Anda di halaman 1dari 12

PELAPORAN KEUANGAN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akuntansi Internasional

yang dibina oleh Bpk. Saifudin, SE, M. Si dan Ibu Purwati, SE, M.Si, Akt

Disusun Oleh

Kelompok 6 :

1. Dhea Elviana (B.231.19.0084)

2. Yosefin Tassya Yuscillia (B.231.19.0089)

3. Nanda Wulandari (B.231.19.0094)

4. Nurdiansah (B.231.19.0096)

5. Zidni Ilma Safitri (B.231.19.0106)

6. Dwi Ermawati (B.231.19.0112)

7. Isnaini Arisanti (B.231.19.0116)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020/20211

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Pelaporan Keuangan”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung, moril maupun material yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Bpk. Saifudin, SE, M. Si dan Ibu Purwati, SE, M.Si, Akt selaku Dosen Mata Kuliah
Akuntansi Internasional dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan kemampuan
penulis sendiri yang masih dalam tahap belajar. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga penulisan makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Semarang, 23 April 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan


keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada berbagai pihak
yang berkepentingan baik pihak internal maupun pihak eksternal (Hery, 2014:09). Salah satu
komponen pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas (Kieso, 2007:02).

Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 (FASB, 2010),


terdapat dua tujuan pelaporan keuangan, yaitu: pertama, memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para investor, investor potensial, kreditor, dan pemakai lainnya untuk membuat
keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya; kedua, memberikan informasi tentang
prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam menilai prospek arus kas bersih
perusahaan. Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1
paragraf 10 (IAI, 2012) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Fokus utama laporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya, jadi
laba merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan (Wijayanti, 2006). Laba sering
digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan (seperti pemberian
kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen,
dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak) karena laba dapat memberikan informasi yang
penting bagi suatu perusahaan, baik bagi pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan
(Barus dan Rica, 2014). Perusahaan tentunya mengharapkan laba yang tinggi, berkelanjutan dan
konsisten demi menjaga kesehatan perusahaan (Suwandika dan Astika, 2013). Namun, adanya
laba yang tinggi saja tidaklah cukup. Perusahaan tentu juga mengharapkan laba yang
menunjukkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dan dapat menjadi acuan untuk
memprediksi laba pada periode yang akan datang (Suwandika dan Astika, 2013). Prediksi
terhadap laba dapat dibentuk oleh informasi keuangan dan rasio keuangan yang terdapat dalam
laporan keuangan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Hal ini sesuai dengan Pernyataan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan
Keuangan No. 17 (PSAK, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pelaporan Keuangan?

2.

3.

4.

5.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pelaporan Keuangan.

2.

3.

4.

5.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian pelaporan keuangan

Pelaporan Keuangan berbeda dengan laporan keuangan, pelaporan keuangan adalah


meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi
keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan
standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas
pelapor). Peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau
Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Sedangkan laporan keuangan hanyalah
salah satu medium dalam penyampaian informasi. Dan juga bisa dibedakan pula antara
pelaporan (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report).

2. 2. Tujuan pelaporan keuangan

a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi,
kredit, dan keputusan lain yang sejenis.
b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya
yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek
penerimaan kas dari deviden atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan
atau jatuh tempo, sekuritas atau pinjaman. Menaksirkan aliran kas masuk (future cash
flow) pada perusahaan.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya
tersebut dan perubahannya.

2.3. International Accounting Standards Board (Iasb)

Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam
mata uangperekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya
historis atau biaya kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca. Aturan ini juga berlaku untukangka terkait dalam periode sebelumnya. Laba atau
rugi daya beli yang terkait dengan posisi liabilitasatau aset moneter bersih dimasukan
kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harusmengungkapkan :

1. Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan dalam daya beli umum unit
pengukuran telahdilakukan.
2. Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian
biaya historisatau biaya kini.
3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya
selamaperiode pelaporan.
4. Laba atau rugi moneter bersih selama periode tersebut (tahun berjalan)

2. 4. Standar Pelaporan Keuangan Internasional

Reaksi pertama dari IASC ( sekarang IASB) ke akuntansi inflasi pada tahun 1977 di
dalam IAS 6,Accounting Responses to Changing Prices. IASC mencoba untuk menetapkan
standar yang utama dalam pembatasan pilihan yang ada dan harus terlebih dahulu berdasar
pada suatu konsensus tentang organisasi anggotanya sehingga IAS 6 menjadi sangat
ringkas.

Panitia Standard Akuntansi Internasional percaya bahwa percobaan lebih lanjut


adalah perlu sebelum dapat memberikan pertimbangan yang menuntut perusahaan untuk
mengungkapan laporan keuangan utama, menggunakan suatu sistem yang seragam dan
menyeluruh untuk mencerminkan perubahan harga. Perusahaan yang menyajikan laporan
keuangan utama pada basis biaya historis akan membantu evolusi pokok materi untuk
menyediakan penjelasan tambahan yang mencerminkan efek perubahan harga. Jenis
informasi utama tersebut yang mencerminkan efek perubahan harga direkomendasikan
untuk pengungkapan oleh IAS 15, yaitu

 Sejumlah dari penyesuaian atau menyesuaikan jumlah penyusutan hak milik, pabrik, dan
peralatan.
 Sejumlah dari penyesuaian atau menyesuaikan jumlah biaya penjualan.
 Penyesuaian yang berhubungan dengan pos moneter, efek dalam meminjam, atau bunga
modal, yang pada penyesuaian seperti itu telah diperhitungkan dalam menentukan
pendapatan dengan metode akuntansi yang diadopsi.
 Keseluruhan efek pada hasil penyesuaian sebaik materi lain mencerminkan efek dalam
mengubah harga yang dilaporkan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.
 Suatu metode biaya sekarang diadopsi, hak milik, peralatan dan pabrik dan inventaris.
 Metode yang diadopsi menghitung informasi menuntut di dalam materi yang terdahulu,
mencakup sifat alami menggunakan indeks.
2. 5. Perbandingan Peraturan Nasional Dan Praktek

Praktek akuntansi, inflasi bervariasi di seluruh dunia dan bagi suatu pertimbangan
menyangkut tingkat tarif dan dampak inflasi. Pengalaman akuntansi inflasi yang
substansial telah diperoleh mengikuti hiperinflasi yang paling sering terjadi di Amerika
Selatan, khususnya di Argentina, Brazil, dan Cili.Di Inggris, profesi akuntansi
memperkenalkan SSAP 16 pada tahun 1980. Pejabat menarik mundur SSAP 16 pada tahun
1988 berikut kemerosotan kritik dan tingkatan inflasi dari bisnis.

Di Amerika Serikat, peraturan diperkenalkan pertama kali dengan ketentuan hukum


yang dikenakan oleh SEC pada tahun 1976. GPP dan pengungkapan arus biaya yang
diperlukan oleh SFAS 33 sebagai tambahan terhadap pengungkapan pendapatan yang telah
disesuaikan, persediaan, pabrik dan peralatan diperlukan untuk menjadi pengungkapan
secara bersama dengan peningkatan dan penurunan biaya sekarang menyesuaikan untuk
GPP.

Inflasi Akuntansi di Amerika Selatan

Dengan hiperinflasi yang merajalela dalam bebrapa tahun terakhir ini di sejumlah
negara di Amerika Selatan, khususnya Brazil dan Argentina, ini tidak mngejutkan bahwa
ada tekanan-tekanan untuk mengadopsi sistem-sistem inflasi akuntansi. Di Brazil,
penyesuaian-penyesuaian inflasi akuntansi digunakan pada awal 1950-an, tapi sebuah
peraturan/hukum perusahaan yang baru pada tahun 1976 , yaitu pendekatan
pengindeksasian umum untuk mengemukakan kembali biaya-biaya historis dalam syarat-
syarat daya beli sekarang sebagai tanggal dari laporan keuangan.

Semua perusahaan diwajibkan mengemukakan kembali neraca dengan hormat pada


properti, bangunan, dan perlengkapan dan deprisiasi yang berhubungan, investasi-investasi,
dan biaya-biaya yang ditangguhkan dan ekuitas pemegang saham.Di Argentina, sistem
inflasi akuntansi diperkenalkan utamanya lewat inisiatif dan campur tangan profesi
akuntansi. Pada tahun 1972, sebuah pernyataan dijadikan pokok permasalahan,
merekomendasikan publikasi tambahan pelapaporan keuangan GPP. Pada tahun 1995,
syarat-syarat penyesuaian GPP dipindahkan mengikuti periode inflasi yang rendah.

Nilai Akuntansi Sekarang di Belanda

Di Belanda, orang-orang Belanda sadar akan nilai akuntansi sekarang untuk waktu
yang lama. Ada dua alasan mengapa fokus pada Belanda jika tidak ada persyaratan untuk
biaya sekarang atau akuntansi GPP yaitu, pertama melibatkan teori Profesor Theodore
Limberg, yang sering disebut Bapak Teori Nilai Penggantian karena kepeloporannya
bekerja di Belanda tahun 1930-an. Dia fokus pada hubungan kuat antara ekonomi dan
akuntansi dan percaya bahwa pendapatan seharusnya tidak dihasilkan tanpa pemeliharaan
sumber daya dari pendapatan bisnis dari sudut kelangsungan atau kelanjutan. Pendapatan
adalah fungsi dari penghasilan dan nilai-nilai penggantian daripada biaya historis. Dalam
tambahannya Limberg mempertahankan bahwa informasi nilai sekarang harus digunakan
semua pembuat keputusan.

Alasan kedua, untuk melihat pada Belanda untuk mempelajari dari pengalaman dari
perusahaan Philips multinasional orang Belanda yang merupakan pelopor penyedia laporan
keuangan nilai sekarang. Philips adalah contoh yang menarik dan berharga dari aplikasi
praktek dalam nilai akuntansi sekarang. Dalam laporan keuangan nilai sekarang, Philips
menggunakan nilai penggantian sekarang bersama dengan proses penyesuian untuk
merefleksikan tingkat dimana ada penambahan keuntungan dari aset finansial dari
pinjaman daripada modal ekuitas.

Nilai-nilai sekarang dipergunakan oleh departemen pembelian untuk aktiva tetap;


oleh departemen permesinan untuk spesifikasi disain bagian peralatan, dan oleh desain
bangunan dan departemen permesinan gedung untuk bangunan bangunan.

Brink (1999) yang menunjukkan, Philips cenderung untuk beberapa tahun


menerapkan nilai penggantian akuntansi dalam sebuah cara yang jauh dari konservatif dan
design untuk mempertinggi keuntungan. Perlakuan pada pengurangan nilai persediaan dan
proses penyesuian dalam negara yang mengalami hiperinflasi, sebagai contoh secara
khusus kontroversial, cukup terpisah dari kebijakan akuntansi yang berhubungan pada mata
uang asing, goodwill, dan aktiva tidak berwujud dalam hal yang umum.

2. 6. Masalah Dan Peluang

Eksistensi level yang signifikan dari inflasi dan kemauan harga di banyak Negara
mempengaruhi kebutuhan dan kegunaan system akuntansi inflasi yang mungkin tetap akan
menjadi subjek dari banyak kontroversi di dalam meramalkan masa depan.

Walaupun akuntansi GPP telah digunakan dibanyak negara berinflasi tinggi di


Amerika Selatan, tetapi tidak ada contoh dari standar akuntansi biaya langsung atau
regulasi di Inggris dan Amerika Serikat tentang mempertahankan level nasional yang
mewasiatkan penelitian mengenai akuntansi inflasi pada pertengahan 1980-an.
Bagaimanapun juga, banyak perusahaan-perusahaan Eropa membuat pengungkapan nilai
langsung secara sukarela.

Baru-baru ini perhatian dalam nilai akuntansi yang langsung atau jujur sangat
diharapkan akan memajukan penelitian dengan tipe yang bervariasi dari system akuntansi
perubahan harga. Hal ini mungkin juga akan menjadi penumbuh apresiasi dari keadaan
yang terpuruk dengan cara memilih pendekatan alternative yang mungkin dapat dikerjakan
dan berguna dalam pengukuran laba dan asset. Kegunaan dari harga jual dan keluar dalam
konteks perubahan harga, terutama memperhatikan nilai atau milik dan investasi, selain itu
mungkin juga menjadi apresiasi yang lebih baik. Hal ini kiranya juga menjadi kesempatan
untuk menggunakan sumber-sumber relevan lainnya dari informasi yang ada, seperti
informasi mengenai aliran kas.

2. 7. Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara

1) AMERIKA SERIKAT

Perusahaan pelapor disarankan untuk mengungkapkan informasi berikut tiap lima


tahun terakhir:

 Penjualan bersih dan pendapatan operasional lain


 Laba operasional berkelanjutan berdasarkan biaya-kini
 Daya beli laba atau rugi (moneter) atas pos-pos moneter bersih
 Peningkatan atau penurunan biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih
rendah
 Semua penyesuaian translasi gabungan mata uang asing, berdasarkan biaya-kini
 Aset bersih di akhir tahun berdasarkan biaya-kini
 Pendapatan per saham
 Dividen per saham dari saham biasa
 Harga pasar per saham dari saham biasa
 Harga pasar per saham dari saham biasa di akhir tahun
 Tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari
operasional berkelanjutan

2) INGGRIS

Standar Inggris memberikan tiga pilihan dalam pelaporan:

o Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-
akun biaya historis.
o Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan dasar dengan dilengkapi
akun-akun biaya kini.
o Menyajikan akun-akun biaya kini saja dengan dilengkapi akun-akun biaya historis
seperlunya.
3) BRASIL

Pelaporan akuntansi inflasi yang dianjurkan di Brazil, yaitu sesuai:

o Undang-Undang Perusahaan Brasil, dan


o Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil
o

2. 8. Hal-Hal Terkait Inflasi

 Laba dan Rugi Inflasi


 Laba dan Rugi Modal
 Inflasi Asing
BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:
Salemba Empat.

Kartika Ratna Sari, 2016, Akuntansi Internasional BAB 7

http://kartikaratnas.blogspot.com/2016/04/akuntansi-internasional-bab-7pelaporan.html?
m=1

http://eprints.umpo.ac.id/3997/2/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai