Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu: Muhammad Bahtiar Abdillah SE,MM

UMKM BORDIR JESICA

Disusun Oleh :

1. Santoni Sangapta Simarmata 188130037


2. Michael Prayogo Siahaan 188130013
3. Aprianto Saragih 188130061
4. M. Dimas Kurniawan 188130007
5. Riyan Ligjen Simangunsong 188130019

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2020
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3. Tujuan........................................................................................................................................4
1.4. Manfaat Dalam Pembuatan Makalah ini......................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1       Kajian Teori...................................................................................................................................4
2.1.1.  Pengertian UMKM.......................................................................................................................4
2.1.2.  Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)................................................................5
2.1.3.  Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)................................................................6
2.1.4 Kriteria UMKM  yang Sukses..............................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PROFIL USAHA JESICA BORDIR.......................................................................................................8
3.1. Profil Pengusaha...............................................................................................................................8
3.2. Tentang Usaha..................................................................................................................................8
3.3. Proses Produksi/Proses Perekrutan Barang............................................................................8
3.4. Proses Pemasaran......................................................................................................................9
3.5. Proses Penjualan........................................................................................................................9
3.6. Kendala yang dihadapi............................................................................................................10
3.7. Laporan Keuangan dan Laba.................................................................................................10
3.8. PROSES TEKNIK SULAM BORDIR...................................................................................10
3.9. TEKNIK PENGERJAAN.......................................................................................................11
3.10. PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BORDIR............................................................11
3.11. Inovasi teknik pembuatan motif desain (ragam hias).......................................................11
3.12. Teknik coletan (melukis).......................................................................................................12
3.13. Teknik Air Brush.................................................................................................................12
3.14. Teknik Batik.........................................................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................................13

i
4.2. Saran.........................................................................................................................................13
Lampiran.................................................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Dalam tantangan bisnis termasuk dalam menghadapi customer maka sebagai mahasiswa
kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam tugas akhir mata kuliah
Enterpreneurship ini kami mencoba melakukan sebuah usaha sederhana guna mendapatkan
pembelajaran untuk menjadi seorang wirausahawan.

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga
berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat
perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat
ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara
Indonesia.

UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan
inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka
pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat
pengangguran yang ada di Indonesia. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang
masih mengganggur. Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia.

UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial. UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang
ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia. Dan pada bab selanjutnya akan diuraikan tentang profil salah satu UKM
sukses yang memiliki profit dan prestasi yang hebat.

            Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu produk
yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan besar dalam perencanaan
pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan tentang
produk baru dan akhirnya berhasil memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang
dimunculkan oleh suatu organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

1
Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadaap pengembangan produk baru, suatu
perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat sasaran dan
diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah menciptakan inovasi baru
yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus mengganti produk-produk yang telah masuk
ke tahap penurunan dalam daur ulang hidup produknya.

Semua produk tampaknya mengalami siklus hidup produk dilahirkan melalui beberapa fase dan
pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu dapat melayani kebutuhan
dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini menghadirkan dua tantangan utama :

Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu
mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan pengembangan
produk baru).

Kedua, perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi


perubahan selera, teknologi dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus hidup
(tantangan siklus hidup produk).

1.2.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?


2. Bagaimana Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?
3. Bagaimana Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?
4. Bagaimana Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang Sukses?
5. Apa Contoh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sukses?
6. Bagaimana pengembangan produk jasa border dan langkah pembuatannya?

1.3.  Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah agar pembaca :

1. Dapat mengetahui pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.


2. Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
3. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
4. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang Sukses.
5. Contoh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah  yang Sukses.

2
1.4. Manfaat Dalam Pembuatan Makalah ini

1. Bagi mahasiswa bisa lebih tahu lagi tentang pengaplikasian kewirausahaan


terutama pada pembordiran.
2. Sebagai referensi kewirausahaan untuk adik-adik tingkat nanti.
3. Meningkatkan daya kereatif dalam berwirauasaha untuk mahasiswa teknik mesin,
Fakultas Teknik Umumnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       Kajian Teori

2.1.1.  Pengertian UMKM

UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil, dan menengah. UMKM adalah salah satu


bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan
negara Indonesia UMKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian
masyarakat. UMKM ini juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan
lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang
menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari
itu ukm juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang
berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi
yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

3
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.1.2.  Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

 A. Ciri-ciri Usaha Mikro

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;


2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak
memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai;
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keuangan non bank;
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
8. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal
dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus
berkembang;
9. Tidak sensitive terhadap suku bunga;
10. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
11. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal
dilakukan dengan pendekatan yang tepat

B. Ciri-ciri Usaha Kecil

1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
2. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha;
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
5. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning.

