Abstract
This study aimed to describe the characteristics ofbiomedical enzymes amylase and its utilization in
the industry. To achieve the research objectives has conduct the observations and interviews to the public.
The sttldypopulation was all overthecityofMedan in the categoryofthe sample. Samples ofthis study is
the distribution ofthe age of 14 years and above, at least complete primary school education Ievel.
The
research instruments were questionnaries and talk list. Data were analyzed by descriptively. The results
shou'ed that the public was aware ofenzynes in general, but knou4edge about the specific enzlrne activity
and inadequate reaction as well as the role of enzyrnes in the manufacture of food products. Similarly,
the
role ofthe enzlmte amylase in bread making, generally public knowleclge are also not adequate, although
bread is a food product rvhich in most cases have often consumed.
182
memperoleh hasil yang diharapkan dengan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami
yang lebih cepat. Bahkan, untuk hrjuan tertentu dan ingin mengetahui persepsi masyarakat tentang
untuk memperoleh citarasa yang baru , enzirn dapat peranan enzim khususnya dalam pen-rbuatan roti.
ditambahkan ke dalam bahan. Ketika enzim
dipertimbangkan unttk digunakan dalam pengolahan
pangan, maka sangat penting rnenjamin bahwa
Metode
proses tersebut memberikan keuntungan terhadap Jenis penelitian ini adalah penelitian desknpn i
perbaikan mutu maupun keuntungan komersial. yaitu mendeskripsikan pengetahuan suatu kelon-rpok
Keuntungan komersial penggunaan enzim dapat mengenai suatu produk, dan juga peneiitian
ditinjau dari beberapa aspek seperti, konversi bahan ob servasi onal yaitu pengamatan dari responden.
baku menjadi produk jadi yang lebih baik, mengumpulkan data dari jawaban responden, sena
keuntLmgan terhadap lingkungarl penghematan biaya menafsirkan data primer dari perolehan data.
pada bahan baku, atau standarisasi dari proses
Populasi penelitian adalah masyarakat kota
(Nyoman SA. 2013).
Medan. Sampel penelitian ditentukan secara randonl
Aplikasi enzim di industri terhitung sekitar (acak, dengan asumsi sampel dapat mewakili selttruh
lebih dari 80% dari pemasaran enzim global. populasi), tanpa membedakan usia, j enis kelarnin-
Sedikitnya 50oh dan enzim yang beredar saat ini, jenjang pendidikan dan jenjang pekerjaan, Sampe 1
diperoleh dari organisme yang dimodihkasi secara penelitian sebanyak 144 orangterdiri dari 42 laki-
genetik. Enzim pada makanan, merupakan aplikasi laki, 102 wanita. Penelitian ini dilakukan daribulan
enzim yang sangat banyak digunakan dan masih Maret-Juni 2013.
menunjukkan dominasi pada pemasaran enzinr
Pengumpulan data pada penelitian ir,:
(Mi guel et. al, 20 1 3 ). Pada induslri pangan, beberap a
dilakukan dengan menggunakan kuesioner' Dat:
produk yang melibatkan enzim selama tahapan
primer yaitu kuesioner didesai n dalam fon-trat r ail -:
pengolahan adalah produk susu (keju, yo,eurt dan
cuk-up menarik, dengan pertanyiuln yang singkat .1:,:
susu fetmentasi lainnya), bir, roti, dan banyak lagi
jelas. Sementara data sekunder didapatkril c.:l
laimya (Nyoman SA, 201 3; Mislua amd Dadhich,
shrdi iiteratur. Analisa data dari responderr diiakuk',.
201 0).
secara deskriptif.
Enzint merupakan komposisi penting pada
Proses penelitian yang dilakukan lari--
sebagian besar produk roti. Banyak enzim yang
pengumpulan data lapangan, pengolahan dai:-
akhir-akhir ini ditemukan memberikan manfaat yang
analisis dan implementasi data, dan pelaporan hasr -
pembuatan kue dan mengurallgi pembentukan S atu j eni s enzim mengkatalisis salu j enis sub slrat r11 r.
akrilamid. jadi enzim adalah katalisator yang reaksi-spesiii.
Enzir-n bekerla dengan lnengurangi energi aktir asr
Meluasnya aplikasi enzim di berbagai
dari substrat teilentu. Mekanisme keria enzim i m:..
industri temyata tidak diserlai dengatl pengetahuan
dengan terikat sementata ke substrat utlttLk
r-nasyarakal aw am meugenai peran an p enting enzinl
- .1 -
83
d
-: .I .::*-< ,<ebuah kompleks enzim_substrat yang kedua adalah penggunaan protease jamur dalam
. ,. :.;;k stabil dibanding substrat jika berdiri membuat adonan roti (Miguel A et at,2013).
i:r,Jtn. lni menyebabkan substrat mudah bereaksi. Beberapa enzim yang digunakan dalam industri
ll,:ngan demikian substrat tereksitasi ke tingkat pengolahan pangan seperti diastase atau
:rergi lebih rendah dengan membentuk produk amilase,AMP deaminase, bromelain, katalase,
reaksi yang baru. Selama berlangsungnya reaksi, selulase, kimosin, dekstranase, galaktosidase,
enzim dilepaskan daiam keadaan tidak berubah. glukanase, glukoamilase, protease, invertase,
Pelepasan enzinr tetap utuh sehingga bisa terus maltase, z),/rnase, pektinase dan laktase (Thomas
bereaksi diur menyebabkan enzim tetap efektifmeski
&
Kenealy, 1986 P aiza & Johnson, 2001 ;prayitno
dalam jumlah yang sangat kecil. Kegiatan enzim dkk,20tt).
dapat berlangsung dengan baik jika kondisi
in gkrin gannya n.rendukung Ada dua cara penggunaan enzim dalarn
Qriyoman SA, 20
1
1 3 ). pengolahanpangan, yaitu memanfaatkan erzim yang
Kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh alami ada dalam produk pangan (erzim endogenus)
::'-.erapa faktor, terutama perubahan suhu dan pH dan menambahkan enzimdari luar ke dalam bahan
'. ;r9
Dempunyai pengaruh besar terhadap kery'a pangan yang diolah (enzim eksogenus). Enzin.t
: zim. Kecepatan reaksi enzim j uga dipengaruhi ol eh endogenus dapat berasal dari bahan baku pangan
konsentrasi enztmrlan konsentrasi substrat. pengaruh (tanamarl hewan, maupun mikroorganisme) mauput
aklivator, inhibitor, koenzim dan konsenfasi elektrolit
dari mikroorganisme yang digunakan dalam proses
dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor_ femrentasi produk pangan. Enzim eksogenus sudah
faktor yang penting. Hasil reaksi erzim juga dapat banyak diproduksi secara komersial untuk dapat
menghambat kecepatan reaksi. dimanfaatkan dalam proses pengolahan pangan
Enzim, saat ini merupakan unsur penting (Prayitno dkk, 2011 ). Tepung terigu mengandun-e
yang digunakan dalarl indusrri tekstil, industri kuiit A-amilase yang memadai tetapi kekurangan 6_
kertas dan sebagian besar produk makanan dan amilase untuk mendapatkan kualitas roti yang
minuman. Penggunaan enzim pada produk pangan optimai. suplementasi roti dengan 6-an-rilase
dapat membatasi penggLlnaan bahan aditif kimi a, nrengintensifkan amilolisis, yang akan menjamin
terutama dalarn pembuatan roti dan produk knalitas roti (Kruger, l997).Roti yang dibuat dengan
lermentasi lainnya. Beberapa keuntungan penarnbahan 6-amilase tetap segar untuk kurur-r
penggunaan enzim clalam pengolahan pangan adalah rvaktu yang lebih lama, fakta karena dekstrin
aman terhadap kesehatan karena bahan alami, terakumulasi dalam inti dan gelatinisation yang lebih
mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek baik dari pati yang tidak terhidrolisis. Roti yan-u
samping, aktifpada konsentrasi yang ren<iah, dapat dipero leh j uga, rnemiliki volume yang lebih besar.
dirnaklivasi, dan dapat digunakan sebagai indikator meningkatkan porositas inti dan elastisitas, wama
l
kesesuaian proses pengolahan (prayi tno clkk,Z0ll). kerak lebih intens, rasa lebih jelas dan kesegaran
lebilr lama (Bordei, 2004).
