Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

Disusun oleh

Uswatun Hasanah

18200100105

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2021
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI

A. DEFINISI
Kalori adalah jumlah energi yang didapatkan dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Berdasarkan penelitian dari National Health Service, rata-rata pria dewasa
membutuhkan minimal 2.500 kcal per hari. Sementara, untuk wanita dewasa
membutuhkan minimal 2.000 kkal per hari.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsingnya,
yaitu energi, membangu dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo,2000)

B. INDIKASI
1. Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi
2. Obstruksi usus mekanis
3. Pembatasan asupan oral atau enteral
4. Gangguan motilitas
5. Ketidakmampuan mempertahankan akses enteral
6. Pasien kritis
7. Pasien kanker

C. TUJUAN TINDAKAN
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan nutrisi
2. Kelebihan nutrisi
3. Malnutrisi
4. Obesitas
5. Diabetes melitus
6. Hipertensi
7. Penyakit jantung coroner
8. Kanker
9. Anoreksia nervosa

E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Cara Menghitung Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori harian setiap orang berbeda-beda. Untuk itu, mari kita
menghitung kebutuhan kalori yang diperlukan dengan konsep perhitungan kalori
sebagai berikut:
a. BBI Berat Badan Ideal = (TB – 100) – (10% dari hasil TB – 100)
b. TB  = Tinggi badan (dalam cm)
c. BB  = Berat badan (dalam kg)
d. Pria = 30 kkal (standar perhitungan) x BBI
e. Wanita = 25 kkal (standar perhitungan) x BBI
Misalnya, seorang pria memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 80 kg,
maka perhitungannya sebagai berikut.
BBI = (160 – 100) – (10% x (160 – 100))
= 60 - (10% x 60)
= 54
KKB = 30 kkal x 54
= 1.620 kkal
Jadi, kebutuhan kalori untuk pria dewasa dengan tinggi 160 cm dan berat
80 kg adalah 1.890 kkal. Kalori yang cukup dan stabil akan membuat badan
menjadi lebih sehat. Maka dari itu, Realfoodfam harus menerapkan pola hidup
sehat dengan menjaga pola makan.
2. Rumus Harris-Benedict

Rumus Harris-Benedict merupakan salah satu rumus yang sering digunakan


oleh ahli gizi. Rumus ini memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, dan tingkat aktivitas

Perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu. BMR atau
laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan untuk
menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.

BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.

a. BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)
b. BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)
Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg),
sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm). Hasil dari penghitungan
tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik. Anda dapat mengikuti
panduan kategori berikut.

a. Hampir tidak pernah berolahraga: kalikan 1,2


b. Jarang berolahraga: kalikan 1,3
c. Sering berolahraga atau beraktivitas fisik berat: kalikan 1,4
Sebagai contoh, ada seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat
badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm. Kegiatan sehari-harinya pergi bekerja dan
jarang berolahraga. Berarti, kebutuhan kalori harian wanita tersebut yaitu 1.848
kkal.

3. Rumus WHO

Rumus WHO lebih sederhana dibandingkan rumus Harris-Benedict. Rumus


ini tidak memperhitungkan tinggi badan, melainkan dibagi berdasarkan kategori usia.

Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi seorang wanita berusia 18 –


29 tahun, digunakan rumus 14,7 × (berat badan dalam kilogram) + 496.

Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18 – 29 tahun, digunakan


rumus 15,3 × (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan
dengan faktor aktivitas fisik seperti pada rumus Harris-Benedict.

 Kebutuhan kalori berdasarkan jenis kelamin :


1. Bayi dan anak
Kebutuhan kalori anak-anak dan bayi meningkat seiring bertambahnya
usia. Pada enam bulan pertama, kebutuhan kalori bayi dipenuhi melalui
pemberian ASI eksklusif. Setelah itu, pemberian makanan disesuaikan
berdasarkan usia anak.

Kebutuhan kalori bayi dan anak yaitu sebagai berikut.

a. 0 – 5 bulan: 550 kkal


b. 6 – 11 bulan: 800 kkal
c. 1 – 3 tahun: 1.350 kkal
d. 4 – 6 tahun: 1.400 kkal
e. 7 – 9 tahun: 1.650 kkal
2. Laki-laki

Laki-laki umumnya memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih


tinggi karena massa otot yang lebih besar. Berikut kebutuhan kalori laki-laki
dari masa kanak-kanak hingga lansia.
a. 10 – 12 tahun: 2.000 kkal
b. 13 – 15 tahun: 2.400 kkal
c. 16 – 18 tahun: 2.650 kkal
d. 19 – 29 tahun: 2.650 kkal
e. 30 – 49 tahun: 2.550 kkal
f. 50 – 64 tahun: 2.150 kkal
g. 65 – 80 tahun: 1.800 kkal
h. Di atas 80 tahun: 1.600 kkal

3. Perempuan

Kebutuhan kalori harian perempuan perlu dibedakan antara perempuan


dengan kondisi tubuh normal, ibu hamil, dan ibu menyusui. Perempuan yang
tidak sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan kalori dengan
ketentuan berikut.

a. 10 – 12 tahun: 1.900 kkal


b. 13 – 15 tahun: 2.050 kkal
c. 16 – 18 tahun: 2.100 kkal
d. 19 – 29 tahun: 2.250 kkal
e. 30 – 49 tahun: 2.150 kkal
f. 50 – 64 tahun: 1.800 kkal
g. 65 – 80 tahun: 1.550 kkal
h. Di atas 80 tahun: 1.400 kkal
4. Ibu hamil atau menyusui

Ibu yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan energi


lebih untuk mendukung pertumbuhan buah hatinya. Maka dari itu, kebutuhan
energi dasar mereka perlu ditambahkan dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Hamil trimester 1: tambah 180 kkal


b. Hamil trimester 2: tambah 300 kkal
c. Hamil trimester 3: tambah 300 kkal
d. Menyusui pada 6 bulan pertama: tambah 330 kkal
e. Menyusui pada 6 bulan kedua: tambah 400 kkal

Anda mungkin juga menyukai