C. Ciri-ciri Usaha Menengah

4
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi;
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

2.1.3.  Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

5
2.1.4       Kriteria UMKM  yang Sukses
1. Uang yang mencari kita, bukan kita mencari uang. Maksudnya adalah ketika mendirikan
usaha, konsumen yang datang mencari produk. Bukan produk ditawarkan untuk
memperoleh konsumen.
2. Jumlah pembeli terus bertambah.
3. Jumlah omzet terus meningkat.
4. Penghasilan dapat menutup biaya operasional.
5. Dapat menyisihkan laba untuk mengembangkan usaha.
6. Dapat mendelegasikan tugas.
7. Jumlah unit usaha terus bertambah.
8. Mampu menyejahterakan pemilik usaha.
9. Diakui dan atau memiliki prestasi.

6
BAB III

PROFIL USAHA JESICA BORDIR

3.1. Profil Pengusaha

Nama Lengkap : Rastiomin Sidebang

Profesi                     : Pengusaha

Agama                     : Katolik

Tempat Lahir           : Sibolangit

Tanggal Lahir          : 25 Oktober 1973

WargaNegara          : Indonesia

Suami                        : Janner Simarmata


Anak                           : Erni Jesica Simarmata, Shania, Santoni, David
Ayah                           : J. Sidebang
Ibu                        : P. Siboro

3.2. Tentang Usaha

Berawal ketika Rastiomin pergi merantau ke kota medan, ia melihat kakaknya memiliki
usaha bordir kain. Dia sering membantu kakaknya mulai dari menggunting kain, membuat
rumbai selendang, mempayet baju. Seketika muncul niatnya untuk belajar membordir seperti
kakaknya, kakaknya pun setuju dengan niat adiknya untuk belajar membordir. Selama 6 bulan
dia belajar hingga mahir, kemudian dia membuka usahanya sendiri pada tahun 2007. Usahanya
beralamat di Jalan Pantai Timur Pasar 2 Cinta Damai, Medan Helvetia. Nama Jesica Bordir
diambil dari nama anak pertamanya. Bermodalkan sebuah mesin bordir yang dibelinya seharga 5
juta dengan semua perlengkapannya. hingga saat ini usahanya masih berjalan lancar. Ibu tersebut
hanya bermodal benang bordir dan mesin bordirnya mampu membuat sebuah seni pada kain
pelanggannya. Dengan omset perbulannya sekitar Rp. 3.000.000 dia mampu menghidupi hingga
mengkuliahkan anak anaknya.

*Harga

1. bordir biasa Rp. 75.000


2. bordir terawang Rp. 150.000
3. bordir selendang Rp. 300.000
4. nempel kain Rp. 50.000

7
3.3. Proses Produksi/Proses Perekrutan Barang

Kami sampaikan beberapa tahapan dalam memproduksi p:

 Setelah membayarkan DP 50-70 % pembordir akan membeli bahan bordir(waktu yang


dibutuhkan satu hari)

 Setelah membeli kain bahan bordir, proses selanjutnya membuat pola bordir, menempelkan
kain pengeras pada potongan bahan bordir yang mau dibordir atau disablon. (Waktu yang
dibutuhkan 1 hari)

 Proses selanjutnya masuk bordiran atau sablonan. Pihak bordiran atau sablon akan
menyetting design yang mau dibordir atau disablon. Waktu yang dibutuhkan untuk bordir atau
sablon tergantung dari banyaknya jumlah pesanan, kerumitan design serta antrian pemesan lainnya.
Biasanya waktu yang dibutuhkan antara 2 hari sampai 5 hari.

 Setelah proses bordir atau sablon selesai, langkah selanjutnya adalah proses Quality
Control pada sablonan dan bordiran untuk memisahkan mana yang reject dan bagus.

 Setelah Quality Control bordiran atau sablonan dilakukan, barulah masuk proses jahit .
Seorang penjahit mampu menyelesaikan jahitan antara 2-5 Kodi dalam sehari. Jumlah ini ditentukan
oleh jenis bordiran, kerumitan dan kerapihan pembordiran.

 Setelah proses jahit selesai, langkah selanjutnya Quality Control kain border untuk


memisahkan yang reject dan bagus.

 Langkah selanjutnya adalah finishing, pembersihan benang jahit dan lain lain.

 Proses selanjutnya setrika kain yang sudah dibordir

 Setelah kain disetrika, barulah dipacking

 Setelah semuanya rapi, pembordir antarkan pesanan ke rumah pemesan atau ke tempat
jasa pengiriman barang.

8
3.4. Proses Pemasaran

Untuk pemasaran produknya, tukang bordir mulai memasarkannya dengan cara mengantarkan
pesanan kerumah pemesan, karena seiring banyaknya pemesan bordiran dari kalangan
mahasiswa dan pesta-pesta adat maka pihak pengusaha akan melakukan pengiriman barang
melalui jasa pengiriman barang.

3.5. Proses Penjualan

Pada proses penjualan, produk menjualnya dengan cara menawarkan secara langsung produknya
kepada teman dekat, keluarga dekat, dan teman teman yang berada di wilayahnya sehingga
mereka berminat untuk membeli, dan untuk yang ingin membeli tetapi berada di tempat yang
jauh sehingga tidak dapat membeli langsung, dapat menghubungi sehingga nantinya dapat di
kirimkan melalui jasa pengiriman barang.

3.6. Kendala yang dihadapi

Tentunya selama menjalankan usaha ini pasti ada kendala-kendala yang sering kami hadapi.
Kendala-kendala tersebut antara lain:

1. Tidak terlalu banyak waktu saat pembordiran dikarenakan jadwal kerja yang cukup padat
dan mengerjakan tugas yang lain
2. Harga bahan/alat yang tidak menentu.
3. Proses pengerjaan yang cukup lama karena keterbatasan alat dan bahan yang ada.

3.7. Laporan Keuangan dan Laba

Bermodalkan sebuah mesin bordir yang dibelinya seharga 5 juta dengan semua perlengkapannya.
hingga saat ini usahanya masih berjalan lancar. Ibu tersebut hanya bermodal benang bordir dan
mesin bordirnya mampu membuat sebuah seni pada kain pelanggannya. Dengan omset
perbulannya sekitar Rp. 3.000.000 dia mampu menghidupi hingga mengkuliahkan anak anaknya.

*Harga

a. bordir biasa Rp. 75.000


b. bordir terawang Rp. 150.000
c. bordir selendang Rp. 300.000

9
d. nempel kain Rp. 50.000

3.8. PROSES TEKNIK SULAM BORDIR

Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada

kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat

dari sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama

diletakkan dibagian dalam  dan lingkaran  kedua dibagian  luar. Pada sambungan

lingkaran dipasang sekrup yang dinamakan dengan "ram" (berfungsi seperti

pembidang).Tahap pekerjaannya secara garis besar dapat dibagi menjadi delapan

bagian, dari mulai penyediaan bahan dan alat-alat samapai menjadi karya bordir.

   Tahap-tahap tersebut adalah :

   1.Menyediakan dan menyiapkan alat-alat (bahan-bahan) yang diperlukan untuk membordir.

 
2.Menyiapkan dan membuat desain motif untuk diaplikasi bordir (bisa dibuat dahulu pada kertas 
kalkir)

  3.Memindahkan atau menjiplak desain motif pada medium (kain) yang hendak dibordir.

  4.Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring (pembidangan)

  5.Memilih, menentukan, memasang benang sulam atau bordir pada mesin.

  6.Memeriksa dan menggerakkan mesin yang hendak kita pakai untuk menyulam/bordir.

  
7.Membuat sulaman atau bordir dengan berbagai teknik(jenis sulam/bordir) disesuaikandengan 
media (kain) yang disulam atau bordir.

   8.Menyelesaikan pekerjaan akhir:

a) Membuat rancangan dengan alat solder.

b) Membersihkan sisa-sisa benang sulam atau bordir yang melekat di balik permukaan kain.

10
c) Merendam, menjemur, dan menyetrika hasil sulaman atau bordir.

3.9. TEKNIK PENGERJAAN

Teknik pengerjaan pada kerajinan border pada umumnya menggunakan

mesin,hanya dari caranya ada yang system Kejek , yaitu dengan memakai

mesin biasa (jahit) yang digerakan dengan kedua kaki. Dan dengan mesin

khusus border yang digerakan dengan motor. Bahkan sekarang ini pembuatan

border sudah menggunakan system computer,dengan soft ware khusus untuk

border.Mesin untuk kerajinan border mempunyai beberapa jenis, dan tiap

jenis dari mesin tersebut berbeda-beda corak yang dihasilkannya. Ada yang

disebut dengan mesin border, yang menghasilkan corak border yang bisa

dibuka dan ditutup. Ada yang disebut mesin stick rantai, dengan tipe corak

seperti rantai. Ada yang disebut dengan mesin cornely (lilit), dengan tipe

corak yang dihasilkannya berupa lilitan. Ada yang disebut dengan mesin pita,

dengan tipe corak yang dihasilkannya berupa pita.

