Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRATIKUM

OLEH :
Kelompok 1

1. AMIRA SALSABILA ALAMSYAH 173110194


2. ANES SINTIA 173110195
3. ANNISA 173110196
4. ARSIL RASYID AMANDA 173110197
5. BOBBY RIVALDO 173110199
6. EGA ANGGINA 173110201
7. FACHRI OCTA SURYA 173110202
8. FANY RAHMADIAN 173110203

III.B

Dosen Pembimbing:
Tasman,S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

PRODI D III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuha Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya
akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan pratikum ini. Bagi kami mahasiswa atau
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Padang jurusan D-IIIKeperawatan, laporan pratikum
merupakan salah satu syarat memenuhi mata kuliahKeperawatan Komunitas.

Salawat beserta salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat dukungan dari
berbagai pihak sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari semua pihak demi mencapai kualitas terbaik dari laporan ini.

Padang, September 2019

Kelompok I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Menurut American NursesAsociation ( ANA ) mendefenisikankeperawatan kesehatan
komunitas atau keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis praktikkeperawatan
klinis dan kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif, holistik, dan berlangsung
dan berlangsung secara terus menerus, diaplikasikan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik pada upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif serta ditunjukkan pada masyarakat
secara keseluruhan baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. (Riyasmini,
2017).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk dengan penekanan pada kelompok beresiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan
penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Depkes, 2006).
Asuhan keperawatan komunitas di berikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan komunitas
terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan ,perencanaan ,pelaksanaan,
dan penilaian (evaluasi). Asuhan keperawatan ini harus didokumentasikan dengan
baik sebagai dokumen dan pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang
telah di lakukan .
Program studi D-IIIKeperawatanPoltekkkesKemenkes RI Padang angkatan 2017
Kelompok 1B melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di n di RT 01 RW
02Kelurahan KuraoPagangKecamatan Nanggalo, Kota Padang. Dengan menggunakan
tiga pendekatan (Community As Partnert), yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan
masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan
komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas
dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
Praktikkeperawatan komunitas dimulai pada tanggal 2 September-15 September
2019.Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2019 daerah
RT 01/ RW 02 KuraoPagang sebelah utara berbatasan dengan RT 05/ RW 02 kelurahan
KuraoPagang, sebelah selatan berbatasan dengan sungai, sebelah barat berbatsan
dengan SDN 11 KuraoPagang dan sebelah timur berbatasan dengan RT 04/RW 02
KuraoPagang.Terdapat56 KK yang berada di daerah tersebut. Terdapat 2 orang ibu
hamil, 4 orang ibu menyusui, 3 orang bayi ≤12 bulan, 15 orang balita, 30 orang anak
usia sekolah, 27 orang Remaja, 65 orang dewasa, 31 orang pralansia dan 18 orang
lansia di daerah tersebut.
Pada umumnya jarak rumah satu dengan rumah yang lainnya berdekatan, jenis dan
kondisi perumahan umumnya sudah permanen dan cukup bersih, tapi banyak pada
bagian pembuangan limbah rumah tangga tidak sesuai,sertakondisi di tepisungai yang
dijadikantempatpembuangansampaholehmasyarakatsekitar.
Selama pengkajian banyak ditemukan anak yang berusia pra sekolah dan sekolah, serta
binatang peliharaan masyarakat umumnya seperti ayam, anjing, kucing dan burung.
Transportasi yang banyak yang digunakan masyarakt sekitar adalah motor dan mobil.
Sarana dan prasranadilingkungan RT 01/RW 02 KuraoPagang sudah cukup memadai
seperti jalanan lintas daerah yang sudah terbuat dari beton. Namun di lingkungan RT
01/RW 02 Kuraopagang tidak ditemukan tempat ibadah, tempat pelayanan kesehatan
dan sarana informasi masyarakat.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan diatas, maka perumusan masalah ini
adalah bagaimana asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW 02Kurao Pagang.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang harus diketahui dan langkah dari asuhan
keperawatan komunitas di RT 01 RW 02 Kurao Pagang.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tinjauan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada keperawatan
komunitas di RT 01 RW 02 Kurao Pagang
b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada dengan keperawatan
komunitasdi RT 01 RW 02 Kurao Pagang.
c. Mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada dengan keperawatan
komunitasdi RT 01 RW 02 Kurao Pagang.
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada keperawatan komunitas di RT 01
RW 02 Kurao Pagang.
e. Mendeskripsikan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan pada keperawatan
komunitas di RT 01 RW 02 Kurao Pagang.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa D III keperawatan Padang Poltekkes
Kemenkes Padang, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mengaplikasikan ilmu riset keperawatan komunitas. Dan dapat menggambarkan
bagaimana gambaran kesehatan masyarakat di RT 01 RW 02 Kurao Pagang.
2. Bagi Masyarakat
Makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat RT 01 RW 02 Kurao Pagang untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan hidup sehat dengan
benar sesuai standarnya.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pembelajaran di Prodi
Keperawatan Padang dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW
02 Kurao Pagang.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunitas dan Keperawatan Komunitas


1. Konsep Komunitas
1) Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan
dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.
2) Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan
orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
3) Menurut Sumijatundkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community)
adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values),
perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
Jadi, Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga .Misalnya di
dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya

2. Konsep KeperawatanKomunitas
a. Pengertian Keperawatan Komunitas
1) Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nursehealthfamily) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
2) Kesatuan yang unik dari praktikkeperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik
diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981)
3) PraktikKeperawatan komunitas (communiyhealthnursingpractice) merupakan
sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi,
pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan
keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh
terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010).
4) Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson &McFarlane, 2011).
5) Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (publichealth)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursingprocess) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Chayatin& Mubarak, 2011)

Jadi, Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi


kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat

b. Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (directcare ) terhadap individu, keluarga,
dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general
community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a) Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

3.Fungsi Keperawatan Komunitas


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
3) Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang
cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
(Mubarak,2006).

4. Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 
prinsip, yaitu:
1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3) Secara langsung
     Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4) Keadilan
   Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5) Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

B. Teori Dan Model Keperawatan Komunitas (Model Community As Partner)


Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa
dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan
pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert,
Thomas, 1999).
Fokus pada model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien
dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat
mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu
fleksiblelineofdefense, normal line of defense, dan resistancedefense
Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau
lebih karakteristik (Stanhope&Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan
subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik
dan pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie,
1998; Anderson &McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999;
Stanhope&Lancaster, 2004; Allender&Spradley, 2005). Delapan subsistem dipisahkan
dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan mekanisme internal untuk
bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan anak-anak adalah contoh dari line of resistance.
Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model
community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu
inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Community as partner model adalah panduan dalam melakukan pengkajian komunitas,
analisa dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas yang meliputi pencegahan
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi. Tiga level pencegahan ditujukan
untuk melindungi agregat balita dengan memperkuat garis pertahanan dan ketahanan.
Promosi kesehatan Tannahill Model memiliki 3 (tiga) komponen utama yaitu
healtheducation, healthprotective, dan healthprevention dengan 7 (tujuh) domain yaitu
preventive, preventive health education, preventive health protective, protective
healtheducation, healtheducation, healthprotection,health protective health education.
Aplikasi penerapan Community as Partner Model dan Tannahill Model dalam
melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat balita sulit makan meliputi
pengkajian pada core dan 8 (delapan) subsistem (lingkungan fisik, pelayanan kesehatan
dan sosial, pemerintah dan politik, keselamatan dan transportasi, ekonomi, pendidikan,
komunikasi, dan rekreasi), serta upaya promosi yang telah dilakukan terkait dengan
upaya pendidikan, pencegahan, dan perlindungan; diagnosa, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan oleh penulis
untuk menggambarkan batasan keperaeatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis
kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi
model komunitas sebagai mitra / community as partner , untuk menekankan filosofi
pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas. Inti meliputi
demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Se4bagai anggota
masyarakat, pendduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas dan
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi,
ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukkan garis pertahan normal, atau
tingkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan normal
meliputiberbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas bayi yang rendah,
atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis pertahanan normal juga mencakup pola
koping, disertai kemampuan menyelesaikan masalah ; ini menunjukkan keadaan sehat
dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus – putus yang mengelilingi
komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “ buffer zone “ (area
penengah) yang menunjukkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respons sementara
terhadap stressor. Respon ini mungkin saja terjadi karna adanya mobilisasi anggota
masyarakat sekitar karena stressor lingkungan, seperti banjir atau stressor sosial seperti
penjualan buku porno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk mengingatkan bahwa
subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan bagian
tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan memberikan gambaran
kerangka kerja bagi perawata kesehatan komunitas dalam pengkajian.
Di dalam komunitas, terdapat garis- garis resistensi, mekanisme internal yang
melakukan perlawanan trehadapstressor. Program rekreasi malam untuk anak-anak
muda dilakukan untuk mengurangi “vandalism” (perbuatan yang merusak) dan
kebebasan berbuat, dan diagnosis serta pengobatan penyakit menular seksual secara
gratis adalah merupakan contoh garis resistensi. Garis resistensi ada pada setiap
subsistem dan menunjukkan kekuatan komunitas.
Stressor merupakan tekanan rangsangan yang menghasilkan ketegangan yang potensial
menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem. Stressor tersebut dapat berasaldari luar
komunitas (misalnya polusi udara dari industri terdekat) atau dari dalam komunitas
( misalnya, penutupan suatu klinik). Stressor memasuki garis pertahanan normal
maupun flesibel sehingga menimbulkan gangguan dalam komunitas. Pelayanan yang
tidak mencukupi, tidak terjangkau atau mahal merupakan stressor terhadap kesehatan
komunitas.
Derajat reaksi merupakan jumlah ketidakseimbangan atau gangguan akibat stressor yang
mengganggu garis pertahanan komunitas. Derajat reaksi dapat dilihat dari angka
kematian dan kesakitan, pengangguran, statistika kriminalitas, dan lain-lain. Stressor
dan derajat reaksi menjadi bagian dari diagnosis keperwatan. Misalnya, masalah dapat
berupa peningkatan kejadian penyakit pernapasan ( derajat reaksi ) sehubungan dengan
polusi udara.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan analisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat baik individu, kelompok dan keluarga yang menyangkut permasalahan
psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan. Pengkajian
keperawatan komunitas ini merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas.
Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiriinti
komunitas (thecommunitycore), subsistem komunitas (thecommunitysubsystems) dan
persepsi (perception). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
a) Data inti
1) Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun
perempuan. Data diperoleh melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan
tahunan atau rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.
2) Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka
kematian balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari
penelusuran data sekunder baik dari Puskesmas atau Kelurahan.
3) Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
-   Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat
mengobservasi ketika ada program posyandu.
- Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa
kesedihan karena anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak
sebaya lainnya dan pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk
berkembang.
-  Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan
tidak memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan, namun orang tua membawa anak ke posyandu rutin untuk
ditimbang.
-  Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi
penyebab anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih
banyak orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
b) Sub sistem
1) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap
penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor
untuk menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain
itu kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko
peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
2) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa
tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program
kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedianposbindu
belum ada.
3) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya
yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
4) Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk
mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.
Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada,
tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan
keamanan yang ada.
5) Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang
sudah dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam
6) Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk,
khususnya komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga.
Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi
kesehatan gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
7) Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang
pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas
penduduk berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
8) Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat
partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari
sarana rekreasi yang ada.
c) Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,
mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun
kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu penyakit

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas


Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh ada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. (American Nurses of Association)
Komponen utama diagnosis keperawatan:
1. Problem (masalah)
Kesenjangan atau penyimpangan dari kedaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi:
- Prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
- Lingkungan fisik, bilogis, psikologis dan sosial
- Interaksi prilaku dan lingkungan
- Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
- Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
- Sign atau Symptom (tanda atau gejala)
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskular
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stres dan teknik relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskular melalui
pemeriksaan tekanan darah
d. Lakukan kerjasama dengan ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat bagi yang
berisiko
e. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
f. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stresor
g. Lakukan rujukan kerumah sakit bila diperlukan.

4. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Implementasi Keperawatan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan
perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang bersifat:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di
komunitas
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang prilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskular
d. Sebagai advokad komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas

5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, tetapi evaluasi tetap terkait
dengan pengkajian yang merupakan tahap awal dari proses keperawatan.
Praktikkeperawatan adalah siklus yang dinamis. Agar intervensi berfokus komunitas
dapat diukur secara relevan dan tepat waktu, maka databasekomunitas, diagnosa
keperawatan, dan rencana program kesehatan harus dievaluasi secara rutin.
Efektivitas intervensi keperawatan komunitas bergantung pada pengkajian ulang
yang berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas dan juga bergantung pada
perbaikan yang tepat terhadap intervensi terencana.
Perawat mengevaluasi respons dari komunitas terhadap program kesehatan dalam
upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan dan objektif program. Data evaluasi juga
merupakan hal yang krusial untuk memperbaiki databasedan diagnosis keperawatan
komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data komunitas.
BAB III

PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Gambaran Lokasi Pratikum


Lokasi pratikum berada di Kelurahan KuraoPagang RT 01 RW 02 yang terdiri dari 56
KK. Dari hasil observasi yang dilakukan di RT 01 RW 02 kepadatan penduduk adalah
56 KK, pada umumnya jarak rumah satu dengan rumah yang lainnya berdekatan, jenis
dan kondisi perumahan umumnya sudah permanen dan cukup bersih, tapi banyak pada
bagian pembuangan limbah rumah tangga tidak menepatkannya dengan
baik,sertakondisi di tepi sungai yang dijadikan tempat pembuangan sampah oleh
masyarakat sekitar
Sarana umum di RT 01 RW 02 ada warung,tidakada tempat ibadah, tidak terdapat pasar
di RT 01 RW 02. Masyarakat di RT 01 RW 02 pada umumnya memiliki hewan
peliharaan seperti anjing, kucing, burung dan ayam, pada umumnya kandang hewan
berdekatan dengan rumah mayarakat yang pasti akan mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat,masih banyak warga yang membakar sampah di sekitar rumah dan masih
ada tempat pembuangan sampah disekitar rumah warga yang tidak dikelola dengan
baik.
B. Pengkajian
1. Pengkajian (Community As Partnert)
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung
terhadap sasaran komunitas termasuk lingkungannya.
a) Interpretasi Data
Dari hasil pendataan yang telah dilakukan oleh kelompok 1 RT 01 RW 02 dari
tanggal di 20 Agustus – 25 Agustus 2019 dapatkan jumlah KK sebanyak 56KK,
dengan data lengkap sebagai berikut :
1) DATA CORE
 Usia
Table 3.1.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur KK
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Kategori Umur Frekuensi Persentase


Remaja Akhir 2 3.6
(17-25 th)
Dewasa Awal 9 16.0
(26-35 th)
Dewasa Akhir 15 26.8
(36-45 th)
Lansia Awal 15 26.8
(46-60 th)
Manula 15 26.8
(>60 th)
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil kategori umur remaja akhir sebanyak 2 orang (3.6%) ,
dewasa awal sebanyak 9 orang (16.0%), dewasa akhir sebanyak 15 orang (26.8%),
lansia awal sebanyak 15 orang (26.8%) dan manula sebanyak 15 orang (26.8%)

Table 3.2
Distribusi frekuensi responden menurut kriteria usia ibu hamil di RW 02/ RT 01
Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Usia Frekuensi Persentase


26 1 50.0
30 1 50.0
Total 2 100.0

Dari data didapatkan hasil usia kehamilan 26 minggu sebanyak 1 orang dengan
persentase 50% dan usia kehamilan 30 minggu sebanyak 1 orang dengan persentase
50%.
Table 3.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Usia Kehamilan Ibu Di RW
02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Umur Kehamilan Frekuensi Persentase


16 1 50.0
17 1 50.0
Total 2 100.0

]Dari data didapatkan hasil usia kehamilan 16 minggu sebanyak 1 orang dengan
persentase 50% dan usia kehamilan 17 minggu sebanyak 1 orang dengan persentase
50%.

Trimester
Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui kedua ibu hamil dengan usia kehamilan trimester II dengan
persentase 100%.
Table 3.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Usia Ibu Menyusui RW 02/
RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Usia Frekuensi Persentase


Remaja Awal 1 25.0
(17-25 th)
Dewasa Akhir 3 75.0
(36-45 th)
Total 4 100.0

Dari data hasil ibu menyusui kategori umur remaja awal (17-25 th) sebanyak 1 orang
dengan persentase 25% kategori umur dewasa akhir (36-45 th) sebanyak 3 orang
dengan persentase 75%.
Table 3.5
Distribusi Frekuensi Reponden Menurut Kriteria Umur Balita >12 – 59 Bulan
Di RW 02 / RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019.

Umur (Bulan) Frekuensi Persentase


12-24(Baduta) 7 41.2
25-36(Batita) 2 11.8
37-59(Balita) 6 35.5
Total 15 100.0

Dari data didapatkan hasil balita umur 12-24 bulan sebanyak 7 orang dengan
presentasi 41.2%, umur 25-36 bulan sebanyak 2 orang dengan presentasi 11.8%, dan
umur 36-59 bulan sebanyak 6 orang dengan presentasi 35.5%.

Data 3.6
Distribusi RespondenMenurut Kriteria Usia 5-12 Tahun
di RW 02/ RT 01 KelurahanKuraoPagangKec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Usia Anak Frekuensi Persentase


6 5 16.7
7 5 16.7
8 2 6.7
9 5 16.7
10 5 16.7
11 5 16.7
12 3 10.0
Total 30 100

Dari 30 anak berusia 5-12 tahun, didapatkan hasil anak yang berusia 6 tahun sebanyak
5 orang dengan persentasi 16,7%, yang berusia 7 tahun sebanyak 5 orang dengan
persentasi 16,7%, usia 8 tahun sebanyak 2 orang dengan persentasi 6,7%, usia 9 tahun
5 orang dengan persentasi 16,7%, usia 10 tahun sebanyak 5 orang dengan persentasi
16,7%, usia 11 tahun sebanyak 5 orang dengan persentasi 16,7%, dan usia 12 tahun
sebanyak 3 orang dengan persentasi 10%

Table 3.7
Distribusi Responden Usia 12-23 Tahun Menurut Kriteria Usia
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun
Tahun 2019

Usia Frekuensi Persentase


12-16 tahun 14 51.9
(Remaja Awal)
17 – 23 tahun 13 48.1
(Remaja Akhir)
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah remaja awal dan
remaja akhir. Dimana remaja awal berjumlah 14 orang (51.9%)

Data 3.8
Distribusi Responden Penyakit Tidak Menular Menurut Kriteria Umur
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Umur Frekuensi Persentase


15-23 tahun 25 18.0
>23 - <45 tahun 65 46.8
45-60 tahun 31 22.3
>60 tahun 18 12.9
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil usia 15-23 tahun sebanyak 25 orang dengan persentase
18%, usia >23 - <45 tahun sebanyak 65 orang dengan persentase 46.8%, usia 45-60
tahun sebanyak 31 orang dengan persentase 22.3%, dan usia >60 tahun sebanyak 18
orang dengan persentase 12.9%

 Jenis Kelamin

Table 3.9

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin KK


di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 43 76.8
Perempuan 13 23.2
Total 56 100.0
Dari 56 KK didapatkan hasil Kepala Keluarga yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 43 orang (76.8%) dan perempuan sebanyak 13 orang (23.2%)

Table 3.10
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Jenis Kelamin Bayi
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-Laki 1 33.3
Perempuan 2 66.7
Total 3 100.0

Dari data didapatkan hasil jenis kelamin bayi yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 1 orang dengan persentase 33.3% dan perempuan sebanyak 2 orang dengan
persentase 66,4%.

Table 3.11

Distribusi Ferekuensi Responden Menurut Kriteria Jenis Kelamin


Balita Balita >12 – 59 Bulan Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec.
Nanggalo Kota Padang Tahun 2019.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki Laki 11 73.3
Perempuan 4 26.7
Total 15 100.0

Dari data didapatkan hasil jenis kelamin laki laki sebanyak 11 orang dengan
presentasi 73.3% dan jenis kelamin laki laki sebanyak 11 orang dengan presentasi
73.3%dan jenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang dengan presentasi 26.7%.

