Makalah
disusun oleh:
Naufal Ahmad Firsan Mulyawan (1700247)
Khairul Fikri (1700371)
Hasna Kurnia (1703254)
Irfan Ripandi (1700818)
Karina Asih M (1700895)
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya di atas ciptaan yang lain. Juga tidak
lupa salawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni Baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang singkat ini tepat pada waktunya. Makalah ini terdiri
dari bahasan materi sejarah pasar menurut Iman Al-Ghazali, dan pandangan
mekanisme pasar menurut Imam Al-Ghazali. Materi ini disajikan secara ringkas
yang penulis kutip dari beberapa sumber referensi terpilih.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Seminar
Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekelompok maupun
tidak yang telah membantu dalam menyusun makalah. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
bersangkutan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi kita semua.
i
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................1
1.4. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1. Kesimpulan................................................................................................7
3.2. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
kepada peminjam dana, baik diketahui bahkan tidak diketahui, oleh pihak kedua.
Riba dapat pula dipahami hanya sebatas pada nilai tambah dari nilai pokok dalam
suatu akad perekonomian.
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang diangkat, terdapat tujuan yang hendak dicapai
sebagai berikut:
1. Mengetahui pasar dalam islam;
2. Mengetahui riba pada era globalisasi;
3. Mengetahui
3
1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan bisa sebagai sumber informasi baik
untuk proses pembelajaran maupun dalam pengamalannya di masyarakat.
Sehingga terciptanya suasana pasar yang harmonis di lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pasar Islam
Sistem ekonomi adalah sebuah organisasi yang mencakup sejumlah lembaga
dan organisasi yang mencakup sejumlah lembaga dan pranata (ekonomi, sosial,
politik, ide) yang bertugas memecahkan masalah-masalah, barang-barang dan jasa
yang akan dihasilkan, bagaimana barang atau jasa tersebut dihasilkan dan
bagaimana cara membagi barang atau jasa yang hasilkan kepada masyarakat.
Sistem ekonomi yang dipakai di dunia antara lain kapitalis, komunis, sosialis,
negara sejahtera, dan ekonomi Islam.
Ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang menjelaskan segala
fenomena tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap unit
kegiatan atau aktivitas ekonomi dengan mendasarkan pada tata aturan moral dan
etika syariah. Pasar adalah bertemunya permintaan dan penawaran atas satu
macam barang/ jasa. Pengertian pasar tidak terbatas pada suatu tempat tertentu
tetapi meliputi suatu daerah, negara, dan bahkan dunia.
Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain
dalam hal tujuan, bentuk, dan coraknya. Islam tidak pernah memisahkan ekonomi
dengan etika, sebagaimana tidak pernah memisahkan ilmu dengan ahlak, politik
dengan etika, perang dengan etika, dan kerabat sedarah daging dengan kehidupan
islam.
Pandangan pasar dalam konsep Islam akan tercermin prinsip syariah dalam
bentuk nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif yaitu
makro dan mikro. Nilai syariah dalam perspektif mikro menekankan aspek
kompetensi/ profesionalisme dan sikap amanah, sedangkan dalam perspektif
makro nilai-nilai syariah menekankan aspek distribusi, pelarangan riba, dan
kegiatan ekonomi yang tidak memberikan manfaat secara nyata kepada sistem
perekonomian.
Dalam pandangan Al Ghazali pasar harus berfungsi berdasarkan etika dan
moral para pelakunya. Kemudian mekanisme harga barang atau jasa menurut Al
Ghazali. Imam Al Ghazali juga berpendapat dalam pemenuhan kebutuhan dan
menekankan mengkomsumsi yang halal dan baik, selanjutnya untuk
4
meningkatkan kemakmuran ekonomi dan menegakkan keadilan, kedamaian, dan
keamanan, serta stabilitas negara.
5
6
c. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah pertukaran antara barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis
barang ribawi.
d. Riba Nasi’ah
Pada Riba Nasi’ah, penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawinya dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah
ini muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang di
serahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.
Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-qur’an, melainkan
juga Al-Hadits. Hal ini dikarenakan posisi umum dari hadits itu sendiri berfungsi
untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perkara yang telah di jelaskan Al-
qur’an.
Di sini pelarangan riba dalam hadits lebih terperinci. Sebagaimana hadits yang
tertera di bawah ini:
“Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung
amalanmu. Allah telah melarangmu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat
riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak
akan menderita atau pun mengalami ketidakadilan.”
Diriwayatkan oleh Abu Said al-khudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda : “Emas
hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus
dari tangan ke tangan (cash). Barang siapa memberi tambahan atau menerima
tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi
sama-sama bersalah.” (HR. Muslim no.2971, dalam Kitab Al-Masaqqah).
Rasulullah SAW. juga menegaskan perkara ini dengan menggunakan kata-
kata yang lebih jelas, bukan saja mereka yang mengambil riba, tetapi mereka yang
memberikan riba dan para penulis yang mencatat transaksi atau para saksinya.
Bahkan beliau menyamakan dosa orang yang mengambil riba dengan dosa orang
11
yang melakukan zina 36 kali lipat atau setara dengan orang yang menzinahi
ibunya sendiri.
Merujuk pada penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, bunga Bank
sama dengan riba. Mengapa demikian? Karena secara real kegiatan operasional
dalam perbankan konvensional menggunakan bunga yang dibayarkan oleh
nasabah peminjam kepada pihak atas, pinjaman yang dilakukan ini jelas
merupakan tambahan.
2.3. Halal Haram
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan kajian dalam pembahasan yang diambil dari rumusan
masalah, maka simpulan dari makalah ini yaitu:
3.2. Saran
Kajian Imam Al Ghazali dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki
sistem ekonomi yang ada pada zaman sekarang agar terhindar dari perbuatan riba
dan perniagaan kita menjadi berkah. Dalam melakukan transaksi di pasar
hendaklah memerhatikan dan mengedepankan unsur moralitas dan tolong-
menolong.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arby, S. (2018, September 12). Hukum Perdagangan Islam. Diambil kembali dari
dalamislam.com: http://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/hukum-
islam/hukum-dagang-dalam-islam/amp
13