Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi defisiensi nutrisi serta akibat yang ditimbulkan dalam rongga mulut +

gambaran klinis

Defisiensi Vitamin A/Retinol


Sumber makanan:
Carotenoid (buah dan sayur yang berwarna hijau tua dan kuning), oily fish, telur , beberapa margarin
Fungsi: Diferensiasi epitel
Akibat dari defisiensi:
- Keratinisasi mukosa dan leukoplakia
- Cheilitis
- Apabila defisiensi terjadi saat mineralisasi enamel -> enamel hypoplasia
- Pada bayi dapat menyebabkan kebutaan jika parah
- Tahap awal biasanya terjadi ketidak mampuan mata beradaptasi pada kondisi gelap
- Jika sudah parah, kulit dan konjungtiva kering, ulsersi kornea hingga kebutaan
Defisiensi Vitamin B1/Thiamine
Sumber makanan: Tepung gandum yang diperkaya, sereal, susu, telur, ekstrak ragi
Fungsi: koenzim tiamin pirofosfat berfungsi dalam metabolisme energi
Akibat dari defisiensi:
- Sensitivitas oral
- Burning mouth syndrome
- Berkurangnya persepsi rasa
- Penyakit beri-beri, biasanya terjadi pada pengguna alcohol atau dietnya tidak seimbang
- Masalah kardiovaskular, seperti vasodilatasi peripheral, gagal jantung dan edema
- Masalah neurologic, seperti neuropati perferan, kemunduran mental progresif, hingga koma,
serta wernicke’s encephalophaty, nystagmus
Defisiensi Vitamin B2/Riboflavin
Sumber makanan: Produk-produk susu dan telur, fortified breakfast cereals, hati, ginjal, dan biji-
bijian
Fungsi: flavoprotein merupakan koenzim yang terlibat dalam metabolisme energi
Akibat dari defisiensi:
- Angular cheilitis
- Glossitis
- Recurrent aphtae
- Pengaruh pada kesehatan rongga mulut: glossitis, angular cheilitis, sakit tenggorokan,
mukosa oral bengkak eritema
- Pengaruh secara sistemik: normositik normokrom anemia, dermatitis seboroik

Defisiensi Vitamin B3/Niacin


Sumber makanan: Produk susu, hatim ginjal, terlur, ekstrak ragi
Fungsi: koenzim nukleotid terlibat dalam metabolisme asam amino
Akibat dari defisiensi:
- Atropi mukosa
- Angular cheilitis
- Triad dermatitis, distribusi secara simetris pada area terpapar sinar matahari seperti leher
kepala, lengan bawah
- Dimensia, diare
- Pengaruh pada kesehatan rongga mulut: stomatitis, glossitis, tanpa perawatan dapat
menyebabkan kematian
Defisiensi Vitamin B6/Pyridonxine
Sumber makanan: Hati daging, ikan, biji-bijian, kacang- kacangan
Fungsi: koenzim terlibat dalam metabolisme asam amino
Akibat dari defisiensi:
- Glossitis
- Angular cheilitis
- Burning mouth syndrome
- Ulceration
-  Lip fisur
- Menurunkan fungsi neuronal, lemah pusing, seizure

Defisiensi Vitamin B12

Sumber makanan: Daging, ikan, telur, produk susu, sereal yang diperkaya
Fungsi: sintesis purin dan pirimidin

Akibat dari defisiensi:

- Atropi glossitis
- SAR
- Displasia
-  Angular cheilitis
- candidosis

Defisiensi Vitamin C/Asam Askorbat


Sumber makanan: Jeruk beri-berian, kentang, sayuran hijau, bell peppers, parsley
Fungsi: antioksidan terlibat dalam reaksi detoks
Akibat dari defisiensi:
- Recurent aphtae
- Gingivitis/periodontitis
- Angular cheilitis
- Scurvy -> lemah, mudah capek, lengan dan kaki nyeri, dinding vaskuler lemah sehingga
tampak ptekie danhemoragi, penyembuhan luka terganggu
- Pengaruh secara umum berupa napas pendek, kejang otot, kurang nafsu makan, kulit kering
kasar gatal, mulut mata kering, rambut rontok, anemia, seldarah putih umlahnya berkurang,
depresi, hysteria, gangguan psikomotorik dan ganggua saraf
- Manifestasi oral berupa pembengkakan gingiva menyeluruh, perdarahan spontan, mobilitas
gigi, peningkatan progress penyakit periodontal, ulserasi, scorbutic gingivitis juka tidak
dirawat dapat menyebabkan kematian akibat perdarahan intracranial

