Anda di halaman 1dari 22

REFERESHING

SKABIES

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSUD SAYANG CIANJUR
PERIODE 30 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
pendahuluan

Skabies dari bahasa latin scabere, yang artinya to


scratch.

Penyebab adalah sarcoptes scabei, yaitu kutu parasit yang mampu


menggali terowongan dikulit dan menyebabkan rasa gatal.

Skabies dapat ditularkan secara langsung dari orang ke orang


melalui kontak langsung, tetapi dapat juga tidak langsung.

Masa inkubasi 4 – 6 minggu.


SINONIM
The itch

Gatal
Budukan
agogo

Sky-bees
Definisi
 Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
penetrasi tungau parasit Sarcoptes scabiei var,
Hominis, dan produknya ke dalam epidermis

Penyakit ini banyak ditemukan di daerah lembab, dan


menyebabkan rasa gatal yang hebat pada malam hari
atau kondisi dimana suhu tubuh meningkat
EPIDEMIOLOGI
Setiap siklus 30 tahun terjadi Terjadi pada semua umur
epidemis skabies.

Faktor penunjang perkembangan penyait ini : sosia


ekonomi rendah, higiene buruk, hubungan seksual bersifat
promiskuitas, kesalah diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik
Cara penularan

Kontak langsung Kontak tidak


langsung (melalui
(kulit dg kulit) benda)

Melalui
Berjabat pakaian,
tangan handuk, sprei,
bantal, dll

Tidur bersama

Hubungan
seksual
ETIOLOGI
- Sarcoptes scabiei var.hominis termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima,
super famili Sarcoptes

Morfologi :
-Tungau kecil, Bentuk oval, punggung cembung,
perut rata, dan mempunyai 8 kaki.
-Tungau translusen, putih kotor, tidak bermata.
-Ukuran jantan : 200-240 mikron x 250-200
mikron
-Ukuran betina : 330-450 mikron x 250-350
mikron
-Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki , 2
pasang kaki didepan sebagai alat untuk melekat, 2
pasang kaki pada betina berakhir dengan rambut.
-Bentuk dewasa pada jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan arat perekat.
Terjadi kopulasi ( perkawinan)
diatas kulit antara tungau
jantan dan betina

Tungau Tungau betina :


jantan : mati menggali
teroewonngan

Dengan kecepatan 2-3 mm /


hari dan meletakan 2 – 50
telurnya.

Telur menetas 3-10 hari

Larva dengan 3 pasang kaki.

2-3 hari
Siklus Hidup Sarcoptes scabiei
Nimfa yang mempunya dua bentuk
jantan dan betina dan mempunyai 4
pasang kaki

Dari telur hingga dewasa memerlukan waktu 8- 12


hari
GEJALA KLINIS
Pruritus noktura

Menyerang secara kelompok

Terdapat terowongan (kunikkulus) pada tempat


predileksi berwarna putih/keabu-abuan, berbentuk garis
lurus/berkelok, pada ujung terowongan ditemukan
papul / vesikel

Menemukan tungau
Predileksi :

Tempat predileksi dari Skabies yaitu sela-sela jari, telapak tangan,


pergelangan tangan bagian volar, siku, ketiak, aerola mammae, daerah
pusar dan perut bawah, daerah genitalia eksterna dan pantat.

Pada anak bayi dapat mengenai bagian lain seperti telapak kaki,
telapak tangan, bahkan seluruh permukaan kulit.
Varian skabies
• Sakabies Norwegia (skabies berkusta )
Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatosis
berkusta pada tangan dan kaki, kuku yang
distrofik , serta skuama yang generalisata. Bentuk
ini sangat menular, tetapi sedikit rasa gatal.
Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang
sangat banyak.
• Skabies nodular
Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak
mendapat terapi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan mikroskopik untuk menemukan tungau,
telur, dan atau larva dari Sarcoptes scabei yaitu
dengan dicongkel dengan jarum di lesi kulit dasar
vesikula, papul dan diletakan di atas sebuah objek,
lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dibawah
mikroskop cahaya.
Skabies Prurigo Pedikulos Dermatitis Pioderma
Penyakit kulit is peradangan infeksi bakteri
menular yang penyakit kulit korporis kulit yang  adanya lesi
disebabkan kronik dengan bersifat yang tertutup
oleh infestasi keluhan gatal, rasa gatal oleh krusta dan
menahun dan
dan sensitisasi berupa papula akibat gigitan sebagai akibat
terhadap residif
Predileksi : Pedikulus dari eksudat
sarcoptes dengan
bagian bawah humanus yang
scabiei var, effloresensi mengering.
pantat, varitas
hominis dan polimorfik Lokasi pada
produksinya ekstremitas, corporis
terutama dan gatal, tempat terbuka
Predileksi : bagian kubiti. Pedikulus bersifat yaitu muka,
korporis toksik dan tangan, leher,
Elbow point,
berupa alergi. dan
niple,
ekskoriasi ekstremitas
umbilicus,
Manus, pedis, dan krusta.
genital
PENATALAKSANAAN

Syarat obat yang ideal :


1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
2. Harus tidak menimbulkan iritasi.
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau
mewarnai pakaian.
4. Mudah di peroleh dan harganya murah.

Cara pengobatan : seluruh anggota keluarga


harus diobati .
Jenis obat topikal
• Permethrin 5% cream. Gunakan selama 8- 10 jam,
dibersihkan dengan mandi. ulangi dalam 7 hari.
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah 2 bulan.

• Sulfur Presipitatum 4-20% salep/cream.


Preparat ini tidak efektif pada stadium telur ,
mka penggunaan dilakukan selama tiga hari
berturut-turut , gunakan selama 8 jam.
Kekurangannya : berbu dan mengotori pakaian
serta kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat
dipakai pada ibu hamil dan bayi kurang dari 2
bulan.
• Krotamiton 10% cream/lotion. Merupakan obat
pilihan , mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan anti gatal. Gunakan selama 8
jam pada hari 1,2,3 dan 8.

• Gama benzena heksa klorida (gameksan =


gammexane) kadarnya 1 % crem / lation. Efektif
terhadap semua stadium, dan jaraang
menimbulkan iritasi. Obat ini tidak di anjurkan
untuk anak kurang dari 6 tahun dan ibu hamil.
Gunakan selama 8 jam , ulangi 7 hari kemudian
jika masih ada gejala.
PENCEGAHAN
Tentang penyakit skabies,
EDUKASI
perjalanan penyait, penularan ,
cara eradikasi tungau skabies,
menjaga higiene pribadi dan
tata cara pengolesan obat.

PROGNOSIS
Pengobatan dilakukan pada orang sekitar rumah dan orang yanng kontak
erat dengan pasien.
Prognosis
• Prognosis baik apabila pasien benar cara
pemakaian dan pemilihan obat, serta syarat
pengobatan dan dapat menghilangkan faktor
prediposisi.
Daftar Pustaka
Sri Linuwih SW Menaldi, editor. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2015.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai