Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR

NAMA : YUKE WULANDARI PANE

181101013

EMAIL : yukepane0202@gmail.com

ABSTRAK

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
atautulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Syamsuhidayat. 2004:
840).Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Brunner & Suddarth.2001: 2357).Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas
tulang karena stress pada tulangyang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915).

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga 'isik
kekuatan dansudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak
disekitar tulang akanmenentukan apakah 'raktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.
( Price and Wilson,1995 : 1183).Fraktur menurut Rasjad ( 1998 : 338) adalah hilangnya
konstinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersi'at total
maupun yang parsial.

Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan
sudut dari tenaga tersebut keadaan dari tulang itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar
tulangakan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap,tidak lengkap.
(Arice,1995 :1183) patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau
tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (Oswari,2000 : 144).

Kata kunci : asuhan keperawatan, pasien fraktur,Rumah Sakit

LATAR BELAKANG Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada


tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
Fraktur adalah patah tulang, yang meninggal dunia dan 1,3 juta orang
biasanya disebabkan oleh trauma atau menderita fraktur akibat kecelakaan lalu
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari lintas. Fraktur merupakan suatu kondisi
tenaga tersebut, keadaan tulang, dan dimana terjadi diintegritas tulang.
jaringan disekitar tulang akan menentukan Penyebab terbanyak fraktur adalah
apakah fraktur yang terjadi itu lengkap kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja,
atau tadak lengkap. (Prince & Wilson, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya.
2006 dalam Helmi, 2012). Organisasi
Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat trauma pada tulang yang mengakibatkan
faktor lain seperti proses degenerative dan rusaknya atau terputusnya kontinuitas
patologi (Depkes RI, 2005 dalam Fadliyah, tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum
2014). dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
Pada saat terjadi fraktur atau patah membungkus tulang rusak. Perdarahan
tulang, jaringan sekitarnya juga akan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terpengaruh dimana akan terjadi edema terbentuklah hematoma di rongga medula
jaringan lunak, perdarahan ke otot dan tulang. Jaringan tulang segera berdekatan
sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang
kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh mengalami nekrosis ini menstimulasi
darah. Dampak dari fraktur ini dapat terjadinya respon inflamasi yang ditandai
menyebabkan nyeri, terganggunya dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan
mobilitas fisik, selain itu dalam waktu leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
panjang dapat mengakibatkan ansietas, Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
karena fraktur yang tidak kunjung sembuh, proses penyembuhan tulang nantinya.
sehingga dapat terjadi dilakukannya
amputasi bagian tubuh tertentu. Selain itu Program pengobatan yang
memungkinkan terkontaminasi oleh diterapkan pada klien frkatur adalah
mikroorganisme yang dapat menyebabkan pemasangan traksi, mengharuskan bedrest
infeksi. (Muttaqin, 2008). (immobilisasi), agar proses penyembuhan
terjadi secara sempurna dan
Fraktur adalah Terputusnya meminimalkan resiko terjadinya cacat.
kontinuitas jaringan tulang baik total, Keadaaan ini mengakibatkan klien tidak
partial yang dapat mengenai tulang dapat melakukan aktifitas fisiknya guna
panjang dan sendi jaringan otot dan memenuhi kebutuhan dasarnya selama
pembuluh darah trauma yang disebabkan menjalani program terapi yang diterapkan.
oleh stress pada tulang, jatuh dari Tindakan tersebut meskipun dari aspek
ketinggian, kecelakaan kerja, cedera saat medik menguntungkan, tetapi dalam
olah raga, fraktur degeneratif jangka panjang berdampak negative pada
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan klien karena akan menyebabkan terjadinya
ditandai dengan Look: tanda yang dapat penurunan fungsi fisik, intelektual,
dilihat, adanya deformitas berupa emosional serta sosial (Chefez, 2001).
penonjolsn ysng abnormal, bengkak,
warna kulit merah, adanya ekimosis,
angulasi,rotasi dan pemendekan, Feel:
nyeri, Move: krepitasi dan terasa nyeri saat TUJUAN
digerakkan, gangguan fungsi pergerakan Tujuan umum penulisan ini adalah
(Lewis, 2007). agar mampu menerapkan asuhan
Tulang bersifat rapuh namun cukup keperawatan pada pasien fraktur di Rumah
mempunyai kekuatan dan gaya pegas Sakit dengan baik dan sesuai dengan
untuk menahan. Tapi apabila tekanan prosedur.
eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah
METODE Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya fraktur :
Metode yang digunakan
dalam tulisan manfaat Asuhan -Faktor ekstrinsik yaitu meliputi
nkeperawatan pada pasien Fraktur adalah kecepatan dan durasi trauma yang
metode litelature review yaitu mengenai tulang, arah serta kekuatan
menggunakan kemampuan dan tulang.
pemahaman dalam Asuhan keperawatan
pada pasien Fraktur sehingga mampu -Faktor intrinsik yaitu meliputi
menjelaskan dan menerapkan sesuai kapasitas tulang mengabsorpsi energi
dengan prosedur. trauma, kelenturan, densitas serta kekuatan
tulang.

Fraktur dapat disebabkan oleh


HASIL beberapa hal, yaitu :

Hasil dari penelitian Asuhan -Trauma Langsung : Trauma


Keperawatan pada pasien Fraktur yang langsung berarti benturan pada tulang dan
menggunakan metode litelature review mengakibatkan fraktur di tempat itu
menghasilkan suatu pembelajaran melalui
pemahaman dari penelitian ini untuk -Trauma tidak langsung : bilamana
melakukan penerapan keselamatan dan titik tumpuan benturan dengan terjadinya
kesehatan pasien dirumah sakit melalui fraktur bergantian (Jatuh dari ketinggian
pemahaman Asuhan Keperawatan pada dengan berdiri atau duduk sehingga terjadi
pasien Fraktur. fraktur tulang belakang)

-Proses penyakit (osteoporosis


yang menyebabkan fraktur yang patologis
PEMBAHASAN

Fraktur adalah patah tulang,


biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan dan sudut dari Tanda dan gejala : Pasien
tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri merasakan tulangnya terasa patah atau
dan jaringan lunak disekitar tulang akan mendengar bunyi “krek” (krepitasi),
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari
lengkap atau tidak lengkap. Fraktur yang sehat,atau mengalami angulasi
lengkap terjadi apabila seluruh tulang abnormal, Pasien tidak mampu
patah, sedangkan pada fraktur tidak menggerakkan ekstremitas yang cedera,
lengkap tidak melibatkan seluruh Posisi ekstremitas yang abnormal, memar,
ketebalan tulang (Price & Wilson,2006 bengkak, perubahan bentuk, Nyeri gerak
Dalam Helmi 2012). aktif dan pasif, Nyeri sumbu, Pasien
Terjadinya fraktur akibat adanya merasakan sensasi seperti jeruji
trauma yang mengenai tulang yang ketikamenggerakkan ekstremitas yang
kekuatannya melebihi kekuatan tulang. mengalami cedera (Krepitasi),
Fungsiolesa, Perdarahan bisa ada atau
tidak, Hilangnya denyut nadi atau rasa oleh stress pada tulang, jatuh dari
raba pada distal lokasicedera, Kram otot di ketinggian, kecelakaan kerja, cedera saat
sekitar lokasi cedera. olah raga, fraktur degeneratif
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan
ditandai dengan Look: tanda yang dapat
PENUTUP dilihat, adanya deformitas berupa
penonjolsn ysng abnormal, bengkak,
Fraktur adalah Terputusnya warna kulit merah, adanya ekimosis,
kontinuitas jaringan tulang baik total, angulasi,rotasi dan pemendekan, Feel:
partial yang dapat mengenai tulang nyeri, Move: krepitasi dan terasa nyeri saat
panjang dan sendi jaringan otot dan digerakkan, gangguan fungsi pergerakan
pembuluh darah trauma yang disebabkan (Lewis, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. (2018). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2018-

2020. Philadelphia: NANDA International.

Rohmah, N. dan Walid, S. (2009). Proses Keperawatan, Teori dan Aplikasi

Dilengkapi dengan Petunjuk Praktis Penyusunan Proses

Keperawatan dan Dokumentasi NANDA-NOC-NIC. Jogjakarta: Arrus

Media.

Misbahatul, E. Anggraini, Y & Purwaningsih (2010). Analisis Faktor

Penyebab Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Balanced Scorecard. Jurnal Ners. Vol 5, No. 1.

Susiana, Endang. Wahyuni, E. D. & Asmoro, C. P. (2019). Faktor Yang

Berhubungan Dengan Mutu Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan. Fundamental And Management Nursing Journal. Vol. 2

No.1.

Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta:

SalembaMedika.

Hidayat, A. A. A. (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2.

Jakarta: SalembaMedika.

Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,

Proses, dan Praktik. Edisi7. Jakarta: EGC.

Potter, Perry, (2009). Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Jakarta :

Salemba Medika.

Putri, Ardi Astuti. (2014). Trend dan Issu Keperawatan. Bogor: In Media.
Dermawan. (2013). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Gosyen

Publising.

Nursalam. (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :

Salemba Medika.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.

Jakarta: Trans Info Media.

Tarnoto dan wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Mansaia Dan Proses

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. Selamba Medika.

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember:

Jember University Press.

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember: Jember

University Press.

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH’HUY. Surakarta:

Kekata Publisher.

Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer Dalam Pembinaan Etika Perawat

Pelaksana Dalam Peningkatakan Kualitas Pelayanan Asuhan

Keperawatan. Jurnal IKESMA.

Suarli dan Baktiar. (2009). Managemen Keperawatan Dengan Pendekatan

Praktis. Jakarta : Erlangga.

Dinarti, Aryani. R, Nurhaeni.H, dkk. (2009). Dokumentasi Keperawatan.

Jakarta. TIM.

Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik

Klinik. Jakarta: Selamba Medika.

Anda mungkin juga menyukai