Anda di halaman 1dari 67

IMPLEMENTASI MAREKTING DAN BRANDING

PT. KENCAR VISUAL ABADI (KATON INDONESIA)

LAPORAN KKL

Disusun Oleh:

1. Julian Yuda Prakosa NIM B.211.19.0095

2. Faida Nichaya NIM B.211.19.0096

3. Muhammad Aji Sampurna NIM B.211.19.0097

4. Kristina Lianawati NIM B.211.19.0098

5. Tiara Agsetha Amalia NIM B.211.19.0099

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

OKTOBER 2021
i
PERSETUJUAN LAPORAN KKL

Nama Penyusun 1. Julian Yuda Prakosa NIM B.211.19.0095

2. Faida Nichaya NIM B.211.19.0096

3. Muhammad Aji Sampurna NIM B.211.19.0097

4. Kris’ttna Linawati NIM B.211.19.0098

5. Tiara Agsetha Amalia NIM B.211.19.0099

Ekonomi / Akuntansi

Judul Laporan IMPLEMENTASI MAREKTING DAN BRANDING

PT. KENCAR VISUAL ABADI (KATON

INDONESIA)

Dosen Pembimbing Drs. Eddy Su ipto, M.Com

Semarang, 8 November 2021

Dose Pembimbing

(Dfs. Eddy Sutiipto, M.Com)


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, taufuk, dan hidayah-Nya, sehingga dapat tercipta sebuah Laporan Keliah

Kerja Lapangan (KKL) dengan tema Implementasi Marketing Dan Branding PT

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) pada hari Jumat tanggal 15 oktober 2021 di

lakukan secara virtual ZOOM dikarenakan kondisi pandemi sekarang ini. Laporan ini

juga takkan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami

mengucapkan terima kasih kepada:

 Jajaran Birokrasi Jurusan Akuntansi FE Universitas Semarang yang telah

memfasilitasi penyelenggaraan KKL ENTREPRENEURSHIP:

MARKETING AND BRANDING UMKM.

 Seluruh panitia KKL ENTREPRENEURSHIP: MARKETING AND

BRANDING UMKM yang telah bekerja keras dan memberikan pelayanan

yang sangat baik demi kelancaran kegiatan.

 Drs. Eddy Sutjipto, M.Com selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing kami selama penyusunan laporan KKL

ENTREPRENEURSHIP: MARKETING AND BRANDING UMKM.

 PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) yang telah berkenan sebagai

objek laporan KKL ENTREPRENEURSHIP: MARKETING AND

BRANDING UMKM.

 Teman-teman se-Jurusan Akuntansi FE USM yang telah berbagi ilmu dalam

penyusunan laporan ini.

iii
Dalam laporan ini kami bermaksud menuturkan kembali materi yang telah

diterima dalam KKL. Laporan ini bukanlah laporan yang sempurna jika tidak lepas

dari sebuah kesalahan. Oleh karena itu saya memohon kritik dan saran yang dapat

membangun kiranya.

Semarang,….November 2021

Kelompok 14
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

PERSETUJUAN LAPORAN KKL............................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR.................................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii

BAB 1. PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan..........................................................................3

BAB 2. TELAAH TEORI............................................................................................4

2.1. Makna Entrepreneurship................................................................................4

2.2 Pengertian Marketing...................................................................................11

2.3 Pengertian Branding.....................................................................................14

2.4 Pengertian UMKM.......................................................................................20

BAB 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................................................28

3.1 Sejarah Pendirian PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)..................28

3.2 Aktivitas Usaha PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).....................30


BAB 4. IMPLEMENTASI MARKETING & BRANDING PT. KENCAR VISUAL

ABADI (KATON INDONESIA)..................................................................................33

4.1 Implementasi Marketing PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).......33

4.2 Implementasi Branding PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).........38

4.3 Analisis Peluang Sukses PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).......41

BAB 5. PENUTUP.....................................................................................................44

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................44

5.2 Saran.................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................46
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)...................................29

Gambar 2. WorKaton..................................................................................................36

Gambar 3. TalKaton...................................................................................................37

Gambar 4. Logo Mara Collection...............................................................................40


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil, dan menengah. UMKM

adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah,

begitu juga dengan negara Indonesia UMKM ini sangat memiliki peranan penting

dalam lajunya perekonomian masyarakat. UMKM ini juga sangat membantu

negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM

juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru

yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu ukm juga

memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang

berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh

informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha

mikro, kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian

Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga

berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun

1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam

mengembangkan usahanya. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada

pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. (Mohamad Arsyad, 2015)

Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Keci, dan Menengah (KUKM) dari

tahun 2015-2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah

pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta
1
pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi

UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu

38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550

atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.

Menurut (Mohamad Arsyad, 2015) pengembangan UMKM di Indonesia

mengalami beberapa hambatan dalam operasionalnya. Pengetahuan para produsen

atau pemilik UMKM di Indonesia mengenai teknologi masih jauh dari cukup.

Kebenyakan produsen di Indonesia masih menggunakan peralatan yang sifatnya

masih tradisional. Sehingga biaya produksi malah menjadi lebih tinggi dibandingkan

jika para produsen menggunakan mesin-mesin modern. Salah satu kendala dalam

pemasaran adalah kurangnya perhatian terhadap elemen pemasaran yaitu identitas

visual. Yang kemudian menimbulkan stigma dari konsumen bahwa UMKM “kurang

menjual” dan sulit bersaing dengan produk industri.

Dengan adanya perkembangan teknologi dewasa ini, UMKM seharusnya

sudah mempersiapkan strategi baru yang akan membawa mereka tetap bertahan dan

mampu berekpansi di kancah internasional. Sehingga sudah seharusnya dijalin

integrasi hubungan antara pihak-pihak terkait untuk memecahkan masalah yang

masih menghambat UMKM.

Dalam hal ini lah PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) mendapati

keinginan yang kuat dari para Pebisnis UMKM untuk menampilkan produknya

dengan lebih baik, salah satunya melalui rebranding logo & desain kemasan.
KatonID ingin
mewujudkan solusi terhadap UMKM maupun Mahasiswa yang memiliki masalah

‘ketidakadilan’ yang sama dalam ruang lingkup visual & branding, dengan

Menghubungkan UMKM dengan Mahasiswa yang membutuhkan portofolio kerja

Simbiosis mutualisme yang terjadi melalui PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia) akan menumbuhkan ekonomi kreatif, karena branding UMKM dan karya

mahasiswa akan meningkat daya saing masing-masing secara bersamaan.

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan

1. Mengetahui marketing yang dijalankan PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia).

2. Mengetahui branding PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).

3. Analisis peluang bisnis yang dijalankan oleh PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia).
BAB 2. TELAAH TEORI

2.1. Makna Entrepreneurship

Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan

kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan

mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga

seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri

seorang wirausaha seperti percaya diri, punyai banyak minat, bisa bersepakat,

mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu,dll.

Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan

berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan

Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-

kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1) memperkenalkan

produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka pasar yang

baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen

baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dari arti wirausaha

dan wirausahawan tersebut, maka pengertian kewirausahaan dapat diartikan sebagai

berikut :
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses

dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994).

b. Kewirausahaan adalah Wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang

memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis

mengumpulkan sumber sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil

keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna

memastikan kesuksesan (Geoffrey G. Meredit et ak, 1995)

c. Kewirausahaan adalah Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang

mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola

suatu bisnis menerima imbalan jasa berupa profit nonfinancial (Skinner,

1992).

d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

(star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). (Soeharto

Prawiro, 1997).

e. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik

dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri

Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).

f. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan


berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak
tujuan,siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman

Spemahamidjaja, 1977).

g. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan

dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S.

Wijandi, 1988).

h. Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).

(Richard Cantillon, 1973).

Tahap – Tahap Enterpreneurship

Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship

(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value

dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Secara

umum tahap- tahap melakukan wirausaha terdiri dari :

1. Tahap Memulai. Tahap ini dimana seorang yang berniat untuk melakukan

usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,di awali dengan

melihat peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau

melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di

bidang pertanian,industri, manufaktur, produksi atau jasa.

2. Tahap melaksanakan usaha. Pada Tahapan ini seseorang wirausahawan

melakukan atau mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya.

Mencakup aspek - aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi,


Kepemimpinan yang meliputi bagaimana menangani dalam pengambilan

resiko dan keputusan pemasaran dan evaluasi.

3. Mempertahankan usaha. Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil

yang telah dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

4. Mengembangkan usaha. Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong

positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan

usaha yang menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Pentingnya Entrepreneurship

Enterpreneurship memiliki dampak positif bagi suatu perekonomian dan

masyarakat. Barringer dan Ireland (2006) mengemukakan tiga alsan mengapa

perilaku entrepreneurial memiliki efek positif terhadap kekuatan dan stabilitas

ekonomi. Salah satu dampak terpenting dari entrepreneurship adalah penyediaan

lapangan pekerjaan. Entrepreneurship telah terbukti mampu mengatasi tingkat

pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan oleh entrepreneur. Selain itu

entrepreneur sendiri yang tidak menambah angka pengangguran karena entrepreneur

menciptakan pekerjaan dan bukan mencari pekerjaan, entrepreneur mampu

menciptakan pekerjaan mulai dari untuk beberapa tenaga kerja saja sampai dengan

ribuan pekerjaan.

Inovasi merupakan alasan kedua yang memberikan dampak positif bagi

kekuatan ekonomi dan masyarakat. Inovasi berkaitan dengan proses menciptakan

sesuatu yang baru, dan merupakan isu utama dalam proses entrepreneurial. Inovasi
membantu individu dan bisnis untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien.
Alasan ketiga adalah globalisasi. Fenomena ini sangat vital bagi

perekonomian karena menyediakan outlet untuk memasarkan produk ke luar negeri.

Entrepreneurship juga berperan dalam menjembatani kesenjangan antara

pengetahuan dan pasar, menciptakan bisnis baru, dan membawa produk baru ke

pasar. Aktivitas entrepreneurial mempengaruhi ekonomi dengan membangun dasar

ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan.

Manfaat Enterpreneurship

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh jika melalui berwirausaha (Rusdiana, 2018)

adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki.

Banyak wirausahawan yang berhasil mengelola usahanya karena menjadi

keterampilan/hobinya menjadi pekerjaannya.

2. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha,

kita memiliki kesempatan untuk berperan dalam masyarakat. Wirausahawan

menciptakan produk (barang dan/atau jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat,

terutama konsumen yang dilandasi dengan tanggung jawab sosial melalui

penciptaan produk yang berkualitas akan berdampak pada adanya pengakuan

dan kepercayaan pada masyarakat yang dilayani.

3. Adanya manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat dalam berwirausaha

sehingga menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha. Perlu

disadari bahwa
pada dasarnya sebagian besar tindakan bila dipengaruhi oleh motivasi, bukan

karena terpaksa.

Kendala dan Masalah Enterpreneurship

1. Kesulitan Berjualan : Offline maupun Online

Kesulitan yang sering dihadapi entrepreneur dan menjadikan

perusahaan bisa minus adalah kesulitan berjualan. Banyak entrepreneury yang

latah dalam menggunakan strategi penjualan, ikut seminar pemasaran ini,

pemasaran itu dan semuanya dijalankan. Pada akhirnya hasil kurang

memuaskan dan penjualan tidak naik. Solusinya adalah sebelum menjadi

entrepreneur, perlu meningkatkan kualitas dan kemampuan menjual. Mulai

dari cara mempengaruhi orang lain, melakukan pendekatan persuasif,

mengenali kebutuhan konsumen, mempresentasikan solusi (layanan atau

produk), melakukan closing, follow up dan lain sebagainya. Mau pemasaran

dengan offline atau online pada dasarnya sama, cuma beda cara

pendekatannya.

2. Kesulitan Mengelola Keuangan

Masalah yang sering dihadapi entrepreneur selanjutnya adalah

masalah mengelola keuangan, baik keuangan bisnis maupun keuangan

pribadi. Hal tersebut terjadi karena entrepreneur tidak memiliki kendali atas

kondisi keuangan mereka. Solusinya adalah salah satu cara untuk memegang

kendali adalah dengan memiliki catatan keuangan yang tertib.


3. Kesulitan Permodalan / Pendanaan Usaha

Permasalahan berikutnya masih tidak lari dari keuangan, yaitu

masalah permodalan atau pendanaan usaha. Sebenarnya modal bisa didapat

dari berbagai sumber, seperti modal dari rekening sendiri atau dengan

menggunakan uang orang lain. Jika ingin menggunakan modal orang lain,

dapat memanfaatkan utang dari bank, atau mencari investor. Untuk orang

pebisnis UMKM, sekarang sudah ada Kredit Usaha Rakyat. Solusinya adalah

pendanaan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti yang dijelaskan di atas.

4. Kesulitan Menangani Orang : Karyawan dan Pembeli

Permasalahan yang sering dihadapi entrepreneur adalah menangani

manusia, baik itu pembeli maupun karyawan. Jika belum pernah menjadi

entrepreneur, mungkin menangani karyawan itu mudah, tetapi kenyatannya

tidak. Solusinya adalah pelajari teknik berkomunikasi.

5. Tidak Fokus terhadap Kerjaan

Permasalahan terakhir yang sering dihadapi oleh entrepreneur adalah

melirik potensi bisnis yang lain. Biasanya entrepreneur yang masih baru akan

mengalami masa-masa tersebut, Siklusnya yaitu, mulai usaha dengan harapan

semua mudah – menghadapi masalah – masalah makin besar – masalah

menjadi lebih besar dan sulit untuk ditangani – melihat bisnis lain yang

tampak lebih menguntungkan – mencoba bearlih bisnis. Solusinya adalah

fokus pada bisnis yang jalani.


2.2 Pengertian Marketing

Menurut (Ngadiman, 2018) Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-

kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Arti pemasaran

biasanya sering disalah artikan dengan pengertian penjualan, perdagangan dan

distribusi. Padahal istilah-istilah tersebut hanya merupakan satu bagian dari aktivitas

pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang

diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan tetapi bagaimana dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen.

Sehingga sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak definisi-

definisi pemasaran yang dikemukakan. Definisi tersebut awalnya menitikberatkan

pada barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan

proses penjualan, dan pada fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan

dilakukannya transaksi pemasaran.

Marketing Mix

Menurut Kotler dan Amstrong, pengertian marketing mix adalah sekumpulan

variabel pemasaran yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat

penjualan mereka. Dengan kata lain, marketing mix merupakan strategi pemasaran

yang menggabungkan elemen-elemen di dalam mix marketing itu sendiri dan

dijalankan secara terpadu. Marketing mix memiliki beberapa elemen, yang dikenal

dengan sebutan 7P. Adapun elemen dari marketing mix yaitu berikut :
1. Product (Produk)

Elemen pertama dari strategi pemasaran mix marketing adalah produk.

