Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI
SAK EMKM, KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA

Di Susun Oleh Kelompok 3 :

1. ESTHER LIANA R.A (2018105002)


2. ADELIA DYAH N (2018105004)
3. DWI NURAENI (2018105007)
4. TRI SEPTIANA (20181050)
5. BEKTI SETIYA BUDI

Dosen Pengampu :

Joko Pramono, SE, MM, Akt. CA

PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI

STIE AMA KOTA SALATIGA

Jl. Diponegoro No. 39, Salatiga, JawaTengah,Indonesia, 50711 Telp. (0298) 321013

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hadiratkan kepada Tuhan yang maha esa, karena berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah SEMINAR AKUNTANSI “SAK EMKM,
KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA”

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah S1 Akuntansi
yang diampu oleh Bapak Joko Pramono, SE, MM, Akt. CA. Dalam penyusunan makalah ini,
kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Besar
harapan kami, makalah ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalam
memahami khususnya dalam hal SAK EMKM, KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Salatiga, 25 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................2
1.3. TUJUAN................................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
2.1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH. 3
1. Definisi UMKM....................................................................................................................3
4. Kriteria UMKM....................................................................................................................3
2.2. IMPLEMENTASI SAK EMKM pada UMKM......................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP..............................................................................................................................................9
3.1. KESIMPULAN......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anakperusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar (Undang-undang No. 20 Tahun
2008). Dalam kondisi yang kompetitif ini, pengembangan usaha kecil danmenengah merupakan
salah satu alternatif bagi pelaku ekonomi bahwa peran utama keberadaan dan pertumbuhan
UMKM pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya
penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pembagian pendapatan.
Dimana dengan pengembangan usahanya tidak lagi mencari lowongan pekerjaan karena
mempunyai sebuah ladang pekerjaan sendiri. Peran UMKM sangat berpengaruh terhadap
perekonomian di Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa UMKM sudah menolong perekonomian di
Indonesia, ini ditandai dengan meningkatnya produk domestic bruto (PDB) dari 57,84 persen
menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir pada 2016. Serapan tenaga kerja pada sektor ini
juga meningkat, dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama. Pengembangan
UMKM merupakan salah satu langkah baik untuk memerangi kemiskinandan pengangguran di
Indonesia. Namun demikian, pelaku UMKM masih menghadapikendala yang menjadi
penghambat berkembangnya sebuah usaha, faktor yang menjadi kendala adalah permodalan
dalam pengembangan usaha.
Kendala berikutnya adalah UMKM belum melakukan pemisahan antara uang pribadidengan
uang usaha, dan minimnya sumber daya manusia yang memahami tentang standar akuntansi
keuangan. Karena tidak ada pemisahan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi
sehingga pengusaha kecil dalam melihat keuntungan dari hasil penjualan hanya dengan cara
perkiraan. kebanyakan UMKM belum siap untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP). Kendala utama dalam penerapan standar
tersebut adalah pengetahuan yang dimiliki pelaku UMKM masih sangat minim terhadap standar
akuntansi. Oleh karenanya banyak UMKM yang tidak paham bahkan tidak tahu tentang SAK
ETAP.
Oleh karena itu pentingnya laporan keuangan yang harus dibuat oleh UMKM. Kesiapan
UMKM Terhadap Implementasi SAK EMKM bagai alat untuk mendapatkan akses modal yang
lebih mudah dari pihak lembaga keuangan. Karena laporan keuanganlah yang akan dijadikan
sebagai objek analisis pihak bank untuk mencairkan pembiayaan kepada calon nasabah Dalam
hal pembiayaan di Bank BRI, untuk pengajuan KUR juga mensyaratkan kepada calon nasabah
untuk melampirkan sebuah laporan Keuangan juga menyebutkan bahwa salah satu teknik
pemberian kredit yang paling banyak digunakan adalah financial statement lending yang
mendasarkan pemberian kreditnya atas informasi keuangan dari debiturnya. Apabila dilihat dari
sisi lain hal tersebut menjadi kendala tersendiri, sebab UMKM ternyata tidak mampu
menyediakan informasi yang diperlukan oleh bank tersebut. Padahal tidak semua pelaku UMKM
paham terkait standar akuntansi keuangan yang seharusnya dijadikan sebagai pijakan untuk
membuat laporan keuangan. Pencatatan laporan keuangan suatu hal yang sangat penting
dilakukan oleh UMKM. Karena laporan keuangan merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu
proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan
dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan
suatu perusahaan mencapai tujuannya.
Oleh karena itu harus ada perhatian lebih dari pihak pemerintah yaitu berupa sosialisasi dan
pelatihan serta pendampingan pelaku UMKM terhadap kesadaran akan pentingnya pencatatan
laporan keuangan yang sesuai standar. Kondisi saat ini, UMKM hanya memikirkan bagaimana
mendapatkan pesanan yang banyak dari pelanggan. Kondisi seperti itu harus diimbangi dengan
pemahaman mengenai akuntansi, dan pemilik UMKM harus tahu manfaat diterapkannya sistem
akuntansi pada usaha mereka. Dalam hal ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan sebuah standar baru dalam penyusunan
laporan keuangan untuk UMKM yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan
Menengah (SAK EMKM) yang resmi diberlakukan efektif 1 Januari 2018. Standar yang baru ini
1
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan menengah (SAK EMKM, 2016).
Diharapkan entitas mikro, kecil dan menengah bisa menerima dan siap untuk menggunakan
peraturan yang baru ini. Kesiapan pelaku UMKM dalam mengimplemantasikan SAK EMKM.
Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan pelaku UMKM nantinya bisa menerapkan
aturan dengan sebenarnya. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga
mempermudah pelaku UMKM untuk meningkatkan akses modal dari perbankan apabila
diperlukan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemahaman tentang UMKM dan SAK-EMKM?
2. Bagaimana proses dan implementasi pembukuan akuntansi pada UMKM ?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pentingnya akuntansi dalam suatu usaha
2. Mengetahui kegunaan akuntansi dalam usaha mikro kecil menengah
3. Memahami kendala kendala yang biasanya dihadapi oleh usaha mikro kecil menengah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL DAN


MENENGAH
Dewan Standar Akuntansi – IAI mengeluarkan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan
Menengah. SAK EMKM dirancang sebagai standar akuntansi yang sederhana yang dapat
digunakan untuk entitas mikro kecil dan menengah yang tidak atau belum mampu memenuhi
persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP, sehingga UMKM dapat menyusun laporan
keuangan untuk tujuan akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Laporan keungan tersebut
dapat juga digunakan oleh entitas untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain serta lampiran
pelaporan pajak.

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM diatur


berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Berikut ini adalah ilustrasi dari isi Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 :

1. Definisi UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Ciri-Ciri UMKM
- Manajemen berdiri sendiri
- Modal disediakan sendiri
- Daerah pemasarannya lokal
- Aset perusahaannya kecil
- Jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas.
3. Asas pelaksanaan UMKM
Kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan,
efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.

4. Kriteria UMKM
Untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha kecil, atau
usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan undang undang sesuai dengan
kriteria jenis usaha masing masing yang didasarkan atas peredaran usaha dan atau jumlah aktiva
yang dimiliki sebagai berikut :

a. Kriteria Usaha Mikro adalah :


Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta
rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp 300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah.
b. Kriteria Usaha Kecil adalah :

3
Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00  – lima ratus juta rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 – dua
setengah milyar rupiah.

c. Kriteria Usaha Menengah adalah :

Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atauMemiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

5. SAK EMKM

SAK EMKM disusun berdasarkan topik dan dinyatakan dalam standar Bab 1 sampai
dengan Bab 18 yang membahas tentang isi pokok standar . Dalam ED SAK EMKM, laporan
keuangan entitas disusun menggunakan asumsi dasar akrual dan kelangsungan usaha,
sebagaimana yang digunakan oleh entitas selain entitas mikro, kecil, maupun menengah, serta
menggunakan konsep entitas bisnis.

Laporan keuangan entitas terdiri dari: (a) laporan posisi keuangan, (b) laporan laba rugi,
dan (c) catatan atas laporan keuangan. ED SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018.

a. Isi Pengaturan

Bab 1 RuangLingkup Bab 10 Investasi pada Ventura Bersama


Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Bab 11 Aset Tetap
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan Bab 12 Aset Tak berwujud
Bab 4 Laporan Posisi Keuangan
Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan Bab 14 Pendapatan dan Beban
Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Bab 15 Pajak Penghasilan
Kesalahan Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan Bab 17 Ketentuan Transisi
Bab 9 Persediaan Bab 18 Tanggal Efektif

 Bab 1 Ruang Lingkup

1.1. ED SAK EMKM dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan
menengah.

1.2. Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil,
dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut.