Defisiensi Vitamin D
Sumber makanan: minyak ikan, margarin yang diperkaya, telur, sinar matahari
Fungsi: homeostasis kalsium
Akibat dari defisiensi:
- Enamel hipoplasia apabila terjadi defisiensi saat mineralisasi gigi
- Pada bayi menyebabkan rickettsia, pada dewasa menyebabkan osteomalacia
- Manigestasi klinis secara umum: kemunduran pertumbuhan, rachitic rosary (costochondral
junction) menonjol, osteomalacia karena mineralisasi kurang pada tulang
Defisiensi vitamin E/ α-tocopherol
Sumber makanan: Minyak sayur, biji bunga matahari, biji- bijian, telur
Fungsi: Antioksidan
Akibat dari defisiensi:
- Sering terjadi pada anak yang menderita cholestatic liver kronis
- Gejala neurologic multiple akibat abnormalitas CNS dan system saraf perifer

Defisiensi Vitamin K
Sumber makanan: Sayur-sayuran, biji-bijian, liver
Fungsi: Pembentukkan faktor pembekuan darah
Akibat dari defisiensi:
- Terjadi pada pasien pengguna antikoagulan oral golongan dicumarol karena dapat
menghambat aktivitas enzimatik normal vit K; sindroma malabsorbsi pada vitamin larut
lemak, keterbatasan microflora intestinal
- Koagulopati akibat sintesis prothrombin yang tidak adekuat
- Perdarahan gingiva, jika tidak dikoreksi dapat menyebabkan kematian akibat perdarahan
meluas hingga sistemik dan tidak dapat terkontrol
- Perdarahan setelah pencabutan

Folat
Sumber makanan: Hati, jantung, sayur-sayuran berdaun hijau, jeruk, sereal yang diperkaya folat,
pulses
Fungsi: sintesis purin dan pirimidin
Akibat dari defisiensi:
- glossitis
- Stomatitis recurrent aphtae
- Candidosis
- Angular cheilitis

Zat Besi
Sumber makanan: Daging, ikan, sayuran berwarna hijau tua, pulseses, cocoa, sereal yang diperkaya
Fungsi: pembentukan Hb dan myoglobin, komponen enzim
Akibat dari defisiensi:

- Atropi mukosa (meningkatkan kerawanan terhadp karsinoma)


- glossitis
- Angular cheilitis
- candidosis
Zinc
Sumber makanan: Kerang, ikan, daging, produk susu, biji- bijian, unggas
Fungsi: memiliki lebih dari 70 enzim.
Akibat dari defisiensi:

- gangguan indera perasa

Selenium
Sumber makanan: Produk hewani
Fungsi: komponen enzim dalam glutathione peroksida, melindungi dari kerusakan oksidatif.
Akibat dari defisiensi:

- dapat protektif melawan kanker mulut (apabila terlalu tinggi menyebabkan karies)

GAMBARAN KLINIS

Defisiensi protein saat tahap awal pembentukan kelenjar, kelenjar submandibula dapat menjadi
lebihh kecil. Selain itu, malnutrisi protein juga menyebabkan perubahan pada volume saliva, berat
kelenjat dan komposisi saliva.

1. LEUKOPLAKIA
Merupakan patch atau plak putih yang tidak dapat hilang ketika dikerok dari rongga mulut
dan biasanya merujuk ke arah keganasan
2. ENAMEL HIPOPLASIA
Merupakan agenesis enamel yang terlihat seperti bentukan kecil horizontal pada regio bukal
3. ANGULAR CHEILITIS
Keterlibatan sudut mulut yang ditandai dengan eritema, fisuring dan adanya penglupasan
pada sudut mulut
4. BURNING MOUTH SYNDROME
Merupakan distorsi dari indera perasa yang dideskripsikan pasien sebagain sensasi terbakar
dari mukosa oral, namun secara klinis tidak terdapat perubahan mukosa

5. RECURRENT APHTAE MINOR:


- Pada mukosa tidak terkeratinisasi
- Didahului oleh makula eritematosa dan adanya gejala prodromal yaitu rsa terbakal, gatal atau
menyengat
-  Ulser putih kekuningan dsiertai membaran fibrinopurulen yang dikelilingi oleh halo
eritematous
-  Diameternya antara 3-10 mm
- Sering terdapat pada mukosa bukal dan labial

6. RECCURENT APHTAE MAYOR:


- Ukurannya berkisar dari 1-3 cm
- Paling sering terdapat pada mukosa labial, palatum lunak, dan area tonsil
- Bisa membekas karena ulserasinya lebih dalam dari SAR minor
7. GLOSSITIS
Adanya atrofi yang patchy pad papila dorsal lidah, diikuti dengan ternderness dan sensasi
terbakar.
8. GINGIVITIS
Adanya inflamasi apda gingiva (lokal atau general). Area yang terlibat bisa hanya terdapat
pada margin gingiva atau interdental papila. Tanda awal gingivitis adalah hilangnya stippling
dan terjadinya bleeding saat dilakukan probing. Warna gingiva menjadi merah cerah, kadang
terjadi pembesaran gingiva
9. PERIODONTITIS
Inflamasi pada jaringan periodontal yang ditandai dengan hilangnya attachment pada PDL
dan tulang penyangga. Tanda klinis:
-  Migrasi apikal dari epitel crevicular sepanjang permukaan akar
-  Adanya periodontal pocket
-  Goyang atau hilangnya gigi

Anda mungkin juga menyukai