Produk memiliki dua unsur yang perlu diperhatikan yaitu kualitas dan visual.

Dimana harus memastikan kualitas dari suatu produk dengan baik, selain itu

konsumen harus merasa membutuhkan untuk membeli produk atau jasa dan

tidak hanya sekedar tertarik. Cara mudah yang dapat Anda lakukan yaitu

dengan melakukan riset kecil ke target pasar. Riset yang dilakukan pada

strategi marketing mix dapat mencakup informasi respon pasar, keinginan

konsumen, dan lain sebagainya. Melalui informasi yang didapat dari riset,

dapat membandingkan produk/jasa dengan kompetitor, mengetahui kelebihan

dan kekurangan produk. Setelah itu, dapat melakukan evaluasi untuk

meningkatkan mutu produk dan jasa, mencocokan produk dengan keinginan

dan kebutuhan konsumen, dan memberikan gambaran prospek produk dimasa

yang akan datang.

2. Price (Harga)

Terkait dengan harga, perlu mempertimbangkan jumlah biaya yang telah

dikeluarkan untuk mendapatkan kombinasi antara barang dan pelayanan yang

akan diberikan kepada konsumen. Dalam menentukan harga dari produk,

harus menghitungnya berdasarkan dengan biaya produksi, modal, dan

tambahkan keuntungan beberapa persen. Harga jual harus sesuai dengan

harga pasar, tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah. Hal ini untuk

mencegah terjadinya kebangkrutan tentunya. Jika menjual dengan harga yang


lebih tinggi, berikan
perbedaan yang mencolok dibandingkan kompetitor, seperti kualitas, varian.

Sehingga konsumen merasa “worth it” dengan harga dari produk.

3. Promotion (Promosi)

Agar produk atau jasa dikenal di pasaran dan mempunyai banyak konsumen

maka harus melakukan promosi produk dalam strategi marketing mix ini.

Pada dasarnya, promosi merupakan aktivitas penyebaran informasi yang

bersifat membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan pasar bahwa produk

sudah siap dijual dan dibeli oleh mereka. Salah satu yang dapat dilakukan

adalah dengan memasang iklan. Iklan dapat dilakukan melalui media-media

seperti surat kabar, elektronik, brosur, spanduk, social media. Pada zaman

digital seperti sekarang, strategi pemasaran dengan promosi sangatlah mudah

karena banyak media sosial yang akan sangat membantu Anda.

4. Place (Tempat)

Tempat atau lokasi merupakan salah satu strategi pemasaran secara langsung.

Tentu saja suatu produk atau jasa ingin laku keras, oleh karena itu, tempat

atau lokasi penjualan juga sangat penting untuk dipertimbangkan. Cara

menentukan lokasi yang tepat, yaitu mencari dan menentukan lokasi

penjualan yang sesuai dengan target pasar, apakah itu untuk kalangan bottom,

middle, atau up.

5. Participant (partisipan)

Partisipan merupakan salah satu elemen tambahan dari strategi pemasaran

marketing mix. Partisipan yang dimaksud adalah setiap orang yang masuk dan
berpartisipasi dalam memasarkan produk atau jasa. Sebagai contoh, dalam
bisnis kuliner partisipan nya dapat berupa rumah makan, restoran, cafe.

Secara umum, pelayan, petugas, reseller juga termasuk menjadi partisipan.

Oleh karena itu, jangan menganggap remeh mereka, karena mereka

mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan strategi

pemasaran.

6. Process (Proses)

Proses yang dimaksud dalam unsur strategi pemasaran di sini yaitu proses

manajemen. Strategi manajemen sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini

karena keputusannya menentukan keberhasilan dari marketing. Selain itu,

juga harus memperhatikan proses pelayanan terhadap konsumen. Pelayanan

yang baik kepada konsumen memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil

strategi pemasaran bisnis.

7. Physical Evidence (bukti/lingkungan fisik)

Physical evidence ini berupa bukti atau lingkungan fisik. Lingkungan fisik

yang dimaksud yaitu berkaitan dengan kondisi atau suasana. Sebagai contoh

agar tidak bingung, physical evidence ini seperti fasilitas, visi misi

perusahaan, simbol perusahaan, brand, kekayaan perusahaan, dan hal-hal lain

yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran produk. Jadi seperti itulah

strategi pemasaran dengan marketing mix yang harus dipahami jika ingin

mengembangkan bisnis dan memenangkan persaingan pasar.

2.3 Pengertian Branding

Kata dasar Branding adalah brand, yang memiliki arti merek. Istilah merek,
dalam kamus bahasa indonesia diterangkan bahwa merek ialah tanda yang dikenakan
oleh pengusaha, pabrik, produsen dan sebagainya, pada barang yang dihasilkan

sebagai tanda pengenal. Tanda adat cap ini dipakai sebagai pengenal yang

menjelaskan atau menyatakan nama dan sebagainya. Kalau ada istilah-istilah merek

dagang, itu artinya menjelaskan tentang nama, simbol, gambar, huruf, kata, yang

dipakai oleh industri maupun perusahaan dalam memberikan sebutan pada barang

yang mereka produksi yang dapat membedakan dengan produk lainnya. Produk yang

bermerek merupakan produk yang dilindungi oleh hukum.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ditemukan banyak definisi tentang

Branding. Berbagai tokoh dan ilmuan masing-masing memberikan penjelasan yang

berbeda-beda, dengan perspektifnya. Karena itu untuk mempermudah dan

menerangkan kata branding maka mengartikan branding cukup sederhana yaitu

upaya memperkuat merek organisasi, personal, kelompok maupun tempat, produk

barang dan jasa dalam konteks kompetisi. Meskipun demikian, branding tetap harus

menjadi perhatian penting karena memiliki beberapa manfaat Nilson (1998),

diantaranya:

1. Konsumen akan tertarik dengan produk yang memiliki merek terkenal.

2. Mendorong loyalitas konsumen lebih besar pada perusahaan atau produk.

3. Merek yang kuat dan tinggi loyalitas konsumennya mudah dalam mengatur

pasar karena kepercayaan konsumen yang telah dimiliki begitu besar akan

merek tersebut.

4. Memberikan kesempatan pada perusahaan menetapkan harga yang sesuai

dengan benak konsumen. Biasanya bisa lebih tinggi harga produk yang
bermerek dari pada produk biasa.
5. Bisa menginisiasi untuk produk baru dengan nama merek yang sama.

6. Dapat menjadi pembeda merek yang jelas, kuat dan tinggi dengan produk lain

maupun produk yang sejenis.

7. Memberikan dampak yang positif bagi produk, karena merek yang kuat akan

memiliki citra, komitmen, kualitas, dan persepsi akualisasi diripengguna

merek tersebut.

8. Mempermudah dan menghemat kegiatan promosi perusahaan atau produk

karena konsumen sudah menyukai dan senang dengan merek yang ia percaya.

Fungsi dan tujuan Branding

Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citranya di masyarakat

bahkan konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual,

sehingga dengan adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan

brand atau merk mereka akan senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya

dalam jangka waktu yang lama.

Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi,

membangun kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand) (Neumeier,

2003:41).

Manfaat Branding.

Menurut (Sulistio, 2021), manfaat dari branding dapat dilihat sebagai berikut.

