Aulia Abdurrahman
1806219381
1. Pada hakikatnya suatu penelitian dilakukan karena adanya suatu masalah yang
relevan, yaitu masalah yang ada dan terjadi sehingga diperlukan suatu penelitian
untuk menjawabanya. Perumusan masalah ini menjadi jiwa dari penelitian itu
sendiri.
Dalam merumuskan permasalahan digunakan kata “bagaimana” yang digunakan
untuk mengidentifikasikan persoalan yang menurut peneliti benar telah menjadi
persoalan atau bersifat mengantarkan masalah penelitian.
kata “mengapa” yang merefleksikan keinginan peneliti untuk memecahkan
persoalan hukum yang ada dalam penelitian atau melakukan penyelidikan.
Serta penggunaan kata “bagaimanakah” menunjukkan perhatian peneliti untuk
mencari jawaban melalui suatu penelitian terlebih dahulu atau menggambarkan
solusi.
2.
Dari beberapa masalah yang mungkin timbul seperti diatas, saya ambil contoh
mengenai urutan dari anggota panitia penelitian. Apabila terjadi permasalahan di
dalam urutan penyebutan nama, berdasarkan ayat 2 pasal 12 TAP MWA UI Nomor 7
Tahun 2005 mengenai Etika Penelitian Bagi Setiap Anggota Sivitas Akademik UI yang
berbunyi :
“Bila terdapat lebih dari satu pengarang dalam sebuah hasil penelitian, maka paru
pengarang hendaknya membahas dan mencapai kesepakatan tertulis mengenai
susunan nama pengarang.”
Dalam hal ini, UI berdasarkan TAP MWA UI tersebut meminta permasalahan urutan
keanggotaan panitia penelitian ini untuk diselesaikan di dalam internal keanggotaaan
kepanitian penelitian.
4.
Andi Hamzah, HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA: Edisi Revisi,
Jakarta, Sinar Grafika: 2006, Hlm. 14.
Ana Dias Daniel et al., “Tourism Education: What about entrepreneurial
skills?”, Hospitality and Tourism Management 30 (2017) Hlm. 65-72.
Andi Hamzah, HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA, 20.
Ibid, 24.
Republik Indonesia, 2013, Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan, Lembaran Negara RI No. 116 Tahun 2013, TLN
No. 5430.
Safri Nugraha et al., Hukum Administrasi Negara. Ed. Revisi. Diterbitkan oleh
CLGS FHUI: 2018.
Mukhtaromi et al. Sinergi Pemerintah Daerah dan Lembaga Adat dalam
Melaksanakan Pelestarian Kebudayaan. Jurnal Administrasi Publik (JAP).
Vol. 1 No. 2. 2013. 15-27.
Tourism Education: What About Entrepreneural Skills, Hlm. 67
Prof. Jimly Asshidiqie, dan Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Konstitusi RI, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. 2006. Hlm 35.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Reformasi Birokrasi. https://www.menpan.go.id/site/reformasi-
birokrasi/makna-dan-tujuan.
5. Daftar Pustaka
Buku
Andi Hamzah. HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA: Edisi Revisi. Jakarta. Sinar Grafika:
2006.
Prof. Jimly Asshidiqie. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. 2006.
Safri Nugraha, Harsanto Nursadi, Tri Hayati, Prof. Anna Erliyana, Andhika Danesjvara.
Hukum Administrasi Negara. Ed. Revisi. Diterbitkan oleh CLGS FHUI. 2018.
Jurnal
Mukhtaromi, Ayu, Mochammad S. Soeaidy dan Ainul Hayat. Sinergi Pemerintah Daerah dan
Lembaga Adat dalam Melaksanakan Pelestarian Kebudayaan. Jurnal Administrasi
Publik (JAP). Vol. 1 No. 2. 2013.
Peraturan
Sumber internet