3.10. PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BORDIR

Beberapa tahap pengerjaan dalam pembuatan kerajinan bordir,diantaranya:

Pertama.  proses pembuatan motif desain (perancangan), perancangan

dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan diproduksi. Sebagai contoh

untuk kerudung, ada beberapa jenis bentuk kerudung, seperti kerudung

segi empat, segi tiga, persegi panjang,dan lain-lain. peletakan motif gambar

disesuaikan dengan bentuk kerudung tersebut.

11
Kedua,proses pemidahan motif gambar pada pola gambar (mal). Pemindah

motif gambar pada pola (mal), biasanya dilakukan dengan beberapa cara

tergantung darikeperluan. Untuk membuat kerajinan yang sifatnya satuan,

biasanya cukup dengan cara  penjiplakan  dengan  menggunakan  karbon.

Dan untuk membuat kerajinan yang sifatnyamasal bisa dilakukan dengan cara

Pengesitan(cetak saring),yaitu motif gambar dibuat pada kertas transparan, 

kemudian dilubangi pakai jarum,supaya waktu ditarik (di sit) pakai rakeltinta

cetak keluar dari lobang tersebut.Atau dengan cara cetak tinggi,yaitu gambar

dibuat pada spon dan dibentuk menggunakan pisau, sehingga gambar kelihatan

menonjol. Proses pencetakan biasanya dengan cara menekankan cetakan 

tersebut setelah dilumuri dengan tinta.

Ketiga,Proses pemberian motif gambar pada barang jadi. Pengerjaan motif

gambar pada bahan,bisa dilakukan dengan beberapa cara, kalau motif gambar 

yang diinginkan berupa sulaman border, bisa dikerjakan dengan mesin border. 

Kalau motif gambar yangdiinginkan berupa lukisan dengan cat, bisa dilakukan 

dengan teknik coletan atau air brush. Atau gabungan dari beberapa teknik 

tersebut.

3.11. Inovasi teknik pembuatan motif desain (ragam hias)

Perkembangan kerajinan bordir yang sangat pesat, mengakibatkan persaingan

di pasaran. Hal ini menuntut para perajin bordir untuk melakukan inovasi pd

produknya.Inovasi tidak hanya pada bentuk motif desain saja, atau mesin

sebagai alat bantu pekerjaan.Melainkan pada teknik pengerjaan dalam pembua

tan motif desain. Dengantujuan supaya produk kerajinan yang dihasilkan bisa 

12
berdaya saing, dan juga untukmenghilangkan kejenuhan konsumen pada

kerajinan border yang biasa Inovasi teknik pengerjaan dalam pembuatan 

motif desain bordir, diantaranya:
3.12. Teknik coletan (melukis) 

Teknik coletan adalah teknik pembuatan motif desain dengan cara dicolet 

(dilukis) menggunakan koas dan cat tekstil.Seperti halnya menggambar atau 

melukis teknik ini bisa menghasilkan corak- corak gambar yang variatif.Untuk 

lebih bervariatif kita bisa melakukan inovasi pada bahan cat tekstil, supaya

motif gambar kita timbul (3dimensi)kita bisa menggunakan bahan cat sejenis

foaming. Atau supaya motif gambar kita kelihatan berbercak keemasan dan

keperak-perakan, kita bisa menggunakan gliter.

3.13. Teknik Air Brush

    Teknik ini adalah teknik menggambar dengan cara disemprot menggunakan

sprayer (pen brush) yang dihubungkan dengan kompresor, memakai bahan cat

khusus kain (cat tekstil). Motif desain dibuat pada pola (mal) dengan cara 

dilubangi pakai cuter.

3.14. Teknik Batik

   Membatik adalah teknik menggambar dengan menggunakan cara tutup

celup,dalam artian pewarnaan pada kain dilakukan dengan cara mencelupkan 

kain pada zat warna. Sedangkan bagian motif yang tidak akan diberi warna 

ditutup dengan menggunakan sejenis lilin (malam).

13
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil, dan menengah. UMKM adalah salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia ukm ini
sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat.

Bordir jesica termasuk dalam kriteria Usaha Mikro karena omzet per tahunnya kurang dari Rp.
40.000.000.

4.2. Saran
14
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu dikembangkan karena peran UMKM dalam
Perekonomian Nasional cukup besar yaitu meningkatkan lajunya perekonomian masyarakat. UMKM ini
juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan
lewat UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat
mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu ukm juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika
dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di
dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan
menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

15
Lampiran

*Foto bersama pemilik usaha pembordiran kain dan alat bahan yang digunakan dalam
proses pembordiran

16

Anda mungkin juga menyukai