Nim Yourname Regular
Nim Yourname Regular
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Pertemuan ke – 1......................................................................................................1
Pertemuan ke – 2......................................................................................................3
Peretemuan ke – 3....................................................................................................6
Pertemuuan ke – 4....................................................................................................8
Pertemuan ke – 5....................................................................................................12
Pertemuan ke-6......................................................................................................15
Arterial Ulcer.....................................................................................................15
Pertemuan ke-7......................................................................................................18
Vena Ulcus.........................................................................................................18
Pertemuan ke-8......................................................................................................22
Pertemuan ke-9......................................................................................................26
Pengkajian Dekubitus........................................................................................26
Pertemuan ke - 10..................................................................................................29
Pertemuan ke – 11..................................................................................................30
Enterpreneurship................................................................................................30
Pertemuan ke – 12..................................................................................................31
Resume Jurnal....................................................................................................31
i
Pertemuan ke – 1
Etika Dalam Perawatan
Prinsip-prinsip etis
1) Autonomy
Individu memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan atau
keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih
2) Non maleficence
Suatu tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang
menguntungkan klien dan menghindari perbuatan yang merugikan
atau membahayakan klien, Perawat diwajibkan melaksanakan
tindakan yang bermanfaat bagi klien, namun peningkatan teknologi
dalam sistem asuhan keperawatan dapat juga merupakan risiko dari
tindakan yang membahayakan
3) Beneficience
Perawat melakukan hal yan baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.
4) Justice
Ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien
rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan
5) Veracity
Kejujuran (truth telling)yaitu menyatakan hal yang sebenarnya dan
tidak bohong
6) Confidentiality
Suatu prinsip dasar etika untuk menjaga privacy klien.
Menghindari berdiskusi mengenai kondisi klien dengan orang lain
yang tidak ada kaitannya dengan perawatan klien.
7) Fidelity
Ketaatan, atau tanggung jawab untuk setia pada suatu kesepakatan.
Tanggungjawab yang dimaksudkan meliputi tanggungjawab
menjaga janji, mempertahankan kerahasiaan, memperhatikan, dan
menunjukkan kepedulian
8) Accountability
Tanggung gugat, adalah mampu menjawab/mempertanggung
jawabkan dengan kata-kata yang berhubungan dengan tindakan
seseorang
Sikap/prilaku perawat luka
1. Bertutur lembut dalam berkomunikasi
2. Bisa bekerjasama dengan pasien & keluarga
3. Mampu mengontrol emosi
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4. Selalu siap apabila diperlukan
5. Respon tanggap yang baik
6. Ramah & sopan
7. Memiliki perhatian terhadap pasien
8. Memberi informasi yang jelas tentang terapi sesuai kewenangan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Pertemuan ke – 2
Anatomi Fisiologi Sistim Intagumen
Anatomi Sistem integument
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis
(kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan/hypodermis
1) Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600
μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm
untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Stratum Korneum /lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng,
tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak
teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel
saling melekat erat.
Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis
yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin. Selnya pipih, bedanya dengan stratum
granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-
butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Stratum Granulosum/ lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel
poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada
membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat
antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya
materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
Stratum Spinosum/ stratum malphigi / pickle cell layer, tersusun dari
beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk
polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan
terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel- sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
gesekan seperti telapak kaki.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis (berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel pigmen
basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada
lapisan basal ini terdapat sel-sel mitosis.
2) Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis
(kira-kira 0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung
dan penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam
hipodermis.
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Lapisan papilari,
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel
mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan
mikroorganisme yang menembus lapisan dermis. Di lapisan ini juga
terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk
gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman
nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.
Lapisan Retikular,
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak
terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai
satu sama lain menyerupai jaring- jaring. Dengan adanya serat elastin dan
kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang
dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus
yang melaksanakan fungsi kulit.
3) Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh
darah dan ujung saraf.
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
Peretemuan ke – 3
Penyembuhan Luka dan Perbaikan Luka
Penyembuhan Luka
1. Prinsip Penyembuhan Luka
Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut
Taylor (1997) yaitu:
Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan
dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum
kesehatan tiap orang
Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat
tetap dijaga
Respon tubuh secara sistemik pada trauma
Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis
pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme
Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari
benda asing tubuh termasuk bakteri.
2. Fase Penyembuhan Luka
Menurut Taylor (1997):
a) Fase Inflamatory
Fase inflammatory dimulai setelah pembedahan dan berakhir
hari ke 3 – 4 pasca operasi. Dua tahap dalam fase ini adalah
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
Hemostasis dan Pagositosis. Sebagai tekanan yang besar, luka
menimbulkan lokal adaptasi sindrom.
b) Fase Proliferative
c) Fase Maturasi
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat
berlanjut selama 1 – 2 tahun setelah luka.
Merawat luka
1. Pengertian
Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit,
membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma,
fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit
2. Tujuan
Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit
dan membran mukosa
Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
Mempercepat penyembuhan
Membersihkan luka dari benda asing atau debris
Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
Mencegah perdarahan
Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.
Pertemuuan ke – 4
Pengkajian Pada Luka
Pengkajian Luka Secara Umum
Pengkajian luka harusnya dilakukan secara holistic yang bermakna
bahwa pengkajian luka bukan hanya menentukan mengapa luka itu ada
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
namun juga menemukan berbagai factor yang dapat menghambat
penyembuhan luka.
Menurut Carville (1998), Pengkajian luka meliputi :
1. Jenis Luka
Luka akut yaitu berbagai jenis luka bedah yang sembuh melalui
intensi primer atau luka traumatik atau luka bedah yang
sembuh melalui intensi sekunder dan melalui proses perbaikan
yang tepat pada waktu dan mencapai hasil pemulihan integritas
anatomis sesuai dengan proses penyembuhan secara fisiologis.
Luka kronik, adalah terjadi bila proses perbaikan jaringan tidak
sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan dan
penyembuhannya mengalami komplikasi, terhambat baik oleh
faktor intrinsik maupun ekstrinsik yang berpengaruh kuat pada
individu, luka atau lingkungan.
2. Type Penyembuhan
Primary Intention
Delayed Primary Intention
Secondary Intention
Skin Graft
Flap,
3. Kehilangan jaringan
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Stage I
Stage II
Stage III
Stage IV
4. Penampilan Klinik
6. Ukuran Luka
Hal yang perlu dicatat tentang exudate adalah jenis, jumlah, warna,
konsistensi dan bau.
9. Nyeri.
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Melakukan perawatan pada luka dengan cara mamantau keadaan
luka, melakukan penggatian balutan dan mencegah terjadinya infeksi,yaitu
dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.
1. Tujuan
Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan
dan dapat menjaga kebersihan luka
Melindungi luka dari kontaminasi
Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis
verband )
Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
Menurunkan pergerakan dan trauma
Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
2. Bahan yang digunakan dalam perawatan luka
Sodium Klorida 0,9 %
Larutan povodine-iodine
3. Pemeriksaan penunjang pada luka
Hitung darah lengkap
Albumin Serum
Leukosit
BUN atau Kreatinin
GDA (Gas Darah Arteri)
Elektrolit Serum
Natrium Urin
Alkali Fosfat
Glukosa Serum
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Pertemuan ke – 5
Menegement Perawatan Luka
Fase penyembuhan luka
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
Tekanan dari pancaran air akan membersihkan luka dari bakteri dan
material kontaminan lain. Pencucian luka harus dilakukan pada:
a. Luka dangkal
b. Luka dengan risiko tinggi terjadinya infeksi
c. Luka kotor/terkontaminasi
d. Gigitan binatang atau manusia
e. Laserasi(tensionlaceration dan crushlaceration).
f. Luka dengan kerusakan otot, tendo atau tulang dibawahnya
g. Luka tusuk
Debridement luka
Debridement adalah proses mengangkat jaringan mati dan benda
asing dari dalam luka untuk memaparkan jaringan sehat di bawahnya.
Jaringan mati bisa berupa pus, krusta, eschar (pada luka bakar), atau
bekuan darah. Debridement harus dilakukan karena:
a. Jaringan mati akan mengganggu penyembuhan luka, meningkatkan
risiko infeksi dan menimbulkan bau.
b. Debridement akan memicu drainase yang inadekuat, menstimulasi
penyembuhan dengan menciptakan milieu luka yang optimal.
c. Microtrauma akibat debridement mekanis menstimulasi rekruitmen
trombosit yang akan mengawali fase penyembuhan luka. Platelet-
derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming Growth Factor-β
(TGF-β) dalam granula alfa trombosit mengendalikan
penyembuhan luka selama fase inflamasi.
