Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

ENERGI FUEL CEL DAN NUKLIR


Polymer Electrolyte Fuel cell
(PEFC)

OLEH
AHMAD FAUZI
1605541031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin menipisnya cadangan energi berbahan bakar fosil menuntut agar


sumber energi lain terus dikembangkan, sehingga kelak dimasa depan sumber
energi yang baru akan menggantikan sumber energi fosil. Berbagai Negara
diseluruh dunia mulai mengambangkan berbagai macam energi alternative yang
dipersiapkan untuk menggantikan energi fosil.

Diantara energi alternatif yang tengah dikembangkan saat ini mulai dari
nuklir, energi panas bumi, energi surya, angin sampai sumber energi yang berasal
dari tanaman seperti bioethanol, bio diesel, dan sebagainya. Namun sumber-
sumber energi alternatif ini dirasa masih memiliki efisiensi yang belum
maksimal.

Selain sumber-sumber energi yang telah disebutkan diatas, para peneliti


juga tengah mengembangkan suatu perangkat penghasil energi listrik dengan
prinsip elektrokimia dengan bahan bakar hydrogen dan oksigen. Perangkat ini
dinamakan sel bahan bakar atau fuel cell . Sumber energi ini dinilai ramah
lingkungan dan rendah emisi . bahkan jenis fuel cell tertentu seperti Polymer
Electrolyte Fuel cell memiliki suhu kerja yang rendah sehingga dirasa memiliki
efisiensi yang baik tidak membutuhkan pembakaran bersuhu tinggi dan
berpotensi besar sebagai sumber energi terbarukan yang berkelanjutan di masa
depan.

1.2 Rumusan Masalah


Menurut uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu fuel cell
2. Apa itu Polymer Electrolyte Fuel cell
3. Bagaimana prinsip kerja dari Polymer Electrolyte Fuel cell
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini antara lain :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Energi Fuel Cell dan Nuklir


2. Mengetahui apa itu fuel cell
3. Mengetahui Apa itu Polymer Electrolyte Fuel cell
4. Mengetahui bagaimanakah prinsip kerja dari Polymer Electrolyte Fuel
cell
4.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan karya tulis ini diharapkan mampu :

1. Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang apa itu fuel cell


2. Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang Apa itu Polymer
Electrolyte Fuel cell
3. Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai prinsip kerja dari
Polymer Electrolyte Fuel cell
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fuel cell


Fuel cell adalah perangkat elektronik yang memanfaatkan reaksi kimia
(reaksi redoks) dengan bahan bakar hydrogen dan oksigen untuk menghasilkan
energi listrik. Karena pada perangkat ini energi listrik dihasilkan melalui proses
reaksi kimiawi maka fuel cell disebut juga sebagai perangkat elektrokimia. Fuel
cell dianggap sebagai bahan bakar masa depan karena dianggap memiliki
effisiensi tinggi, ramah lingkungan, serta rendah emisi, bahkan fuelcell dapat
menggantikan baterai sebagai sumber daya listrik utuk menggerakkan motor
listrik.
Bahan bakar yang umum digunakan pada teknolgi fuel cell adalah
hidrogen dan oksigen yang direaksikan pada suatu reaktor yang terdiridari
elektroda, katalisator dan elektrolit.

2.2 Polymer Electrolyte Fuel cell (PEFC)


Teknologi PEFC adalah jenis fuel cell bersuhu kerja rendah yang
menggunakan membran polimer fase padat sebagai pemisah sel / elektrolit. PEFC
bekerja pada rentan suhu 600 hingga 800 C, suhu ini terbilang rendah dibandingkan
fuel cell jenis lain. PEFC umumnya menggunakan perfluorosulfonic ion (PFSA)
ionomer seperti Nafion.
2.2.1 Prinsipp kerja Polymer Electrolyte Fuel cell (PEFC)
Gambar 1 akan menunjukkan prinsip kerja dari PEFC.

Pada PEFC prinsipnya memanfaatkan kemampuan suatu membran yang


dapat mengikat ion H+ dari anoda dan kemudian metransferkannya ke katoda.
Elektrolit yang digunakan pada PEFC merupakan polymer electrolyte sedangkan
untuk bahan bakar (reaktan) menggunakan Hidrogen dan oksigen.

1. Hidrogen akan masuk ke dalam sistem melalui anoda sementara oksigen


masuk ke dalam sistem melalui katoda. Hidrogen pada anoda akan
bereduksi dan menghasilkan ion Hidrogen (H+ ) dan elektron (e-).
2. Catalyst disini berperan mempercepat proses reaksi redoks. Pada PEFC
biasanya digunakan platina dengan campuran material lain
3. Ion Hidrogen (H+ ) kemudian bergerak melalui elektrolit menuju katoda,
sedangkan elektron (e-) akan akan terkumpul pada anoda. Apabila diantara
Anoda dan katoda diberi beban, maka elektron akan mengalir melalui
penghantar menuju ke katoda. Aliran elektron ini yang menyebabkan
timbulnya arus listrik pada penghantar tersebut dan kemudian
dimanfaatkan sebagai suplai menuju beban.
4. Elektron akan mengalir melalui penghantar menuju beban dan pada
akhirnya menuju katoda.
5. Saat elektron tiba pada katoda bersamaan dengan ion (H + ) akan terjadi
reaksi kimia melibatkan oksigen (oksidasi), terjadi pengikatan ion ion
hidrogen dan elektron oleh oksigen yang nantinya akan menghasilkan H2O
dan panas sebagai efek reaksi tersebut
Persamaan reaksi yang terjadi dapat dilihat sebagai berikut :

2.3 Membran Penghantar Proton untuk fuelcell


Membran penghantar proton dalam fuel cell harus memiliki tingkat
konduktivitas proton yang baik. Selain itu, membran tersebut juga mampu
berfungsi sebagai pemisah antar pereaksi, dapat mengisolasi elektron dengan
baik, dan juga memiliki ketahanan mekanik dan fisik yang baik pula.
Konduktifitas proton suatu membran adalah kemampuan membran untuk
menghantarkan atau mengalirkan proton dari sisi membran yang satu menuju sisi
membran yang lainnya. Semakin tinggi kemampuan hantar suatu membran maka
semakin tinggi juga konduktifitasnya. Semakin tinggi konduktifitas suatu
membran maka akan semakin baik apabila diterapkan pada fuel cell.
Sebelum menembus membran, proton akan berinteraksi dengan matriks
yang terdapat di dalam membran. Bila interaksi ini terjadi dengan kuat maka
proton yang telah tertarik masuk ke dalam membran akan sulit untuk lepas dan
keluar di sisi lain dari membran. Akibatnya proses penghantaran protonmenjadi
terhambat. Namun apabila interaksi antara proton dan matriks dari membran
sangat lemah maka sedikit sekali proton yang berhasil tertarik ke dalam membran,
sehingga kerja penghantaran proton menjadi lambat. Dari persoalan ini maka
harus diperoleh interaksi yang tepat agar membran mampu mengikat proton
dengan baik dan juga mampu untuk melepasnya ke sisi lain dari membran dengan
baik juga, sehingga proses transfer proton dapat berjalan dengan baik.
Perbedaan konsentrasi proton antara kedua sisi membran akan menibulkan
gaya dorong. Dalam fuel cell, hidrogen akan dihasilkan dari reaksi oksidasi
hidrogen pada sisi anoda. Sehingga pada sisi anoda konsentrasi protonnya lebih
tinggi dibanding dengan sisi katoda. Hal ini mendorong terjadinya perpindahan
proton ke konsentrasi yang lebih rendah (katoda) sehingga timbul gaya dorong
pada proses tranportasi proton melalui membran.

2.3.1 Mekanisme transfer membran

Mekanisme transfer pada membran sangat dipengaruhi oleh jumlah


muatan yang ada pada membran tersebut.makin besar muatan yang ada maka
makin banyak ion yag dapat ditukarkan dan dilewatkn membran. Mekanisme
transport yang terjadi pada membran bergantung pada spesi spesi yang terdapat
dalam matriks membran tersebut.