Ada dua skenario ntengenai penggunaan t
enzinq baik enzim yangdigmakan untukmengubah Amilase adalah enzimhidrol ase glikosida a
bahan menlah mcnjadi produk Lltama, atau enzim yang mengkatalisi s pemecahan pati menj adi gul a. p
yang digunakar.r sebagai aditifturtuk mengubah sr-ratu Amilase merupakan salah satu enzin yang paling k
karakteristik fungsional produk. Dalan-r kasus penting dalam bioteknologi saat jni (Souza et ct l. n.
peflama, proses enzin"ratik dilakr"rkan dalant kondisi 201 0; Elhadi et al,2OIl Amilase merupakan enzinr (r
).
dioptin-ralkan dan dikendalikan untuk meningkatkan yang memecah pati yang diproduksi oleh berbagai di
potensi katalitik dari enzint, sedangkan pada srturasi jenis nrahluk hidup seperli dari bakteri, janrur.
kedua lebih sLilit untuk ntenjar-rin kondisi optimal dan tumbuhan, manusia (Pandey et al,2000liz Arunsasi n
konh-ol reaksi enzimatik. Sebuah contoh dari kasus et al2010). Sebagai diastase, amilase adalah enzint 8
pefianta adalahpenggunaan glukosa isomerase uittuk peftaina yang ditemukan dan diisolasi olehAnselnre lt_
produksi ligh-fitrctose $)ntps (HFS), clan contoh Payen pada tahun i 833. Menarilarya, enzim perlama AT
irt
. 184.
yang diproduksr Lndustri adalah an-rilase dari sun-rber Jenis-jenis enzim amilase: (Shipra et al
jamurpada tahun 1 894, yang digunakan sebagai alat 20tt)
bantu farmasi untnk pengobatan gangguan a. a-amilase (EC 3.2.1.1)
pencernaan (Sllpra et al,2011). Amilase mewakili
sekitar 30oh danproduksi enzim industri di seluruh 6'-amilase adalah kalsium metalloenzymes,
dunia (Van Der N4aarel et al., 2002in Stefan, 2009). benar-benar tidak dapat berfungsi dengan tidak
Amilasejuga dapat memiiiki efek samping yang tidak adanya kalsium. 6-amilase memotong karbohidrat
diinginkan dalam adonan, mengurangi konsistensi rantai panjang pada lokasi acak di sepanjang rantai
dan memodifikasi properti reologinya dengan pati, yang pada akhimya menghasilkan maltotriosa
meningkatkan ekstensibilitas dan mengurangi dan maltosa dari amilosa. atau maltosa, glukosa dan
SKB 5-amilase dari berbagai sumber, isi inti dekstrin dan pankreas adalah 5-amilase. Juga ditemukan
naik 1,25 kali untuk 6- amilasejamur, 1,5 kali untuk pada tumbuhan, jamur (ascomycetes dan
6-amilase malt dan 7 kali untuk 6- amilase bakteri. basidiomycetes) dan baktei (B acillus).
2000). Alasannya adalah (i) B acillw sp. adalah slrai n 5-amilase/ glukoamilase memecah ikatan
bakteri paling banyak digunakan untuk produksi 5- glikosidik 6-(1,6), selain memecah ikatan glikosidik
anriiase (rl) Bacillus sp. adalah yang paling cocok 6(1,4) tcrakhir pada ujung non-reducing dan
pada SSF karena kelangsungan hidupnya pada ami losa d an aniilopektin, sehingga m en ghasi ikan
kondisi dengan kadar air yang rendah (iii) lebilt glukosa. Tidak seperli bentuk lain dari amilase. 6-
mudah mengisolasi milcoorgarisme yang tennostabil amilase yang paling efisien dalam lingkungan asam
(Shipra et al20ll). Amilase jamur cukup labil, dan meniliki pH optimum 3.
dihancurkan dengan cepat pada suhu di atas 60"C,
sedangkan amilase bakteri yang paling stabil dan
n-renuqukkan sedikit inaktivasi pada sr-rhu santpai
85'C. Komposisi dan konsentrasi media sangat
mempengalrhi pertumbuhan bakteri dan produksi
amilase ekstraseluler (Srivastav a uulBaruah. 1986
zn Elhadi et al,2011).
