Fungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi asam-
basa cairan tubuh; mengeluarkan produk metabolik dari dalam darah; dan
mengatur tekanan darah. Urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini
diangkut dari ginjal melalui ureter ke kandung kemih tempat urin tersebut
Meskipun cairan serta elektrolit dapat hilang melalui jalur lain, dan ada
organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam-basa, namun
organ yang mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah
berbagai produk limbah makanan dan metabolisme dalam jumlah yang dapat
diterima serta tidak dieleiminasi oleh organ lain. Jika diukur setiap hari, jumlah
produk tersebut biasanya berkisar dari 1 hingga 2 liter air, 6 - 8 g garam (natrium
itu, ureum yang merupakan produk akhir metabolisme protein dan berbagai
2. Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki
berat kurang lebih 125 g, terletak pada posisi di sebelah lateral vertebra torakalis
bawah, beberapa sentimeter di sebelah kanan dan kiri garis tengah (Gambar 1).
Organ ini tebungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula renis.
Di sebelah anterior, ginjal ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh
thoraks bawah.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar
dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava
inferior. Ginjal dengan efisien dapat membersihkan bahan limbah dari dalam
darah, dan fungsi ini bisa dilaksanakannya karena aliran darah yang melalui
Urin yang terbentuk dalam nefron ini akan mengalir ke dalam duktus
pelvis ginjal. Setiap pelvis ginjal akan membentuk ureter. Ureter merupakan pipa
panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot polos. Organ ini
menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih dan berfungsi sebagai
tersususn atas otot polos yang dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini
terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat buang air
kecil (urinasi). Uretra muncul dari kandung kemih; pada laki-laki, uretra berjalan
lewat penis dan pada wanita bermuara tepat disebelah anterior vagina. Pada
laki-laki, kelenjar prostat yang terletak tepat di bawah leher kandung kemih
Nefron. Ginjal terbagi menjadi bagian eksternal yang disebut korteks dan
bagian internal yang disebut medula. Pada manusia, setiap ginjal tersusun dari
kurang lebih 1 juta nefron. Nefron, yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal,
terdiri atas sebuah glomerulus dan sebuah tubulus. Seperti halnya pembuluh
kapiler, dinding kapiler glomerulus tersusun dari lapisan-lapisan sel endotel dan
membran basalis. Sel-sel epitel berada pada salah satu sisi membran basalis, dan
tubulus yang terbagi menjadi tiga bagian: tubulus proksimal, ansa Henle, dan
Duktus ini berjalan lewat korteks dan medula renal untuk mengosongkan isinya
dari jonjot-jonjot kapiler yang mendapat darah lewat vasa aferen dan
mengalirkan darah balik lewat vasa eferen. Tekanan darah menentukan berapa
tekanan dan kecepatan aliran darah yang melewati glomerulus. Ketika darah
berjalan melewati struktur ini, filtrasi terjadi. Air dan molekul-molekul yang
kecil akan dibiarkan lewat sementara molekul-moleku;l yang besar tetap tertahan
glomerulus akan disaring ke dalam nefron dengan jumlah mencapai 180 liter
filtrat sehari. Filtrat tersebut yang sangat serupa dengan plasma darah tanpa
molekul yang besar (protein, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit)
pada hakekatnya teriri atas air, elektrolit dan molekul kecil lainnya. Dalam
tubulus, sebagian substansi ini secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah.
Substansi lainnya disekresikan dari darah ke dalam filtrat ketika filtrat tersebut
mengalir di sepanjang tubulus. Filtrat akan dipekatkan dalam tubulus distal serta
duktus pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis
3. Fungsi Ginjal
Pengaturan atau regulasi tekanan darah juga merupakan salah satu fungsi sistem
renin menjadi angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, yaitu
terhadap stimulasi oleh kelenjar hipofisis dan pelepasan ACTH sebgai reaksi
B. Definisi
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit renal tahap-akhir (ERDS)
ginjal dalam periode 3 bulan atau lebih. Dan disertai dengan salah satu dibawah
ini :
(ml / menit
≥ 90 1 1 Normal
30-59 3 3 Hipertensi + 3
LFG
15-29 4 4 4 4
< 15 (atau 5 5 5 5
dialysis)
natrium dan air. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi renin-angiotensin
gagal ginjal sudah pasti terkena hipertensi. Bahkan hipertensi pada gilirannya
hemodialisis (pasien ginjal yang menjalani terapi pengganti ginjal dengan cara
dapat secara rutin mengontrol tekanan darah (usahakan tekanan darah dibawah
130/80 mmHg) dan pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi
ginjalnya.
D. Etiologi
Gagal ginjal kronis (GGK) dapat disebabkan oleh:
1. Penyakit sistemik: diabetes mellitus; glomerulonefritis kronis;
urinarius.
E. Manifestasi Klinis
1. Perubahan keluaran urin; keluaran urin sedikit atau bahkan tidak keluar
4. Asidosis metabolik.
menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan napas
sesak.
toksin uremik).
F. Patofisiologi
Penyakit ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR.
Bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi
2. Insufisiensi ginjal
beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolik dalam
insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR,
Terjadi apabila GFR turun menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya
parut dan artrofi tubulus. Akumulasi sisa metabolik dalam jumlah banyak
seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau
penggantian ginjal.
Belum lagi salah satu kerja ginjal adalah memproduksi enzim angio tension.
darah mengkerut atau menjadi keras. Pada saat seperti inilah terjadi
hipertensi.
Suplai darah
ginjal turun Nyeri Hematuria
pinggang
Anemia
GFR turun
Kurang
Gangg. Keseimbangan
pengetahuan
cairan dan elektrolit GGK
CO turun
Penumpukan
cairan di paru
Suplai O2 Suplai O2 ke
jaringan turun otak turun
Edema paru
ginjal.
2. Stadium II: Penurunan yang ringan (GFR 60-89 ml/ menit). Fungsi
ml/menit),
Malnutrisi
4. Stadium IV: Penurunan fungsi ginjal yang berat (GFR 15-29 ml/menit)
Hiperfosfatemia
Asidosis metabolic
Hiperkalemia
H. Penatalaksanaan
Gagal ginjal kronis tidak dapat disembuhkan. Jadi tujuan terapi pada
pasien dengan gagal ginjal kronis adalah memperlambat kerusakan ginjal yang
terjadi, mengatasi faktor yang mendasari GGK (misalnya DM, hipertensi, dll),
penyakit.
dialisis/transplantasi ginjal.
hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti
3. Dialisis
4. Transplantasi ginjal
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium darah :
immunoglobulin).
Pemeriksaan Urin:
2. Pemeriksaan EKG
3. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
prostate.
4. Pemeriksaan Radiologi
Renogram, intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
J. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain:
1.) Hiperkalemia
2.) Perikarditis
3.) Hipertensi
4.) Anemia
K. Asuhan Keperwatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien.
b) Keluhan utama.
c) Riwayat kesehatan.
malaise, gagal tumbuh, pucat dan mudah lecet, rapuh, leukonika, lidah
d) Pemeriksaan fisik.
e) Pola-pola fungsi kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolisme. Pada klien GGK akan terjadi anoerksia,
4. Pola istirahat tidur. Biasanya klien dengan GGK mengeluh sulit tidur
6. Pola persepsi dan konsep diri. Klien tidak bisa menjalankan tugasnya
7. Pola sensori dan kognitif. Perubahan status kesehatan dan gaya hidup
diri sendiri.
keluarga.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola tata
pengobatan.
d) Nyeri akut: sakit kepala b.d agen injuri : fisik (peningkatan tekanan
vaskuler serebral)
keletihan.
cairan di paru).
3. Rencana Tindakan
Kriteria hasil:
nyeri
2. Kaji adanya nyeri secara rutin, biasanya dilakukan pada pemeriksaan TTV
vital fisiologis yang penting dan nyeri termasuk dalam “kelima tanda-tanda vital”.
Nyeri akut sebaiknya dikaji saat istirahat (penting untuk kenyamanan) dan selama
keinginan pasien untuk melaporkan nyeri, seperti intensitas nyeri, respon klien
pendekatan ini adalah dosis efektif terendah dari setiap obat bisa diberikan,
depresi respirasi.
secara alami dengan baik, pengobatannya dan peran klien dalam mengontrol nyeri.
6. Minta klien untuk menjelaskan nafsu makan, eliminasi, dan kemampuan
darah.
9. Ukur tekanan darah, frekuensi jantung, nadi perifer, respiratori rate secara
rutin. Memantau kondisi klien dan penting agarr tidak salah dalam pemberian
Anonimous. 2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK).
Diakses pada tanggal 15 Mei 2013.
http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-
pasien-gagal.html
Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC