PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menghadapi masalah yang serius berkaitan dengan usaha
terhadap padi, jagung, gandum, dan lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut,
konsumsi, bahan baku industri pangan, industri pakan ternak dan bahan bakar.
petani dapat mempengaruhi produksi secara Nasional. Hal ini dimungkinkan ada
kaitannya dengan pengolahan tanah dan kepadatan tanaman persatuan luas yang
menggunakan pestisida kimia sintetik. Hal ini karena pestisida ini mempunyai
2
cara kerja yang relatif cepat dalam menekan populasi hama sehingga dapat
menekan kerugian hasil akibat serangan hama, lebih efektif dalam memberantas
pestisida kimia secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan
pencemaran air dan tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia
dan makhluk lainnya dalam bentuk makanan dan minuman yang tercemar. Kedua,
matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan
resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya. Ketiga,
aman, di satu sisi efektif terhadap sasaran, di sisi yang lain aman bagi pemakai
komponen utama dalam sistem PHT. Tindakan lainnya tertera dalam Keputusan
peredaran beberapa jenis pestisida dengan bahan aktif yang dianggap persisten
banyak mengandung bahan kimia yang digunakan sebagai alat pertahanan dari
sebagai metabolit sekunder yang berupa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan
lain-lain. Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak essensial bagi
antara spesies satu dengan spesies lainnya. Berbagai senyawa metabolit sekunder
telah digunakan sebagai obat atau bahan untuk membuat obat, pestisida dan
tanin, flavonoid, stillben, dan 2-arilbenzofuran. Selain itu menurut Indrowati dan
flavonoid.
ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakuan dan untuk
menentukan konsentrasi yang tepat. Dari hasil uji pendahuluan (Zahroh, 2013)
yang telah dilakukan, diperoleh bahwa konsentrasi ekstrak daun keluwih berperan
sebagai pestisida nabati, dimana pada konsentrasi 50%, 60%, dan 70%
didapatkan jumlah kematian larva tertinggi yaitu 20 ekor dari 20 ekor (100%),
sebagai berikut :
vitro?
(Pitojo, 2005).
pestisida nabati.
semester II.
Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti
1.5.1 Pestisida nabati daun keluwih terbuat dari daun keluwih yang diekstrak
1.5.2 Serangga hama yang diuji adalah Helicoverpa armigera (Hubner) pada
instar II, karena pada masa tersebut ulat sudah bersifat hama
(merusak). Ciri-cirinya panjang 9,9 mm, lebar 1.3 mm, umur sekitar 3-
Karangploso, Malang.
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam
telur pada rambut jagung dan sesaat setelah menetas larva akan