Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Salah satu unit
pelayanan kesehatan adalah apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker. Tujuan pendirian apotek
antara lain sebagai tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan, sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat, meningkatkan kesehatan setempat
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktik pengobatan sendiri
(swamedikasi). (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Kecamatan Kembaran terdiri dari 16 desa dan memiliki luas wilayah
2.591,776 Ha atau 25,92 Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak
82.537 jiwa. Sarana pelayanan kesehatannnya sendiri berupa 1 poliklinik, 2
puskesmas, 1 puskesmas pembantu, poskesdes di masing-masing desa dan 6 apotek
(BPS Kabupaten Banyumas, 2020). Menurut PMK No 9 Tahun 2017, Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota dapat mengatur persebaran apotek di wilayahnya dengan
memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.
Berdasarkan Keputusan Bupati Banyumas Nomor 445/228 Tahun 2019 Tentang
Kuota dan Persebaran Apotek Per Kecamatan di Kabupaten Banyumas, kuota apotek
Kecamatan Kembaran yaitu 22 apotek sehingga saat ini Kecamatan Kembaran masih
belum memenuhi kuota. Karenanya, akses masyarakat terhadap sarana kesehatan
terutama pelayanan kefarmasian masih terbatas. Hal ini menjadi peluang untuk
pembangunan apotek baru sehingga masyarakat dapat mengakses obat-obatan yang
bermutu dan lengkap untuk meningkatkan kualitas kesehatannya.
Sebelum mendirikan sebuah apotek, perlu dilakukan studi kelayakan yang
merupakan penilaian suatu rancangan secara komprehensif mngenai rencana
pendirian apotek baru. Tujuan dilakukannnya studi ini ialah untuk menilai potensi
apotek sebagai sarana kesehatan yang layak, menghindari risiko kerugian,
memudahkan perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan pengendalian.
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam studi kelayakan apotek yaitu lokasi, target
pasar dan pemasaran, teknik operasi, sumber daya manusia, manajemen organisasi,
ekonomi sosial, finansial dan dampak lingkungan.

B. Visi dan Misi

1. Visi
Menjadi apotek terpercaya dan unggul dalam layanan dan kinerja yang
berbasis pelayanan kepada masyarakat.
2. Misi
- Memberikan pelayanan kefarmasian secara profesional, tepat dan ramah
kepada masyarakat.
- Menyediakan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang bermutu,
aman dan memiliki izin edar.
- Memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang
penggunaan obat secara rasional dalam praktik pengobatan sendiri.
- Memiliki sumber daya manusia yang bertanggung jawab dan profesional
yang selalu mengembangkan kompetensinya.

Daftar Pustaka

BPS Kabupaten Banyumas. 2020. Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2020. Banyumas. CV
Prima Puspa Sari

Keputusan Bupati Banyumas Nomor 445/228 Tahun 2019 Tentang Kuota dan Persebaran
Apotek Per Kecamatan di Kabupaten Banyumas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan No. 9
Tahun 2017 Tentang Apotek, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai