillus megaterium, Baccillus
pembatas. cereus, Fussarium vertiaculloide, dan
Candida tropicalis.3, 4, 5)
Salah satu teknik remediasi yang
memanfaatkan mikroba dikenal sebagai Bakteri yang terdapat di alam tidak
Bioremediasi. Hal ini sangat menarik, hanya berada dalam bentuk tunggal tetapi
karena prosesnya ramah lingkungan dengan campuran. Begitupula, bakteri yang terdapat
biaya lebih kompetitif dibandingkan dengan pada daerah tercemar minyak mentah.
teknik fisikokimia.1) Mikrobai petrofilik yang terdapat pada daerah
tercemar minyak mentah tidak hanya berada
Pengertian dari bioremediasi sendiri
dalam bentuk tunggal tetapi campuran.
adalah proses penguraian limbah
Satu jenis mikroba yang bekerja sendiri tidak
(pencemar) menggunakan agen biologi
akan mampu untuk mendegradasi beragam
(mikroba) yang dilakukan dalam kondisi
senyawa yang terdapat pada minyak
terkendali (controlled condition). Proses
mentah6). Penggunaan konsorsium mikroba
bioremediasi dapat terjadi secara alamiah
cenderung memberikan hasil yang lebih
oleh mikroba yang terdapat pada lingkungan
baik dibandingkan penggunaan isolat
tercemar (intrinsict bioremediation).
tunggal, karena diharapkan kerja enzim dari
Meskipun demikian, sering kali dilakukan
tiap jenis mikroba dapat saling melengkapi
beberapa hal untuk mempercepat proses
untuk dapat bertahan hidup menggunakan
tersebut. Contohnya dengan menambahkan
sumber nutrien yang tersedia dalam minyak
mikroba (exogenous microbe), nutrien,
bumi mentah tersebut.7)
donor dan atau akseptor electron.2)

Gambar 1.Profil bakteri pendegradasi hidrokarbon.


a) Serratia marcescens;
b) Acinetobacter baumannii;
c) Pseudomonas sp. (Malatova 2005).

Teknik ini dilakukan berdasarkan 1.2. Tujuan


optimasi proses biologi dalam mengurangi
Oleh karena itu, penting diketahui
bahkan memulihkan dari bahan pencemar.
informasi tentang karakteristik dan
Inti dari bioremediasi lahan tercemar bahan
pertumbuhan konsorsium mikroba lokal
organik adalah upaya menghilangkan efek
(indigenous) yang memiliki potensi
racun (detoks) atau dengan menghidrolisis
mendegradasi beragam senyawa yang
bahan penemar menjadi karbon dioksida
terdapat pada minyak mentah.
(CO2)dan air (H2O).
Karakteristik dan Pertumbuhan ...J. Tek. Ling.10. (1): 114 - 119 115
2. METODOLOGI kemudian diuji kemampuannya dalam
memanfaatkan minyak mentah sebagai
2.1. Alat dan Bahan sumber nutrien untuk pertumbuhannya.
Peralatan yang digunakan selama b. Parameter yang Dianalisa
penelitian ini adalah inkubator, shaker, ruang
laminar, peralatan gelas seperti cawan petri, Pengambilan sampel dilakukan setiap
erlenmeyer, vorteks, gelas piala, pH meter, 3-5 hari sekali hingga pengambilan kelima
JASCO V-530 UV/Vis Spektrofotomer, high dan seterusnya dilakukan pengambilan
blower aerator, neraca analitik, penangas air, sampel tiap satu minggu sekali. Parameter
kertas saring, oven, autoklaf dan pengaduk yang dianalisis antara lain adalah pH, jumlah
magnetik (magnetic stirrer). koloni (CFU/ml) dan pertumbuhan bakteri.
Sampel yang dianalisa berasal dari media
Bahan-bahan yang digunakan antara perlakuan 1 dengan pemberian konsorsium
lain minyak mentah (crude oil) dari lapangan mikroba 1 kali, media perlakuan 2 dengan
blok Cepu, akuades, media Bushnell-Haas pemberian konsorsium mikroba 2 kali, dan
(BH) dengan komposisi MgSO4 0.2 g/L, media kontrol.
KH2PO4 1 g/L, K2HPO4 1 g/L, FeCl3.3H2O
0.05 g/L, CaCl2.2H2O 0.02 g/L, yeast extract - Jumlah Koloni dan Kurva Standar.
12 g/L, NH 4NO 3 1 g/L. Selain itu juga Jumlah koloni dihitung dengan
digunakan media nutrien agar (NA) yang menggunakan teknik standard plate
terdiri atas pepton 15 g/L, yeast extract 3 g/ count. Sebanyak 100 ìl bakteri pada
L, NaCl 6 g/L, Glukosa 1 g/L, dan agar 12 faktor pengenceran 10-5, 10-6, dan 10-7
g/L. disebar pada media NA kemudian
diinkubasi pada suhu 30 ºC selama 48
2.2. Metoda Penelitian jam. Jumlah koloni yang tumbuh
kemudian dicatat dan diplotkan dengan
a. Stok Isolat nilai absorban pada panjang gelombang
600 nm. Kurva standar didapat dari
Isolat yang digunakan selama penelitian hubungan antara nilai absorban dan
merupakan hasil isolasi dari sampel minyak jumlah koloni.
mentah (crude oil) dari sumur minyak yang
terdapat di blok cepu. Sampel setelah - Pertumbuhan Bakteri (Ciawi et al.).
dikembangbiakan dan diaklimatisasikan Pertumbuhan bakteri diukur dengan nilai
dalam media tumbuh mengandung 5% absorban pada panjang gelombang 600
minyak mentah serta secara visual nm. Sampel diencerkan terlebih dahulu
menunjukkan kemampuan dalam dengan NaCl fisiologis (0.9%) sehingga
mendegradasi minyak mentah, baru dihasilkan nilai absorban sampel8)

Gambar 2. Isolat cepu yang digunakan dalam proses screening,


a) isolat 1; b) 2; c) kontrol.

116 Komarawidjaja, W. 2009


3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2. Profil Pertumbuhan Mikroba

3.1. Karakteristik Mikroba Untuk memudahkan dalam perhitungan


pertumbuhan mikroba, dibuat kurva standar
Berdasarkan bentuk koloni yang
yang dihasilkan dari plot nilai absorban
tampak pada plate agar, diperolah gambaran
terhadap jumlah koloni yang tumbuh pada
beberapa jenis mikroba dengan karakteristik
cawan agar. Jumlah koloni yang tumbuh dari
sebagai berikut :
sampling kedua hingga kelima diplotkan
- Koloni berwarna putih, mengkilat,
terhadap nilai absorbannya pada panjang
permukaan halus, cembung, sisi
gelombang 600 nm, sehingga diperoleh
rata.
kurva standar dengan persamaan Y =
- Koloni berwarna kuning, mengkilat, 0,0002X + 0,3455, dimana nilai R2 = 0,713
permukaan halus, cembung, sisi sebagai pendekatan dalam memperoleh
rata. jumlah kepadatan pertumbuhan mikroba.
- Koloni berwarna putih, mengkilat, Profil pertumbuhan bakteri tersebut
permukaan halus, agak cekung di sampai pengambilan sampel terakhir
tengah, sisi rata. dihitung berdasarkan pendekatan nilai
absorban pada panjang gelombang 600 nm.
- Koloni berwarna putih, tidak
Meskipun diketahui bahwa nilai absorban
mengkilat, rata dengan medium,
dihasilkan dari serapan biomassa yang
sisi rata, pada permukaannya
hidup dan mati, dari kurva standar yang
terdapat gurat-gurat.
diperoleh dapat diperkirakan jumlah
- Koloni putih, mengkilat, sisi tidak biomassa yang hidup dalam media. Pola
rata / bergerigi. Pertumbuhan bakteri sampai dengan
pengambilan sampel VIII atau setelah sekitar

Gambar 3. Kultur hasil isolasi

Gambar 4. Performan kelima kultur mikroba di bawah mikroskop

Karakteristik dan Pertumbuhan ...J. Tek. Ling.10. (1): 114 - 119 117
45 hari disajikan pada Gambar 5. Hingga minyak-media yang dapat dimanfaatkan
pengambilan sampel kelima, teramati oleh bakteri sebagai sumber karbon. Data
bentuk grafik parabola untuk semua tersebut didukung oleh hasil penelitian yang
perlakuan yaitu, mencapai nilai tertinggi menyatakan bahwa nilai indeks emulsi
pada pengambilan sampel III untuk dua (IE24) tercapai maksimal setelah inkubasi
perlakuan yang sama (1x dan 2x) dan pada selama 5-10 hari.9)
pengambilan sampel II untuk blanko (0).
Selanjutnya titik tertinggi kedua
Adapun titik terendah dari grafik teramati
tercapai pada pengambilan sampel VIII
pada pengambilan sampel V. Setelah
untuk perlakuan 1x dan 2x. Dengan
pengambilan sampel V, teramati bahwa
semakin bertambahnya nilai absorban
terjadi peningkatan nilai absorban dari tiap
diharapkan sebagai indikasi pertambahan
perlakuan. Penambahan mikroba dengan
kepadatan mikroba semakin meningkat
jumlah yang sama pada perlakuan 2x
atau dengan kata lain konsorsium mikroba
dilakukan setelah pengambilan sampel IV.

Gambar 5 Profil pertumbuhan bakteri pada tiap perlakuan

Pertumbuhan bakteri biasanya telah mampu memanfaatkan minyak


dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya mentah sebagai sumber karbon dalam
adalah nilai pH, suhu, nutrien, ketersediaan melipat gandakan kepadatan sel dalam
oksigen, dan faktor-faktor lainnya7). Dari media uji tersebut. Rahman et al. dalam
grafik profil pertumbuhan bakteri (Gambar penelitiannya yang menggunakan
5), teramati bahwa pertumbuhan bakteri konsorsium dari lima bakteri menyatakan
diantara perlakuan 1x dan 2x berbeda bahwa populasi bakteri tertinggi tercapai
dengan blanko. Titik tertinggi pertama setelah 60 hari inkubasi. Hasil tersebut
pertumbuhan mikroba terjadi pada didapat dari nilai absorban pada panjang
pengambilan sampel III atau setelah masa gelombang 595 nm. Waktu inkubasi selama
inkubasi 9 hari. Perbedaan pertumbuhan penelitian sekitar 45 hari, sehingga dapat
tersebut diduga terjadi karena adanya dipastikan bahwa jumlah bakteri yang
perbedaan produksi biosurfaktan yang tumbuh dalam media masih melakukan
dihasilkan oleh konsorsium bakteri pada aktivitasnya dalam mendegradasi
masing-msing perlakuan. Biosurfaktan hidrokarbon. Pertumbuhan bakteri yang
berperan dalam pembentukan emulsi optimal merupakan salah satu indikasi
118 Komarawidjaja, W. 2009
bahwa bakteri dapat bertahan hidup dalam Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan
media garam minimal (media BH) yang ITS, Surabaya, 24 November 2005.
disuplementasi oleh minyak mentah.
3. Wongsa P et al. 2004. Isolation and
Pertumbuhan mikroba yang baik characterization of novel strains of
tersebut didukung oleh perubahan nilai pH Pseudomonas aeruginosa and Serratia
selama penelitian berada pada kisaran 7.0- marcescens possessing high
8.5 mengingat kondisi pH merupakan salah effeciency to degrade gasoline,
satu faktor yang berpengaruh terhadap kerosene, diesel oil, and lubricating oil.
pertumbuhan bakteri. Nilai pH yang optimal Cur Microbiol 49:415-422.
berkaitan erat dengan kerja enzim bakteri,
4. Malatova K. 2005. Isolation and
karena degradasi minyak dilakukan oleh
characterization of hydrocarbon
serangkaian enzim yang terdapat pada
degrading bacteria from environmental
bakteri. Pada nilai pH sekitar 5.5-8.0 bakteri
habitats in western New York state.
yang mendegradasi hidrokarbon masih
Thesis: Department of Chemistry,
melakukan aktivitasnya3, 10, 11) . Meskipun
Rochester Institute of Technology.
demikian nilai pH optimum berada pada
kisaran pH netral dan sedikit basa (slight 5. Ugochukwu KC, Agha NC, Ogbulie.
base)3,7) Apabila dihubungkan dengan 2008. Lipase activities of microbial
grafik profil pertumbuhan bakteri (Gambar isolates from soil contaminated with
5), nilai absorban tertinggi tercapai pada nilai crude oil after bioremediation. African
pH 7.6 yaitu pada pengambilan sampel VIII. J Of Biotechnol. 7:2881-2884.

4. PENUTUP 6. Carsten L. 2002. The Promise of


Bioremediation. Northwest Science and
Dari pengamatan sampel mikroba dari Technology: 37-39.
lapangan minyak Cepu dapat ditarik suatu 7. Okoh AI. 2006. Biodegradation
kesimpulans ebagai berikut: alternative in the cleanup of petroleum
1. Dari hasil pengayaan isolat lapang, hydrocarbon pollutants. Biotechnol.
telah diperoleh konsorsium untuk And Molecular Biology Review 1 (2):38-
dikembangkan menjadi kelompok 50.
mikroba pendegradasi minyak. 8. Ciawi Y et al. The degradation of diesel
2. Pada pengamatan pertumbuhan oil by consortium of bacteria in
kosorsium mikroba menunjukkan shakeflask cultures.
peningkatan yang cukup baik, 9. Kumar M et al. 2006. Enhancement of
meskipun belum diikuti dengan oil degradation by co-culture of
pengukuran pemanfaatan minyak yang hydrocarbon degrading and
digunakan oleh mikroba sebagai biosurfactant producing bacteria. Polish
sumber karbon. J of Microbiol 55:139-146
DAFTAR PUSTAKA 10. Kato S et al. Application of microbial
consortium system to wastewater from
1. Cookson, John T, Jr, 1995. biodiesel fuel generator.
Bioremediation Engineering : Design
and Application. United States of 11. Arafa MA. 2003. Biodegradation of
America : McGraw-Hill, Inc. some aromatic hydrocarbon (BTEXs) by
a bacterial consortium isolated from
2. Sarwoko M. 2005. Seleksi Teknologi polluted site in Saudi Arabia. Pakistan
Pemulihan Untuk Ekosistem Laut J Of Biol Sci. 6(17): 1482-1486.
Tercemar Minyak. Seminar Nasional
Karakteristik dan Pertumbuhan ...J. Tek. Ling.10. (1): 114 - 119 119

Anda mungkin juga menyukai