MANIFESTASI KLINIS
1. Dyspnea
2. Kelelahan
3. Orthopnea (sesak nafas saat berbaring)
4. Batuk
5. Bengkak pada pergelangan kaki
6. Takipnea
7. Takikardi
8. Hipotensi
9. Peningkatan tekanan vena jugularis
10. Suara jantung 3 dan 4
11. Oedema
12. Intoleransi posisi berbaring
Presentasi klinis pasien gagal jantung akut berdasarkan ada/tidaknya kongesti dan/atau hipoperfusi:
LO. 6 DIAGNOSIS
SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik didiagnosis sebagai kegawatdaruratan. Untuk menegakkan diagnosis dari syok
kardiogenik, dokter akan memeriksa tanda dan gejala syok, kemudian akan dilakukan tes untuk
menemukan penyebabnya.
1. Pemeriksaan fisik
- Takipnea
- Sesak nafas berat
- Takikardi
- Hilang kesadaran
- Nadi lemah
- Hipotensi
- Berkeringat
- Pucat
- Akral dingin
- Urine output <30mL/jam
2. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
Melihat apakah terjadi Infark Miokard dan/ miokardial iskemik
b. Radiografi Toraks
- Untuk melihat ada kemungkinan penyebab lain yang mengakibatkan syok seperti diseksi
aorta, tension pneumotoraks, dan pneumomediastinum
- Sebagian besar pasien dengan syok kardiogenik menunjukkan temuan gagal ventrikel kiri,
gambaran radiologisnya meliputi redistribusi vaskular paru, edema paru interstisial,
bayangan hilar yang membesar, adanya garis Kerley B, kardiomegali, dan efusi pleura
bilateral.
c. Ekokardiografi
Ekokardiografi harus dilakukan lebih awal untuk menentukan penyebab syok kardiogenik
d. Coronary Angiography
Angiografi koroner terutama diindikasikan pada iskemia atau infark miokard yang berlanjut
menjadi syok kardiogenik
e. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk syok kardiogenik mencakup pemeriksaan darah lengkap,
profil biokimia, enzim jantung, analisa gas darah, laktat, dan brain natriuretic peptide (BNP).
A. Prognosis
Diagnosis dini dan mengikuti rencana pengobatan dapat menghasilkan manajemen yang lebih
baik dan umur yang lebih panjang.
Morbiditas dan mortalitas untuk semua tingkat gejala gagal jantung kronis tinggi, dengan
mortalitas satu tahun 20-30% pada gagal jantung ringan sampai sedang dan mortalitas satu tahun
lebih besar dari 50% pada gagal jantung berat.
B. Komplikasi
1. Aritmia
2. Thromboembolism
Dapat menyebabkan Stroke, DVT, Emboli Paru, dan Emboli Periferal
3. Gastrointestinal: kongesti hepar dan disfungsi hepar
Dapat menyebabkan malabsorbsi
4. Muskuloskeletal
Otot melemah dan mengalami atrofi
5. Respirasi
Kongesti paru, otot pernapasan melemah, hipertensi pulmonal