Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN NY. T DENGAN CRONIS KIDNEY DISEAS (CKD)


DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

Oleh :
FIRDA EKA ELLYA
NIM. 2030012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS : PROGRAM PROFESI
STIKes KEPANJEN MALANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Firda Eka Ellya Tempat Praktik : R. Airlangga


NIM : 2030012 Tgl. Praktik : 01 Januari 2021

A. Identitas Klien
Nama : Ny. P No. RM : 481xxx
Usia : 57 Tahun Tgl. MRS : 31 Januari 2021
Jenis kelamin : Perempuan Tgl. Pengkajian : 01 Januari 2021
Alamat : Mentaraman Sumber informasi : Pasien
Donomulyo, Kab. Malang Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : Tn. A
Status pernikahan : Kawin Alamat : Mentaraman
Agama : Islam Status :-
Pendidikan :- Pekerjaan :-
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan :-

B. Status kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Pasien mengatakan bahwa dirinya datang ke rumah sakit dengan
keluhan pusing nggliyeng sejak 3 hari yang lalu (sebelum masuk
rumah sakit)
2. Keluhan Penyerta : pasien mengatakan bahwa dirinya juga mengalami perdarahan dari
vagina seperti keluarnya darah ketika menstruasi, hal itu
berlangsung sejak hemodialisa yang ke-3
3. Diagnosa medis : CKD stase V + Anemia

Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mentakan bahwa dirinya mengalami perdarahan pervaginam sejak dilakukan
hemodialisa yang ke-3, hari ini telah dilakukan hemodialisa yang ke-6 namum pasien
mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui apakah masih akan terjadi perdarahan atau
tidak, karena biasanya perdarahan muncul pada hari ke-2 setelah hemodialisa. Pasien juga
telah diberikan 2 labu PRC durante HD
C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : -
b. Operasi (jenis & waktu) :-
c. Penyakit : CKD dan rutin melakukan cuci darah seminggu sekali
d. Terakhir masuki RS : Sebelumnya dirawat di Puskesmas Donomulyo
kemudian di rujuk ke RSUD Kanjuruhan).
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : -
3. Imunisasi:
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT ( )Tidak terkaji

4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah
Lamanya
Merokok - - -
Kopi - - -
Alkohol - - -

D. Riwayat Keluarga
GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-laki : Garis hubungan : Perempuan meninggal

P : Pasien Perempuan : Tinggal satu rumah : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Garis pernikahan


E. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum 0 3
 Mandi 0 3
 Berpakaian/berdandan 0 3
 Toileting 0 3
 Mobilitas di tempat tidur 0 3
 Berpindah 0 3
 Berjalan 0 3
 Naik tangga 0 3
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu
orang lain, 4 = tidak mampu

F. Pola Makan dan Minum Rumah Rumah Sakit


 Jenis diit/makanan - Diit RpRgRk
 Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari
 Porsi yg dihabiskan Penuh penuh
 Komposisi menu Sayur, lauk pauk -
 Pantangan - -
 Nafsu makan Baik Baik
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir Tidak terkaji Tidak terkaji
 Jenis minuman Air mineral Air mineral
 Frekuensi/pola minum Tidak menentu Tidak menentu
 Berapa gelas yg dihabiskan Tidak menentu ± 1 liter/hari
 Sukar menelan (padat/cair) Tidak Tidak
 Pemakaian gigi palsu (area) Tidak Tidak

G. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
 BAB:
- Frekuensi/pola 1x sehari 1x sehari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna & bau Hitam & menyengat Kuning, bau menyengat
- Kesulitan - -
- Upaya mengatasi - -
 BAK: Rumah Rumah Sakit
- Frekuensi/pola Siang 4x, malam 3x Siang 4x, malam 3x
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning, berbau Kuning, berbau
- Kesulitan - -
- Upaya mengatasi - -

H. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang:Lamanya Tidak menentu Tidak menentu
- Jam Tidak menentu Tidak menentu
- Kenyamanan stlh. tidur Nyaman Nyaman
 Tidur malam: Lamanya Tidak menentu Tidak menentu
- Jam 7-8 jam Tidak menentu
- Kenyamanan stlh. tidur Nyaman Nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Kadang gosok gigi -
- Kesulitan - -
- Upaya mengatasi - -

I. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
 Mandi:Frekuensi 2x sehari Tidak mandi
 Keramas: Frekuensi 2-3x seminggu -
 Gososok gigi: Frekuensi 2x sehari -
 Ganti baju:Frekuensi Setiap hari -
 Memotong kuku: Frekuensi Setiap kuku sudah Panjang -
 Kesulitan - -
 Upaya yg dilakukan - -
J. Pola Toleransi-Koping Stres
1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan,…
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri,
dll): Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin segera sembuh dan keluar dari rumah sakit
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Berdo’a kepada tuhan
4. Harapan setelah menjalani perawatan: Kondisi tubuh jauh lebih sehat dari sebelumnya
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: pasien mengatakan bahwa dirinya semakin
membutuhkan orang lain terutama keluarganya untuk selalu berada di dekatnya.

K. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, ()Ya, ( )Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5 waktu
dirumah
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: -
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: -

L. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
a. Kesadaran : Composmentis GCS 4,5,6
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 213/90 mmHg Suhu : 36,9°C
Nadi : 80x/menit Pernafasan : 16x/menit
SpO2 : 97%
c. Tinggi badan : - cm Berat badan : 58 Kg

2. Kepala dan Leher


a. Kepala :
Bentuk : Bulat Massa : -
Distribusi rambut : Beruban merata Warna kulit kepala : Sawo matang
b. Mata :
Bentuk : Simetris Konjungtiva : Anemis
Pupil : ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor
Funsi penglihatan : () Baik ( ) Kabur
Penggunaan alat bantu : () Tidak ( ) Ya
Pemeriksaan mata terakhir : -
Riwayat Operasi :-
c. Hidung : Bentuk : Panjang Warna : Sawo matang
Pembengkakan : -Tidak ada Nyeri tekan :- Perdarahan :-
Riw. Alergi :- Penyakit yg pernah terjadi :-
d. Mulut dan Tenggorokan :
Warna bibir : Pucat Mukosa : Sedikit kering Lesi :-
Massa :- Warna Lidah : Merah muda pucat
Perdarahan gusi :- Karies :-
Kesulitan menelan :- Sakit tenggorok :-
Gangguan bicara :-
e. Telinga : Bentuk : Simetris Warna : Sawo matang Lesi :-
Massa :- Nyeri :-
Fs. Pendengaran : baik Alat bantu pendengaran :-
f. Leher : Kekakuan :- Nyeri/Nyeri tekan :-
Benjolan/massa: - Keterbatasan gerak :-

3. Dada :
Bentuk : Simetris Pergerakan Dada : Normal
Nyeri/nyeri tekan :- Massa :-
Peradangan :-
a. Jantung :
Perkusi :-
Auskultasi : Bunyi I/S1 Tunggal bunyi II/S2 tunggal
b. Paru-paru :
Perkusi :-
Auskultasi : Whezing (-) Rhonki (-)
4. Payudara dan ketiak :
Benjolan/massa :- Nyeri/nyeri tekan :-
Bengkak :- Kesimetrisan : Simetris
5. Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak simetrsi dan tidak ada benjolan
Auskultasi : Bunyi bising usus ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di Sembilan regio ataupun pembengkakan
Perkusi : -

6. Genetalia : Tidak terkaji

7. Ekstremitas : - Pada lengan kanan tampak sedikit biru setelah dilakukan hemodialisa
- Terpasang infus pada tangan sebelah kiri
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Kontraktur : -
Pergerakan : Aktif
Deformitas :- Edema :- Pus :- luka :-
Edema : + + pembengkakan :- Nyeri tekan :-
+ +
8. Kulit dan kuku :
a. Kulit :
warna : Sawo matang jaringan parut :-
Lesi :- suhu : 36,9°C
Tekstur : Kasar, sedikit bersisik
Turgor : >2 detik
b. Kuku :
Warna : Pucat Lesi :-
pengisian kapiler : Lebih dari 2 detik
M. Hasil pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium (31 Januari 2021)
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 5.2 g/dL 13.4 – 17.7
Hematokrit 16.6 % 40 – 47
Indeks Eritrosit
MCV 78.9 fL 82 – 92
MCH 24.6 Pg 27.0 – 31.0
MCHC 31.1 % 32.0 – 36.0
Eritrosit 2.10 Juta/cmm 4.0 – 5.0
Lekosit 11.900 Sel/cmm 4.700 – 11.300
Trombosit 104.000 Sel/cmm 142.000 – 424.000
Hitung jenis
Eosinofil 6.5 % 0–4
Basofil 0.6 % 0–1
Neutrofil 61.9 % 51 – 67
Limfosit 26.9 % 25 – 33
Monosit 4.1 % 2–5
Kimia Klinik
Natrium (Na) 141 Mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 6.8 Mmol/L 3.5 – 5.0
Klorida (Cl) 110 Mmol/L 98 – 106
Glukosa Darah Sewaktu 133 Mg/dL <200
AST (SGOT) 15 U/L 0 – 32
ALT (SGPT) 19 U/L 0 – 33
Ureum 159 Mg/dL 10 – 20
Kreatinin 16.17 Mg/dL < 1.2
Imunoserologi
Anti SARS COV2 Non Reaktif COI>= 1,0
ECLIA reaktif, Non reaktif; COI
COI: <1.0
0.186