1. Mudah Dikenali
Memiliki merek/brand akan menguntungkan usaha kita karena lebih

mudah dikenali oleh calon pelanggan. Sehingga juga akan lebih mudah untuk

dipilih pelanggan karena produknya bermerek yang artinya kualitasnya tidak

diragukan lagi dibandingkan dengan produk yang tidak bermerek (belum

dikenal).

2. Membedakan Produk Satu Dengan Lainnya

Apapun produknya fungsi branding adalah memberikan ciri khas dan

menjadi penanda bagus suatu produk. Dengan ini, produk akan terus diingat

oleh pelanggan begitu mereka selesai dengan transaksi jual beli. Sehingga

akan memperbesar kunjungan pelanggan yang kembali lagi untuk membeli

produk yang sudah memiliki brand karena mudah diingat.

3. Mempengaruhi Psikologi Pembeli

Branding juga mampu menyihir psikologis seorang pembeli. Sebab

dengan memberikan merek akan membuat pelanggan berpikir jika produk

tersebut terlihat bagus dan professional. Berbanding dengan memilih produk

yang dijual bebas (tanpa merek).

Unsur-Unsur Branding

Menurut (Sulistio, 2021), Unsur-unsur branding antara lain:

1. Nama merek
Pada umumnya, nama seuah bisnis adalah brand touchpoint pertama yang

dilihat target market. Hindari pemilihan nama yang susah diingat atau pun

susah dilafalkan. Selain itu, sesuaikan nama bisnis dengan target market anda.

2. Tagline

Tagline adalah perpanjangan tangan dari nama bisnis. Tagline yang ideal

bersifat melengkapi nama bisnis. Tagline merupakan kalimat pendek yang

dipakai untuk mempromosikan sebuah merek dagang atau perusahaan.

3. Logo atau Lambang Brand

Logo adalah gambar dengan suatu arti, bisa berupa lukisan, sketsa, ataupun

tulisan saja. Logo berperan untuk mewakili identitas pihak tertentu, entah itu

bisnis, perusahaan, organisasi, negara, daerah, produk atau lain sebagainya.

4. Tampilan Visual seperti Desain Produk, Desain Kemasan dll

Poin ini lebih menekankan unsur visual dari branding. Apakah logo bisnis

baiknya menggunakan logotype (tulisan saja, seperti Facebook) atau

logogram (gambar saja, seperti Apple), atau gabungan keduanya.

5. Warna

Warna sangat menentukan kepribadian bisnis kita.

6. Bahan Marketing Kit

Sisi Sentuhan. Signage bisnis menggunakan Metal akan berkesan modern,

menggunakan kayu akan berkesan Hip dan peduli Lingkungan.

7. Juru Bicara atau Ambassador seperti Co-founder, Mascot, Tokoh Perusahaan,

Artis, Orang terkenal da lain-lain. brand ambassador adalah orang yang


disewa
oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mewakili suatu merek secara

positif dan dengan demikian membantu menungkatkan kesadaran dan

penjualan merek.

8. Suara (Lagu Tematik, Bunyi Icon)

Kehadiran sebuah lagu akan melengkapi unsur visualisasi branding dan

membuatnya lebih indah dan lebih diingat.

9. Website

Website adalah sebuah media yang bisa menghubungkan dan

mengkombinasikan keseluruhan elemen branding.

Jenis-jenis Branding

Menurut (Sulistio, 2021), kegiatan branding ada beberapa jenis yaitu:

1. Personal Branding

Alat pemasaran yang digunakan untuk menopang nama seorang

public figure, seperti selebriti, politisi, dan musisi. Dengan mengangkat

public figure, branding akan lebih mudah melekat dimata masyarakat.

2. Corporate Branding

Branding yang bertujuan untuk menigkatkan reputasi sebuah

perusahaan dipasar, meliputi semua aspek yang dimilki perusahaan tersebut,

mulai dari produk/jasa yang ditawarkan hingga kontribusi karyawan terhadap

masyarakat.

3. Product Branding
Branding yang bertujuan mendorong konsumen agar lebih memillih

produk yang dimilki perusahaan dari pada produk pesaing.

4. Geographic Branding

Branding yang bertujuan untuk memunculkan gambaran dari sebuah

produk atau jasa saat nama lokasi tersebut disebutkan oleh seseorang.

5. Cultural Branding

Branding yang bertujuan mengembangkan reputasi mengenai

lingkungan dan orang dari lokasi tertentu atau kebangsaan.

2.4 Pengertian UMKM

UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya

berdasarkan inisiatif seseorang, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa

UMKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Sebenarnya UMKM sangat

berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indoneisa. UMKM

dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang menganggur. Selain itu UMKM

telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara

Indonesia.

UMKM juga memanfaatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial

di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. UMKM dapat membantu

mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar

terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Beranjak dari

semuanya itu, penulis ingin mengulas peranan UMKM dalam perekonomian


Indonesia.
Definisi UMKM berbeda antara satu negara dengan negara lainnya dan

berbeda pula definisi yang dibuat oleh berbagai lembaga dunia. Tidak ada suatu

kesepakatan terhadap definisi UMKM. Umumnya, UMKM didefinisikan berdasarkan

kriteria dan ciri yang dapat berupa jumlah tenaga kerja yang dipergunakan, jumlah

kapital dan omzet dari kegiatan yang dihasilkan, serta dapat pula didefinisikan

berdasarkan kriteria dan ciri yang dapat berupa jumlah tenaga kerja yang

dipergunakan, jumlah kapital dan omzet dari kegiatan yang dihasilkan, serta dapat

pula didefinisikan berdasarkan karakteristik UMKM, seperti skala usaha, teknologi

yang digunakan, organisasi dan manajemen, orientasi pasar, dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri, sebelumnya disahkannya Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 terdapat berbagai rumusan definisi yang dibuat oleh berbagai instansi

dan menjadi acuan, diantaranya adalah definisi yang dirumuskan Bank Indonesia,

Biro Pusar Statistik, Kementrian Koperasi, dan UKM, dan berbagai definisi Lainnya

yang masing-masing merumuskan definisi berdasarkan kepentingan instansi masing-

masing. Umumnya, definisi yang dibuat oleh instansi-instansi tersebut lebih kepada

kriteria kuantitatif yang diukur berdasarkan jumlah omzet dan kepemilikan aset.

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai:

a) Usaha produktif milik warga negara Indonesia yang berbentuk badan usaha

perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha

berbadan hukum, termasuk koperasi.


b) Anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan usaha menengah

atau besar tidak termasuk dalam kategori usaha kecil.

c) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta, tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp 100 juta per tahun.

Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, definisi

UMKM berubah menjadi :

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan

oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam UU.


Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, definisi

UMKM berubah menjadi:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil.

Karakteristik UMKM

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan

kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah

sebagai berikut :

a. Daya Tahan
Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan kelangsungan

usaha tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh

karena itu pengusaha kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan

situasi dalam lingkungan usaha.

b. Padat Karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat

padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih memanfaatkan

kemampuan tenaga keerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin

sebagai alat produksi.

c. Keahlian Khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan

pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-

temurun. Selain itu, poduk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mempunyai

kanddungan teknologi yang sederhana dan murah.

d. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa

kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di

masing- masing daerah. Contohnya seperti pengrajin tangan dari bambu atau

rotan dan ukiran kayu.

e. Keterkaitan dengan Sektor Pertanian


UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based karena

banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skala kecil tanpa harus

mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.

f. Permodalan

Pada umumnya, pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang (tabungan)

sendiri atau dana pinjamamn dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan

modal kerja (Tambunan, 2002:166).

Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang

dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah

adanya keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku,

pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi,

kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah, manajemen keuangan yang belum

baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas, serta sering mengandalkan anggota

keluarga sebagai pekerja tidak dibayar (Tambunan, 2002:169).

Kategori permasalahan UMKM menurut Setyobudi (2007) dibedakan

menjadi tiga problems yaitu:

1. Basic Problems, berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum, SDM,

pengembangan produk dan akses pemasaran.

2. Advanced Problems, yang terdiri dari pengenalan dan penetrasi pasar ekspor

yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk-produk

yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut


hak
paten, prosedur kontrak penjulan serta peraturan yang berlaku di negara

tujuan ekspor.

3. Intermediate Problems, yaitu permasalahan antara masalah dasar dengan

masalah lanjutan, artinya permasalahan dari instansi terkait untuk

menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi permasalahan

lanjutan secara lebih baik.

Winarni (2006) mengidentifikasikan secara umum permasalahan yang dihadapi

oleh UMKM yaitu kurangnya permodalan, kesulitan dalam pemasaran, persaingan

usaha ketat, kesulitan bahan baku, kurangnya teknis produksi dan keahlian,

keterampilan manajerial kurang, kurang pengetahuan manajemen keuangan dan iklim

usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundang-undangan).

Sementara itu hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia tentang profil

UMKM dalam Setyobudi (2007), menyimpulkan bahwa permasalahan ataupun

kendala UMKM dapat dilihat dari perspektif UMKM itu sendiri dan perspektif

perbankan. Perspektif UMKM menyatakan bahwa dalam 4 (empat) hal yang

menyebabkan kinerja UMKM masih rendah, yaitu:

1. Kemudahan UMKM dalam memperoleh izin

2. Kemampuan UMKM untuk mengelola keuangan

3. Ketepatan waktu dan jumlah perolehan kredit

4. Tenaga kerja yang terampil


Sementara itu apabila dilihat dari perspektif perbankan, hal-hal dalam UMKM

yang masih berkinerja rendah, yaitu kemampuan pengelolaan keuangan, kapabilitas

pemasaran, keterampilan tenaga kerja dan kontrol kualitas dalam produksi. Beck

(2006) mengemukakan bahwa permasalahan dalam usaha kecil menengah itu adalah

keuangan “access to finance is an important growth constraint for micro, small and

medium-sized enteprises, that financial and legal institutions play an important role

in relaxing this constraint”. Aspek pembiayaan merupakan kendala penting bagi

perkembangan UMKM, bahwa peran lembaga-lembaga keuangan dan hukum adalah

sangat penting dlam menghadapi kendala ini.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dirumuskan bahwa permasalahan

yang sering muncul dan menjadi permasalahan utama dalam pengembangan UMKM

adalah aspek permodalan atau pembiayaan. Menurut Syarif (2009) akar

permasalahan yang masih menjadi kendala bagi UMKM adalah kesulitan untuk

mendapatkan pinjaman dari lembaga perkreditan formal terutama perbankan.


BAB 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Pendirian PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

Sejarah berdirinya PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) dimulai ketika

pendiri PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia), Sulistya Adhi Nugraha atau

akrab disapa “Addi Ippe”, mengalami sulitnya mencari portofolio kerja di masa

kuliah. Hingga pada 2014, keadaan memaksanya untuk bekerja sambil kuliah di

sebuah perusahaan air minum dalam kemasan lokal, agar dapat bertahan di tengah

ekonomi keluarga yang pas-pasan.

Pada 2016, Ippe mengambil kursus marketing di Mark Plus Institute dan

menjadi desainer profesional, hingga kemudian terlibat lebih dalam pada ekosistem

industri kreatif lewat Impala Space, coworking space pertama di Kota Semarang.

Dari sinilah Ippe mulai aktif menjadi pemateri pada seminar dan pelatihan dari

Google Gapura Digital & Balatkop UMKM Provinsi Jawa Tengah, yang pesertanya

adalah mayoritas Pebisnis UMKM.

Pada pelatihan-pelatihan itu, Ippe mendapati keadaan nyata sekaligus

dilematis ketika edukasi & kualitas branding UMKM jauh di bawah standar

‘menarik’, yang kemudian meminta bantuan rebranding namun dengan biaya yang

sangat rendah.
Gambar 1. Logo PT. Kencar Visual Abadi
(Katon Indonesia)

Sumber : PPT Katon Indonesia

Hingga pada akhir 2018, Ippe melakukan analisis dan pengumpulan data

terhadap berbagai permasalahan marketing & branding pada UMKM, yang kemudian

menjadi cikal bakal solusi bernama PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).

Katon sendiri diambil dari kata jawa yang berarti terlihat atau tampak yang

diharapkan menjadi aktifitas yang berdampak bagi pertumbuhan yang signifikan

terhadap ekonomi kreatif Indonesia. Untuk memudahkan kolaborasi dan kerja sama

yang lebih jauh PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sudah bebentuk badan

hukum yang bernama PT. Kencar Visual Abadi yang beralamatkan JL. CEMPAKA

III No. 62, Semarang, Jawa Tengah.

Visi & Misi PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

A. Visi PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

Connect to Rebrand with Pentahelix untuk Keadilan Visual bagi

Seluruh Rakyat Indonesia.

B. Misi PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)


1. Membawa UMKM naik kelas dengan merebranding elemen

pemasarannya.

2. Menghubungkan UMKM dengan mahasiswa creative & marketing yang

membutuhkan portofolio kerja.

3. Terwujudnya simbiosis mutualisme dan nilai ekonomi yang meningkat

bagi masyarakat Indonesia.

3.2 Aktivitas Usaha PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia).

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) menggunakan platform digital

jasa branding yang mudah dan terjangkau oleh UMKM. Jumlah UMKM di kota

semarng sendiri berkisar 17.603 Sementara di Jawa Tengah terdapat 4,1 juta pelaku

UMKM, dan UMKM yang berada di Indonesia berjumlah 64,19 juta. Hal tersebut

dipandang PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sebagai sebuah peluang /

potensi pengguna platform yang disediakan oleh PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia).

Dalam usahanya PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) menggunakan

konsep pentahelix dan berperan sebagai katalis bagi setiap elemen yang terlibat,

dalam konsep dan peran tersebut terdapat beberapa unsur yaitu :

1. Government

Menginisiasi pelatihan dengan menambah elemen physical evidence

yang estetis dan fungsional pada setiap akhir pelatihan, menambah database

brand identity bagi para UMKM yang dinaungi.


2. Business
 Menginisiasi pelatihan dengan menambah elemen physical evidence

yang estetis dan fungsional bagi UMKM binaan.

 Memberikan dukungan berupa pendanaan untuk mendukung

ekosistem.

3. Media

 Mendukung aliran informasi dan pemberitaan positif yang dihasilkan

dari dampak tumbuhnya industri kreatif.

 Membuka peluang partnership dengan sistem bagi hasil.

4. University

 Memberikan ruang dan kesempatan bagi mahasiswa agar lebih siap

(memiliki portfolio nyata) untuk menghadapi industri setelah lulus.

 Memberikan added value kepada mahasiswa baru yang ingin

berkuliah di kampus tersebut.

5. Community

 Melibatkan organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna,

kelompok usaha, Gerai KOPIMI, dsb; dalam mendukung ekosistem.

 Memberikan pemasukan tambahan sebagai agen/partner dengan

sistem bagi hasil.

Berikut ini adalah proyeksi pengembangan ekosistem PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) dalam beberapa tahun kedepan.

1. 2019-2021 (Ideating - Concepting – Committing)


Ide KatonID telah muncul sejak 2019 dimana pada prosesnya, para Founders

menggali masalah secara langsung melalui pelatihan tatap muka, FGD,

mendapatkan mentoring, hingga mengikuti beberapa kompetisi untuk dinilai

langsung oleh juri yang berpengalaman dalam bisnis startup. Hingga kini,

KatonID telah mendapatkan pendanaan untuk operasional dan telah memiliki

badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas.

2. 2021-2022 (Validating – Scaling)

Tahun ini, KatonID akan melakukan validasi dan pengembangan bisnis

dengan menginisiasi beberapa program seperti:

 SnacKaton (Project Freelance)

 WorKaton (Workshop)

 LunchKaton (Project PL)

 TalKaton (Seminar)

 KeKaton (Printing)

3. 2022-2030

Pada fase ini, KatonID akan go public dengan merilis platform marketplace

design services, printing, pembiayaan produksi, dan Toko Katon dengan

menyasar 1jt active user.

 KatonPlus

 Kadita (Katon Kredit Cetak)

 ToKa (Toko Katon)


BAB 4. IMPLEMENTASI MARKETING & BRANDING PT. KENCAR

VISUAL ABADI (KATON INDONESIA).

4.1 Implementasi Marketing PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

Menurut (Ngadiman, 2018) Pemasaran pada dasarnya merupakan salah satu

dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.

Kebutuhan manusia (human needs) adalah ketidakberadaan beberapa

kepuasan dasar. Keinginan (wants) digambarkan dalam bentuk obyek yang akan

memuaskan kebutuhan mereka atau dengan kata lain keinginan adalah hasrat akan

penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang,

keinginannya juga semakin luas, akan tetapi terdapat keterbatasan dana, waktu,

tenaga dan ruang, sehingga tidak semua keinginan yang ada disertai dengan

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan yang disertai dengan

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya disebut dengan permintaan (demands).

(Budi Rahayu T.P., 2017).

Dalam berbagai kasus UMKM memiliki permasalahan pada pemasarannya

yaitu identitas visual. Yang menimbulkan stigma bahwa UMKM “ kurang menjual

dan sulit bersaing dengan produk industri. Sementara mahasiswa memiliki

permasalahan yaitu membutuhkan portofolio untuk memasuki dunia industri. PT.

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang

bisnis. UMKM maupun Mahasiswa memiliki masalah ‘ketidakadilan’ yang sama

dalam ruang lingkup


visual & branding, maka solusi yang ingin PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia) wujudkan adalah dengan Menghubungkan UMKM dengan Mahasiswa

yang membutuhkan portofolio kerja. Simbiosis mutualisme yang terjadi melalui PT.

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) akan menumbuhkan ekonomi kreatif, karena

branding UMKM dan karya mahasiswa akan meningkat daya saing masing-masing

secara bersamaan.

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) juga meluncurkan sebuah

Platform digital jasa yang dapat dijangkau oleh UMKM yang ingin membranding

ulang atau re-branding usahanya yang kemudian akan diteruskan ke mahasiswa.

Platform digital jasa tersebut berpotensi dijangkau oleh 64,19 juta pelaku UMKM

yang ada di Indonesia dan tentunya membuka jalan bagi ratusan mahasiswa untuk

mendapatkan pengalaman dan juga portofolio sebagai bekal untuk bekerja di dunia

industri dimasa depan.

Dalam perkembangan usahanya PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

pada tahun ini menginisiasi beberapa program yaitu:

1. SnacKaton (Project Freelance)

2. WorKaton (Workshop)

3. LunchKaton (Project PL)

4. TalKaton (Seminar)

5. KeKaton (Printing)
PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) melihat pembuatan logo pada

saat ini memiliki harga jutaan rupiah, Sementara para pelaku UMKM yang ingin

membuat logo merasa bahwa harga tersebut terlalu tinggi. Para pelaku UMKM

menganggap bahwa harga tersebut lebih baik digunakan untuk keperluan produksi

dari pada membuat sebuah logo. Dari permasalahan itulah PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) menginisiasi program yang benama SnacKaton. Pada program

SnacKaton ini, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) ingin membuat biaya

pembuatan logo untuk UMKM seringan mungkin. Orderan dari UMKM yang ingin

membuat logo atau tagline, kemudian akan dilempar kemahasiswa. Sebelum itu

KatonID akan membuat brief tentang seperti apa logo yang dinginkan UMKM.

Setelah mendapatkan brief, para mahasiswa akan berlomba lomba membuat logo

yang kemudian akan dipilih oleh UMKM yang bersangkutan.

Pada program WorKaton, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

mengadakan pelatihan untuk para pelaku UMKM yang dipertemukan dengan

mahasiswa. Pada pelatihan ini, UMKM diajarkan untuk membuat desain. Pelatihan

tersebut juga diajarkan marketing yaitu STP (Strategi, Targeting, dan Positioning),

4P (Place, Parice, Promotion, dan Product), dan Go digital. Kemudian mahasiswa

membuat desain untuk beberapa UMKM pada pelatihan tersebut. Sebagai hasilnya

salah satu pelaku UMKM yang mempuyai logo yang biasa kemudian logonya diubah

oleh mahasiswa, saat ini melakukan ekspor produk keluar negeri.


Gambar 2. WorKaton

Sumber : PPT Katon Indonesia

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) juga mengadakan program

seminar yang diadakan secara umum untuk semua golongan. Program tersebut

dinamakan TalKaton, pada seminar-seminar yang diadakan oleh PT. Kencar Visual

Abadi (Katon Indonesia) ini membahas berbagai cara untuk memajukan UMKM.

Salah satu contoh seminar (webinar) untuk UMKM yang pernah diadakan oleh PT.

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) yaitu bertemakan “Pelanggan Senang,

UMKM Menang!”. Dalam webinar tersebut dibahas mengenai peningkatan kualitas

pemasaran untuk memberikan pandangan baru bagi UMKM dalam memenangkan

hati pelanggan, melalui pemaksimalan logo & desain kemasan. PT. Kencar Visual

Abadi (Katon Indonesia) juga mengadakan webinar untuk mahasiswa, webinar

tersebut bertemakan “OVERHEARD DESIGNER”.


Gambar 3. TalKaton
Sumber : PPT Katon Indonesia

Untuk jangka waktu yang akan datang PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia) memiliki rencana untuk mencapai fase establishing, dimana pada fase ini ,

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) akan go public dengan merilis platform

marketplace design services, printing, pembiayaan produksi, dan Toko Katon dengan

menyasar 1jt active user.

Dalam menjalankan rencana marketingnya tentu PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) melihat beberapa kelemahan yang apa pada program yang

dijalankanya. Salah satunya pada program pelatihan atau WorKaton. PT. Kencar

Visual Abadi (Katon Indonesia) melihat bahwa pelatihan yang sudah dijalanakan

dengan UMKM pada kenyataanya materi yang diberikan tidak berjalan sesuai yang

diharapkan. Banyak UMKM yang tidak mempunyai waktu untuk mempraktekan

materi yang diberikan pada saat pelatihan. Sehingga PT. Kencar Visual Abadi (Katon
Indonesia) merubah pelatihannya dengan langsung mempertemukan pelaku UMKM

dengan mahasiswa.

4.2 Implementasi Branding PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

Branding umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk

mendorong masyarakat agar membeli produk atau menggunakan layanan yang

ditawarkan. Namun pada dasarnya, branding bukan sekadar untuk mendorong

masyarakat agar membeli barang atau jasa melainkan untuk membentuk persepsi

masyarakat dan membangun rasa percaya. Ketika masyarakat memiliki persepsi yang

positif serta memiliki kepercayaan yang kuat terhadap suatu merek maka mereka

akan cenderung membuat keputusan pembelian kembali (repurchase) di masa

mendatang. Selain mendorong pembelian kembali, persepsi yang positif dan

kepercayaan juga akan menciptakan pelanggan yang loyal. Loyalitas pelanggan

merupakan salah satu aspek keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh

perusahaan. (Saretta, 2021)

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sendiri hadir dari keresahan

UMKM yang menginginkan usahanya lebih maju dan juga mahasiswa yang

menginginkan portofolio untuk menghadai pekerjan industri dimasa depan. Hadirnya

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) ini ingin Menegakkan Keadilan Visual

Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

mendapati keinginan yang kuat dari para Pebisnis UMKM untuk menampilkan

produknya dengan lebih baik, salah satunya melalui rebranding logo & desain

kemasan. PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) ingin menguhubungkan antara
UMKM dengan Mahasiswa, Simbiosis mutualisme yang terjadi melalui PT. Kencar
Visual Abadi (Katon Indonesia) akan menumbuhkan ekonomi kreatif, karena

branding UMKM dan karya mahasiswa akan meningkat daya saing masing-masing

secara bersamaan.

Untuk membangun brandnya PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

mengadakan program diberbagai sekot sosial yang saling berkaitan. Pada sektor

Government, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) menginisiasi pelatihan

dengan menambah elemen physical evidence yang estetis dan fungsional pada setiap

akhir pelatihan, menambah database brand identity bagi para UMKM yang dinaungi.

Disektor Business, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) menginisiasi

pelatihan dengan menambah elemen physical evidence yang estetis dan fungsional

bagi UMKM binaan dan Memberikan dukungan berupa pendanaan untuk

mendukung ekosistem. Sementara pada sektor University, PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) memberikan ruang dan kesempatan bagi mahasiswa agar lebih

siap (memiliki portfolio nyata) untuk menghadapi industri setelah lulus. Di sektor

Media, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) mendukung aliran informasi dan

pemberitaan positif yang dihasilkan dari dampak tumbuhnya industri kreatif,

membuka peluang partnership dengan sistem bagi hasil, memberikan added value

kepada mahasiswa baru yang ingin berkuliah di kampus tersebut. Dan yang terakhir

pada sektor Community, PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) Melibatkan

organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna, kelompok usaha, Gerai KOPIMI,

dsb; dalam mendukung ekosistem dan memberikan pemasukan tambahan sebagai

agen/partner dengan sistem bagi hasil.


PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) pada hari UMKM Nasional

mengadakan pelatihan dan juga menghibahkan desain logo kepada pelaku UMKM

(MARA Collection). Dan pada perkembangannya, MARA Collection telah

melakukan ekspor hasil produksinya ke luar negeri. Hal ini tentunya akan

berpengaruh kepada branding PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sendiri.

Seiring berjalannya waktu para pelaku UMKM lain juga akan mempercayakan PT.

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) untuk me-rebranding logo mereka, yang

kemudian diharapkan akan memajukan usahanya.

Gambar 4. Logo Mara Collection

Sumber PPT Katon Indonesia

Karena PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sendiri baru berdiri,

masih banyak masyarakat belom mengenal usaha yang dijalankan oleh PT. Kencar

Visual Abadi (Katon Indonesia), dan juga PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia) belum menggunakan berbagai sosial media yang tersedia sehingga para

masyarakat awam yang belum mengetahui apa-apa masih sulit mencari informasi.

Tentunya hal tersebut dipandang PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

menjadi pecutan semangat untuk berkembang dimasa yang akan datang.


4.3 Analisis Peluang Sukses PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia)

Peluang sukses adalah suatu kesempatan yang tepat untuk dimanfaatkan

dalam usaha bagi seseorang wirausaha untuk mencapai sesuatu tujuan yaitu

kesuksesan. Untuk mendapatkan kesuksesan usaha, maka suatu usaha harus

menganalisis peluang usahanya terlebih dahulu.

Peluang usaha adalah sebuah kesempatan yang dimiliki oleh semua orang

yang mempunyai jiwa kreatifitas dalam dirinya untuk memulai sebuah usaha.

Menurut Mariotti (201:147) peluang usaha adalah suatu potensi pasar terhadap bisnis

yang dapat memenuhi kebutuhan ataupun keinginan pelanggan. Menurutnya juga,

peluang usaha muncul ketika seorang pengusaha mendapat ide bisnis,

mengidentifikasikan ide tersebut apakah bersifat komersial atau tidak dan kemudian

jika ide tersebut bersifat menjual (komersial) akan dikembangkan menjadi suatu

bagian bisnis yang diharapkan menjadi tren dikalangan publik.

Dalam hal peluang bisnis yang dijalankan oleh PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) maka perlu menganalisis menggunakan Analisis SWOT. Analisis

SWOT sendiri adalah instrumen strategi yang bisa dibilang sangat klasik yaitu degan

menggunakan kerangka kerja yang berisi tentang kekuatan dan kelemahan juga

kesempatan serta ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk

memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Analisis SWOT

sangat membantu siapapun yang ingin memulai usaha ataupun sedang menjalani

usaha.
Strengths (Kekuatan)

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) melihat peluang pada UMKM

dan mahasiswa karena ketidakadilan yang sama dalam ruang lingkup visual dan

branding, dengan mahasiswa dan UMKM melalui PT. Kencar Visual Abadi (Katon

Indonesia) yang akan menumbuhkan ekonomi yang dapat lebih maju karena

branding UMKM dan karya dari mahasiswa yang akan meningkatkan mutu suatu

UMKM, Platform digital jasa branding yang mudah dan terjangkau oleh UMKM, PT

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) sudah berbentuk badan hukum sehingga

memudahkan kolaborasi dan kerja sama lebih jauh, Menyediakan kolaborasi program

pelatihan Marketing & Branding UMKM bersama Katon Indonesia dan

menghasilkan logo & desain kemasan untuk para peserta pelatihan.

Weakness (Kelemahan)

Pada hal ini PT. Kencana Visual Abadi merupakan sebuah perusahaan Start

Up sehingga belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Walaupun PT. Kencana

Visual Abadi (Katon Indonesia) telah melakukan kerjasama dengan banyak UMKM,

tetapi masih banyak masyarakat umum yang belum mengetahui tentang PT. Katon

Indonesia yang bergerak dibidang desain visual. Dan juga pada program pelatihan

atau WorKaton. Katon Indonesia melihat bahwa pelatihan yang sudah dijalanakan

dengan UMKM pada kenyataanya materi yang diberikan tidak berjalan sesuai yang

diharapkan. Banyak UMKM yang tidak mempunyai waktu untuk mempraktekan

materi yang diberikan pada saat pelatihan.


Opportunities (Peluang)

Dalam memajukan usaha dari pelaku UMKM, melalui mahasiswa dan PT.

Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) untuk rebranding logo dan desain kemasan

produk agar terlihat lebih menarik bagi para konsumen-konsumen dan wisatawan

asing untuk membeli produk UMKM, serta pasar yang luas sampai mancanegara.

Dengan mengadakan pelatihan juga dapat memperluas proses kemajuan UMKM

pada saat ini agar dapat bersaing lebih di pasar yang luas. Serta perusahaan seperti

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) ini sangat di butuhkan oleh para pemilik-

pemilik UMKM yang masih bingung dengan desain logo pada usahanya.

Threats (Ancaman)

Karena PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) masih terbilang

perusahaan Start Up yang baru, masih banyak masyarakat yang belum mengenal

sehingga banyak orang akan lebih memilih perusahaan yang lebih terkenal untuk

market dan branding bagi UMKM yang menginginkan usahanya lebih maju.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan berbagai kasus UMKM memiliki permasalahan pada

pemasarannya yaitu identitas visual. Yang menimbulkan stigma bahwa UMKM "

kurang menjual dan sulit bersaing dengan produk industri. Sementara mahasiswa

memiliki permasalahan yaitu membutuhkan portofolio untuk memasuki dunia

industri. Katon Indonesia melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang bisnis. Para

pelaku UMKM menganggap bahwa harga tersebut lebih baik digunakan untuk

keperluan produksi dari pada membuat sebuah logo. Dari permasalahan itulah Katon

Indonesia menginisiasi program yang benama SnacKaton. Pada program SnacKaton

ini, Katon Indonesia ingin membuat biaya pembuatan logo untuk UMKM seringan

mungkin. Pada program WorKaton, Katon Indonesia mengadakan pelatihan untuk

para pelaku UMKM yang dipertemukan dengan mahasiswa. Pada pelatihan ini,

UMKM diajarkan untuk membuat desain. Pelatihan tersebut juga diajarkan

marketing yaitu STP , 4P , dan Go digital. Kemudian mahasiswa membuat desain

untuk beberapa UMKM pada pelatihan tersebut.

Branding umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk

mendorong masyarakat agar membeli produk atau menggunakan layanan yang

ditawarkan. Namun pada dasarnya, branding bukan sekadar untuk mendorong

masyarakat agar membeli barang atau jasa melainkan untuk membentuk persepsi

masyarakat dan membangun rasa percaya. Hadirnya katon Indonesia ini ingin

Menegakkan Keadilan Visual Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Katon Indonesia


mendapati keinginan yang kuat dari para Pebisnis UMKM untuk menampilkan

produknya dengan lebih baik, salah satunya melalui rebranding logo & desain

kemasan. Di sektor Media, Katon Indonesia mendukung aliran informasi dan

pemberitaan positif yang dihasilkan dari dampak tumbuhnya industri kreatif,

membuka peluang partnership dengan sistem bagi hasil, memberikan added value

kepada mahasiswa baru yang ingin berkuliah di kampus tersebut.

5.2 Saran

PT. Kencar Visual Abadi (Katon Indonesia) mampu memberikan biaya

terjangkau bagi perusahaan menengah/mikro yang masih belum terlalu melesat

usahanya dan belum mampu membayar jasa konsultan branding yang mahal

sehingga dapat menggunakan jasa situs yang disediakan PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia), agar UMKM tersebut bisa memasarkan usahanya lewat logo yang

dibuat/ di desain agar terlihat menarik. Dan diharapkan PT. Kencar Visual Abadi

(Katon Indonesia) mampu membantu pemeritah menyelesaikan masalah terhadap

pelaku UMKM yang ada di Indonesia khususnya wilayah Jawa Tengah, karena

kelompok usaha di Jawa Tengah menghadapi berbagai tantangan dalam upaya

mengembangkan usahanya.
DAFTAR PUSTAKA

Arinda, AD. 2012. “PELUANG PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN UMKM STUDI

KASUS PADA SENTRA TENUN DAN HANDYCRAFT GAMPLONG,

SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA” , https://e-

journal.uajy.ac.id/990/ , diakses pada 28 Oktober 2021 pukul 19.38.

Arsyad, Mohamad; et al. 2015. PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN UMKM :

SUATU TANTANGAN DI ERA EKONOMI DIGITAL.

http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/623/pdf_67 .

Diakses pada 28 Oktober 2021

Drs. H. M. Jamil L, MM., M.Pd. 2017. Kewirausahaan : Kiat Sukses Menjadi

Wirausaha. Jakarta: Ciptapustaka Media.

Durahman, N.; et al. (2019). Aplikasi seminar online (webinar) untuk pembinaan

wirausaha baru. Jurnal manajemen informatika (JUMIKA), 6(2).

Fafa Khalifah. 10 Oktober 2016. Masalah yang Sering Dihadapi Entrepreneur dan

Gimana Menyiasatinya. DuitPintar.com – https://goo.gl/EWCwxV. Diakses

pada 30 Oktober 2021.

Hadiwidjaja; et al. 2017. ”TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH DI INDONESIA : PERMASALAHAN DAN STRATEGI” ,

http://repository.ut.ac.id/7045/1/fe2017-11-rini.pdf diakses pada 28 Oktober

2021 pukul 21.47.


Mekari. 2018. Membuat Strategi Pemasaran Yang Tepat Dengan Marketing Mix.

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-cara-membuat-strategi-pemasaran-yang-

tepat-dengan-marketing-mix/. Diakses pada 31 Oktober 2021.

Ngadiman; et al. 2008. MARKETING : Untuk Sekolah Menengah Kejurusan.

Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Neumeier, Marty. 2003. The Brand Gap. New York: New Riders Publishing.

Prasetyo, Bambang D., Nufian S. Febriani. 2020. Strategi Branding: Teori dan

Perspektif Komunikasi dalam Bisnis. Malang: Tim UB Press.

Pura A, Agus Hasan. 2012. MARKETING MIX SEBAGAI ALAT PEMBEDA

DALAM PERSAINGAN.

https://journal.unpar.ac.id/index.php/BinaEkonomi/article/view/790/774.

Diakses pada 24 Oktober 2021.

Rahayu T.P, Budi. 2017. MANAJEMEN PEMASARAN.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b58765ed9f677b462

ec139088213ec99.pdf. Diakses pada 30 Oktober 2021

Saretta, Irene Radius. 23 Februari 2021. Mengenal Branding Dan Manfaatnya Dalam

Bisnis. https://www.cermati.com/artikel/mengenal-branding-dan-manfaatnya-

dalam-bisnis. Diakses pada 1 November 2021.

Sari, A. P.; et al. (2020). Kewirausahaan dan Bisnis Online. Yayasan Kita Menulis.
Sri, Sukesi; et al. 2019. MANAJEMEN UMKM DAN KOPERASI : Optimalisasi

Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai.

http://repository.unitomo.ac.id/2520/1/Manajemen%20UMKM.pdf diakses

pada 23 Oktober 2021.

Sulistio, Ahmad Budi. 2021. BRANDING SEBAGAI INTI DARI PROMOSI

BISNIS. https://indonesia.sae.edu/wp-content/uploads/2021/02/Branding-

Sebagai-Inti-Dari-Promosi-Bisnis.pdf. Diakses pada 30 Oktober 2021

WAHYU, R. 2021. Analisis Kemampuan Wirausaha dan Peluang Usaha terhadap

Keberhasilan Usaha pada Kegiatan Pelaku UKM binaan UKM Center

Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Kumpulan Karya Ilmiah

Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 1(01).

Wijatno, S. 2009. Pengantar entrepreneurship. Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai