Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

HUBUNGAN CAKUPAN SASARAN PROGRAM 1000 HARI KEHIDUPAN


DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA LEMBAR SELATAN WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JEMBATAN KEMBAR KABUPATEN
LOMBOK BARAT TAHUN 2020

OLEH:

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI KESEHATAN UNIVERSITAS


QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi, kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya

manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada

masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat

kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada

kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitive karena akibat

yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat

dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada

perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran

fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada

rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkoordinator bidang Kesejahteraan Rakyat RI.,

2013).

Gerakan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan atau Gerakan 1000

Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan upaya Pemerintah dalam perbaikan gizi

anak. Periode ini disebut golden periode atau waktu yang kritis dimana jika tidak

dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen

(Menkokesra RI, 2013). Indikator yang menjadi tujuan dari gerakan 1000 HPK adalah

menurunkan jumlah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), stunting, wasting, overweight,

anemia, meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan

(Menkokesra RI, 2012).

Dari data yang ada lebih dari 20 juta bayi di dunia 15,5% dari seluruh kelahiran

mengalami BBLR dan 95% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang (Kawai K,


dkk. 2011). Dari 556 juta balita di negara berkembang 178 juta anak (32%) bertubuh

pendek dan 19 juta anak sangat kurus (<-3SD) (Black RE, 2008). Angka kejadian

obesitas pada anak usia dibawah lima tahun mencapai 43 juta dan 35 juta diantaranya

tinggal di negara berkembang termasuk Indonesia (Rokholm, 2010). Di Dunia 34% ibu

hamil dengan anemia dimana 75% berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005

dalam Syafa, 2010).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi

balita underwight 17,7%, wasting 10,2%, stunting 30,8%, balita gemuk 8%, BBLR 6,2%,

dan anemia pada ibu hamil 48,9% (Kementrian Kesehatan RI,2018).

Di NTB jumlah kematian bayi dalam 6 tahun terakhir terus menurun pada kisaran

1.070 kasus pada tahun 2013 sampai dengan 866 kasus pada tahun 2018. Capaian ini

cukup akseleratif untuk mendukung pencapaian indikator usia harapan hidup. Kasus

Kematian Ibu juga terus menurun selama 5 tahun terakhir, namun pada tahun 2018

jumlah kasus kematian ibu mencapai 99 kasus (RKPD, 2020).

Jumlah kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009

mencapai 17 kasus dalam 1.000 kelahiran hidup, dimana jumlah ini mengalami

peningkatan pada tahun 2013 menjadi 29 kasus kematian bayi dalam 1.000 kelahiran

hidup. Secara umum Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) di Kabupaten Lombok

Barat pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 982,91 AKHB pada tahun

2009 menjadi 971 AKHB pada tahun 2013. Hal ini berarti peluang bayi hidup sampai

dengan usia 1 tahun mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2009

atau dapat dikatakan pada tahun 2013 dari 1.000 kelahiran hidup bayi, probabilitas atau

kemungkinan bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun adalah 971 (RPJMD, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Jembatan Kembar pada bulan

Februari 2019 terdapat 731 anak mengalami stunting dan yang terbanyak berasal dari

Desa Lembar Selatan yaitu 252 orang.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2019

dengan hasil survey di Desa Lembar Selatan didapatkan sebanyak 240 anak mengalami

stunting dengan katagori pendek sebanyak 201 orang dan sangat pendek sebanyak 39

orang.

BBLR beresiko 40 kali mengalami kematian, komplikasi yang ditimbulkan yaitu

hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, paten duktus arteriosus,

infeksi, perdarahan intraventrikuler dan apnoe. Selanjutnya dari komplikasi tersebut akan

mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan, gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran, penyakit paru kronis yang mengakibatkan peningkatan mortalitas serta

tingginya biaya perawatan yang dibutuhkan (WHO, 2007).

Menurut Ricardo dalam Bhutta (2013), stunting menyebabkan organ tubuh tidak

tumbuh dan berkembang secara optimal. Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta

(15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta Disability-Adjusted Life

Years (DALYs) yaitu hilangnya masa hidup sehat setiap tahun.

Solusi untuk perbaikan gizi selama 1000 HPK telah tersedia, terjangkau dan cost-

effective, termasuk memastikan bahwa Ibu dan anak memperoleh vitamin dan mineral

yang mereka butuhkan, mempromosikan praktek gizi yang baik, termasuk menyusui dan

memberikan makanan yang sehat serta sesuai untuk bayi, dan merawat anak-anak yang

kurang gizi dengan makanan terapi khusus (Zulkarnaen, 2016).

Melihat dampak dari indikator yang menjadi tujuan dari gerakan 1000 HPK yang

melatarbelakangi pentingnya peneliti untuk melihat bagaimana hubungan cakupan


sasaran program 1000 hari kehidupan dengan kejadian stunting di desa Lembar

Puskesmas Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah

“Bagaimanakah Hubungan Cakupan Sasaran Program 1000 Hari Kehidupan Dengan

Kejadian Stunting di Desa Lembar Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kembar

Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Hubungan Cakupan Sasaran Program 1000 Hari Kehidupan

Dengan Kejadian Stunting di Desa Lembar Selatan Wilayah Kerja Puskesmas

Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kejadian stunting di Desa Lembar Selatan Wilayah Kerja

Puskesmas Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020.