Convensional Dressing & Modern Dressing
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Perawatan luka konvensional:
1) Tidak mengenal perawatan luka lembab.
2) Kassa lengket pada urea luka
3) Luka dalum kondisi kering
4) Pertumbuhan jaringan lambat
5) Infeksi lebih banyak
6) Balutan luka hanya menggunakan kassa
Perawatan luka modern
1) Perawatan luka lembab (moist wound care)
2) Kassa tidak lengket pada uren luku
3) Luka dalam kondisi lembab
4) Pertumbuhan jaringan lebih cepat
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Pertemuan ke-6
Arterial Ulcer
● Ulkus arteri, juga disebut sebagai ulkus iskemik, disebabkan oleh
perfusi yang buruk (pengiriman darah yang kaya nutrisi dan oksigen) ke
bawah ekstermitas. Alterial Ulcers (ulserasi iskemik) dapat disebabkan
oleh salah satu aterosklerosis progresif atau embolisasi arteri. Keduanya
menyebabkan iskemik dan ulserasi pada kulit. Kerusakan lebih lanjut pada
sistem arteri terjadi pada hipertensi bersamaan dengan kerusakan lapisan
tunika intima arteri. Penurunan suplai darah berakibat pada hipoksia dan
kerusakan jaringan. Episode trombotik dan athero embolik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan pembentukan ulkus
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
Etiologi Arterial Ulcers
Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi
Vasculitis (kerusakan pembuluh darah)
Bertambahnya usia
Trauma dan mobilitas sendi terbatas
Faktor Resiko Arterial Ulcers
Tidak adanya sensasi protektif akibat neuropati perifer
Kelainan struktural kaki
Retinopati
Penyakit ginjal
Riwayat ulkus
Peningkatan usia diatas 45 tahun
Pengkajian
Faktor resiko terjadinya insufisiensi arterial
kaji riwayat merokok, penyakit komorbid (diabetes mellitus,
hipertensi, kolesterol)
Karakteristik nyeri
Penyebab nyeri, kualitas nyeri, lokasi penyebaran nyeri, skala
nyeri, waktu
Riwayat ulkus
kejadian, faktor – faktor yang mempercepat, penatalaksanaan
dahulu sekarang, kemajuan atau kemunduran dalam penyembuhan
Tentukan status perfusi pada tiap – tiap ekstermitas bawah
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Tentukan ada atau tidaknya nadi pedalis dengan mempalpasi nadi
dorsalis pedis dan nadi tibialis posterior pada masing – masing
pergelangan
Kaji status neurosensoris
Pemeriksaan karakteristik luka ( arterial ulcers), meliputi :
Nyeri
Bentuk dan ukuran luka
Dasar luka
Tepi luka
Kulit sekitar luka
Eksudat (warna, jumlah, bau, konsistensi)
Lokasi luka yang khas ( antara jari – jari kaki, pada bagian atau
phalangeal, pada maleoolus, area – area yang terkena trauma
berulang – ulang atau gesekan sepatu
Gambaran luka yang khas
Komplikasi yang mungkin terjadi
Manajemen pencegahan
Hindari paparan suhu panas atau dingin atau perubahan
temperature secara tiba – tiba
Hindari penggunaan celan yang ketat dan sepatu yang sempit
Perawatan kaki secara teratur
Manajemen Debridement
Perawatan kaki secara umum
Cuci kaki dengan air hangat atau bersihkan dengan normal saline
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
Penggunaan antibiotik sistemik apabila ada tanda – tanda klinis
infeksi
Tulle gras (bila dengan antiseptic gunakan dalam waktu yang tidak
lama)
Calcium alginate
Kompresi dengan normal saline (untuk insentive cleaning)
Foam dressing
Manajemen dermatitis / eczema
Perawatan kaki secara umum
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
Pertemuan ke-7
Vena Ulcus
Definisi
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup
vena, biasanya terjadi di kaki. Luka vena adalah luka yang mengenai
lapisan kulit sampai dengan jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki
akibat terhambat aliran darah vena.
Klasifikasi
1. Klasifikasi clinis
C0 : tidak ada tanda-tanda penyakit vena yang terlihat atau teraba
C1 : telangiectasis atau vena reticular
C2 : vena varikosa (verises)
C3 : edema
C4a : pigmentasi
C4b : lipodermatosclerosis atau atrofi putih
C5 : ulkus vena yang masih bisa di sembuhkan
C6 : ulkus vena aktif
Cs : simtomatis meliputi nyeri, rasa tekan, iritasi kulit, kaki teras berat,
kram otot serta keluhan lainnya yang disebebkan karena disfungsi vena
CA : Asimtomatis
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
2. Klasifikasi etiologi :
Ec : kongenital
Ep : Primer
Es : sekunder (post-trombotik)
En : tidak terindentifikasi
3. Klasifikasi anatomi :
As : vena superfisial
Ap : vena perforantes
Ad : vena profundus
An : tidak teridentifikasi
4. Klasifikasi patofisiologi :
Pr : refluk
Po : obstruksi
Pr,o : refluk dan obstruksi
Pn : tidak terindentifikasi
Kerusakan katup vena (Infusiensi Vena)
kondisi saat pembuluh darah balik (vena) mengalami kesulitan
mengalirkan darah dari tungkai bawah (kaki) kembali ke jantung. Kondisi
ini menyebabkan darah tidak mengalir kembali dengan efisien ke jantung
dan terjadi penumpukan darah di pembuluh darah di kaki.
Patofisiologi ulkus vena
Hasil tekanan tinggi vena dilakukan melalui vena komunikan kedalam
sistem superfisial. Kondisi kronik terpaparnya sistem vena superfisial
dengan tekanan tinggi dan berdilatasi sepanjang vena dan vena-ven kecil
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
dan jaringan subkutaneus dan menyebabkan gangguan normal
mikrosirkulasi. Otot bagian betis mempunyai peranan yang dapat memacu
darah bergerak kearah jantung bila berkontraksi. Kemudian klep pembuluh
untuk mencegah terjadinya aliran darah balik dari jantung yang menuju
kebagian distal dan vena superfisial. Selama melakukan aktivitas seperti
berjalan, otot pada betis berkontraksi dan tekanan vena dapat menurun,
darah akan menuju ke sistem vena yang dalam dari vena superfisial
melalui vena komunikan.
Manifestasi klinis
Sekeliling luka tampak kemerahan atau kecoklatan dan kedalamnya
dangkal
Lukanya tidak beraturan
Eksudatnya sedikit dan bisa banyak
Adanya pitting edema
Inflamasi dan selulitis
Penatalaksanaan
Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat
mencegah infeksi silang. Dressing dipilih yang tidak menimbulkan
alergi dan tidak merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang memiliki
eksudat lebih sesuai bila memakai dressing yang bersifat absorpsi. Pada
luka yang terinfeksi apabila gejala dan tanda infeksi sistemik muncul
dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila hanya lokal, dapat
digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal lebih tepat digunakan
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis dengan infeksi aktif
dan terlokalisasi.
Terapi kompresi
Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang
tidak terkomplikasi (ABPI>0.8). Terapi ini dapat mengurangi hipertensi
vena superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki aliran balik
vena dengan meningkatkan kecepatan aliran vena dalam. Pada
kebanyakan kasus ulkus vena dapat sembuh dengan cara tersebut.
Namun pada beberapa kasus terapi kompresi tidak adekuat dalam
penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan terapi operasi.
