NPM: 1806219381
No. Urut :
2. A. Seorang peneliti harus selalu kritis dalam menggunakan data sekunder, seringkali
peneliti melakukan kesalah dengan menganggap bahwa data sekunder yang ia miliki
telah tuntas. Adapula berbagai macam bentuk data sekunder berdasarkan sifatnya,
khususnya yang bersifat opini perlu kehati-hatian lebih dalam penggunaannya karena
dapat mempengaruhi isi dari karya yang sedang ditulis oleh peneliti. Selain itu
peneliti juga seringkali tidak mengetahui dan kesulitan untuk melacak darimana
sumber data yang di olah oleh data sekunder tersebut.
3. Secara umum waktu pengumpulan data sekunder tergantung dari jenis penelitian yang
dilakukan, tidak sedikit penelitian yang murni hanya menggunakan data sekunder
sebagai bahan analisis nya seperti penelitian hukum normatif. Namun, untuk
penelitian yang bersifat yuridis-empiris yang menekankan pengumpulan data primer
seperti wawancara, data sekunder mungkin dilakukan setelah wawancara tersebut
dilakukan. Oleh karena itu, waktu pengumpulan data sekunder tidak bisa tentukan
secara pasti karena bergantung pada jenis penelitiannya.
Perihal apakah bisa melakukan penelitian tanpa menggunakan data sekunder, dalam
teorinya tentu saja bisa. Namun fungsi data sekunder selain untuk ilmu yang
dikandungnya terdapat juga kewibawaan atas peneliti/penulis sebelumnya yang
membuat penelitian yang sedang penulis lakukan saat ini memiliki kekuatan
pendukung. sehingga semakin membuat orang percaya dengan hasil dari penelitian
penulis.
I. Jenis penelitian
Tulisan ini menggunakan metode deskriptis analitis yang menggunakan
pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang berbasis atau mengacu
kepada norma-norma hukum yang dituangkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan di Indonesia melalui bahan-bahan kepustakaan di bidang
hukum dan bidang lainnya.1