b. Radiologi :
Photo thorax AP
Cor : - Membesar kanan kiri
- Kalsifikasi dinding aorta (+)
Pulmo : - Tampak perkabutan perivaskuler minimal
-Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
-Hemidiaphragma kanan kiri normal
-Tulang tulang tidak nampak kelainan
Kesimpulan :
1) Cardio megali dengan oedema pumonum ringan
2) Aortasclerosi

c. USG

Hasil pemeriksaan USG : Perdarahan pasca menopause

N. Terapi Pengobatan
- IVFD NS 0.9 l 14 tpm: digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang,
mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi
dengan baik. Cairan ini diberikan kepada pasien sebanyak 14 tetes permenit agar
pasien tidak mengalami hipovolemia sehingga edema dapat berkurang.
- Injeksi Ranitidin 2x1 ampul: ranitidin adalah obat yang digunakan untuk menangani
gejala atau atau penyakit yang berkaitan dengan produksi asam lambung yang
berlebihan dalam lambung. Produksi asam lambung yang berlebihan dapat memicu
iritasi dan peradangan pada dinding lambung dan saluran pencernaan. cara kerja dari
ranitidin adalah dengan menghambat sekresi asam yang berlebih di dalam lmabung.
Pada pasien ini injeksi ranitidin diberikan sebanyak 2 kali sehari dengan masing-
masing 1 ampul yang berdosis 2ml
- Injeksi Furosemid 2x2 ampul:obat furosemid adalah obat yang bertujuan untuk
mengurangi cairan berlebih dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondidsi
seperti gagal jantung, penyakit hati dan ginjal. Obat ini juga digunakan untuk
mengatasi tekanan darah tinggi..
- Transfusi PRC 1 labu (H-1 Hemodialisa): transfusi darah yang berisikan komponen
sel darah merah dimana sel darah merah berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari
jantung keseluruh tubuh serta membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh.
Transfusi ini diberikan kepada pasien pada H-1 sebelum menjalani hemodialisa.
- Transfusi PRC 2 labu (durante HD): transfusi darah yang berisikan komponen sel
darah merah dimana sel darah merah berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari
jantung keseluruh tubuh serta membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh.
ANALISA DATA

No Masalah
Data Etiologi
. keperawatan

1.
DS : Pasien mengatakan bahwa dirinya
mengeluh pusing cekot-cekot, pasien Disfungsi Ginjal Risiko
mengatakan rutin cuci darah setiap Perfusi Renal
seminggu sekali Tidak Efektif
DO:
(D.0016)
- TD: 213/90 mmHg
- Eritrosit 2.10 Juta/cmm
- Ureum : 159 mg/dL
- Kreatinin : 16.17 mg/dL
- LFG : 4.13 (mL/menit/1.73m2)
- Gagal ginjal stadium 5
- Produksi urine BAK : siang 4x, Malam
3x (1750 cc)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif d.d Disfungsi ginjal (D.0016)


INTERVENSI KEPERAWATAN

NO
SDKI SLKI SIKI
.
1. Risiko Perfusi Perfusi Renal (L.02013) Pencegahan Syok (I.02068)
Renal Tidak Setelah dilakuakn tindakan Observasi
Efektif d.d selama 2x24 jam, - Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas,
Disfungsi diharapkan perfusi renal tekanan darah, dan saturasi oksigen)
ginjal meningkat dengan kriteria Terapeutik
(D.0016) hasil: - Pasang jalur IV
1. Kadar ureum - Ambil sampel darah vena untuk dilakukan pemeriksaan labolatorium
membaik Edukasi
2. Kadar kreatinin - Informasikan jenis diit yang diperlukan
membaik Kolaborasi
3. Tekanan darah - Kolaborasi pemberian produk darah
membaik - Kolaborasi pemberian terapi intravena
Manajemen Perdarahan (I.02040)
4. Kekuatan nadi
Observasi
membaik - Identifikasi penyebab perdarahan
- Monitor terjadinya perdarahan
- Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kehilangan darah
- Monitor tekanan darah dan parameter (tekanan vena sentral dan tekanan baji
kapiler atau arteri pulmonal), jika ada
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Pertahankan akses IV
- Ambil sampel darah vena untuk dilakukan pemeriksaan labolatorium
Edukasi
- Jelaskan tada-tanda perdarahan
- Anjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Kolaborasi durante HD
- Kolaborasi pemberian terapi intravena
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO
EVALUASI
. IMPLEMENTASI
(Selasa. 02 Februari 2021)
DX
1. Pencegahan Syok (I.02068) S: Pasien mengatakan pusing cekot-cekot sudah
Observasi berkurang, setelah dilakukan hemodialisa yang
- Memonitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan ke-6 ini sudah tidak keluar darah dari vagina
nadi, frekuensi napas, tekanan darah, dan saturasi oksigen) O: - TD: 180/100 mmHg
Terapeutik - Kreatinin : 9.34 mg/dL
- Memasang jalur IV - Eritrosit 2.25 Juta/cmm
- Mengambil sampel darah vena untuk dilakukan pemeriksaan - Ureum : 76 mg/dL
labolatorium - Pasien sudah menerima transfusi darah
Edukasi (PRC) sebanyak 1 labu,
- Menginformasikan jenis diit yang diperlukan (RPRGRK) pasien tidak demam, dan tidak alergi habis
Kolaborasi jam 12 malam
- Melakukan kolaborasi pemberian produk darah (1 labu) - Pasien sudah menerima transfuse durante
- Melakukan kolaborasi pemberian terapi intravena HD (2 labu)
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Furosemid 2x2 A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen Perdarahan (I.02040)
Observasi
- Mengidentifikasi penyebab perdarahan
- Memonitor terjadinya perdarahan
- Memonitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan
setelah kehilangan darah
- Memonitor tekanan darah dan parameter (tekanan vena sentral
dan tekanan baji kapiler atau arteri pulmonal), jika ada
- Memonitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Mempertahankan akses IV
- Mengambil sampel darah vena untuk dilakukan pemeriksaan
labolatorium
Edukasi
- Menjelaskan tada-tanda perdarahan
- Menganjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
- Melakukan kolaborasi pemberian produk darah (1 labu)
- Melakukan kolaborasi durante HD (2 labu)
- Melakukan kolaborasi pemberian terapi intravena
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Furosemid 2x2
Hasil pemeriksaan Labolatorium ( 02 Februari 2021 )

