Anda di halaman 1dari 25

RESUME

MODUL 6. MEDIA PEMBELAJARAN


MODUL 7. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
MODUL 8. KETERAMPILAN MENGAJAR 2

Oleh:
Nama : Ni Wayan Santi
NIM : 856985075
Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran di SD
Tutor : Vani Novianto, S.Pd, M.Ec.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


POKJAR SEPUTIH BANYAK
UNIVERSITAS TERBUKA
2020

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 6. MEDIA PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 3. Pemilihan, Penggunaan dan Perawatan Media
Pembelajaran Sederhana
A. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN (MEDIA SELECTION)
Terdapat (3) hal yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan
maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah untuk kegiatan
pembelajaran atau untuk pemberian informasi yang sifatnya umum atau
sekedar hiburan. Jika untuk kegiatan pembelajaran apakah pembelajaran
yang bersifat individual atau kelompok. Tujuan pemilihan media
pembelajaran sangat berkaitan dengan kemampuan dalam memilih jenis
media pembelajaran beserta karakteristiknya.

2. Karakteristik Media Pembelajaran


Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dari segi
keandalannya, cara pembuatannya maupun cara penggunaannya.

3. Alternatif Media Pembelajaran yang Dapat Dipilih


Agar media pembelajaran yang dipilih tepat, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan:
a. Rencana Pembelajaran : rencana pembelajaran harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Media yang digunakan juga harus sesuai
dengan rencana pembelajaran dan kurikulum.
b. Sasaran belajar : sasaran belajar yang dimaksud adalah siswa yang
akan menerima pesan atau informasi melalui media pembelajaran.
Media yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa, missal dari segi bahasa dan symbol-simbol yang digunakan.
c. Tingkat keterbacaan media (reliability) : artinya media pembelajaran
harus sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti kejelasan gambar,
huruf dan pengaturan warna.
d. Situasi dan kondisi : faktor ini berkaitan dengan situasi dan kondisi
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, seperti ukurannya,
perlengkapannya, ventilasi dan cahayanya.
e. Objektivitas : artinya dalam pemilihan media pembelajaran tidak boleh
hanya didasarkan pada kesenangan pribadi (subjektif). Sebaiknya dalam
pemilihan media pembelajaran selalu meminta pendapat atau saran dari
rekan-rekan sejawat bahkan dari siswa.

Ni Wayan Santi_856985075
B. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk memahami bagaimana cara menggunakan media pembelajaran
sederhana, maka perlu memperhatkan beberapa hal yaitu:
1. Penggunaan Media Grafis
a. Cara menggunakan grafik
Dalam proses pembelajaran sering disajikan data yang sifatnya
kuantitatif yang dapat digambarkan melalui grafik. Misalnya pada saat
mempelajari hasil produksi padi dari suatu Negara. Grafik umumnya
menyajikan data statistik. Lambang-lambang atau symbol yang
digunakan dalam grafik harus mudah dipahami oleh siswa.
b. Cara menggunakan bagan dan diagram
Agar bagan yang dibuat dapat digunakan secara efektif, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Buatlah perencanaan terlebih dahulu berupa sketsa/garis besar
tentang isi bahan ajar yang akan dituangkan ke dalam bagan/
diagram.
2) Usahakan membuat bagan yang sederhana tetapi tepat sasaran.
3) Untuk kelas yang cukup besar buatlah bagan atau diagram yang
cukup besar agar terlihat oleh semua siswa.
4) Buatlah baga yang menarik missal dengan penggunaan warna yang
kontras.
5) Warna yang digunakan jangan berlebihan
c. Cara menggunakan poster
Pada prinsipnya penggunaan poster dalam pembelajaran dimaksudkan
untuk menyampaikan gagasan dalam bentuk ilustrasi gambar yang
disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar dengan tujuan menarik
perhatian siswa. Poster yang baik sifatnya harus dinamis, sederhana,
menarik perhatian dan tidak memerlukan pemikiran yang rumit.
d. Cara menggunakan kartun
Kartun merupakan media pembelajaran yang cukup unik untuk
menyampaikan pesan atau gagasan yang terkait dengan bahan ajar
kepada para siswa. Apabila ingin menggunakan media kartum dalam
proses pembelajaran maka isi pesannya harus sesuai dengan tingkat
pemahaman dan pengalaman siswa.

2. Penggunaan Media Tiga Dimensi


Tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu
model dan realita. Ada banyak jenis model diantaranya yaitu model padat
(solid model), model penampang (cut-away model), model susun (build
model) dan model kerja (working model). Dalam penggunaan media tiga
dimensi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Gunakan objek tersebut (model atau realita) sesuai dengan kompetensi

Ni Wayan Santi_856985075
atau tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
b. Gunakan hanya objek-objek yang tepat atau cocok saja.
c. Apabila akan menggunakan beberapa objek, hendaknya objek tersebut
satu sama lain saling berhubungan.
d. Perhatikan bentuk dan ukuran objek yang digunakan agar bisa dilihat
oleh kelas secara keseluruhan.
e. Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan, karena biasanya
perhatian siswa tertuju pada objek yang ada bukan pada penjelasan
sehingga penjelasan menjadi kurang efektif.
f. Doronglah para siswa untuk bertanya, berdiskusi atau memberikan
tanggapan karena dengan kegiatan tersebut siswa akan belajar lebih
aktif.

C. PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Beberapa cara praktis dalam memelihara dan merawat media pembelajaran
sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya:
1. Media grafis seperti bagan, diagram, grafik, poster dan kartun yang dibuat
dengan ukuran cukup besar bisa diberi bingkai pada bagian atas dan
bawahnya. Menyimpannya tidak digulung atau dilipat agar media tersebut
tidak cepat rusak atau robek. Jangan digantung di ruang kelas sepanjang
tahun dan hanya berfungsi sebagai hiasan kelas karena hal tersebut akan
mengganggu konsentrasi siswa yang sedang.
2. Dalam rangka upaya pemeliharaan dan kepraktisan dalam penggunaan
media grafis bisa diupayakan dengan pembuatan display atau papan
penyajian. Display bisa berupa papan flannel, papan bulletin, papan tikar
atau berupa lembaran balik. Lembaran balik digunakan dengan cara
membalikan gambar satu persatu ke belakangnya.
3. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang cukup memadai sebaiknya
disediakan ruang tertentu untuk penyimpanan berbagai media
pembelajaran, baik yang dibuat sendiri oleh guru maupun hasil membeli
dari toko sehingga media tersebut awet dan terpelihara dengan baik.

Kegiatan Belajar 4. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, lingkungan diartikan sebagai bulatan
yang melingkupi atau melingkar. Dalam literatur lain, disebutkan bahwa
lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk
hidup lainnya. Lingkungan terdiri dari unsur biotik (makhluk hidup) dan
abiotik (benda mati) dan juga budaya manusia. Lingkungan sebagai sumber
belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada disekitar atau di

Ni Wayan Santi_856985075
sekeliling siswa (makhluk hidup lain, benda mati dan budaya manusia) yang
dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar dan pembelajaran
secara lebih optimal.

B. NILAI LINGKUNGAN
Lingkungan yang ada disekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara lebih optimal. Berikut
adalah beberapa keuntungan apabila menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar:
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa,
memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas dan
kebenarannya lebih akurat.
2. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan
dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar
3. Belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan keadaan yang
sebenarnya
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya
menggunakan berbagai cara seperti proses mengamati bertanya
membuktikan sesuatu dan menguji fakta
5. Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para
siswa seperti cinta akan lingkungan

C. JENIS LINGKUNGAN
Semua jenis lingkungan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah asalkan sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang
harus dicapai serta bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Jenis
lingkungan bisa berupa lingkungan sosial, lingkungan alam ataupun
lingkungan fisik. Apabila akan menggunakan lingkungan sosial sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran, maka perlu dimulai dari lingkungan yang
terkecil atau paling dekat dengan siswa seperti lingkungan keluarga,
lingkungan RT, lingkungan RW, lingkungan desa atau kelurahan dan juga
lingkungan kecamatan. Selain lingkungan sosial jenis lingkungan lain yang
kaya akan informasi yaitu lingkungan alam. Lingkungan alam adalah segala
sesuatu yang sifatnya alamiah seperti sumber daya, air, hutan, tanah, batu-
batuan, tumbuh-tumbuhan, hewan, sungai, iklim, suhu udara dan sebagainya.
Gejala-gejala alam sifatnya relatif tetap, tidak seperti lingkungan sosial yang
sering terjadi perubahan. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan
siswa dapat memahami bahan ajar, lebih dari itu dapat menumbuhkan
kesadaran cinta alam dan mungkin turut serta untuk menanggulangi hal
tersebut, misalnya dengan menjaga dan memelihara lingkungan.

Ni Wayan Santi_856985075
D. TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN
Apabila akan memanfaatkan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Ada beberapa teknik yang harus
diperhatikan dalam pemanfaatan lingkungan:
1. Guru bersama siswa melakukan kegiatan karya wisata (Field Trip) yaitu
mengunjungi lingkungan yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bagian
integral dari pelaksanaan kurikulum. Objek studi tidak terbatas pada jarak,
artinya bisa objek yang jauh dari sekolah atau kota tempat sekolah itu
berada. Misalnya Candi Borobudur di kota Magelang atau Tangkuban
Perahu di Bandung, Namun bisa juga di tempat-tempat yang ada di sekitar
sekolah, seperti halaman sekolah, kebun sekolah dan organisasi
kemasyarakatan yang ada di dekat sekolah. Sebelum melaksanakan karya
wisata para guru dan siswa perlu mempersiapkan terlebih dahulu apa yang
akan dilakukan, apa yang akan dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya,
serta kapan sebaiknya dipelajari.
2. Guru bersama siswa melaksanakan kegiatan perkemahan (school camping).
Para peserta didik akan merasa senang apabila diajak untuk berkemah. Guru
bisa memanfaatkan kegiatan tersebut bukan hanya untuk kegiatan rekreasi
namun untuk memperkenalkan dan mempelajari lingkungan. Dengan
kegiatan berkemah para siswa dapat lebih menghayati bagaimana keadaan
alam, seperti suhu udara, iklim, suasana atau mengenal masyarakat di mana
kegiatan itu dilaksanakan. Kegiatan berkemah di alam terbuka sangat cocok
untuk mempelajari ilmu pengetahuan, ekologi dan biologi. Siswa dituntut
untuk merekam apa yang dirasakan, apa yang dilihat dan apa yang
dikerjakan selama berkemah. Hasilnya kemudian dibawa ke sekolah untuk
dipelajari dan didiskusikan.
3. Guru bersama siswa melakukan kegiatan survei yaitu mengunjungi objek
tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran, misalnya untuk
mempelajari kebiasaan dan adat istiadat suatu daerah, sensus ekonomi
penduduk. Kegiatan belajar yang bisa dilakukan oleh siswa yaitu melakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap perlu melakukan
pengamatan atau observasi atau mempelajari dokumen-dokumen yang
diperlukan. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut kemudian akan dilaporkan
di kelas untuk dikaji bersama-sama kemudian guru menanggapi laporan itu
dan mengambil kesimpulan.
4. Para siswa melakukan praktik kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada
di sekitar lingkungan sekolah. Jenis-jenis pekerjaan dipilih yang sesuai dan
terjangkau oleh anak usia sekolah dasar, misalnya membuat anyaman,
beternak ikan dan berjualan. Praktik kerja ini dilakukan apabila guru
menginginkan siswa untuk memperoleh keterampilan atau kecakapan
praktis yang bermanfaat bagi siswa apabila setelah menamatkan pendidikan
di sekolah dasar tidak bisa melanjutkan ke studi yang lebih tinggi.

Ni Wayan Santi_856985075
5. Guru bersama para siswa mengadakan suatu objek pelayanan kepada
masyarakat. Jenis pelayanan yang dipilih harus terjangkau dan cocok
dikerjakan oleh anak usia sekolah dasar, seperti membantu dalam hal
kebersihan lingkungan, kerja bakti, pembuatan jalan desa atau gang. Cara
seperti ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi para siswa
maupun masyarakat setempat. Bagi siswa, dapat menumbuhkan rasa peduli
akan lingkungan sekitar, mereka juga akan memiliki pengalaman yang
berharga dan dapat turut membantu memecahkan masalah yang dihadapi di
lingkungannya. Bagi masyarakat kegiatan ini sangat bermanfaat karena
hasil kerja siswa akan turut memperbaiki keadaan yang menjadi garapan
masyarakat sendiri.

E. PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN


Ada (3) langkah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar:
1. Perencanaan
Langkah perencanaan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar adalah:
a. Tentukan kompetensi/tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
b. Tujuan ini dirumuskan secara spesifik dan operasional untuk
memudahkan dalam penilaian hasil belajar.
c. Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi. Perhatikan
keterkaitan kompetensi atau tujuan pembelajaran dan kemudahan
kemudahan dalam menggunakan lingkungan, seperti jarak yang tidak
terlalu jauh, tidak memerlukan waktu yang terlalu lama, biaya murah.
d. Tuliskan cara belajar atau bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama mempelajari lingkungan, seperti mencatat apa yang terjadi,
mengamati suatu proses, melakukan wawancara.
e. Siapkan hal-hal yang sifatnya teknis, seperti tata tertib kegiatan yang
harus dipatuhi siswa, perizinan untuk mengadakan kegiatan,
perlengkapan yang harus dibawa ataupun alat atau instrumen yang akan
digunakan.

2. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan yaitu melakukan berbagai kegiatan belajar di tempat
tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan
yang dilakukan adalah karya wisata atau survei objek tertentu, kegiatan
biasanya diawali dengan penjelasan para petugas mengenai objek-objek
yang dikunjungi. Dalam hal ini siswa bisa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, mencatat semua informasi yang dianggap penting dengan alat
instrumen yang telah disiapkan. Selain informasi dari para petugas para
siswa dengan bimbingan petugas mengamati objek yang dipelajari.

Ni Wayan Santi_856985075
3. Tindak lanjut
Langkah terakhir yaitu tindak lanjut dari semua kegiatan yang telah
dilaksanakan. Langkah ini bisa berupa kegiatan belajar di dalam kelas
untuk mendiskusikan hasil-hasil yang telah diperoleh dari lingkungan.
Setiap kelompok melaporkan hasilnya didepan kelas, kelompok lain
mendengarkan dan memberikan tanggapan seperlunya. Pada akhirnya guru
kelas diminta untuk memberikan penjelasan dan pembahasan hasil akhir
dikaitkan dengan tujuan pembelajaran.

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
Kegiatan Belajar 1. Keterampilan Bertanya
Beberapa konsep yang perlu dikuasai agar mampu menerapkan keterampilan
bertanya dalam pembelajaran:
A. RASIONAL
Ada (4) alasan mengapa guru perlu menguasai keterampilan bertanya:
1. Guru cenderung masih mendominasi kelas dengan metode ceramah. Guru
masih beranggapan bahwa guru adalah sumber informasi dan murid adalah
penerima informasi sehingga murid menjadi pasif dan hanya menerima
tanpa berkeinginan untuk bertanya. Dengan dikuasainya keterampilan
bertanya oleh guru, siswa menjadi lebih aktif, kegiatan belajar lebih
bervariasi dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat yang tidak membiasakan anak
untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam.
3. Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan
pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-intelekual. Ciri
pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang perlu ditanyakan/
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi
untuk menguji pemahaman siswa.

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN


G.A Brown dan R. Edmondson (1984) Mendefinisikan pertanyaan sebagai
pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal. Beberapa fungsi pertanyaan
menurut turney 1979 yaitu
1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik
2. Pusatkan perhatian pada masalah tertentu
3. Menggalakkan penerapan belajar aktif
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri
5. menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung
secara maksimal
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa yang siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan
guru
11. Memberi kesempatan untuk Belajar diskusi
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni

Ni Wayan Santi_856985075
C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA
Pada dasarnya keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua garis
besar yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Berikut adalah beberapa jenis keterampilan bertanya yaitu
1. Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas, sehingga
mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat
dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta
kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa.
b. Pemberian acuan
Sebelum bertanya guru perlu memberikan acuan berupa informasi
yang perlu diketahui siswa. Siswa akan mengolah informasi yang
diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan dari guru.
c. Pemusatan
Pertanyaan dibagi menjadi dua yaitu pertanyaan luas dan pertanyaan
sempit. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa
pada hal-hal khusus dan yang perlu didalami. Sedangkan pertanyaan
luas hendaknya selalu diikuti oleh pemusatan yaitu yang
memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang kompleks
tidak dapat dijawab secara tuntas oleh siswa. Dalam hal ini guru perlu
memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan
giliran. Artinya setelah siswa pertama memberi jawaban guru
meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut kemudian
meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. Cara seperti ini akan
mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang
diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antar siswa.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan
oleh guru lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan
kepada para siswa. Agar tujuan penyebaran dapat tercapai secara
efektif, guru hendaknya menunjukkan pertanyaan kepada seluruh
siswa kemudian menyebarkan pertanyaan secara acak attack sehingga
semua siswa siap untuk mendapat giliran.

Ni Wayan Santi_856985075
f. Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab suatu pertanyaan seseorang memerlukan waktu
untuk berpikir, demikian juga untuk seorang siswa. Oleh karena itu,
setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa
saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Kebiasaan guru yang menunjuk siswa lebih
dahulu untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan diajukan
tidak dibenarkan, karena dengan menunjuk siswa terlebih dahulu guru
tidak memberikan waktu untuk berpikir.
g. Pemberian tuntunan
Terkadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh
siswa atau jawabannya tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini
guru tidak boleh diam dan hanya menunggu sampai siswa
memberikan jawaban, melainkan guru harus memberikan tuntunan
yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan
jawaban yang diharapkan. Tuntunan yang dapat diberikan yaitu:
1. Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan
cara lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga dapat
dipahami oleh siswa.
2. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat
menuntut siswa menemukan jawabannya.
3. Mengulangi penjelasan atau informasi sebelumnya yang berkaitan
dengan pertanyaan yang diajukan

2. Keterampilan bertanya lanjut


Penguasaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan
penguasaan keterampilan bertanya dasar. Ini berarti bahwa ketika
menerapkan keterampilan bertanya lanjut guru juga menerapkan atau
menggunakan keterampilan bertanya dasar. Komponen keterampilan
bertanya lanjut terdiri dari:
a. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berpikir. Jika
guru hanya mengajukan pertanyaan yang bersifat ingatan seperti hanya
menanyakan apa siapa dan di mana maka proses mental yang terjadi
dalam diri siswa rendah karena siswa tidak perlu berfikir Tetapi hanya
mengingat. Tetapi jika guru mengajukan pertanyaan mengapa
Bagaimana pendapatmu Jelaskan terjadinya siswa akan berpikir keras
sehingga menuntut terjadinya proses mental tingkat tinggi. Guru
hendaknya berusaha mengajukan pertanyaan yang tergolong pada
tingkat kognitif tinggi dari Taksonomi Bloom sehingga guru
diharapkan mengajukan pertanyaan yang bersifat pemahaman aplikasi
atau penerapan analisis dan sintesis evaluasi dan kreasi

10

Ni Wayan Santi_856985075
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang secara baik dan
wajar, guru harus mengatur urutan pertanyaan yang diajukan mulai dari
pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan yang lebih tinggi. Urutan
pertanyaan yang tidak teratur misalnya dibolak-balik dari tingkat tinggi
ke rendah, kemudian tinggi lalu sedang hanya akan membingungkan
siswa dan dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir
siswa.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang
diberikan oleh siswa dianggap benar tetapi masih dapat dilengkapi lagi
guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing
siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. Teknik
pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru yaitu:
1) Meminta klarifikasi, teknik ini dipakai jika jawaban siswa kurang
jelas atau diungkapkan dengan kalimat yang kabur.
2) Meminta siswa memberi alasan, teknik ini digunakan jika guru
menginginkan siswa memberikan bukti-bukti dari pendapat atau
pandangan yang diberikan-nya sebagai jawaban atas pertanyaan
guru.
3) Meminta kesepakatan pandangan siswa, jika guru meminta
pandangan siswa tentang suatu masalah dan seseorang siswa
sudah menyatakan pendapatnya untuk mendapatkan kesepakatan
dan kebenaran akan pendapat tersebut guru dapat meminta
pendapat siswa lain.
4) Meminta ketepatan jawaban, teknik ini digunakan jika jawaban
yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau kurang sempurna.
5) Meminta jawaban yang lebih relevan, jika siswa memberikan
jawaban yang kurang relevan dengan pertanyaan maka guru dapat
mengajukan pertanyaan pelacak.
6) Meminta contoh, teknik ini digunakan jika siswa memberikan
jawaban yang samar-samar atau terlalu luas
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks, jika guru menganggap
jawaban Siswa masih dapat dikembangkan menjadi jawaban yang
lebih kompleks guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak
d. Peningkatan terjadinya interaksi
Meningkatkan interaksi dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan
mental intelektual siswa secara maksimal. Peningkatan interaksi ini
dapat dilakukan dengan cara:
1) Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab
oleh seorang siswa
2) Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga guru

11

Ni Wayan Santi_856985075
bukan satu-satunya orang yang bertanya di dalam kelas
3) Jika siswa mengajukan pertanyaan memberikan kesempatan
kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga
terjadi interaksi antar siswa

D. PRINSIP KEGUNAAN
Dalam menerapkan keterampilan bertanya guru hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kehangatan dan antusias
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan
karena akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab
pertanyaan.
2. Menghindari kebiasaan kebiasaan berikut : mengulangi pertanyaan
sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak, mengajukan
pertanyaan ganda, menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.
3. Memberikan waktu berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang diberikan hendaknya
lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan
keterampilan bertanya dasar karena siswa memerlukan waktu yang cukup
banyak untuk berpikir dan menyusun jawaban .
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan pokok yang diajukan oleh guru harus disiapkan secara cermat
sehingga Urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun terlebih dahulu
dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan pokok hendaknya dinilai setelah pelajaran berlangsung sehingga
ketepatan jumlah pertanyaan tingkat kesukaran kualitas pertanyaan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir dan cakupan materinya dapat
diketahui dengan jelas.

Kegiatan Belajar 2. Keterampilan Memberi Penguatan


A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan yang
dianggap baik yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perilaku
atau perbuatan yang dianggap baik tersebut.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan
yaitu:
1. Meningkatkan perhatian siswa
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
3. Memudahkan siswa belajar

12

Ni Wayan Santi_856985075
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa
6. Memelihara iklim kelas yang kondusif

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN


Secara terperinci komponen-komponen keterampilan memberikan penguatan
yaitu:
1. Penguatan verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling mudah digunakan
dalam pembelajaran yang dapat diberikan dalam bentuk komentar, pujian,
dukungan, pengakuan atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan
tingkah laku dan penampilan siswa. Komentar, pujian dan sebagainya dapat
diberikan dalam bentuk kalimat atau kata-kata, misalnya pekerjaanmu rapi
benar.

2. Penguatan non verbal


Penguatan non verbal dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, yaitu;
a. Mimik dan gerakan badan
b. Gerak mendekati
c. Sentuhan
d. Kegiatan yang menyenangkan
e. Pemberian simbol atau benda

3. Penguatan tak penuh


Selain penguatan verbal dan non verbal ada satu cara pemberian penguatan
yang disebut penguatan tak penuh. Penguatan tak penuh diberikan untuk
jawaban atau respon siswa yang hanya sebagian benar, sedangkan bagian
lainnya masih perlu diperbaiki. Sehingga guru meminta siswa lain untuk
memberikan jawaban yang masih perlu diperbaiki tersebut. Misalnya
bagian pertama dari jawaban anda sudah benar, tetapi alasan yang anda
berikan belum mantap.

C. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip pemberian penguatan, diantaranya:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara
misalkan dengan muka atau wajah berseri disertai senyuman suara yang
riang penuh dengan perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa
penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.

13

Ni Wayan Santi_856985075
2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya
siswa memang merasa terdorong untuk meningkatkan penampilannya.
Misalnya guru mengatakan model yang kamu rancang sangat menarik.
Pujian tersebut akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam menciptakan
model.

3. Menghindari penggunaan respon negatif


Respon negatif seperti kata-kata kasar kerjaan hukuman atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang
kondusif dan kepribadian siswa sendiri. Sehingga guru hendaknya
menghindari segala jenis respon negatif tersebut. Jika siswa menunjukkan
penampilan yang tidak sederhana guru dapat meminta siswa yang dianggap
mampu untuk mendemonstrasikan penampilan tersebut kemudian siswa
pertama diminta memperbaiki memperbaiki penampilannya dengan cara
tersebut guru akan tetap memberikan balikan kepada siswa serta sekaligus
terhindar dari penggunaan respon negatif.

Selain ketiga prinsip tersebut dalam memberikan penguatan guru juga harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Sasaran penguatan, sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus
jelas. Apakah ditunjukkan kepada pribadi tertentu kepada kelompok
atau kepada seluruh siswa.
b. Penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang
muatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respons
yang diharapkan.
c. Variasi dalam penggunaan
Pemberian Penguatan harus dilakukan dengan variasi yang kaya
sehingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerima.

Kegiatan Belajar 3. Keterampilan Mengadakan Variasi


A. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat
berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja
diciptakan untuk memberikan kesan yang unik.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk:
1. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
2. meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu
3. Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-
hal baru

14

Ni Wayan Santi_856985075
4. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
5. Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


Variasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni :
1. Variasi dalam gaya mengajar
Secara garis besar hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat
divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut:
a. Variasi suara
Suara guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam kelas
karena sebagian besar kegiatan di dalam kelas bersumber dari hal-hal
yang disampaikan guru secara lisan. Guru dapat memvariasikan
suaranya dari besar ke kecil, tinggi ke rendah, cepat ke lambat, nada
sedih ke nada gembira, dan dengan memberi tekanan tertentu melalui
suara lambat lambat.
b. Pemusatan perhatian
Dalam mengajar guru sering menginginkan agar siswa
memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara
khusus beserta isyarat atau gerakan seperlunya.
c. Kesenyapan
Terkadang saat guru sedang asyik berbicara suasana di kelas agak
terganggu karena ada siswa yang mengantuk berbicara maupun
bermain dengan temannya. Untuk mengatasi hal ini guru dapat
menerapkan kesenyapan yaitu Diam sejenak sambil memandang
kepada siswa-siswa yang sedang sibuk sendiri. Kesenyapan yang tiba-
tiba akan memberi pengaruh kepada siswa sehingga siswa akan
kembali memandang kepada guru. Kesenyapan juga dapat
dimunculkan dengan mengajukan pertanyaan dengan tujuan memberi
waktu berpikir kepada siswa.
d. Mengadakan kontak pandang
Kontak pandang dengan seluruh siswa merupakan salah satu senjata
ampuh bagi guru dalam mengajar. Memandang seluruh siswa ketika
mulai berbicara dan kemudian memandang siswa tertentu dengan
tujuan mengecek pemahaman nya atau memberi perhatian khusus
mencerminkan keakraban hubungan antara guru dan siswa dalam
mengajar. Guru yang memandang siswanya ketika mendengarkan
siswa tersebut berbicara menunjukkan sikap penuh perhatian terhadap
masalah yang dibicarakan.

15

Ni Wayan Santi_856985075
e. Gerakan badan dan mimik
Variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secara tepat dapat
mengkomunikasikan pesan secara lebih efektif dibandingkan dengan
ucapan yang bertele-tele. Dan gerakan badan dapat divariasikan antara
lain:
1. Ekspresi wajah : tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat
alis, cemberut tertawa.
2. Gerakan kepala : menggeleng, mengangguk, mengangkat kepala,
menunduk.
3. Gerakan tangan: mengangkat tangan, mengacungkan ibu jari,
mengepalkan tinju untuk menegaskan, bertepuk tangan.
4. Gerakan bahu : mengangkat bahu.
5. Gerakan badan secara keseluruhan : berdiri kaku, bersikap santai,
gerak mendekati atau menjauhi.
f. Perubahan dalam posisi guru
Cara mengajar seorang guru seharusnya tidak terpaku pada satu
tempat. Guru dapat memvariasikan posisinya secara wajar misalnya
berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke tengah ke belakang
atau duduk sebentar. Perubahan posisi guru harus dilakukan dengan
niat tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat.

2. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan


Dilihat dari pengorganisasian siswa pola interaksi dapat dibedakan menjadi
beberapa yaitu pola interaksi klasikal kelompok dan perorangan. Pola
interaksi dapat diubah dari interaksi satu arah (guru ke siswa), ke interaksi
dua arah sampai ke semua arah (siswa ke siswa, siswa ke guru dan
seterusnya).

3. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran


Alat bantu pelajaran dapat divariasikan sesuai dengan fungsinya serta
variasi kesensitifan Indra para siswa. Variasi penggunaan alat bantu
Pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Variasi alat bantu
pembelajaran yang dapat dilihat, variasi alat bantu pembelajaran yang
dapat didengar, dan variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan
dimanipulasi.

C. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip
penggunaan sebagai berikut:
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, terbelakang

16

Ni Wayan Santi_856985075
sosial budaya, materi yang di sedang disajikan, dan kemampuan guru
menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar dan tidak berlebihan agar tidak
mengganggu proses pembelajaran.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dicantumkan dalam
perencanaan pembelajaran.

Kegiatan Belajar 4. Keterampilan Menjelaskan


A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Dari segi etimologis kata menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu
menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan mengandung makna Pengkajian
informasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai
gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil dan sebagainya
secara objektif dan bernalar
2. Membimbing siswa menjawab pertanyaan mengapa yang muncul dalam
proses pembelajaran
3. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
melalui cara berpikir yang lebih sistematis
4. Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap
konsep yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran
dalam penyelesaian ketidakpastian.

B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN


Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:
a. menganalisis masalah
b. menentukan hubungan
c. menggunakan hukum, rumus dan generalisasi yang sesuai

2. Menyajikan penjelasan yang mencangkup:


a. Kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan
bahasa lisan.
b. Kegunaan contoh dan ilustri, yang dapat dilakukan dengan pola induktif
atau deduktif.
c. Pemberian tekanan, yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya
mengajar dan membuat struktur sajian.

17

Ni Wayan Santi_856985075
d. Balikkan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat
pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan maupun melalui tugas.

C. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam memberikan penjelasan guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan yang mendengarkan dan
bahan yang dijelaskan.
2. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah dan akhir pelajaran.
3. Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
4. Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan
akan suatu penyelesaian muncul dari siswa.

18

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 8. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
Kegiatan Belajar 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan
usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan
menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru
dalam mengakhiri pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka
pelajaran adalah:
1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus
dikerjakan Siswa.
4. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman atau bahan yang
sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar
Tujuan Menerapkan Keterampilan Menutup Pelajaran
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung
2. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang
telah dijalani
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru
saja dikuasai

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP


PELAJARAN
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yaitu:
1. Membuka Pelajaran
a. Menarik Perhatian Siswa
Menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam Membuka
pelajaran. Menarik perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti:
1) Memvariasikan gaya mengajar guru.
2) Menggunakan alat alat bantu mengajar yang dapat menarik
perhatian siswa.
3) Penggunaan pola interaksi yang bervariasi

b. Menimbulkan Motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam di antaranya:
1. Sikap hangat dan antusias.
2. Menimbulkan rasa ingin tahu.

19

Ni Wayan Santi_856985075
3. Mengemukakan ide yang bertentangan.
4. Memperhatikan minat siswa.

c. Memberi Acuan
Memberi acuan bertujuan untuk memberikan gambaran singkat kepada
siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa
dalam pelajaran tersebut. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara
seperti:
1) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2) Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
3) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
4) mengajukan pertanyaan-pertanyaan membuat kaitan

2. Menutup Pelajaran
kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan.
Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru
diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut:
a. Meninjau Kembali (Mereviu)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap
akhir tanggal kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali
tentang penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
merangkum dan atau membuat ringkasan inti pelajaran.
1) Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung
selama proses pembelajaran
2) Membuat ringkasan
3) Membuat ringkasan merupakan suatu cara untuk memantapkan
penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.

b. Menilai (Mengevaluasi)
Kegiatan atau akhir suatu pelajaran dapat ditutup dengan menilai
penguasaan siswa tentang pelajaran yang telah dibahas. Penilaian dapat
dilakukan dengan berbagai cara berikut:
1) Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan, kelompok, atau klasikal. Misalnya setelah membahas
tentang Akibat polusi bagi makhluk hidup, guru memberikan
pertanyaan yang jawabannya harus didiskusikan oleh kelompok.
2) Mendemonstrasikan keterampilan. Misalnya meminta siswa
menunjukkan bagan atau model yang dibuatnya atau meminta siswa
membacakan puisi yang baru ditulisnya.

20

Ni Wayan Santi_856985075
3) Mengaplikasikan ide baru. Misalnya dengan meminta siswa
menyelesaikan soal-soal matematika menggunakan rumus yang baru
saja dibahas.
4) Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini
guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang
baru saja dibahas, baik pendapat itu berupa pendapat perorangan
maupun pendapat kelompok.
5) Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis

c. Memberi Tindak Lanjut


Agar siswa dapat memantapkan atau mengembangkan kemampuan
yang baru dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut yang dapat
berupa:
1) Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual seperti
pekerjaan rumah atau PR.
2) Tugas kelompok untuk merancang suatu atau memecahkan masalah
berdasarkan konsep yang baru dipelajari.

C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus mengikuti prinsip
tertentu yaitu:
1. Bermakna
kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah
bermakna artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai
dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang
diinginkan seperti menarik perhatian meningkatkan motivasi memberi
acuan membuat kaitan merevisi atau menilai

2. Berurutan dan Berkesinambungan


Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan pembelajaran dan bukan merupakan kegiatan yang lepas lepas dan
berdiri sendiri. Oleh karena itu guru hendaknya selalu menjaga agar prinsip
berurutan dan berkesinambungan ini terwujud di dalam kelas dalam. Hal
ini guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang tepat, yang
sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa serta jelas
kaitanya antara yang satu dengan yang lain.

21

Ni Wayan Santi_856985075
Kegiatan Belajar 2. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar
mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran.
A. RASIONAL
Pentingnya Musyawarah/ diskusi sesuai dengan sila ke-4 Pancasila. Agar
musyawarah berlangsung efektif, maka anggota musyawarah harus memiliki
keterampilan bermusyawarah.
Manfaat lain dari diskusi adalah
1. pada pelaksanaan pembelajaran, siswa terlibat secara aktif.
2. beberapa tujuan pendidikan tercapai jika dilakukan dalam diskusi kelompok
kecil, misalnya dalam mencapai ranah keterampilan serta nilai dan sikap.

Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena


1. Musyawarah (diskusi) sesudah membudaya dalam masyarakat Indonesia.
2. Tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak dibawa sejak lahir.
4. Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
bersifat pembentukan sikap nilai kebisaan dan keterampilan.

B. PENGERTIAN
Kumpulan dalam jumlah 3-9 orang yang mempunyai tujuan yang jelas dan
setiap anggota kelompok mendapat kesempatan untuk bertatap muka dan
mengemukakan pendapat dengan tidak mengabaikan aturan-aturan diskusi.
Syarat – syarat diskusi kelompok kecil :
1. Melibatkan kelompok
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal
3. mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI


KELOPOK KECIL
Agar guru dapat membimbing diskusi kelompok secara efektif ada 6 komponen
keterampilan yang perlu dikuasai guru. Keenam komponen tersebut:
1. Memusatkan Perhatian
Cara pemusatan perhatian :
a. Merumuskan tujuan pada awal diskusi disertai pengenalan
topik/masalah
b. Menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan

22

Ni Wayan Santi_856985075
c. Membuat rangkuman

2. Memperjelas masalah masalah/uraian pendapat


Dapat dilakukan dengan cara:
a. Menguraikan / merangkum gagasan
b. Meminta komentar siswa
c. Memberi informasi tambahan

3. Menganalisis pandangan siswa


Cara menganalisis pandangan siswa yaitu:
a. Menganalisis pandangan siswa, dengan cara meminta siswa memberi
alasan dan dasar pandangan yang diajukan.
b. Memperjelas atau menguraikan inti gagasan siswa tentang hal-hal yang
sudah disepakati dan yang belum disepakati.

4. Meningkatkan urunan
Cara yang ditempuh guru dalam mempertajam uraian siswa antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang mampu menantang siswa untuk
berpikir.
b. Memberikan contoh – contoh pada saat yang tepat.
c. Mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat.
d. Memberi waktu yang cukup untuk berpikir.
e. Memberi dukungan terhadap uraian yang dikemukakan siswa.

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi


Cara yang digunakan guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi,
antara lain:
a. Memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi.
b. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran.
c. Mencegah secara bijaksana terjadinya monopoli siswa tertentu.
d. Mendorong terjadinya interaksi antarsiswa.
e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi.

6. Menutup diskusi
Untuk menutup diskusi guru dapat melakukan beberapa hal, antara lain:
a. Membuat rangkuman
b. Mengemukakan tindak lanjut
c. Menilai proses dan hasil diskusi

D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan
secara efektif, hrus memerhatikan prinsip penggunaan diskusibaik sebelum

23

Ni Wayan Santi_856985075
maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip-prinsip penggunaan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang study dijenjang
kelas yang siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan
secara lisan.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang
memerlukan informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya
atau memecahkannya.
3. Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk
membimbingnya.
4. Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan
sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling menghargai.
5. Guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan.
6. Diskusi harus mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan
secara maksimal.

24

Ni Wayan Santi_856985075

Anda mungkin juga menyukai