Pengkajian
A. Identitas
Nama, usia, alamat, tanggal lahir, pekerjaan, jenis kelamin, agama
B. Keluhan Utama
Yang dirasakan pasien pada ulkus yang diderita (gatal, panas, bau,
nyeri), letak ulkus.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Penyebab utama terjadinya ulkus
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit medis pasien (Diabetes Melitus, vena profunda,
tromboflebitis, fraktur tungkai atau kaki)
E. Mengkaji ulkus
◦ Vena superfisial tungkai yang menonjol atau gejala varises
vena
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
◦ Terasa nyeri atau berat di tungkai, dapat menyeluruh
atau terlokalisir
◦ Pembengkakan ringan pada pergelangan kaki
◦ Rasa gatal diatas varises
◦ Kemerahan
◦ Kulit sekitar ulkus
◦ Pergelangan kaki mengkilat
◦ Pigmentasi kulit sekitar ulkus
◦ Mengerasnya dermis dan lemak subkutan yang
mendasarinya
◦ Ekzema stasis
◦ Kulit memucat atau tidak
◦ Letak ulkus
◦ Karakteristik ulkus
◦ Kedalaman, tepi luka dan bentuknya
◦ Edema atau tidak
◦ Warna luka
◦ Bila luka kronis bisa menggunakan pengkajian luka
Bates Janshon Assessment Tolls
tervensi ulkus vena
Diagnosa : gangguan integritas kulit atau jaringan
Intervensi :
monitor luka (lokasi luka, luas luka, kedalaman luka, warna
kemerahan dan tanda-tanda infeksi.
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
Lakukan Teknik perawatan luka dengan prinsip steril
Jaga kulit tetap bersih
Edukasi kepada keluarga tentang perawatan luka yang baik dan
benar
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat topical
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pertemuan ke-8
Foot Ulcer Diabetic
Definisi
komplikasi utama dari diabetes dan mungkin merupakan komponen utama
kaki diabetik. Penyembuhan luka adalah mekanisme tindakan bawaan
yang bekerja dengan andal dalam banyak kasus. Ciri utama penyembuhan
luka adalah perbaikan bertahap dari matriks ekstraseluler yang hilang
(ECM), yang merupakan komponen terbesar dari lapisan kulit dermal.
Kaki diabetik adalah kaki yang menunjukkan patologi yang secara
langsung disebabkan oleh diabetes atau komplikasi diabetes jangka
panjang (kronis). Kaki diabetik berarti bahwa proses patofisiologis kaki
diabetik dapat menyebabkan cedera kaki, yang meningkatkan risiko
"kerusakan jaringan", yang menyebabkan peningkatan morbiditas dan
bahkan dapat menyebabkan amputasi. (Payne & Florkowsi, 1998)
Faktor resiko
Infeksi
Sirkulasi darah dan tungkai yang menurun
Neuropati diabetik
Kerusakan endotel pembuluh darah
Penyakit Pembuluh darah Perifer
Merokok
Tanda dan Gejala
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Sering Kesemutan / gringgingan (Asmiptomatus)
Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio Intermill)
Nyeri saat Istirahat
Kerusakan Jaringan (nekrosis, ulkus)
Derajat keparahan ulkus diabetik
Grade I : ulkus supervisial tanpa terlibat jaringan dibawah kulit
Grade II : ulkus dalam tanpa terlibat tulang atau pembentikan abses
Grade III : ulkus dalam dengan selulitis / abses atau osteomilitis
Grade IV : tukak dengan ganggren loka;
Grade V : tukak dengan ganggren luas / melibatkan keseluruhan
kaki
Penyebab ulkus diabetik
pasokan darah yang berkurang, dapat terjadi karena tekanan
pembuluh darah misalnya pada pemasangan torniket, balutan yang
ketat dan pembengkakan tungkai
Obstruksi pada pembuluh darah yang sehat, misalnya pada
embolisme arterial dan frost bite dimana pembuluh kapiler akan
tersumbat
Spasme pembuluh darah
Komplikasi
Neuropati sensorik merupakan menyebabkan hilangnya perasaan
nyeri dan sensibilitas tekanan sedangkan neuropati otonom
meningkatkan kekeringan dan pembentukan fisum pada kulit yang
terjadi akibat penurunan perspirasi.
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
Penyakit vaskuler perifer, sirkulasi bawah yang buruk
menyebabkan lamanya penyembuhan luka dan terjadinya ganggren
penurunan daya imunitas, hiperglikemia akan menggangu
kemampuan leukosit khusus yang berfungsi menghancurkan
bakteri.
efek diabetes ulkus
Efek pada tendon dan ligamen
Glikosilasi protein dan kolagen abnormal yang dihasilkan akan
menyebabkan penampang tendon dan ligamen menjadi lebih besar
(yaitu, lebih tebal) dan memiliki modulus elastisitas yang lebih
besar. Plantar fascia dan tendon Achilles paling terpengaruh oleh
proses ini. Keduanya akan meningkatkan kekakuan struktural
Efek pada kulit
Tekanan pada kulit dan jaringan lunak di bawah kulit lebih besar
dari beban kompresi dan geser normal, yang mengindikasikan
terjadinya kerusakan jaringan yang sangat terkait dengan proses
ulkus traumatis. Selain itu, kulit di kaki penderita diabetes
mengalami kehilangan kendali saraf otonom, sehingga hidrasi
berkurang, yang mengurangi elastisitasnya dan karena itu lebih
rentan terhadap peningkatan tekanan mekanis.
Efek pada tulang rawan
Mirip dengan tendon dan ligamen, tulang rawan mengubah
komposisinya terutama karena modifikasi serat kolagen. Ini
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
meningkatkan kekakuan mereka dan mengurangi rentang gerak
semua sendi di kaki dan pergelangan kaki.
Efek pada otot
Diabetes dapat sangat merusak konduksi saraf, yang menyebabkan
kemunduran dalam pengelolaan serat otot terkait. Akibatnya,
struktur otot internal dan eksternal (pengurangan volume otot) dan
fungsi (pengurangan kekuatan otot) kompleks pergelangan kaki
rusak
Dampak pada sistem sensorik perifer
Gangguan konduksi saraf memiliki dampak yang signifikan pada
sistem sensorik perifer, karena menyebabkan telapak kaki
kehilangan perlindungan. Hal ini membuat kaki penderita diabetes
terpapar kerusakan termal atau mekanis, serta penemuan proses
infeksi atau kerusakan jaringan di kemudian hari
Efek pada bentuk tungkai (deformitas)
Karena sebagian besar perubahan di atas, otot dan jaringan lunak di
sekitar tungkai jelas-jelas tidak seimbang, yang sangat mengubah
bentuk dan menentukan timbulnya deformitas kaki. Deformitas
kaki diabetik yang paling umum adalah lengkungan longitudinal
tinggi (kaki lengkung keras), jari kaki palu, dan hallux valgus.
Teknik Perawatan Ulkus Diabetik
mencuci kaki dengan benar, mengeringkan dan memberikan lotion
Inspeksi kaki harus dilakukan setiap hari untuk memeriksa apakah
ada gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus, atau ulserasi
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
Menggunakan ukuran sepatu yang pas dan tertutup pada bagian jari
kaki
Menghindari jalan kaki tanpa menggunakan alas kaki,
menggunakan bantal pemanas pada kaki dan menggunakan sepatu
yang terbuka pada bagian jari kaki
Terapi ulkus diabetik
Tirah baring
Pemberian antibiotik
Debridement
Pengendalian glukosa darah
Pengkajian Ulkus Diabetikum
Aktivitas dan istirahat
Dengan gejala lemah, sulit berjalan, kram otot, gangguan istirahat,
takikardi, penurunan kekuatan otot
Makanan dan cairan
Dengan gejala hilang nafsu makan, mual, muntah, kulit kering,
muntah
Neurosensori
Dengan gejala pusing, kesemutan, paraestesi, disorientasi,
ganggren memori, kejang, koma
Keamanan
Dengan gejala kulit kering, gatal, ulkus kering, demam, lesi /
ulkus, paralisis otot
Seksualitas
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Dengan gejala impoten pada pria
Intergritas ego
Dengan gejala stress, ansietas, peka rangsang
Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan diuresis osmosis
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin
Pertemuan ke-9
Pengkajian Dekubitus
PENGERTIAN
luka yang mengenai lapisan kulit samapai jaringan subkutan & terjadi
pada bagian kaki akibat terhambatnya sirkulasi aliran vena (Suriadi, 2004)
PENYEBAB ULKUS VENA
Normalnya : darah mengalir dari sistem vena supervisial ke sistem
vena dalam, yg dibantu oleh tekanan yg dipengaruhi oleh katub
katub satu arah & kontraksi otot betis. Katub dalam keadaan
normal menjaga darah mengalir dari vena supervisial ke sistem
vena dalam
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Abnormal : katub yang menghubungkan vena supervisial & vena
dalam tidak berfungsi dengan benar menyebabkan darah mengalir
dari vena dalam kembali kevena supervisial.
PATOFISIOLOGI
Obstruksi/ketidakmampuan vena mengalirkn darah kembali ke jantung
penumpukan darah pd vena kaki & persendian tekanan meningkat pd
vena menyebakn cairan bocor dari pembuluh darah masuk kejar sekitar
semakin byk pd akhirnya terjadi pembengkakan mempengaruhi gerakan
o2 & nutrisi dari kapiler masuk kejaringan akibatnya jar rusak karena
kekurangan o2 & nutrisi & cairan yg bocor menekan pembuluh vena
akibatnya terbentuk ulkus vena
TANDA & GEJALA
Oedem
Nadi perifer dapat diraba
Lipodermatosklerosis (bentuk kaki botol)
Pigmen hemosiderin
Angkle flare (pelebaran pd pergelangan kaki)
PENGKAJIAN
Periksa kembali riwayat kes : faktor resiko vena ulcer
Lakukan pemeriksaan pd seluruh kaki dari lutut bawah sampai
malleolus medialis
Tentukan karakteristik vena alcer : lokasi, tepi luka, dasar luka,
jmlh eksudat & kulit sekitar luka
Lakukan evaluasi diagnostik : dopler USG
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
Kaji keadaan perfusi
Kaji temperatur kulit
Kaji neuropati sensori
Periksa adanya nyeri
PENATALAKSANAAN VENA ULCER
C : compression / kompresi
O : optimalkan lingkungan luka
R : Review / tinjau kembali faktor yg berkontribusi
E : Establish / buat rencana pemeliharaan
KOMPRESI
Tujuan : memperbaiki efisiensi pemompaan betis, meningkatkan fungsi
katub, membalikkan kebocoran kapiler, mengurangi deferiial tekanan,
mengontrol oedem
Digunkan jika ABI > 0.8
Mix arterial & vena disease (ABI 0.6 s/d 0.8) : kompresi ringan
Panduan untuk Kompresi
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
Perawatan vena ulcer
Wound cleansing
Hindari penggunaan zat iritan atau alergen
Debridemen jaringan mati
Gunakan dressing topikal sesuai kondisi luka
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
Pertemuan ke - 10
Pengkajian Luka Kanker
Kanker di organ manapun pada tubuh sering kali menyebabkan luka terbuka yang
semakin lama akan kian membesar, belum lagi dampak secara fisik maupun
psikologis mengingat luka kanker mempunyai ciri khas yaitu mengeluarkan bau,
belum lagi resiko berdarah, oleh karena itu dalam merawat luka kanker harus
dengan tehnik yang baik sehingga masalah2 tersebut dapat di kurangi, terlebih
lagi dampak psikologis penderita. Berikut tips dan trik merawat luka kanker:
1.Baca doa sebelum mengganti balutan agar diberi kemudahan dan kelancaran
juga member I ketenangan
3.Sebelum perawatan luka/ganti balutan ada baiknya jika mandi terlebih dahulu
agar tercipta kesegaran yang mungkin tidak didapatkan ada ketika balutan ( baru
diganti) dan dapat mempermudah lepasnya balutan luka
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
7.Untuk mengurangi resiko terjadinya luka berdarah, ada baiknya
menggunakanbalutan modern yang mempunyai kandungan calcium alginate yang
mampu mencegah/mencegah terjadi luka berdarah
10.Ganti balutan 3 hari sekali atau jika cairan sudah menembus pada balutan yang
paling luar
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
Pertemuan ke – 11
Enterpreneurship
WOUND CARE adalah pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan perawatan
luka di masyarakat denganmemberikan pelayanan yangmudah, ramah, dan
cepat.Pelayanan rutin, mudah, cepat dan tepat, karena menggunakantenaga
kesehatan yang ahli dalam perawatan luka.Untuk pelayanannya dilakukan di
rumah klien.
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
Kewirausahaan KeperawatanMengidentifikasi, mengembangkan dan membawa
visi dalam kehidupan tentang pelayanan keperawatan
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
Pertemuan ke – 12
Resume Jurnal
Jurnal 1
Judul :. Efektivitas perawatan luka teknik balutan wet-dry dan mois wound
healing pada penyembuhan ulkus diabetic
Jurnal 2
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
Judul : PERBEDAAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA
YANG DILAKUKAN PERAWATAN LUKA DENGAN NaCl 0,9% DAN
POVIDON IODINE 10% DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
TAHUN 2013
Jurnal 3
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
- Penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistic didapatkan p=0,002, maka
dapat diartikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah pencucian luka
menggunakan NaCl 0,9% dan daun sirih. Hasil akhir peneitian dapat
disimpulkan bahwa daun sirih lebih signifikan dibanding NaCl 0,9%.
Penggunaan daun sirih ternyata lebih baik dalam mempercepat proses granulasi
pada luka ganggren dibandingkan dengan NaCl 0,9%.
- Pencucian luka menggunakan daun sirih lebih baik dibandingkan pencucian
dengan menggunakan NaCl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka pada
pasien DM ganggren di RSUD dr Mohammad Soewandhie Surabaya.
Jurnal 4
- Berdasarkan hasil uji stabilitas pH, viskositas dan daya sebar sedian krim
ekstrak pelepah pisang kapong formulasi 1 konsentrasi emulgator asam
stearat 1.5 gram dan trietanolamin 0,3 gram merupakan formulasi yang paling
baik
Jurnal 5
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
- Perawatan luka yang dilakukan dengan modern dressing mengunakan
hidrogel lidah buaya (Aloevera) serta dengan prinsip lembab menunjukkan
hasil yaitu terdapatnya perubahan jaringan yang terjadi pada beberapa
komponen pengkajian luka menurut Betes Jensen antara lain berkurangnya
ukuran luka, kedalaman luka, prosentase granulasi, epitelisasi, berkurangnya
jumlah jaringan nekrosis serta jumlah slough. Tahapan tindakan yang
dilakukan yaitu mencuci luka, melakukan debridement, penentuan
balutan/dressing yang tepat yaitu dengan hidrogel lidah buaya, salep luka
(metcovazin) sebagai topical terapi, dressing menggunakan cadexomer iodine
dan absorbent di tutup dengan kassa sretil secara oklusif. Penggunaan
enzymatik therapy: aloe vera dalam perawatan luka diabetes dapat digunakan
sebagai manajemen luka diabetes terpadu dengan memperhatikan prinsip
perawatan luka terkini menggunakan evidence based nursing.
Jurnal 6
Judul : Pengkajian Luka Menurut Meggit-Wagner dan Pedis Pada Pasien Ulkus
Diabetikum
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
Jurnal 7
Jurnal 8
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
- Penelitian ini mengindikasikan masih terbatasnya pengetahuan perawat
terkait evidence based practice dalam pencegahan LKD pada domain
penggunaan alas kaki deteksi resiko dan tanda deformitas kaki. Adapun
pengetahuan perawat tentang proses perawatan masih rendah pada aspek
TIME Management dan penatalaksanaan biofilm
Jurnal 9
Judul : EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN LUKA MENGGUNAKAN NaCl 0,9%
DAN HYDROGEL PADA ULKUS DIABETES MELLITUS DI RSU KOTA
SEMARANG
- Dari jurnal ini kelompok kami menyimpulkan bahwa perbaikan luka ulkus
dengan menggunakan NaCl 0,9% rata-rata menurun 3-4 poin (23,26 -
20,67). Berdasarkan rentang status luka menurut Bates-Jansen nilai
tersebut termasuk dalam rentang deregenerasi luka. Sedangkan pada
perbaikan luka ulkus dengan Hydrogel rata-rata menurun 10-13 poin
(23,63 – 10,00) lebih baik karena lebih rendah yaitu dengan rentang
regenerasi-maturasi luka. Jadi penyembuhan luka ulkus diabetes melitus
dengan Hydrogel 3 x lebih efektif dibandingkan dengan NaCl 0,9%.
Jurnal 10
Judul : Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktik
Mandiri
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
- Efektivitas daun sirih merahdalam perawatan luka robek perineum dapat
disimpulkan bahwa rata-rata lama penyembuhan luka perineum dengan
menggunakan infusum dauh sirih merah adalah 3-4 hari, sedangkan lama
penyembuhan dengan menggunakan iodin rata-rata 5-6 hari. Berarti
perawatan luka robek perineum pada ibu nifas lebih efektif menggunakan
infusum sirih merah daripada iodin, dikarenaka daun sirih merah tidak
menimbulkan efek samping dan dapat menghilangkan bau tidak sedap
pada genitalia pada ibu yang mengalami luka perineum postpartum.
-
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51