Tabel 3.12
Dari Frekuensi Responden Usia 5-12 Tahun Menurut Kriteria Jenis Kelamin
Di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-Laki 16 53.3
Perempuan 14 46.7
Total 30 100.0

Dari data anak umur 5-12 tahun, didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki sebanyak 16
orang dengan persentasi 53,3% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang
dengan persentasi 46,7%

Table 3.13
Distribusi Responden Usia 12-23 Tahun Menurut Kriteria Jenis Kelamin
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Pendidikan Frekuensi Persentase


Laki-laki 17 64.3
Perempuan 10 35.7
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 7 orang daripada
perempuan yang berjumlah 17 orang (64.3%)

Table 3.14
Padang Distribusi Responden Penyakit Tidak Menular Menurut Kriteria Jenis
Kelamin di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota PadangTahun 2019

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 67 48.2
Perempuan 72 51.8
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki sebanyak 67 orang dengan
persentase 48.2 %, dan perempuan sebanyak 72 orang dengan persentase 51.8%

 Pekerjaan

Table 3.15
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Pekerjaan KK
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang 2019

Pekerjaan KK Frekuensi Persentase


Tidak Bekerja 10 17.8
Wirawasta 18 32.1
PNS/BUMN 3 5.3
Karyawan Swasta 3 5.3
Lain-lain 22 39.38
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil Kepala Keluarga yang tidak bekerja sebanyak 10 orang
(17.8%) , wiraswasta sebanyak 18 orang dengan persentase ( 32.1%) , PNS/BUMN
sebanyak 3 orang (5.3%) , karyawan swasta sebanyak 3 orang (5.3%) dan lain-lain
sebanyak 22 orang (39.28%).

 Pendidikan
Table 3.16
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Pendidikan KK
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Pendidikan KK Frekuensi Persentase


Tidak Pernah Sekolah 4 7.4
SD 15 26.8
SMP 11 19.6
SLTA 23 41.1
PT 3 5.4
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil Kepala Keluarga yang tidak pernah sekolah sebanyak 4
orang (7.4%) , SD sebanyak 15 orang (26.8%) , SMP sebanyak 11 orang (19.6%) ,
SLTA sebanyak 23 orang (41.1%) dan PT sebanyak 3 orang (5.4%).

Table 3.17
Dari Frekuensi Responden Usia 5-12 Tahun Menurut Kriteria Pendidikan
RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019 .

Pendidikan Frekuensi Persentase


SD 30 100
Total 30 100.0

Dari data didapatkan hasil anak dengan pendidikan SD sebanyak 30 orang dengan
persentasi 100%
Table 3.18
Distribusi Responden Usia 12-23 Tahun Menurut Kriteria Pendidikan
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Pendidikan Frekuensi Persentase


SMP 8 28.6
SMA 12 42.9
PT 5 17.9
Putus Sekolah 2 7.1
Total 27 100.0
Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun
2019, didapatkan remaja paling banyak pendidikan terakhir nya SMA sebanyak 12
orang (42.9%) dan remaja putus sekolah paling sedikit sebanyak 2 orang (7.1%)

 Agama
Table 3.19
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Agama KK
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Agama KK Frekuensi Persentase


Islam 55 98.2
Protestan 1 1.8
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil Kepala Keluarga yang ber agama islam sebanyak 55 orang
(98.2%) dan perotestan sebanyak 1 orang (1.8%).

 Timbulnya Kelompok atau Komunitas

Table 3.20

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Jumlah Anggota Keluarga

Di RT01/RW 02 Di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota


Padang Tahun 2019

Jumah Anggota Keluarga Frekuensi Persentase


<=4 49 87.5
>4 7 12.5
Total 56 100.0
Dari 56 KK data didapatkan hasil jumlah anggota keluarga yang mempunyai anggota
keluarga <= 4 sebanyak 49 orang (87.5 %) dan yang mempunyai anggota >4
sebanyak 7 (12,5%)

Table 3.21
Distribusi frekuensi responden menurut kriteria jumlah anak di RT 01/
RW 02 di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Jumlah anak Frekuensi Persentase


<2 anak 25 44.6
2 anak 20 35.7
>2anak 11 19.6
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil jumlah KK yang memiliki 2 anak sebanyak 25 orang


(44,6 %), 2 anak seabnyak 20 orang (35,7 %), >2 anak 11 orang (19.6 % )

 Perilaku

Table 3.22

Distribusi frekuensi responden menurut anggota keluaga yang menggunakan air


bersih di RT 01/ RW 02 di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019

Anggota keluarga menggunakan Frekuensi Persentase


air bersih
Ya 55 98.2
Tidak 1 1.8
Total 56 100.0
Dari 56 KK didapatkan hasil jumlah anggota keluarga yang menggunakan air bersih
sebanyak 55 orang (98.2 %) dan yang tidak memakai sarana air bersih sebanyak 1
orang (1.8%)

Angka Keluarga Menggunakan Jamban

Dari data di di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Dengan hasil yang menggunakan jamban ada sebanyak 56 orang dengan presentasi
100%.

Table 3.22

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Rokok Di RW 02/RT 01


Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Kategori Frekuensi Persentase


Ya 21 37,5
Tidak 35 62,5
Total 56 100,0

data didapatkan hasil ada 21 orang yang merokok (37,5%) dan yang tidak merokok
sebanyak 35 orang (62,5%)

Table 3.23
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Makanan Yang Sering
Diberikan Di RW 02/RT01 Keluharan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019

Jenis Makan Frekuensi Persentase


Nasi,Lauk dan 11 73.3
Sayur
Nasi,Lauk,Sayur 4 26.7
dan Buah
Total 15 100.0

Dari data didapatkan hasil balita yang sering makan nasi, lauk dan sayur sebanyak 11
orang (73,3%) dan balita yang sering makan nasi, lauk, sayur dan buah sebanyak 4
orang (26,7%)

Table 3.24
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Makanan Selingan
Di RW 02/RT01 Keluharan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019.

Jadwal Frekuensi Persentase


Pemberian
Makanan
Selingan
2-3 Kali/Minggu 13 86.7
Setiap Hari 2 13.3
Total 17 100.0

Dari data didapatkan hasil balita yang makan makanan selingan 2-3 kali seminggu 13
orang (86,7%) dan balita yang makan makanan selingan setiap hari sebanyak 2 orang
(13,3%)
Table 3.25
Dari Frekuensi Responden Menurut Kriteria Kebersihan Diri Di RW 02/ RT 01
Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019.

