Anda di halaman 1dari 17

Makalah

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

OLEH:

RAHIM MA’RUF

1842041029

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan

hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini merupakan

salah satu syarat guna melengkapi tugas mata kuliah pengembangan kurikulum

dalam bentuk Tugas Makalah bagi mahasiswa(i) di Universitas Negeri Makassar

program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan.

Dapat disadari tanpa adanya kesempatan dan bimbingan dari Ibu

Fatmawati Gaffar selaku dosen pada mata kuliah pengembangan kurikulum

kepada penyusun, makalah ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada

kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Meskipun makalah ini telah selesai, penulis sadar bahwa makalah masih

perlu untuk dikaji kembali guna adanya suatu perbaikan dalam mencapai suatu

kesempurnaan dan Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan.

Makassar, 05 November 2020

Rahim

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
D. Metode Pengumpulan Data................................................................... 1
E. Sistematika ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Konsep / Definisi Kurikulum............................................................... 3
B. Dimensi dan Fungsi Kurikulum............................................................ 4
C. Komponen Kurikulum.......................................................................... 5
D. Landasan Pengembangan Kurikulum................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13S
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikukulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang di berikanoleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Adanya rancangan kurikulum merupakan ciri
utama pendidikan di sekolah. Kurikulum juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran . Dapat kita bayangkan,
bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah
yang tidak memiliki kurikulum.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan
landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk
terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem
pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi
kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal
dan penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan
salah satunya dilihat dari hal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang Dimaksud Definisi Kurikulum?
2. Bagaimana Dimensi dan Fungsi Kurikulum?
3. Bagaimana Komponen Kurikulum?
4. Bagaimana Landasan Pengembangan Kurikulum?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi Kurikulum
2. Untuk menetahui Dimensi dan Fungsi Kurikulum
3. Untuk mengetahui Komponen Kurikulum
4. Untuk mengetahui Landasan Pengembangan Kurikulum
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penulisan makalah ini adalah metode kepustaakaan yaitu suatu
penelitian yang digerakan untuk meneliti dan memecahkan masalah dengan

1
mengambil beberapa buku yang ada kaitannya dengan pengembangan
kurikulum.
E. SISTEMATIKA
Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut;
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Pengumpulan Data
E. SISTEMATIKA
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep/Definisi Kurikulum
B. Dimensi dan Fungsi Kurikulum
C. Komponen Kurikulum
D. Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofi
2. Landasan Psikologi
3. Landasan Sosiologi
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KURIKULUM
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan.
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah. Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung
dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan
demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru
dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa
ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan
biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes
atau ujian.
Pengertian kurikulum seperti disebutkan di atas dianggap pengertian yang
sempit atau sangat sederhana. Jika kita mempelajari buku-buku atau literatur
lainnya tentang kurikulum, terutama yang berkembang di negara-negara maju,
maka akan ditemukan banyak pengertian yang lebih luas dan beragam.
Kurikulum itu tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi
mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami
siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B.
Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are
provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada
kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh siswa di luar kelas.

3
Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan
oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum
sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik
dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah. Selanjutnya
berdasarkan hasil pengumpulan informasi tentang kata kurikulum tahun 1916-
1982 diperoleh beberapa pernyataan yang dapat dikembangkan sebagai
definisi dari kurikulum.
Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian kurikulum
ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai
rencana. Kurikulum sebagi ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-
prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan
kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem-sistem lain,
komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang,
jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai
rencana diungkap beragam rencana dan rancangan atau desain kurikulum.
Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan
atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula
dengan rancangan atau desain, terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi,
proses, masalah, kebutuhan siswa
B. DIMENSI DAN FUNGSI KURIKULUM
`Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat
ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide yang didalamnya memuat tentang tujuan,
bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dalam bentuk praktek
pembelajaran.

4
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan
tertentu dari para peserta didik.

Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Baik


oleh guru, kepala sekolah/pengawas, orang tua, masyarakat maupun siswa
itu sendiri.

Terdapat enam fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, antara
lain:

1. Fungsi Penyesuaian
Siswa diarahkan agar mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
2. Fungsi Integrasi
Siswa  harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup
dan berintegrasi dengan masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan  individu siswa
4. Fungsi Persiapan
Mampu menyiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang
berikutnya maupun menyiapkan siswa untuk dapat hidup di masyarakat.
5. Fungsi Pemilihan
Dapat mengarahkan siswa dalam memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik
Dapat mengarahkan siswa memahami kekuatan maupun kelemahan
pada dirinya agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
C. KOMPONEN KURIKULUM
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri

5
mempunyai peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah
sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti halnya dalam
sistem manapun, kurikulum harus mempunyai komponen lengkap dan
fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan
baik apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang
dipandang kurikulum yang tidak sempurna.
Komponen-komponen kurikulum pada prinsifnya terdiri dari empat
macam komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan evaluasi.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target
atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum.
komponen ini sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan
evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum
dimaksud. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan
pembelajaran umum yaitu berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester.
Sedangkan tujuan pembelajaran khusus yang menjadi target setiap kali
tatap muka. Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi tujuan
pembelajaran umum disebut dengan istilah standar kompetensi dan tujuan
pembelajaran khusus disebut dengan istilah kompetensi dasar.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

6
lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan institusional
tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu
tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang
dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
2. Komponen Isi/Materi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-
bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan
keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna
mencapai komponen tujuan.
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya,
lingkungan orang-orang, alat-alat, dan ide-ide. Tugas utama seorang guru
adalah menciptakan lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa
melakukan interaksi yang produktif dan memberikan dirancang dalam
suatu rencana mengajar. Materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk:
a. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang
gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-
variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari
kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

7
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan
untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i.  Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
suatu hal/kata dalam garis besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan


kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur
pendidikan yang ada. Kriteria yang dapat membantu pada perancangan
kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:

a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan


siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
e.  Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
3. Komponen Metode
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan
mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan

8
strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan
dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana
kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide,
harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu
mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya
menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi
pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
Strategi meliputi rencana, metoda dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya / kekuatan dalam
pembelajaran. Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal, dinamakan metode.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru
tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses
dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler,
obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang
menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi
dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik
untuk belajar secara individual.

9
Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk
belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet
atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis
lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan
dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar
sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di
atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi
pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan
keunggulannya tersendiri.
4. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat
diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak
bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa
yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan,
karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk
diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang
diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni
evaluasi yang demikian, Dari sudut komponen evaluasi misalnya, berapa
banyak guru yang mengerjakan suatu mata pelajaran yang sesuai dengan
latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana
belajar  yang memedai serta murid yang normal.
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksanaan
kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk, apakah sasaran  yang
ingin dituju dapat dicapai atau tidak. Di samping itu, evaluasi juga berguna
untuk menilai, apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Dengan demikian, dapat diperoleh petunjuk tentang pelaksanaan
kurikulum tersebut. Berdasarkan petunjuk yang diperoleh dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan. Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara
terus menerus. Untuk itu perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa
yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan dan tolok ukur yang
jelas pula. Sehubungan dengan rancang bangun kurikulum ini, evaluasi

10
dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama, yaitu; pertama, evaluasi
terhadap hasil atau produk kurikulum; kedua, evaluasi terhadap proses
kurikulum.
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai
program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi, dan
produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. Efisiensi
berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana dan sumber-sumber
lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan pemilihan atau
penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam mencapai suatu
tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu program dan
pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari kepentingan
masyarakat maupun peserta didik. Produktivitas berkenaan dengan
optimalnya hasil yang dicapai dari suatu program
D. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Landasan filosofi
Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang
landasan filsafat, mengidentifikasi dan mengimplitasikannya. Dengan
filsafat metodologi praktik pendidikan terarah, timbal baliknya Pratik
pendidikan itus endiri menjadi bahan bagi pertimbangan filosofis
pendidikan. Sehingga landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Filsafat pendidikan menjadi dasar dan arah
pendidikan, sedangkan pelaksanaannya melalui proses pendidikan.
2. Landasan psikologis
Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang
perilaku dan fungsi mental manusia sebagai objek pendidikan secara
ilmiah dan mengidentifikasinya. Dalam pengembangan kurikulum paling
tidak ada 2 (dua) cabang psikologis, yakni psikologis perkembangan dan
psikologis belajar. Ada 9 (Sembilan) aspek psikologis yang dikembangkan
dengan perantara berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
a. Aspek Ketakwaan
b. Aspek Cipta

11
c. Aspek Rasa
d. Aspek Karsa
e. Aspek Karya (Kreatif)
f. Aspek Karya (Keprigelan)
g. Aspek Kesehatan
h. Aspek Sosial
i. Aspek Individu
3. Landasan sosiologi
Landasan sosiologis kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal
dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Mengapa kurikulum harus berlandaskan kepada landasan sosiologis?
Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal,
formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan
agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan
masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi
landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu
tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi,
karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan
belajar yang di desainuntuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang
berupa proses yang statis ataupundinamis dan kompetensi yang harus dimiliki.
Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari
institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.  Kurikulum
mempunyai komponen-komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan
darikurikulum tersebut. Karena komponen-komponen tersebut saling
berkaitan dan menunjang untukmencapai tujuan dari kurikulum maka di
sebutlah kurikulum sebagai suatu sistem
B. SARAN
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan
kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan
agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu sistem
kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya. Oleh karena
itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di
masyakarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya. 2011
Idi, Abdulllah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogjakarata: Ar-
Ruzz Media, 2011
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/komponen-komponen-
kurikulum.html
https://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/komponen-komponen-kurikulum/

iv

Anda mungkin juga menyukai