2.3.2 Ketahanan Thermal

Membran dalam fuel cell harus memiliki ketahanan thermal yang baik agar
sifat dan keandalan membran tidak berubah karena suhu tinggi yang digunakan
pada saat reaksi redoks. Struktur dan komponen-komponen penyusun dari
membran tersebut akan mempengaruhi ketahanan membran itu sendiri. Ketahanan
termal dari membran ini dapat diketahui dengan pengukuan Differential Scaning
Colometry (DSC).

2.3.3 Potensial membran

Jika membran ditempatkan diantara larutan elektrolit yang berbeda


konsentrasinya maka akan terjadi perpindahan elektrolit dari konsentrasi yang
lebih tinggi menuju konsentrasi yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan
terjadinya beda potensial. Beda potensial ini yang disebut dengan potensial
membran.

Suatu membran yang bermuatan akan menolak ion dengan muatan yang
sama. Ini menyebabkan ion tersebut sulit untuk melewati membran. Kejadian ini
disebut dengan efek donnan.
Teorrel-Meyer-Siever dalam teorinya menyebutkan bahwa potensial suatu
membran yang bermuatan mono polar adalah jumlah gabungan dari potensial
donnan dan potensial difusinnya

2.4 Penerapan Polymer Electrolyte Fuel cell (PEFC)

Salah satu penerapan PEFC ada pada mobil dan truk ringan. PEFC
merupakan satu satunya jenis fuel cell yang dipertimbangkan untuk diterapkan
pada kendaraan on the road, namun masih ada beberapa hala yang harus
diperhatikan pada penerapan PEFC di kendaraan on the road, diantaranya :

1. Standar serta kode keselamatan yang menyertai harus dikembangkan


2. Pengembngan teknologi PEFC sangat diperluka untuk mengurangi biaya
yang diperlukan
3. Sistem proteksi bagi sistem dan manusia perlu dikembangkan lagi
4. Insfrastruktur pendukung juga harus dipikirkan.
BAB III

KESIMPULAN

1. Fuel cell adalah perangkat elektronik yang memanfaatkan reaksi kimia


(reaksi redoks) dengan bahan bakar hydrogen dan oksigen untuk
menghasilkan energi listrik.

2. Teknologi Polymer Electrolyte Fuel cell (PEFC) adalah jenis fuel cell
bersuhu kerja rendah yang menggunakan membran polimer fase padat
sebagai pemisah sel / elektrolit. PEFC bekerja pada rentan suhu 600
hingga 800 C, suhu ini terbilang rendah dibandingkan fuel cell jenis lain.

3. Prinsi kerja PEFC adalah hydrogen akan masuk ke sistem melalui Anoda
kemudian akan bereduksi menjadi ion H+ dan elektron. Ion H+ akan
mengalir menembus membran kemudian menuju kea rah katoda.
Sedangkan elektron akan terkumpul pada anoda, apabila diantara anoda
dan katoda diberi beban maka elektron akan mengalir dari anoda ke
ketoda. Aliran elektron ini yang menyebabkkan arus lisrtik. Elektron yang
telah sampai katoda bersamaan dengan ion H + akan mengalami oksidasi
oleh oksigen sehingga terjadi pengikatan ion-ion H+ dan elektron di
katoda dan menghasilkan H2O sebagai hasil akhir.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait penerapan fuel cell dimasa


mendatang..
REFRENSI

Vijay Ramani, H. Russell Kunz, and James M. Fenton.2004.The Polymer


Electrolyte Fuel cell

Dhuhita, A. Arti, DK. 2010. Karakteristik dan Uji Kinerja Speek, cSMM dan
Nafion untuk Aplikasi Direct Methanol Fuel Cell (DMFC).
Universita Diponegoro

Michalovic, M. 2007. The New Chemistry of Fuel Cell.

Anda mungkin juga menyukai