.
185
tci
.L -.,- :-'-.,
Gambar 1. Struktur tiga dimcnsi amilase. (A) GH13 6-amilase d,ari Aspergillus oryzae (kode PDB:
2TAA, Matsuura et al, 1984),. (B) GHl4 A-ar.r.rilase darikedelai (1BYA,. Mikami et al, 1993) dan
(c) GH 15 glukoamilase dari Aspergilltts av,amori (IAGM; Aieshin et at, I 992.). (in Stelan et al, 2009).
Subetrate
I*murstim
qF*hq3u[E Rrtio of fiemis*
F*+w Link*ge Tr*T eran$e
Pro&rrts ff::ryetratrr'r fe
Br*k*r n*grxerng End
{'f} fi3 fCi Oligmacrhmide
r-Axyl**r:
- ['*lts] 6{165 65 $tt-** t,:
Qb#a*rcc:brdrr"
- fr*gal Starckc 1.,4 i5 11 8* 1]
d{xe"i&t
^&ac:t*tiaJ T,* l:r'lg 14
P-i'q'la* Starr* a 1.4
l'lalt*rr
55 td 'i4;
{t,areal} drxtr-iru
5tarrh s 1.4
G&senq;,i*t* *llrcss* 91$* €3 BS
Stcreb s t.6
(Dabi1a et a|,2007)
too
Saat ini, amilase maltogenik yang termostabil dari Pati merupakan sumber energi yang penting untuk
Bacillus stearothennophilus menjadi primadona manusia, hewan , tanaman dan mikroorganisme. Pati
digunakan secara komemial pada industri roti (Souza merupakan polimer glukosa yang dihubungkan satu
and Magalhaes, 20 1 0).
sama lain melalui rkatan glikosidik. Duajenis polimer
6-Amilase memiliki struktur tiga dimensi yang glukosa hadir dalam pati yaitu amilosa dan
mampu n-rengikat substrat, oleh aksi yang sangat amilopektin
amilopektin (Gambar. 3 ). An-rilosa dan
spesifik kelompok katalitik, menyebabkan
memiliki struktur yang berbeda. Amilosa (15-25%
kerusakan ikatan glikosidik. 6-An-rilase manusia
dari pati) merupakan polimer linear yang terdiri dari
merupakan enzim klasik yang mengandung kalsium
yang terdiri dari 5I 2 asam amino dalam satu rantai 6000 unit glukosa dengan ikatan glikosidik 6-(1,4),
oligosakarida dengan berat molekul 57,6 kDa . sedangkan amilopektin (75-85% dari pati) terdiri
Protein ini mengandung 3 domain:A, B, dan C dai 6-(1,4) pendek yang terikat dengan rantai lin-
(Gambar.3). Domain A adalah yang terbesaq ear 10-60 unit glukosa dan 6-( 1,6) terikat dengan
menyajikanbarel khas berbentuk super struktur ($/ rantai samping yang terdiri dari 15-45 unit
6). Domain B disisipkan antara domain A dan C glukosa(LeVeque et al., 2000b, Bertoldo dan
dan melekat ke domain A dengan obligasi disulfi da. Antranikian ,2002). Granul terikat pati sintase dapat
Domain C men-Liliki Stmktur terkait dengan domain
memanj angkan maltooligosakarida membentuk
A dengan rantai polipeptida sederhana dan
amilosa dan dianggap bertanggung jar,r,ab untuk
tampaknya rnenjadi domain independen dengan
fungsi yang tidak diketahui. Situs aktif (tempat sintesis polimer ini. Pati sintase yang dapat 1arut
rlengikat substrat) dari 6 -amilase terletak di celah dianggap berlanggungjawab untuk sintesis unit rantai
antara ujung kartoksil dari domainAdan B. Kalsium amilopektin. 5-Amilase mampu memotong ikatan
(Ca") Terletak di antara domainA dan B dan dapat glikosidik 6-(1,4) yang ada di bagian dalam dari
bertindak dalan"r stabilisasi skuklur tiga dimensinoal amilosa atau rantai amiiopektin (Souza nrrrl
dan sebagai aktivator alosterik. Pengikatan analog
Magalhaes, 2010).