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 8.2 g/dL 13.4 – 17.7
Hematokrit 25.5 % 40 – 47
Indeks Eritrosit
MCV 79.7 fL 82 – 92
MCH 25.3 Pg 27.0 – 31.0
MCHC 31.8 % 32.0 – 36.0
Eritrosit 2.25 Juta/cmm 4.0 – 5.0
Lekosit 8.680 Sel/cmm 4.700 – 11.300
Trombosit 97.800 Sel/cmm 142.000 – 424.000
Hitung jenis
Eosinofil 4.0 % 0–4
Basofil 0.4 % 0–1
Neutrofil 67.5 % 51 – 67
Limfosit 21.1 % 25 – 33
Monosit 7.0 % 2–5
Kimia Klinik
Natrium (Na) 139 Mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 4.8 Mmol/L 3.5 – 5.0
Klorida (Cl) 104 Mmol/L 98 – 106
Ureum 76 Mg/dL 10 – 20
Kreatinin 9.34 Mg/dL < 1.2
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. EVALUASI
IMPLEMENTASI
DX (Rabu, 03 Februari 2021)
1. Pencegahan Syok (I.02068) S: Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak memiliki keluhan
Observasi apapun
- Memonitor status kardiopulmonal (frekuensi O: - TD: 160/100
dan kekuatan nadi, frekuensi napas, tekanan - Kreatinin : 9.34 mg/dL
darah, dan saturasi oksigen) - Eritrosit 2.25 Juta/cmm
Terapeutik - Ureum : 76 mg/dL
- Memasang jalur IV - Pasien sudah menerima transfusi darah (PRC) sebanyak 1 labu,
- Mengambil sampel darah vena untuk dilakukan pasien tidak demam, dan tidak alergi habis jam 12 malam
pemeriksaan labolatorium
Edukasi A: masalah teratasi sebagian
- Menginformasikan jenis diit yang diperlukan P: Lanjutkan intervensi
(RPRGRK)
Kolaborasi
- Melakukan kolaborasi pemberian produk darah
(1 labu)
- Kolaborasi durante HD (2 labu)
- Melakukan kolaborasi pemberian terapi
intravena
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Furosemid 2x2

Manajemen Perdarahan (I.02040)


Observasi
- Mengidentifikasi penyebab perdarahan
- Memonitor terjadinya perdarahan
- Memonitor nilai hemoglobin dan hematokrit
sebelum dan setelah kehilangan darah
- Memonitor tekanan darah dan parameter
(tekanan vena sentral dan tekanan baji kapiler
atau arteri pulmonal), jika ada
- Memonitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Mempertahankan akses IV
- Mengambil sampel darah vena untuk dilakukan
pemeriksaan labolatorium
Edukasi
- Menjelaskan tada-tanda perdarahan
- Menganjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
- Melakukan kolaborasi pemberian produk darah (1
labu)
- Melakukan kolaborasi durante HD (2 labu)
- Melakukan kolaborasi pemberian terapi intravena
Inj. Ranitidin 2x1
Inj. Furosemid 2x2

Anda mungkin juga menyukai