OLEH:
PENDAHULUAN
Status gizi, kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya
manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada
masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat
kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada
kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitive karena akibat
yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran
fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
2013).
Gerakan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan atau Gerakan 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan upaya Pemerintah dalam perbaikan gizi
anak. Periode ini disebut golden periode atau waktu yang kritis dimana jika tidak
(Menkokesra RI, 2013). Indikator yang menjadi tujuan dari gerakan 1000 HPK adalah
menurunkan jumlah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), stunting, wasting, overweight,
anemia, meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan
Dari data yang ada lebih dari 20 juta bayi di dunia 15,5% dari seluruh kelahiran
pendek dan 19 juta anak sangat kurus (<-3SD) (Black RE, 2008). Angka kejadian
obesitas pada anak usia dibawah lima tahun mencapai 43 juta dan 35 juta diantaranya
tinggal di negara berkembang termasuk Indonesia (Rokholm, 2010). Di Dunia 34% ibu
hamil dengan anemia dimana 75% berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005
balita underwight 17,7%, wasting 10,2%, stunting 30,8%, balita gemuk 8%, BBLR 6,2%,
Di NTB jumlah kematian bayi dalam 6 tahun terakhir terus menurun pada kisaran
1.070 kasus pada tahun 2013 sampai dengan 866 kasus pada tahun 2018. Capaian ini
cukup akseleratif untuk mendukung pencapaian indikator usia harapan hidup. Kasus
Kematian Ibu juga terus menurun selama 5 tahun terakhir, namun pada tahun 2018
Jumlah kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2009
mencapai 17 kasus dalam 1.000 kelahiran hidup, dimana jumlah ini mengalami
peningkatan pada tahun 2013 menjadi 29 kasus kematian bayi dalam 1.000 kelahiran
hidup. Secara umum Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) di Kabupaten Lombok
Barat pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 982,91 AKHB pada tahun
2009 menjadi 971 AKHB pada tahun 2013. Hal ini berarti peluang bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2009
atau dapat dikatakan pada tahun 2013 dari 1.000 kelahiran hidup bayi, probabilitas atau
kemungkinan bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun adalah 971 (RPJMD, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Jembatan Kembar pada bulan
Februari 2019 terdapat 731 anak mengalami stunting dan yang terbanyak berasal dari
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2019
dengan hasil survey di Desa Lembar Selatan didapatkan sebanyak 240 anak mengalami
stunting dengan katagori pendek sebanyak 201 orang dan sangat pendek sebanyak 39
orang.
infeksi, perdarahan intraventrikuler dan apnoe. Selanjutnya dari komplikasi tersebut akan
Menurut Ricardo dalam Bhutta (2013), stunting menyebabkan organ tubuh tidak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta
(15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta Disability-Adjusted Life
Solusi untuk perbaikan gizi selama 1000 HPK telah tersedia, terjangkau dan cost-
effective, termasuk memastikan bahwa Ibu dan anak memperoleh vitamin dan mineral
yang mereka butuhkan, mempromosikan praktek gizi yang baik, termasuk menyusui dan
memberikan makanan yang sehat serta sesuai untuk bayi, dan merawat anak-anak yang
Melihat dampak dari indikator yang menjadi tujuan dari gerakan 1000 HPK yang
Kejadian Stunting di Desa Lembar Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kembar
2020.
Manfaat Penelitian
luas mengenai hubungan cakupan sasaran program 1000 hari kehidupan dengan
kejadian stunting dan ikut serta dalam tujuan dari gerakan 1000 HPK.
4. Bagi Peneliti
peneliti, namun ada beberapa peneliti yang hampir sama yaitu peneliti yang
dikemukakan oleh :