substrat menunjukkan bahwa Asp206, Glu230 dan
Asy:297 be4rarlisipasi dalam katalisis. Situs ikatan
subslrat terdiri dari 5 subsites dengan situs katalitik
diposisikan dr subsite 3. Substrat dapat mengikat
residu glukosa perlamapadasu bsite 1 atat2,yang
memrurgkhkan terj adinya pemotongan antara residu
glukosa pertama dengan kedua atau residu glukosa
ked ua dengan ketiga (S ouza ancl Magalhaes, 20 1 0).
Ganrbar 2. Stmktur 6-amilase. DornainA ditampilkan dalan-r Gambar 3. Dua jenis poln.ner glukosa yang ada dalaur pati
rvanra merair, domain B u,ama kuning dar-r domain C rvanta (A)amrlosa (B) anrilopektin (Souza arrrlNtlagalhaes. 201 0)
ungu. Dalampusat katalitik. ior.r kalsiun.r diturlukkan dalan-r
bentr-rk bulatanbiru dan ion klorida dalam bentuk bulatart
kulrir.rg. Struktur hijau terikat ke situs aktif dan ke
pemrukaan tcn'rpat berikatan (Souza arrrl Magalhaes, 2010).
*'1 -
87
1. Peran enzim amilase pada pembuatan roti Maltosa dan glukosa sangat penting sebagai
substrat bagiyeast selama fermentasi adonan.
Tahapan proses pembuatan roti dan
Penambahan glukoamilase dapat meningkatkan
formulasinya sangat bervariasi dari satu pabrik dengan
terbentuknya glukosa yang lebih cepat dapat
pabrik roti yang lain. Namun demikiarl secara umun
dimanfaatkan oleh y east,sehingga penambahan
tahapan proses terdiri dari: (Illyoman SA, 2013)
glukoamilase dapat lebih mengaktifkan yeas t
1. Pencampuran adonan dan mempercepat proses fermentasi atau
Granula pati yang terkandung di dalarn tepung pengembangan adonan (dou gh leat ening).
gandum dapat dirusak oleh A-amilase
menghasilkan amilosa yang terlarut yang
3. Pemanggangan di dalam oven
Padapemanggangan dalam oven, sebagian air
merupakan substrat enzim untuk proses
hilang, ragi mulai terbunuh, pati bergalatmasi dan
degradasi anrilosa selanjufirya. Hidrolisis pati ini
protein morggrmpal sehingga menrberikan benluk
sangat penting perannya terhadap karakteristik
yang stabil pada roti. Pada saat awal proses
reologi adonan karena sejumlah air akan diikat
pemanggangan terjadi penurunan viskositas
oleh pati yang terhidrolisis (amilosa terlarut). Pada
adonan dan terjadi peningkatan aktivitas enzim.
proses pencampuran adonan terjadi transfer
Ketika suhu mencapai 56"C makamulai terjadi
massa yang lebih intensif. Kontak enzim dengan
gelatinisasi pati dan memudahkan terjadinya
subskat (amilosa terlarut) dapat berjalan dengan
amiloiisis. Suhu optimal aktivitas enzim dan
lebih baik sehingga akan dihasilkan gula-gula
kerusakan akibat panas sangat bervariasi
sederhana seperli glukosa dan maltosa. Selama
(Tabel.6). Hidrolisis pati yang tergelatinisasi akan
proses inijuga dihasilkan dextrin. Gula-gula
membentuk dex'trin dan gula sederhan4 danpada
sederhana yang tertentuk sangat dibutuhkan
saat yang bersamaan te{adi pelepasan air. Hal ini
pada saat fenlentasi adonan. Amilolisis yang
berkontribusi terhadap kelengketan remah roti
terbatas dapat berpengaruh positif terhadap
(cruntb stickiness) dan meningkatkan ir-rtensilas
adonarl yaitLr diperoleh adonan yang tidak keras
wama kulit roti (cnLst color). Wama kulit roti
(lembut). Proses amilolisis yang terlalu intensif
nrerupaka.r hasil dari reaksi Maillard, oleh karena
akan menyebabkan adonan kehilangan air dan
itu peningkatan konsent"si oligosakarida dan gula-
dextrin terbentuk terlalu banyak yang
gula sederhana yang dihasilkan dari aktivitas
menyebabkan adonan menj adi lengket. Untuk
gl ukoami lase mengakibatkan pa-ringkatan reaksi
itu optimasi penarnbahan 6-amilase dan suhu serla
pencoklatan. Perbaikan pada proses femrentasi
larna pencanrpuran adonan perlu dilalorkan untuk
juga menghasilkan volume roti yang lebih besar
menentukan karalderi stik adonan yarg tetbentuk.
dengzur tekstur yang I ernbul
2. Fermentasi adonan
Tabel 2. Karaktenstik enzim pemecah pati.
Proses fermentasi didefinisikan sebagai proses
penguraian asam amino secara anaerobik yaitu
tanpa memerlukan oksigen. Senyarva yang
dapat diuraikan dalam fermentasi utamanya il.'1r.€i'll
*,*ll-:,ii,it.* :(
adalah karbohidrat yang telah terlebih dahulu
dipecah menjadi gula sederhana, misalnya
iridrolisis pati menjadi unit-unit glukosa. Bahan
dasar pen-rbuat tepung bila dicampur bersanta,
maka pati dan protein dari tepung akan
5i - €,* $t - i.3
menyerap airmembenluk adonan dan ragi mulai 41,.43
memfemrentasi gula yang ada dan n-ienghasi lkan
karbon dioksida (CO2). Peragian adonan
ditunjukkan dengan adonan mulai mcmuai 't{,llr-x,'t,, lt$i
karena pembentukan karbondioksida yar-rg 1ry.-s,./'11t {t-a::*.\"igi,lj(t,r!a
.T ..
,i,ii$ Ii = 8: !i*',i*i.!;i,'4 .,
ditahan dalam adonan. 'Jo * trr+ f'!i* irt*t .:;c13i atriii:I: t:'3gti *i*:1
188
1. Survey persepsi masyarakat atas peran enzim dalam pembuatan roti, didapatkan data
enzim amilase pada pembuatan roti sebagaimana terlihatpadatabel di bawah ini
Setelah dilakukan penelitian untuk
mengetahui pemahaman masyarakat mmgenai peran
Pclscrrtiis';
*--J*-*"*'i^-*--".x ---"'-"j**
L I'ct:sr.nri Umunt'ilEttl:itte lirrr,inr 1
a ,\ lli! /'
a
Rflla*ra,tir i.(l:ltl,i, ?S.{}l% 25,t3'llr -t{}.$?'l+
d al ,15ii.'
3-0,9'li;
Renksi F,ne,ii::
; ',r',.r,
;ffi;;"**ffiili ilii# il*iri t;ig t .{ 'i1.
{.5
'it "19,l.; 31',.6 i"5 i,.
r:xr*lDeaxiirul-,i kir iu inri:r',
"*lii '"'
;ii;i"airi'i.jii',r,uttrzhn r*a sujatiangia-vp'c'irrii;itirir ?,?1r* ?5 rli 1:t 'l'H lc I':''
mtthuatan reid
pu:rhuillatr rulti
frxts-nrf{ 3.73 iir 53"7s.,/{' 2{r'8!r, 14.I,:',, J.Jf i,
I
J,i Apakuh an
nlti
I-i Apaklr andt i*i'iu artarry';r trlelfrllfill '.:tleittr rlalat:r 1,4 1.t, il.h'l?, 35 tir r:.1.l..i, {i.? }i,
rirr:n:i'rl ilarttlri krn iit.r s si ;ti r tn t t*r klrtii ltttt tlalrnr rtlri
19 ;\paklih ;tniL1 ti'r::ttgutttlt.rli birtas k(,itt'traltati
1? t',.'
16.4lii J l. / .n lt.$ -.",, 9.1 .r
.
189
Dari data pada tabel, terlihat bahwa 40,97 cukup mamadai, sehingga masyarakat (yang
'Z responden memiliki persepsi yang baik mengenai diu,akili oleh reqponden), belum mengetahui
enzim secara umum. Pada indikator pengetahuan jenis enzim pada produksi pangan.
tentang manfaat enzim, ternyata sebanyak 37,7 8o
b. Berdasarkan.Ienjang Pendidikan
responden tidak mengetahui manfaat enzim. Pada
Sebagian besar responden dengan tingkat
indikator pengetahuan tentang aktivitas atau reaksi pendidikan SLTA sudah memiliki
enzin,sebanyak 53,7 oZ responden tidak memahand Pargetahuan yang Cukup Memadai Tentang
bagaimana aktivitas atau reaksi enzim. Dan pada Manfaat Enzim, kecuali mengenai manfaat
indikator pengetahuan tentang produk (roti) enzimdan jenis enzim yang terlibat dalam
o%
sebanyak 33,84 responden cukup mengetahui produksi pangan. Sedangkan responden
mengenai produk (roti). Deskripsi berdasarkan lainnya selain dari tingkat SLTA, temyata
indicator dapat dipaparkan di bawah ini. belum mendapat pengetahuan yang cukup
3. I .Perscpsi tentang cnzim secara unrunl mengenai manfaat enzim.
Kemungkinan karena di kelompok ini, Tetapi, para resporiden tidak atau belum
banyak terdapat responden dengan tingkat mengetahui enzim apa saja yang berperan
pendidikan SLTA, yang memiliki persepsi dan reaksi apa saja yang terjadi pada
yang baik rnengenai enzinr secara Lrmum. pembuatan roti. Hal ini disebabkan
I .l.Gambaran pengetahuan masyarakat tentang kurangnya informasi mengenai peranan
manlaatcnzim enzim dalam pangan dau reaksi -reaksiyan-e
terjadi saat produk pangan diproses.
3. BerdasarkanUsia
L,lmumnya responden yang berusia 10-20 b. Berdasarkan.Ienjang Per-rdidikan
tahun sudah memiliki Pengetahuan yang lJmumnya para responden belun-r
C'ukup Memadai Tentang Manlaat Enzim. mengetahui hai-hai yang berkaitan dengan
)...rn-run secara keseluruhan, kemungkinan aktivitas atau reaksi enzim. Sementara,
-''rl irtlorrnasi ntengcrtai ozirtt 1,turg selirrg kliusus mengenai laktor apa saja yang
, - .-rakan dalam produksi pangan belum mempengandri keq' a enzint, para reqronden
190
dengan tingkat pendidikan SLTA sudah enzim secara umum, namun pengetahuan mengenai
memiliki pemahaman yang lebih baik enzim secara spesifik belum memadai seperti
dibanding responden lainnya. aktivitas dan reaksinya serta peran enzim dalam
c. Berdasarkan pembuatan produk pangan. Demikian halnya
Jenjang Pekerjaan
mengenai pemn enzim anilase dalam pernbuatan roti,
belun memiiiki pengetahua:r
Para responden
yang cukup mengenai Aktivitas atau Reaksi umumnya pengetahuan masyarakat juga belum
Erutm. memadai, walaupun roti n-rerupakan produk pangan
yang pada umurlnya sudah sering dikonsumsi.
1.3.Gambaran pemahaman masyarakat tentang
produk makanan yang diolah enzin-i
191
__-----4