FTS STERIL: FORMULASI (2)

Miftahus Sa’adah
Departemen Farmasetika - Fakultas Farmasi UGM
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK-2: Mahasiswa mampu merancang formula sediaan farmasi steril
beserta pengemasnya (CPL 3.2)
Referensi
Akers, M.J., 2010, Sterile Drug Products: Formulation, Packaging,
Manufacturing and Quality, CRC Press
Klang, M.G., 2018, Sterile Preparation Formulation in Compounding Sterile
Preparations, 4th Ed.
Niazi, 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Sterile Products
Shargel, L. and Andrew Yu, 2015, Applied Biopharmaceutics &
Pharmacokinetics, McGraw-Hill
USP 40, 2017, USP–NF General Chapter <797> Pharmaceutical Compounding
— Sterile Preparations
USP 40, 2017, USP–NF General Chapter <660>, <661>, <661.1>, <661.2>,
<1660>, <1661> — Containers
BAHAN TAMBAHAN
Fungsi bahan tambahan:
ØMeningkatkan kelarutan zat aktif/solubilizing agent, contoh: bahan pengompleks
cyclodextrin; surfaktan
ØPengisotonis, contoh: NaCl, dextrose, glycerin
ØMempertahankan stabilitas larutan, contoh: antioksidan (sodium bisulfite,
ascorbic acid), gas inert, buffer
ØMenghambat pertumbuhan mikroba (antimicrobial agent), contoh: preservative
benzalkonium klorida
ØBahan tambahan sesuai desain bentuk sediaan, contoh: pengemulsi (sediaan
emulsi), pensuspensi dan wetting agent (sediaan suspensi)
Solubilizing agents

• Co-solvents: ethanol, propylene glycol, glycerin, PEG 400

• Complexing agents (Captisol®)
• Surface active agents (Tween 20, Tween 80)
Antimicrobial agents

• Perlu memperhatikan volume dan konsentrasi maksimal à USP limit

Antimicrobial agents Typical concentrations

(%)
Benzyl alcohol 0.9 - 3
Phenol 0.002 – 0.5
Methylparaben 0.02 – 0.2
Propylparaben 0.002 – 0.02
Buffers (Dapar)

• Meningkatkan stabilitas kimia

• Meningkatkan stabilitas fisika protein: mencegah agregasi dan presipitasi

• Sedapat mungkin mempunyai buffering capacity serendah mungkin à tidak

mengganggu sistem buffer tubuh

• Contoh buffer: asetat, fosfat, sitrat

Buffers (Dapar)
Bahan Pengisotonis

• Setiap sediaan steril sedapat mungkin isotonis

• Bahan pengisotonis yang umum dipakai:

Sodium chloride, glycerin, mono- & disakarida

Bentuk-bentuk Sediaan Parenteral

• Larutan dengan label (Drug)

Injection
• Suspensi dengan label (Drug)
Injectable Suspension
• Emulsi dengan label (Drug)
Injectable Emulsion
• Serbuk kering steril untuk larutan
dengan label (Drug) for Injection
• Serbuk kering steril untuk
suspensi dengan label (Drug) for
Injectable Suspension
Bentuk Sediaan Parenteral: Larutan

• Banyak digunakan untuk sediaan injeksi

• Large volume parenteral (LVP) dan small volume parenteral (SVP)

yang tidak mengandung preservative/antimikroba harus disterilisasi
akhir
• SVP yang tidak bisa disterilisasi akhir ataupun yang digunakan dalam
multiple dose à biasanya akan mengandung antimikroba
Larutan (cont.)

Ø Larutan injeksi dan infus harus bebas partikel asing

Ø Larutan parenteral dapat difiltrasi dengan ukuran filter 0,22 micron à

sterilisasi atau untuk menghilangkan partikel
Ø Total jumlah volume larutan yang dikemas dalam pengemas primer biasanya
akan lebih besar dari yang tercantum dalam label botol (ada volume
tambahan)
Larutan (cont.)OF STERILE DOSAGE FORMS
CHARACTERISTICS

Table 2-2 United States Pharmacopeia General Chapter <1> Recommended

Excess Volume in Containers Containing Injectable Solutions

Recommended Excess Volume

Label size For mobile liquids For viscous liquids
0.5 mL 0.10 mL 0.12 mL
1.0 mL 0.10 mL 0.15 mL
2.0 mL 0.15 mL 0.25 mL
5.0 mL 0.30 mL 0.50 mL
10.0 mL 0.50 mL 0.70 mL
20.0 mL 0.60 mL 0.90 mL
30.0 mL 0.80 mL 1.20 mL
50.0 mL or more 2% 3%

or a black band at the neck of a glass ampul can only be used for potassium chlori
injection concentrate containers. All injectable preparations of neuromuscular blocking
and paralyzing agents must be packaged in vials with a cautionary statement printed
Larutan (cont.)

https://doi.org/10.1016/j.
ejpb.2018.12.001
Bentuk Sediaan Parenteral: Suspensi
• Partikel suspensi harus mudah terdispersi kembali

• Komponen suspensi: partikel zat aktif, surfaktan, suspending

agent, buffer, dan antimikroba

• Suspensi steril untuk injeksi harus memenuhi persyaratan

• Syringeability
• Injectability
Suspensi (cont.)
Teknik pembuatan suspensi untuk sediaan parenteral
• Teknik aseptis à pembawa steril dan serbuk zat aktif steril dicampur
secara aseptis

• Suspensi yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam pengemas

primer secara aseptis
Bentuk Sediaan Parenteral: Emulsi

• Sediaan emulsi steril sering digunakan dalam bentuk

• Emulsi w/o à diberikan secara s.c.

• Emulsi o/w untuk pelepasan lambat à diberikan
secara i.m.
• Emulsi yang banyak digunakan adalah emulsi lipid
i.v. à tersusun atas 10-20% minyak
 Bentuk Sediaan Parenteral:
Serbuk Kering Steril
Ø Banyak digunakan untuk obat-obat yang tidak stabil secara fisika dan kimia di
dalam bentuk larutan, suspensi, atau emulsi
Ø Perlu direkonstitusi membentuk larutan atau suspensi
Ø Teknik pembuatan serbuk padat kering steril:
Ø Mengemas produk dalam bentuk larutan ke dalam vial lalu dilakukan freeze
drying
Ø Kristalisasi secara aseptik diikuti dengan pengemasan serbuk ke dalam
pengemas
Ø Spray-drying diikuti dengan pengemasan serbuk ke dalam pengemas
Bentuk Sediaan Parenteral:
Serbuk Kering Steril

https://doi.org/10.1016/j.xphs
.2019.10.016
Pembuatan Sediaan Steril
• Macam metode sterilisasi
• Panas basah
Jika sediaan steril dan sistem pengemas tahan terhadap panas basah
dan permeabel terhadap uap.
• Panas kering
Banyak digunakan pada sterilisasi peralatan gelas dan komponen
produksi sediaan steril.
• Filtrasi
Pembuatan Sediaan Steril (cont.)

• Sterilisasi akhir
• Teknik aseptis
• Utamanya untuk obat-obat/produk yang tidak
stabil terhadap panas, misalnya protein/peptida
Studi Kasus Preformulasi
Anda adalah seorang staf R&D di perusahaan
farmasi PT. Babel. Anda diminta melakukan
formulasi injeksi Dobutamin HCl. Strategi apa yang
Anda usulkan untuk menghasilkan formula injeksi
yang stabil dengan memperhatikan informasi
berikut?
Studi Kasus Preformulasi
Terima kasih J

Selamat belajar