Anda di halaman 1dari 5

II.

PERSIAPAN LAHAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Lahan dan tanah adalah salah satu hal yang paling vital dalam
sektor pertanian. Fungsi lahan dan tanah tidak lain adalah sebagai tubuh
atau tempat tanaman hidup, sebagai tempat terdapatnya sumber hara
tanaman dan penyedia air dan udara serta tempat tegaknya tanaman. Tanah
merupakan bahan yang kompleks yang terdiri dari fase padat, cair dan gas
dan di antara bahan padat yang ada di dalam tanah terdapat ruangan yang
berisi bahan cair atau bahan gas yang di pengaruhi temperatur, tekanan
udara dan sinar matahari. Pengetahuan mengenai lahan dan tanah, oleh
karena itu sangat diperlukan karena kondisi tanah dan lahan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecocokan terhadap jenis
tanaman yang akan ditanam, maupun kondisinya kelak.
Kegiatan budidaya tanaman pertanian tidak akan terlepas dari
ketersediaan lahan yang gembur sehingga kadang diperlukan penyiapan
lahan sebelum proses penanaman. Penyiapan lahan untuk budidaya
tanaman dimulai dengan pengolahan tanah. Pengolahan tanah merupakan
suatu proses mengubah sifat tanah secara mekanis menggunakan alat
pertanian yang sedemikan rupa sehingga dapat diperoleh lahan pertanian
yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia dan sesuai untuk
pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah tidak dilakukan pada seluruh
tanah yang akan dijadikan lahan budidaya, tetapi perlu dilihat dari
kepadatan tanah, kekuatan tanah dan tingkat aerasinya terlebih dahulu. 
Pengolahan tanah diperlukan bila kondisi kepadatan, kekuatan tanah,
aerasi dan perakaran tanaman tidak lagi mendukung penyediaan air dan
perkembangan akar serta tingkat kepekaan tanah.
Pengolahan lahan mempunyai manfaat antara lain untuk
memperbaiki struktur tanah sehingga dapat memberikan cukup pori-pori
untuk aerasi dan penyediaan air bagi tanaman. Pada tanah berat,
pengolahan tanah hendaknya dilakukan dengan menggunakan alat olah
yang mampu merubah tanah tersebut menjadi gembur. Pengolahan tanah
juga dapat mendorong pertumbuhan hara tanaman baik yang mikro
maupun makro. Pencegahan adanya hama dan pertumbuhna gulma dalam
tanah yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman juga dapat didukung
dan dibantu dengan adanya proses pengolahan tanah yang baik dan sesuai.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum periapan lahan adalah untuk mendapat
pemahaman dan dapat melakukan dengan baik praktik pengkondisian
lahan tempat budidaya tanaman jagung dan kacang tanah agar sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan, sehingga tanaman jagung dan kacang
tanah dapat tumbuh dengan baik
B. Tinjauan Pustaka

Pupuk organik adalah semua pupuk yang tidak mengandung bahan


terlarang dan berasal dari bahan alami yaitu dari susa tanaman dan/atau
hewan, sewage sludge, dan tidak termasuk bahan non-organik. Pupuk organik
berupa kompos dan pupuk kandang dewasa ini sudah biasa digunakan petani
untuk memperbaiki produktivitas tanah. Peranan pupuk organik sangat
bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik dalam segi kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan
kualitas lahan secara berkesinambungan. Penggunaan pupuk organik dalam
jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah
degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beragam, dengan
karakteristik fisik dan kandungan kimia/hara yang sangat beranekaragam
sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan
tanaman dapat bervariasi (Juarsah 2014).
Bahan organik tanah umumnya berasal dari jaringan tanaman,
residu tanaman mengandung 60-90% air dan sisa bahan keringnya
mengandung karbon (C), oksigen (O), hydrogen (H), dan sejumlah kecil
sulfur (S), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium
(Mg). Meskipun jumlahnya sangat kecil, namun unsur hara ini sangat penting
bagi kesuburan tanah. Sebagai penyumbang unsur hara bagi tanah, pupuk
organik memiliki peranan kunci sebagai sumber bahan organik yang berasal
dari residu tanaman yang mengandung unsur hara esensial bagi tanah
kemudian terakumulasi sebagai sumber makanan bagi tanaman, bahan
organik yang sudah stabil (humus), yang berfungsi untuk mengadsorpsi dan
menahan unsur hara dalam bentuk tersedia bagi tanaman
(Bot and Benites 2005).
Pupuk organik ataupun bahan organik biasa dipergunakan dalam
sistem pertanian di Indonesia, terutama pada sistem pertanian sayuran di
dataran tinggi. Jenis pupuk yang umum di pasaran adalah pupuk organik
granul dengan bahan baku utama pupuk kandang sapi atau ayam, jerami,
ataupun tandan kosong kelapa sawit, dan dilengkapi filter yang dapat berupa
kapur, gypsum, atau abu sekam. Sedangkan jenis bahan organik umum yang
tersedia di lapangan meliputi sisa panen (jerami, brangkasan jagung, sisa
tanaman sayuran seperti kubis dan brokoli), pupuk kandang (ayam, sapi,
kambing, dan kuda), pupuk hijau (tithonia, sesbania, dan kegum). Sumber
organik tersebut akan mengalami perombakan yang merubah dari bentuk
organik menjadi bentuk mineral dan komponen yang lainnya. Salah satu
bentuk perubahan tersebut berupa mineralisasi dan imobilisasi, yang terjadi
secara simultan ketika bahan tersebut diaplikasikan ke dalam tanah, di mana
proses tersebut tergantung pada komposisi biokimia bahan, aktivitas
microbiota tanah, dan juga faktor abiotik (Hartatik et al. 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Bot, A. and J. Benites. 2005. The Importance of Soil Organic Matter, Key to
Drought-resistant Soil and Sustained Food Production. Rome (IT): Food and
Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 92-5-105366-9.
Hartatik, W., Husnain, dan Widowati, L.R. 2015. Peranan Pupuk Organik dalam
Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. J Sumberdaya Lahan. Vol.
9(2): 107-120. ISSN 1907-0799.
Juarsah. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Pertanian Organik dan
Lingkungan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik.
Bogor, 18-19 Juni 2014. Balittro Litbang Pertanian. Halaman 127-136.

Anda mungkin juga menyukai