Anda di halaman 1dari 3

Perbaikan Sarana dan Penambahan Fasilitas Layanan Kesehatan

1. Penilaian Kerusakan Akibat Bencana Erupsi Sub Sektor Kesehatan


Penilaian kerusakan akibat bencana Erupsi Gunung Merapi terdapat beberapa
sektor dan sub sektor, salah satunya adalah sub sektor kesehatan. Penilaian kerusakan
pada sub sektor kesehatan meliputi fasilitas sosial seperti rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, balai pengobatan/rumah bersalin, polindes, psyandu, poskesdes,
tempat praktek dokter swasta, tempat praktek bidan swasta, biaya pemusaran jenazah,
biaya perawatan korban bencana, biaya penanganan psikologis dan gangguan jiwa,
serta pencegahan penyakit menular hingga bantuan tenaga kesehatan. Kerusakan fisik
bidang kesehatan meliputi fasilitas kesehatan seperti bangunan gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, dan rumah sakit.

2. Masa Pemulihan
Dari hasil penilaian kerusakan akibat bencana tersebut, perlu dilakukan
pemulihan yang dibutuhkan pada sektor kesehatan yaitu infrastruktur kesehatan,
meliputi puskesmas, puskesmas pembantu dan balai kesehatan ibu dan anak.
Pada pemulihan awal pasca bencana erupsi Merapi di Provinsi DIY dan
Provinsi Jawa Tengah dilakukan selama dua bulan pada periode transisi setelah
berakhirnya kegiatan tanggap darurat dan sebelum dimulainya kegiatan rehabilitasi
dan rekonstruksi.
Ruang lingkup pelaksanaan pemulihan awal pada sub sektor kesehatan meliputi :
1. Penyediaan layanan trauma healing
2. Penyediaan layanan kesehatan umum
3. Penyediaan higiene kits
4. Penyediaan makanan tambahan untuk balita

3. Strategi Pemulihan Sektor Sosial – sub sektor kesehatan


Lokasi Relokasi Strategi Mitigasi
Sesuai kebijakan relokasi dan RT/RW  Memperhatikan analisa kesesuaian
Kabupaten Sleman, Boyolali, Klaten dan lahan dan peta resiko bencana
Magelang  Memperhatikan kriteria prasarana
vital dalam situasi terjadi bencana
sesuai rencana konstruksi
 Memberikan panduan siaga bencana
 Perencanaan teknis prasaranan
kesehatan mempertimbangkan
jumlah penduduk yang dilayani serta
radius pelayanan
 Memperhatika pedoman konstruksi
 Memperhatikan pedoman konstruksi
bangunan tahan gempa
 Merupakan bagian dari
RT/RWKabupaten Sleman, Klaten,
Boyolali dan Magelang

4. Masa Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Pada masa ini, pelayanan puskesmas terfokus pada pelayanan kesehatan
promotif, seperti pemantauan gizi bayi, balita dan lansia, memonitor kondisi
kesehatan reproduksi para perempuan korban, upaya hidup bersih dan pemulihan
sanitasi lingkungan. Pemantauan gizi dilakukan berkoordinasi dengan para relawan
yang bertugas di tenda-tenda darurat. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas dalam pemantauan gizi antara lain memastikan bahwa bantuan makanan
yang diberikan kepada bayi dan balita (seperti susu dan makanan tambahan) cukup
memadai bagi para korban bencana.
Demikian pula dengan masalah reproduksi perempuan, petugas puskesmas
bekerjsa sama dengan relawan dan pemerintah desa setempat memantau bantuan yang
diberikan kepada para korban gempa telah mengakomodasi kepentingan para korban
perempuan untuk menjaga kesehatan reproduksinya (tersedianya pembalut dan
pakaian dalam). Untuk pemulihan sanitasi lingkungan petugas Puskesmas juga
berkoordinasi dengan relawan dan petugas pemerintah terkait untuk memonitor
ketersediaan air bersih dan MCK pada masing-masing loka pengungsian.

Daftar Pustaka
Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNBP). 2011. Rencana Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Provinsi D.I.
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013
Zidatun dan Fatoni, Zainal. 2013. Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi Bencana: Peran
Petugas Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat. Jurnal Kependudukan Indonesia
Vol. 8.

Anda mungkin juga menyukai