PENDAHULUAN
1
khususnya substansi upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada pasien
di puskesmas sudah selayaknya merupakan pelayanan yang bermutu,
dimana harus mengutamakan keselamatan pasien. Sesuai dengan
Permenkes no 11 tahun 2017, dijelaskan indikator mutu tingkat Puskesmas
berhubungan dengan kepatuhan penuh pada indikator mutu nasional,
masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja, kepatuhan pada standard
keselamatan pasien dan upaya terkait pencegahan dan pengendalian infeksi.
Di dalam Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Standar Akreditasi
Puskesmas disebutkan indikator dapat dikaitkan dengan penyediaan
pelayanan klinis mulai dari kegiatan penilaian kebutuhan pelayanan,
penyusunan asuhan, pelaksanaan asuhan, tindakan medis, pelayanan
anestesi sederhana, pemberian makanan dan terapi gizi, edukasi, pelayanan
kesehatan tradisional, proses pemulangan, rujukan, manajemen data dan
informasi, pengelolaan rekam medis, layanan laboratorium dan layanan obat.
Berdasarkan peraturan tersebut maka puskesmas melakukan peningkatan
keselamatan pasien secara khusus dalam meliputi ketepatan identifikasi
pasien,dan peningkatan komunikasi yang efektif terkait pelayanan
kesehatan.Sasaran keselamatan pasien yang kesatu dan dua pada peraturan
tersebut menunjukkan bahwa setiap puskemas harus memperhatikan tentang
ketepatan identifikasi pasien,dan peningkatan komunikasi yang efektif.
Dimana pasien yang datang ke puskesmas selalu memiliki resiko terkait
dengan segala bentuk tindakan medis, khususnya ketepatan identifikasi
pasien,dan peningkatan komunikasi yang efektif.
Dalam pelayanan gawat darurat di Puskesmas terutama pelayanan
rawat inap, Peningkaan mutu dan keselamatan pasien memerlukan kerja tim
yang solid yang merupakan praktik kolaboratif antara komunikasi yang efektif,
penyelesaian tugas dan hasil yang akurat serta perumusan tanggung jawab
yang jelas. Pemberi pelayanan keperawatan khususnya perawat
berkontribusi terhadap terjadinya kesalahan yang mengancam keselamatan
2
pasien Hal ini sangat memerlukan perhatian khusus berkaitan dengan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien yang juga berdampak pada
standard akreditasi Puskesmas. Adapun telah tersedianya rancangan
kegiatan untuk mendukung hal tersebut yaitu identifikasi pasien dengan
memakai gelang serta peningkatan komunikasi yang efektif pencatatan
(SBAR),namun pelaksaannya belum terealisasi secara maksimal,
dikarenakan beberapa faktor, salah satunya penerapan sumber daya
manusia yang kurang efektif dan tidak tersedianya sarana prasarana.
Adapun maksud dari kegiatan identifikasi pasien (gelang pasien) dan
peningkatan komunikasi yang efektif pencatatan (SBAR) pada status pasien
ini, yaitu : untuk meminimalisir kejadian atau insiden yang tidak diinginkan
dari tindakan yang tidak sesuai prosedur dan Setiap kesalahan dalam
prosedur yang dijalani beresiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
Kesalahan faktor manusia dapat terjadi karena masalah komunikasi, tekanan
pekerjaan, kesibukan dan kelelahan.
Oleh karena itu, dengan adanya isu ini diperlukan kembali perbaikan
mutu dari kegiatan identifikasi pasien dengan memakai gelang pasien serta
peningkatan komunikasi yang efektif pencatatan (SBAR) pada status pasien
yang dilakukan Pemberi pelayanan keperawatan khususnya perawat
berkontribusi terhadap terjadinya kesalahan ketidaktepatan identitas pasien
dan komunikasi yang efektif dengan tetap berpedoman pada standar
keselamatan pasien , serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di
Puskesmas. Sehingga mutu dari tindakan yang dilaksanakan bisa terkontrol
dengan baik dan keselamatan pasien lebih terjamin.
3
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil pada kegiatan ini yaitu :
1. Menerapkan kebijakan atau prosedur dalam mengidentifikasi pasien.
2. Membuat dan Melaksanakan verifikasi keakuratan komunikasi secara
lisan atau via telepon menyatakan komunikasi dokter dan perawat.
4
dengan isu atau permasalahan yang diangkat yaitu “ Upaya
Puskesmas Sukapura.”