2. Mengidentifikasi program 1000 hari kelahiran di Desa Lembar Selatan

Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat Tahun

2020.

3. Menganalisis hubungan cakupan sasaran program 1000 hari kehidupan dengan

kejadian stunting di Desa Lembar Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan

Kembar Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020.

Manfaat Penelitian

1.3.3 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang sangat

luas mengenai hubungan cakupan sasaran program 1000 hari kehidupan dengan

kejadian stunting dan sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah.

1.3.4 Manfaat Praktis

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam penanggulangan

masalah yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian terhadap 1000 HPK.

2. Bagi Pihak Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

kejadian stunting dan ikut serta dalam tujuan dari gerakan 1000 HPK.

3. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pentingnya gerakan 1000 HPK.

4. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat selama perkuliahan dan

pengalaman nyata dalam penelitian.

1.4 Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis, belum pernah dilakukan penelitian seperti yang dilakukan

peneliti, namun ada beberapa peneliti yang hampir sama yaitu peneliti yang

dikemukakan oleh :

Tabel 1.1: Keaslian Penelitian


Metode/ Persamaan &
No Nama Peneliti Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian perbedaan pada
Penelitian penelitian saat ini
1 Nesra Nefy, Nur Implementasi Penelitian Belum adanya regulasi Persamaan
Indrawati Gerakan 1000 studi tertulis, visi, misi dan sasaran penelitian adalah
Lipoeto, Edison Hari Pertama kebijakan program khusus mengenai meneliti gerakan
Kehidupan dengan gerakan 1000 HPK. Belum 1000 hari pertama
di Kabupaten pendekatan adanya keterlibatan kehidupan,
Pasaman 2017 kualitatif. pemangku kepentingan sedangkan
secara maksimal, sudah perbedaannya
tersedianya anggaran, masih adalah pada
kurangnya SDM serta sarana penelitian tersebut
dan prasarana. Intervensi merupakan
spesifik dan intervensi penelitian
sensitif telah terlaksana, kulaitatif,
namun masih ada indikator sedangkan
yang belum terlaksana. penelitian ini
Pembentukan organisasi adalah penelitian
khusus tentang gerakan 1000 kuantitatif.
HPK belum terbentuk dan
partisipasi pemangku
kepentingan belum
maksimal. Pada komponen
output tidak terbentuknya
komitmen khusus multisektor
dalam gerakan 1000 HPK,
telah terselesaikannya
kerangka pembiayaan untuk
kegiatan rutin terkait dan
terlaksananya intervensi
spesifik dan sensitif.
2 Khoirun Analisis Penelitian ini Hasil penelitian ini Persamaan
Niswati MasLahAh merupakan menyimpulkan bahwa upaya penelitian adalah
Terhadap Upaya penelitian kesehatan ibu dan anak meneliti gerakan
Kesehatan kualitatif yang melalui program 1000 Hari 1000 hari pertama
Ibu Dan Anak teknik Pertama Kehidupan di Kota kehidupan,
Melalui pengumpulan Surabaya dilakukan dari sedangkan
Program 1000 datanya periode calon pengantin perbedaannya
Hari Pertama adalah sampai dengan balita berusia adalah pada
Kehidupan Di wawancara, dua tahun, dimana setiap penelitian tersebut
Kota Surabaya dokumentasi periode sasaran mendapatkan merupakan
Dalam Pasal 6 dan observasi. intervensi/ upaya-upaya penelitian
Peraturan Data yang kesehatan sesuai dengan kulaitatif,
Daerah Kota sudah periodenya. Adapun periode- sedangkan
Surabaya No. 2 dikumpulkan periodenya ada 7 yaitu calon penelitian ini
Tahun 2017 selanjutnya pengantin, ibu hamil, ibu adalah penelitian
Tentang Upaya disusun dan bersalin, ibu nifas, kuantitatif.
Kesehatan dianalisis neonatus/bayi baru lahir, post
menggunakan natal/minggu-minggu setelah
deskriptif kelahiran, baduta/anak usia
analisis bawah dua tahun. Jika
dengan pola ditinjau dalam teori
pikir deduktif maslahah, pelaksanaan upaya
bertujuan kesehatan ibu dan anak
menggambark melalui program 1000 Hari
an dan Pertama Kehidupan di Kota
menjelaskan Surabaya dilihat dari
secara kegiatan-kegiatan, manfaat
sistematik dan tujuannya sangat
mengenai bermanfaat bagi masyarakat
program 1000 Kota Surabaya dan dihukumi
Hari Pertama boleh. Dalam hal macam-
Kehidupan di macam maslahah, dari segi
Kota keberadaan maslahah dan ada
Surabaya atau tidaknya dalil yang
yang langsung mengaturnya
kemudian program ini termasuk dalam
dianalisis kategori maslahah al-
dengan teori mursalah. Jika dilihat dari
maslahah. tingkat kebutuhannya
program ini bersifat hajiyyah,
dan jika dilihat dari
cakupannya program ini
termasuk maslahah
al-‘ammah. Selanjutnya jika
dilihat dari berubah atau
tidaknya, program ini
termasuk dalam kategori
maslahah al-mutaghayyirah.

Anda mungkin juga menyukai