No Item yang Diamati Kotor Bersih Total


F % f % f %
1. Rambut 1 3.3 29 96.7 30 100
2. Telinga 2 6.7 28 93.3 30 100
3. Mulut dan Gigi 1 3.3 29 96.7 30 100
4. Mata 0 0 30 100 30 100
5. Hidung 1 3.3 29 96.7 30 100
6. Kulit 7 23.3 23 76.7 30 100
7. Kuku 7 23.3 23 76.7 30 100
8. Pakaian 1 3.3 29 96.7 30 100
Dari 30 data anak umur 5-12 tahun, didapatkan data bahwa 7 orang anak memiliki
kuku dan kulit yang kotor (23.3%).

Table 3.26
Dari Frekuensi Responden Menurut Kriteria Upaya Hidup Bersih dan Sehat
Di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019.

No Item yang Diamati Ya Tidak Total


F % F % F %
1. menggosok gigi sebelum 21 70 9 30 30 100
tidur dan sesudah makan
2. mencuci tangan sebelum 21 70 9 30 30 100
makan dan sesudah makan

3. Makan tiga kali sehari 20 66.7 10 33.3 30 100

4. Minum susu setiap hari 3 10 27 90 30 100


5. Memakai alas kaki 30 100 0 0 30 100
6. Sarapan setiap hari 14 46.7 16 53.3 30 100
7. Tidak jajan sembarangan 10 33.3 20 66.7 30 100
8. Mandi minimal 2 kali 28 93.3 2 6.7 30 100
sehari
9. Memotong kuku 2 kali 26 86.7 4 13.3 30 100
seminggu
10. Mengganti baju setelah 30 100 0 0 30 100
mandi

Dari 30 responden anak umur 5-12 tahun didapatkan anak sejumlah 27 (90%) anak
dari 30 anak tidak minum susu setiap hari.

Table 3.27
Distribusi Responden Menurut Kriteria Mengkonsumsi Minuman Alkohol
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Mengkonsumsi Frekuensi Persentase


Alkohol
Pernah 2 7.1
Tidak Pernah 25 89.3
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja yang pernah mengkonsumsi alkohol sebanyak 2 orang
(7.1%). Hal ini membuktikan bahwa lebih dari 50% remaja di RW 02 / RT 01 Kurao
Pagang tidak pernah mengkonsumsi alkohol.

Kebiasaan Remaja Mengkonsumsi Obat Terlarang


Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun
2019, didapatkan tidak ada remaja yang pernah mengkonsumsi obat terlarang
(narkoba).

Table 3.28
Distribusi Responden Menurut Tingkat Resiko Perilaku NAPZA
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Ya Tidak Total
F % f % f %
No. Item
1. Prestasi di sekolah sering 1 3.7 26 96.3 27 100.0
mengecewakan (Tidak naik kelas,
naik bersyarat)
2. Anda lebih sering berada diluar 22 81.5 5 18.5 27 100.0
rumah dengan teman sebaya
3. Anda merasa ada kekurangan 5 18.5 22 81.5 27 100.0
dibanding teman sebaya anda
4. Anda tidak peduli dengan kegiatan 7 25.9 20 74.1 27 100.0
keremajaan di sekitar anda (karang
taruna, wirid remaja, dll)
5. Anda merasa kesulitan menolak 9 33.3 18 66.7 27 100.0
ajakan merokok teman anda
6. Teman dekat anda/ saudara anda/ 20 74.1 7 25.9 27 100.0
orangtua anda adalah perokok
7. Mudah mendapatkan rokok di 20 74.1 7 25.9 27 100.0
warung sekitar rumah anda
8. Anda sering melihat remaja/ 21 77.8 6 22.2 27 100.0
pemuda merokok/ narkoba/ mabuk-
mabukkan di sekitar tempat tinggal
anda
9. Menurut anda mudah mendapatkan 1 3.7 26 96.3 27 100.0
minum alkohol di sekitar tempat
tinggal anda
10. Anda punya teman dekat/ sahabat/ 13 48.1 14 51.9 27 100.0
teman sekolah/ saudara yang suka
merokok/ narkoba/ mabuk-
mabukkan
11. Anda punya teman yang pernah 0 0 27 100.0 27 100.0
mengkonsumsi narkoba
12. Menurut anda disekitar tempat 0 0 27 100.0 27 100.0
tinggal ada pengedar/ pemakai
narkoba
13. Anda adalah pengangguran/ putus 1 3.7 26 96.3 27 100.0
sekolah
14. Orang tua tidak membatasi 11 40.7 16 59.3 27 100.0
pergaulan anda dengan siapapun
15. Orang tua suka bertengkar/ 0 0 27 100.0 27 100.0
berdebat/ di depan anda
16. Anda tidak menjalankan ibadah 17 63.0 10 37.0 27 100.0
anda dengan taat

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja banyak yang sering berada di luar rumah dengan teman
sebaya nya sebanyak 22 orang (81.5%) dan sebagian remaja juga mengalami masalah
yang berhubungan dengan rokok seperti teman dekat seorang perokok, mudah
mendapatkan rokok dan sering melihat orang lain merokok di lingkungan sekitar.

Table 3.29
Distribusi Responden Menurut Kriteria Kebiasaan Merokok
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Kebiasaan Frekuensi Persentase


Merokok
Ya 7 25.9
Tidak 20 74.1
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja merokok sebanyak 7 orang (25.9%). Hal ini membuktikan
bahwa lebih dari 50% remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang tidak merokok.

Table 3.30

Distribusi Responden Menurut Kategori Resiko Penggunaan NAPZA


di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Resiko Perilaku Frekuensi Persentase


NAPZA
Resiko Tinggi 0 0.0
Resiko Sedang 8 29.6
Resiko Rendah 19 70.4
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja yang memilki resiko sedang terhadap penyalahgunaan
NAPZA lebih kecil dari resiko rendah yang sebanyak 8 orang (29.6%).

Table 3.31
Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Menonton Film Porno
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Menonton Film Frekuensi Persentase


Porno
Ya 8 29.6
Tidak 19 70.4
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, sebagian besar remaja belum pernah menonton porno sebanyak 19 orang
(70.4%) dibandingkan yang sudah pernah sebanyak 8 orang (29.6%)

Table 3.32
Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Membaca Buku Porno
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Menonton Film Frekuensi Persentase


Porno
Ya 1 3.7
Tidak 26 96.3
Total 27 100.0
Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun
2019, sebagian besar remaja belum pernah menonton porno sebanyak 26 orang
(96.3%) dibandingkan yang sudah pernah sebanyak 1 orang (3.7%)

Tabel 3.33

Distribusi Responden Menurut Kriteria Kebiasaan Merokok

di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Kebiasaan Frekuensi Persentase


Merokok
Ya 45 32.4
Tidak 94 67.6
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang merokok sebanyak 45 orang dengan presentasi 32.4%

Tabel 3.34

Distribusi Responden Menurut Kriteria Olahraga

di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Tahun 2019

Olahraga Frekuensi Persentase


Tidak 136 97.8
Ya 3 2.2
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang tidak olahraga sebanyak 136 orang dengan persentase
97.8%

Tabel 3.35
Distribusi Responden Menurut Kriteria Makanan
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Makanan Frekuensi Persentase


Sering 5 3.6
Kadang-kadang 62 44.6
Jarang 72 51.8
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang sering makan bersantan dan sejenisnya sebanyak 5
orang dengan persentase 3.6%, sedangkan yang kadang-kadang makan bersantan dan
sejenisnya sebanyak 62 orang dengan persentase 44.6%

Table 3.36

Distribusi frekuensi responden menurut sarana air bersih di RT 01/


RW 02 di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Sarana air bersih Frekuensi Persentase


Ya 54 96.4
Tidak 2 3.6
Total 56 100.0

Dari 56 KK didapatkan hasil jumlah yang memakai sarana air bersih sebanyak 54
orang (96.4 %) dan yang tidak menggunakan sarana air bersih sebanyak 2 orang (3.6
%)

 Statistik Kesehatan

Table 3.37
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Penderita
Tuberculosis Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019

Penderita TB Frekuensi Persentase


Ya 3 5.4
Tidak 53 94.6
Total 56 100

Dari 56 KK didapatkan hasil yang penderita tuberculosis sebanyak 3 orang (5.4%),


sedangkan yang tidak menderita tuberculosis sebanyak 53 orang (94.6%).

Ukuran LILA
Dari data didapatkan 2 orang ibu hamil di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang
Kec. Nanggalo Kota Padang 2019 didapatkan kedua ibu hamil dengan ukuran LILA
normal (+23,5) dengan persentase 100%.
Status Gizi
Dari data yang didapatkan di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang 2019 diketahui dari 2 orang ibu hamil tidak ada yang menderika KEK
(Kekurangan Energi Kronis) dengan persentase 100%.

Status Tekanan Darah


Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui 2 orang ibu hamil tidak ada yang hipertensi dengan persentase
100%.
Berat Badan Lahir
Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec.Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui dari 3 orang bayi yang usia nya kurang dari 12 bulan memiliki
berat badan lahir ≥ 2500 gram dengan persentase 100%

Table 3.38
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Panjang Badan Lahir Bayi
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao PagangKec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Panjang Badan Frekuensi Persentase


Lahir
49.5 1 33.3
50 2 66.7
Total 3 100.0

Dari data didapatkanhasilpanjang badan lahir bayi 49.5 cm sebanyak 1 orang dengan
persentase 33.3 dan 50 cm sebanyak 2 orang dengan persentase 66,7%

Bayi Sakit 3 Bulan Terakhir


Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec.Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui dari 3 orang bayi yang usia nya kurang dari 12 bulan tidak ada
mengalami sakit 3 bulan terakhir dengan persentase 100%.

Bayi Sedang Sakit


Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec.Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui dari 3 orang bayi yang usia nya kurang dari 12 bulan tidak ada
yang sedang sakit dengan persentase 100%.

Berat Badan Balita

Dari data didapatkan di RW 02/RT 01 kelurahan kurao pagang kec. Nanggalo kota
padang 2019 diketahui dari 15 balita didapati semua balita memiliki berat badan
normal(Berat badan ideal usia 1-5 tahun menurut kementrian kesehatan RI)dengan
presentasi 100%

Tinggi Badan Balita


Dari data didapatkan di RW 02/RT 01 kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo kota
Padang 2019 diketahui dari 15 balita didapati semua balita memiliki tinggi normal
(tinggi badan ideal usia 1-5 tahun menurut kementrian kesehatan RI) dengan
persentasi 100%

Status Gizi
Dari data didapatkan di RW 02/RT 01 Keluharan Kurao Pagang Kec. Nanggalo kota
Padang 2019 diketahui dari 15 balita didapati semua balita memiliki status gizi
normal dengan persentasi 100%

Table 3.39
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Perkembangan Balita
Di RW 02/RT01 Keluharan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Tahap Frekuensi Persentase


Perkembangan
Tidak Normal 1 6.7
Normal 14 93.3
Total 15 100.0

Dari data didapatkan hasil perkembangan balita tidak normal 1 orang dengan
persentasi 6.7% , perkembangan balita normal 14 orang dengan persentasi 93.3%

Table 3.40
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Balita Sakit Di RW 02/RT01
Keluharan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Balita Frekuensi Persentase


sakit/tidak
Ya 1 6.7
Tidak 14 93.3
Total 15 100.0

Dari data diapatkan hasil balita sakit sebanyak 1 orang (6,7%) yaitu down sindrom
dan balita yang tidak sakit 14 orang (93,3%)

Balita diare
Dari data didapatkan di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang kec. Nanggalo kota
padang 2019 diketahui dari 15 balita didapati semua balita tidak ada yang mengalami
diare pada 3 bulan terakhir dengan persentasi 100%

Balita ISPA
Dari data didapatkan di RW 02/RT 01 kelurahan kurao pagang kec.Nanggalo kota
padang 2019 diketahui dari 15 balita didapati semua balita tidak ada yang mengalami
ISPA dengan persentasi 100%

Tabel 3.41
Dari Frekuensi Responden Menurut Kriteria Apakah Anak Karies Gigi Di RW
02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Kategori Frekuensi Persen


Iya 1 3.3
Tidak 29 96.7
Jumlah 30 100

Dari data didapatkan hasil anak yang karies gigi 1 orang dengan persentasi 3,3% dan
yang tidak karies gigi sebanyak 29 orang dengan persentasi 96,7%

Apakah anak sedang sakit


Dari data didapatkan hasil tidak ada anak yang sakit dengan persentasi 100%

Table 3.42
Distribusi Responden Penyakit Tidak Menular Menurut Kriteria Tinggi Badan
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Tinggi Badan Frekuensi Persentase


(cm)
140 -149 cm 12 8.6
150 -159 cm 60 43.2
160 -169 cm 51 36.7
170 - 179 cm 16 11.5
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang memiliki tinggi badan 140-149 sebanyak 12 orang
dengan persentase 8.6%, tinggi badan 150-159 banyak 60 orang dengan persentase
43.2%, tinggi badan 160-169 sebanyak 51 orang dengan persentase 36.7%, tinggi
badan 170 -179 banyak 16 orang dengan persentase 11.5 %

Tabel 3.43

Distribusi Responden Menurut Kriteria IMT1 di RW 02/RT 01 Kelurahan


Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Indeks Masa Frekuensi Persentase


Tubuh
Sangat Kurus 7 5.0
(<17,0)
Kurus (17,0- 113 81.3
18,4)
Normal (18,5- 11 7.9
25,0)
Overweight 7 5.0
(25,1-27,0)
Obesitas (>27,0) 1 0.7
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil IMT kurus (17,0-18,4) sebanyak 113 orang dengan
persentase 81.3 % dan IMT yang obesitas (>27,0) sebanyak 1 orang dengan persentase 0.7 %
Tabel 3.44

Distribusi Responden Menurut Kriteria Tekanan Darah Saat Diperiksa

di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Tahun 2019

Tekanan Darah Frekuensi Persentase


Saat Diperiksa
Hipertensi 45 32.4
Tidak Hipertensi 94 67.6
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil tekanan darah saat diperiksa yang hipertensi sebanyak 45
orang dengan persentase 32.4 %

Tabel 3.45

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Keluhan Kesehatan

di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Tahun 2019

Keluhan Frekuensi Persentase


Kesehatan
Ada 15 10.8
Tidak ada 124 89.2
Total 139 100.0

Keluhan Sakit Frekuensi Persentase


Asma 1 6.7
Alergi 1 6.7
Batuk 4 26.7
Ca. Usus 1 6.7
Hipertensi 4 26.7
Maag 1 6.7
Mioma Uteri 1 6.7
Sering Pusing 1 6.7
Ulkus Peptikum 1 6.7
Total 15 100.0

Dari data didapatkan hasil yang ada keluhan kesehatan sebanyak 15 orang dengan
persentase 10.8 %, dan yang tidak ada keluhan sebanyak 124 orang dengan persentase
89.2 %
2) 8 SUBSISTEM
 Lingkungan

Table 3.46

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Anggota Keluaga Yang


Menggunakan Jamban Di RT 01/ RW 02 Di Kelurahan Kurao Pagang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Anggota keluarga menggunakan Frekuensi Persentase


jamban
Ya 55 98.2
Tidak 1 1.8
Total 56 100.0

Dari data didapatkan hasil jumlah anggota yang menggunakan jamban sebanyak 55
orang (98.2 %) dan yang tidak menggunakan jamban sebanyak 1 orang (1.8 %)

 Ekonomi
Table 3.47

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Penghasilan

Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang

Tahun 2019

Penghasilan Frekuensi Persentase


<UMK 33 58.9
>=UMK 23 41.1
Total 56 100

Dari 56 KK didapatkan hasil yang Memiliki penghasilan <UMK sebanyak 33 orang


(58.9%), sedangkan yang memiliki penghasilan >=UMK sebanyak 23 ( 41.1%).

 Politik dan Pemerintahan


Table 3.48
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Yang Menggunakan Jaminan
Kesehatan Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019.

Jaminan Kesehatan Frekuensi Persentase


Ya 48 85.7
Tidak 8 14.3
Total 74 100

Dari 56 KK didapatkan hasil yang menggunakan jaminan kesehatan sebanyak 48


orang (85.7%), sedangkan yang tidak menggunakan jaminan kesehatan sebanyak 8
orang (14.3%).
Dilatih Mengelola stress
Dari data didapatkan hasil 136 orang tidak pernah dilatih mengolala stress dengan
persentase 100%

 Pendidikan
Table 3.49
Distribusi Responden Menurut Informasi Kesehatan Remaja
di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Ya Tidak Total
F % f % f %
No. Item
1. Apakah anda pernah mendapat 24 88.9 3 11.1 27 100.0
informasi tentang bahaya NAPZA
2. Apakah anda pernah mendapat 24 88.9 3 11.1 27 100.0
informasi tentang tumbuh
kembang remaja
3. Apakah anda pernah mendapat 26 96.3 1 3.7 27 100.0
informasi tentang HIV-AIDS
4. Apakah anda pernah mendapat 23 85.2 4 14.8 27 100.0
informasi tentang kesehatan jiwa
5. Apakah anda pernah mendapat 27 100.0 0 0.0 27 100.0
informasi tentang bahaya seks
bebas

Table 3.50
Distribusi Responden Menurut Kategori Kelengkapan Informasi Seputar
Kesehatan Remaja di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019

Kelengkapan Frekuensi Persentase


Informasi
Informasi 19 70.4
Lengkap
Kurang Lengkap 8 29.6
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, rata-rata remaja sudah mendapatkan informasi kesehatan remaja secara lengkap
sebanyak 19 orang (70.4%)

Table 3.51
Distribusi Responden Menurut Sumber Paling Sering Mendapat Informasi
Kesehatan Remaja di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang Tahun 2019

Sumber Frekuensi Persentase


Informasi
Teman Sebaya 1 3.6
Saudara 0 0.0
Media massa/ 13 46.4
Elektronik
Guru 11 39.3
Orangtua 2 7.1
Tenaga 0 0
Kesehatan
Total 27 100.0

Dari 27 remaja di RW 02 / RT 01 Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun


2019, didapatkan remaja paling sering memperoleh informasi tentang ksehatan remaja
dari media massa/ elektronik sebanyak 13 orang (46.4%) dan tidak ada sama sekali
melalui saudara dan tenaga kesehatan.

3) Persepsi
Table 3.52
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Pelayanan Kesehatan Yang
Digunakan Saat Anggota Keluarga Sakit Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang
Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Tempat Berobat Frekuensi Persentase


Puskesmas 41 73.2
Rumah Sakit 6 10.7
Dokter Swasta 2 3.6
Bidan/Perawat/Mantri Swasta 7 12.5
Total 56 100

Dari 56 KK didapatkan hasil yang berobat ke puskesmas sebanyak 41 orang (73.2%),


sedangkan yang ke rumah sakit sebanyak 6 orang (10.7%), sedangkan yang ke dokter
swasta sebanyak 2 orang (3.6%), dan yang berobat ke bidan/perawat/mantra swasta
sebanyak 7 orang (12.5%)

Table 3.53

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria KB

Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang


Tahun 2019

Kategori Frekuensi Persentase


Ya 18 43,9
Tidak 23 56,1
Total 41 100

Dari 56 KK didapatkan hasil dari 41 pasangan usia subur ada 18 orang yang
memakai KB (43,9%) dan yang tidak memakai KB sebanyak 23 (56,1%).

Table 3.54

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Jenis KB Di RW 02/RT 01


Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Kategori Frekuensi Persentase


IUD 2 11,1
MOW/MOP 1 5,6
Inplant 1 5,6
Pil 1 5,6
Lain-lain 13 72,2
Total 18 41,1

Dari18 KK yang menggunakan KB didapatkan hasil yang memakai KB IUD


sebanyak 2 orang (11,1%), KB MOW/MOP sebanyak 1 orang (5,6%), Inplant
sebanyak 1 orang (5,6%), Pil 1 orang (5,6%) dan Lain-lain sebanyak 13 orang
(72,2%).

Table 3.55

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kriteria Alasan Tidak KB


Di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Kategori Frekuensi Persentase


Belum Punya Anak 1 4,3
Sedang Hamil 2 8,7
Ingin Menambah Anak 1 4,3
Bertentangan dengan Agama 14 60,9
Sudah Menopause 4 17,4
Total 23 100,00

Dari 23 KK PUS didapatkan hasil alasan tidak memakai KB karna belum punya anak
sebanyak 1 orang (4,3%) dan sedang hamil 2 orang (8,7%), ingin menambah anak
anak 1 orang (4,3%), tidak memakai KB karena bertentangan dengan agama sebanyak
14 orang (60,9%) dan sudah menopause sebanyak 4 orang (17,4%)

Tempat Pemeriksaan Kehamilan


Dari data yang didapatkan di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang 2019 diketahui dari 2 orang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke
bidan atau perawat swasta dengan persentase 100%.
Pemberian Kolostrum
Dari data yang didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang tahun 2019 didapatkan hasil keempat orang ibu menyusui memberikan
kolostrum kepada bayinya dengan persentase 100%.

Rencana pemberian ASI


Dari data yang didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo
Kota Padang 2019 ibu memberikan ASI pada bayinya sampai usia 2 tahun ada 4
orang dengan persentase 100%
Table 3.56
Distribuse frekuensi responden menurut kriteria sampai usia berapa diberikan
ASI eksklusif di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota
Padang Tahun 2019

Usia Frekuensi Persentase


4 Bulan 1 25.0
6 Bulan 3 75.0
Total 4 100.0

Dari data didapatkan hasil ibu yang memberikan ASI Eksklusif selama 4 bulan
sebanyak 1 orang dengan persentase 25% dan ibu yang memberikan ASI Eksklusif
selama 6 bulan sebanyak 3 orang dengan persentase 75%.

Status Imunisasi
Dari data didapatkan di RW 02/ RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec.Nanggalo Kota
Padang 2019 diketahui dari 3 orang bayi yang usianya kurang dari 12 bulan
mendapatkan imunisasi lengkap dengan persentase 100%.

Table 3.57
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Criteria 3 Bulan Terakhir Balita
Dibawa Ke Posyandu Di RW 02/RT01 Keluharan Kurao Pagang
Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019.
Pemamfaatan Frekuensi Persentase
Posyandu
Ya 11 73.3
Tidak 4 26.7
Total 15 `100.0

Dari data didapatkan hasil balita yang dibawa ke posyandu 3 bulan terakhir sebanyak
11 orang dengan persentasi 73,3% dan yang tidak sebanyak 4 orang dengan persentasi
26,7%
Tabel 3.58
Distribusi Responden Menurut Kriteria Kontrol Tekanan Darah
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Kontrol Frekuensi Persentase


Tekanan Darah
Tidak 124 89.2
Ada 15 10.8
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang tidak kontrol tekanan darah sebanyak 124 orang
dengan persentase 89.2%

Tabel 3.59
Distribusi Responden Menurut Kriteria Kontrol Gula Darah
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Kontrol Gula Frekuensi Persentase


Darah
Tidak Pernah 86 61.9
Pernah 53 38.1
Total 139 100.0
Dari data didapatkan hasil yang tidak pernah kontrol gula darah sebanyak 86 orang
dengan persentase 61.9%
Tabel 3.60
Distribusi Responden Menurut Kriteria Pos Pembinaan Terpadu
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Posbindu Frekuensi Persentase


Pernah 6 4.3
Tidak Pernah 133 95.7
Total 139 100.0

Dari data didapatkan hasil yang tidak pernah posbindu sebanyak 133 orang dengan
persentase 95.7%.

Tabel 3.61
Distribusi Responden Menurut Kriteria Posyandu Lansia
di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang Kec. Nanggalo Kota Padang
Tahun 2019

Mengikuti Frekuensi Persentase


Posyandu
Lansia
Ya 4 12.9
Tidak 27 87.1
Total 31 100.0

Dari data didapatkan hasil yang tidak pernah posyandu lansia sebanyak 27 orang
dengan persentase 87.1%
Tabel 3.62

Distribusi Responden Menurut Kriteria Usia >60 Tahun Yang Mengikuti


Posyandu Lansia 1 Bulan Terakhir di RW 02/RT 01 Kelurahan Kurao Pagang
Kec. Nanggalo Kota Padang Tahun 2019

Mengikuti Frekuensi Persentase


Posyandu
Lansia
Ya 9 50.0
Tidak 9 50.0
Total 18 100.0

Dari 18 orang yang berusia >60 tahun ada 9 orang yang mengikuti posyandu lansia 1
bulan terakhir dan ada 9 orang yang tidak mengikuti posyandu lansia 1 bulan terakhir
dengan persentase masing-masing 50%

1. Wawancara dan Observasi

WINDSHIELD SURVEY

OBJEK OBSERVASI HASIL


Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk pada RT 01 RW 02
Kelompok usia yang sering ditemui di Jalan lu padat, karena di tiap-tiap rumah masih
Jenis dan kondisi perumahan berjarak dan masih banyak lahan yang
Tempat berkumpul kosong.
Pada saat survey, yang banyak ditemui di
jalan adalah anak pra sekolah dan sekolah.
Jenis dan kondisi perumahan terdiri dari
berbagai macam yaitu adanya rumah tapak,
indekos (hunian yang disewakan sebagai
tempat tinggal), dan kontrakan.
Tempat berkumpul ibu-ibu biasanya di
depan rumah, dan bapak-bapak di warung.
Sarana umum Sarana umum yang terdapat di RT 01 RW
Pasar 02 yaitu warung,SDN 11 Kuraopangang.
Sekolah Tidakadamushallahatau pun pasar di RT
Warung 01/ RW 02 KuraoPagang
Fasilitas kesehatan
Tempat ibadah
Fasilitas bermain
Binatang piaraan yang dimiliki oleh Ayam, anjing, kucing, burung.
penduduk

Transportasi yang sering digunakan Transportasi yang sering digunakan yaitu


Kondisi jalan motor dan mobil.
Kondisi jalannya ada yang sudah beton,.
Keadaan geografis Kondisilingkungan di RT 01 RW O2
Batasan wilayah masihterbanyakpohondanadasungai

RT 01 RW 02 berbatasandengan :
U : RT 05
S : SUNGAI
B : SDN 11 kuraoPagang
T : RT 04
Lingkungan Kebersihan lingkungan RT 01 RW 0
Kebersihan kurang bersih. Sampah banyak
Kebisingan bertumpukan di depan rumah, di tanah
yang kosongserta di tepisungai. .
Lingkungan di RT 01 RW 02 cukupbising,
dikarenakanjalan yang berada di RT 01
RW 02 seringdijadikanLintas Daerah .
Sarana informasi masyarakat Sarana informasi masyarakat tidak tersedia
(papan komunikasi) di RT 01 RW 02.

Anda mungkin juga menyukai