1.3. ED SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria
dalam paragraf 1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan
keuangan berdasarkan ED SAK EMKM

 Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive

 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

4
Menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi sejumlah besar
pengguna (mis kreditor dan investor) dalam pengambilan keputusan ekonomi – general
purposes. Pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.

 POSISI KEUANGAN

Aset sumberdaya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masalalu dan manfaat
ekonomi mas adepan diharapkanakan diperoleh entitas.

Liabilitaskewajiban entitas sekarang yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan aruskeluar, tetapi entitas tetap menerima manfaat
ekonomi atas kewajiban tersebut.

Ekuitashak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

 KINERJA
- Disajikan dalam labarugi selama periode pelaporan
- Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan beban

 PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu akun dalam
laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur
sebagaimana diuraikan dalam paragraf 2.2 dan 2.8, dan memenuhi kriteria sebagai
berikut: (a) manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut dapat dipastikan akan
mengalir ke dalam atau keluar dari entitas; dan (b) akun tersebut memiliki biaya yang
dapat diukur dengan andal.

 PENGUKURAN DAN MATERIALITAS

• Pengukuran :
- Proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas, penghasilan dan beban
- Dasar pengukuran adalah biaya historiskas atas setara kas yang dibayarkan atau
diterima pada tanggal perolehan.
• Materialitas :
- Material jika kelalaian atau kesalahan pos laporan keuangan baik sendiri atau secara
bersama mempengaruhi keputusan pengguna.
- Ukuran dan sifat menjadi factor penentu materialitas.

 PRINSIP-PRINSIP DAN PENGUKURAN PERVASIF

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, penghasilan, dan beban
dalam ED SAK EMKM didasarkan pada konsep dan prinsip pervasive dari Rerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

 ASUMSI DASAR
- Akrual : Entitas menyusun laporan keuangan dengan menggunakan dasar akrual.
Dalam dasar akrual, akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk masing-masing
akun-akun tersebut.
- Kelangsung usaha : Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen menggunakan
ED SAK EMKM dalam membuat penilaian atas kemampuan entitas untuk
melanjutkan usahanya di masa depan. Entitas mempunyai kelangsungan usaha,
kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan
operasi atau tidak mempunyai alternatif realistis kecuali melakukan hal-hal tersebut.
Jika entitas tidak menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan

5
usaha, maka entitas mengungkapkan fakta mengapa entitas tidak mempunyai
kelangsungan usaha.
- Konsep entitas bisnis : Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan konsep
entitas bisnis. Entitas bisnis, baik yang merupakan usaha perseorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, maupun badan usaha yang berbadan hukum, harus dapat
dipisahkan secara jelas dengan pemilik bisnis tersebut maupun dengan entitas-entitas
lainnya. Transaksi yang berkaitan dengan bisnis tersebut harus dapat dipisahkan dari
transaksi pemilik bisnis tersebut, maupun dari transaksi entitas lainnya.

 PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


- Aset : diakui dalam laporan posisi keuangan ketika manfaat ekonominya di masa
depan dapat dipastikan akan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut memiliki
biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan jika manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
entitas walaupun pengeluaran telah terjadi.
- Liabilitas : diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban entitas dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal.
- Penghasilan : diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur secara andal.
- Beban : diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur secara andal

 SALING HAPUS
Saling hapus antara aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban tidak diperkenankan,
kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh ED SAK EMKM.Jika aktivitas normal entitas
tidak termasuk membeli dan menjual aset tetap, maka entitas melaporkan keuntungan dan
kerugian atas pelepasan aset tetap tersebut dengan mengurangkan hasil penjualan aset
tetap dari jumlah tercatat aset tetap dan beban penjualan terkait.

 Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

 RUANG LINGKUP
penyajian wajar dari laporan keuangan sesuai persyaratan ED SAK EMKM dan
pengertian laporan keuangan yang lengkap untuk entitas.

 PENYAJIAN WAJAR
Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi
untuk mencapai tujuan:
(a) relevan: informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses pengambilan
keputusan.
(b) representasi tepat: informasi disajikan secara tepat atau secara apa yang seharusnya
disajikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.
(c) keterbandingan: informasi dalam laporan keuangan entitas dapat dibandingkan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Informasi
dalam laporan keuangan entitas juga dapat dibandingkan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan.
(d) keterpahaman: informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami oleh
pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai serta kemauan
untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

6
 KEPATUHAN TERHADAP SAK EMKM
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK EMKM membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM
dalam catatan atas laporan keuangan.

 FREKUENSI PELAPORAN
• Frekuensi : Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada
akhir setiap periode pelaporan, termasuk informasi komparatifnya.
• Konsistensi : Penyajian dan klasifikasi akun-akun dalam laporan
keuanganan tarperiode entitas disusun secara konsisten.
• Informasi Komparatif : Entitas menyajikan informasi komparatif yaitu
informasi satu periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan periode berjalan.

 LAPORAN KEUANGAN LENGKAP


Laporan keuangan minimum terdiri dari:
(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) Laporan laba rugi selama periode;
(c) Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun tertentu
yang relevan.

 IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN


Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan. Selain itu, entitas menunjukkan informasi berikut dengan jelas dan diulangi
bilamana perlu untuk pemahaman informasi yang disajikan:
(a) Nama entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan;
(b) Tanggal akhir periode pelaporan dan periode laporan keuangan;
(c) Rupiah sebagai mata uang penyajian; dan
(d) Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

 Bab 7 KebijakanAkuntansi, EstimasidanKesalahan

 KEBIJAKAN AKUNTANSI :
- Jika SAK EMKM secara spesifik mengatur maka entitas menerapkan kebijakan
akuntansi sesuai dengan SAK EMKM.
- Entitas tidak mempertimbangkan pengaturanlain di luar pengaturan dalam SAK
EMKM.
 KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI :
- Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang serupa.
 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI :
- Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika :
• Disyaratkan berubah sesuai dengan SAK EMKM, jika SAK EMKM berubah, maka
kebijakan akuntansi juga berubah.
• Akan menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal.
- Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi :
• Menerapkan seluruh perubahan jika terjadinya perubahan terhadap kebijakan akuntansi
itu sendiri.

 PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI :


- Penyesuaian jumlah tercatat asset atau liabilitas yang berasal dari informasi baru atau
tambahan pengalaman dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan. Contohnya
estimasi pada aset tetap.Perubahan estimasi akuntansi menyesuaikan jumlah

7
tercatat akun aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait dengan periode perubahan
tersebut.

 KESALAHAN PERIODE SEBELUMNYA


- Kesalahan adalah kelalaian atau kesalahan mencatat di periode lalu yang tersedia saat
penyusunan LK atau selayaknya diperoleh atau dipertimbangkan dalam penyusunan
LK
- Kesalahan berupa: kesalahan matematis; kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
kekeliruan, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan
- Jika praktis entitas mengoreksi kesalahan secara retrospektif pada laporan keuangan
yang diterbitkan pertama kali setelah penemuan.

2.2. IMPLEMENTASI SAK EMKM pada UMKM

8
BAB III
PENUTUP

2.

3.

3.1. KESIMPULAN
Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun
masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan
pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM.
Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping mengembangkan
kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu untuk
dilakukan. UMKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UMKM juga
merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang
memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang
dicapai selama periode tertentu laporan keuangan mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu
yang menghasilkan baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi pemilik modal. Oleh
karena itu laporan keuangan merupakan mediya yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi
ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun memiliki tujuan untuk menyediakan informasi
keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan
dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.

Pihak-pihak yang Berkepentingan 1. Investor 2. Karyawan 3. Pemberi pinjaman 4. Pemasok dan


kreditor usaha lainnya 5. Pelanggan 6. Pemerintah Analisis laporan keuangan adalah suatu proses
penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://rikiasp.id/keuangan/sak-emkm-dan-contoh-laporan-keuangan-berdasarkan-sak-
emkm/

http://dwimartani.com/wpcontent/uploads/2016/12/draft_ed_sak_emkm_kompilasi.pdf

Pinnarwan, Djohan dkk. 2018. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Warren, Carl S dkk. 2017. PENGANTAR AKUNTANSI 1. Jakarta: Salemba Empat

10

Anda mungkin juga menyukai