Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT, PENCEGAHAN PENYAKIT, STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT”.
            Penulisan makalah  merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiolgi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Aisyah Pringsewu Lampung.
            Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi,  mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
            Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan  ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada:
1. Bapak Sugianto, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Epidemiologi.
2. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Aisyah Pringsewu
Lampung.
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dlam menyelesaikan makalah
ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnys bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
Aamiin.

Bandar lampung, 21 September 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………..1

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………2

BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………..3

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………3
B. Tujuan …………………………………………………………………………………………………………….4

BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………………………………..5

A. Riwayat Alamiah Penyakit ………………………………………………………………………..……..5


I. Proses Perkembangan Penyakit…………………………………………………………...5
II. Pola Penyebaran Penyakit……………………………………………………………………11
III. Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit…………………………………………………….11
B. Upaya Pencegahan Penyakit …………………………………………………………………………..12
1. Pencegahan Tingkat Awal ……………………………………………………………………12
2. Pencegahan Tingkat I (primary Prevention)………………………………………….12
3. Pencegahan Tingkat II (Secondary Prevention )……………………………………12
4. Pencegahan Tingkat III ( Tertier Prevention )………………………………………..13
C. Prinsip Pencegahan Penyakit ………………………………………………………………………….15
D. Strategi Pencegahan Penyakit ………………………………………………………………………….15
BAB III Penutup…………………………………………………………………………………………………………….17
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………17
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………17
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………19

2
BAB I

(PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG

Epidemiologi adalah salah satu bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health)
yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah kesehatan
lainnya dalam masyarakat (Bustan, 2006: 1).
Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian
yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, dimana epi = upon,
pada atau tentang; demos = people, penduduk; dan logos = knowledge, ilmu. Nama
epidemiologi berkaitan dengan sejarah kelahirannya dimana epidemiologi memberikan
perhatian tentang penyakit mengenai penduduk (epidem). Demikian, epidemiologi
dimaksudkan tidak hanya mempelajari penyakit dan epideminya saja, tetapi menyangkut
masalah kesehatan secara keseluruhan (Bustan, 2006: 2)
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “Ilmu yang
mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah
kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya)”.
Ranah kajian epidemiologi meliputi pengertian, sejarah perkembangan, ukuran frekuensi
epidemiologi, skrining, kejadian luar biasa, riwayat alamiah penyakit, hubungan antara host,
agent an environment, pencegahan penyakit, imunisasi, surveilans, serta pengantar studi
epiemiologi deskriptif dan analitik. Pembahasan kali ini terfokus pada tema riwayat alamiah
penyakit.
Seperti yang diketahui, munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak
faktor, tidak terkecuali penyakit akut yang mempunyai massa perlangsungan tersendiri.
Bagaimanapun akutnya, perlu waktu yang memang mungkin singkat untuk tercetusnya
suatu penyakit. Studi riwayat alamiah penyakit mempelajari bagaimana suatu penyakit
tersebut dapat timbul dan tersebar. Studi ini diduga mempunyai manfaat dalam mengetahui
bagaimana pencegahan penyakit yang seharusnya dilakukan.

3
Oleh karena itu, pada makalah ini penyusun akan menjabarkan bagaimana tahap riwayat
alamiah penyakit, pencegahan penyakit dan strategi pencegahan penyakit.

B.TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tahapan riwayat alamiah suatu penyakit;
2. Mengetahui jenis-jenis penyakit menular serta masa inkubasinya;
3.  Menjelaskan pola penyebaran penyakit;
4. Mengetahui manfaat riwayat alamiah penyakit; dan
5  Mengidentifikasi tingkat pencegahan penyakit.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami dan tanpa
pengobatan apapun, yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit.
Meskipun setiap penyakit mempunyai riwayat alamiah yang berbeda, karena ke rangka
konsep yang bersifat umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan
penyakit pada umumnya.

I. PROSES PERKEMBANGAN PENYAKIT

Perkembangan secara ilmiah ialah perkembangan suatu penyakit (tanpa intervensi/campur


tangan medis) sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural (natural history of
dieases ).

Proses perjalanan penyakit secara umum dapat dibedakan atas :

1. Tahap Pre Patogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal atau sehat tetapi
mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen

5
penyakit (stage of suscebility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah
terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit tetapi interaksi terjadi di luar
tubuh (Bustan, 2012).
Terjadi interaksi antara : host – bibit penyakit – lingkungan, interaksi di luar
tubuh manusia. Penyakit belum ditemukan karena daya tahan tubuh host masih
kuat, namun terancam dengan adanya interaksi tersebut (pada tahap ini kondisi
masih sehat).
Manusia (host) masih dalam keadaan sehat namun pada saat ini pula manusia
telah terpajan dan beresiko terhadap penyakit yang ada di sekelilingnya. Adapun
penyebabnya karena telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent), bibit
penyakit belum masuk ke manusia (host), manusia masih dalam keadaan sehat atau
belum ada tanda penyakit, dan belum terdeteksi baik secara klinis maupun
laboratorium.

2. Tahap Patogenesis
Tahapan ini di bagi menjadi 4 tahap yaitu :
a) Inkubasi

Yaitu masuknya bibit penyakit kedalam tubuh sampai timbulnya gejala


penyakit pertama kali. Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik
pada reaksi keracunan ataupun alergi (hipersentivitas). Sebagai contoh, pada
seseorang yang terpapar bakteri Vibrio cholera yang toksigenik, gejala kolera
bisa timbul beberapa jam hingga 2-3 hari sejak paparan. Sedangkan pada
penyakit kronis masa inkubasi (masa laten) bisa berlangsung sampai
beberapa dekade. Ada dua faktor yang mempengaruhi masa laten (masa
inkubasi), yakni faktor risiko dan faktor protektif.

 Faktor risiko adalah faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit


secara klinis, antara lain : dosis atau jumlah pathogen yang masuk
kedalam tubuh, jalur masuk pathogen, dan kecepatan mikroorganisme
berkembang biak.
 Faktor protektif adalah faktor yang menurunkan risiko terjadinya penyakit
secara klinis, yakni dayatahan tubuh atau kemampuan sistem imun

6
seseorang.
Sumber: Masa Inkubasi Dalam Riwayat Alamiah Penyakit - Mediskus

Tabel contoh masa inkubasi penyakit.

NO PENYAKIT PENGERTIAN GEJALA KLINIS MA INKUBASI


1 Shigelosis Penyakit diare yang  Demam 2 hari
Disentri disebabkan oleh : Shigella,  Nyeri kepala
Basiler contohnya Sh. Dysenteriae,  Nyeri perut hebat
Sh. Flexneri, Sh. Boydii, Sh.  Diare sedikit-
Sonnei sedikit bercampur
lendir kemerahan

2 Herpes Herpes simplek adalah Vesikel berkelompok Masa inkubasi


Simplek penyakit yang mengenai yang nyeri dapat timbul sekitar 5 hari
kulit dan mukosa, bersifat setelah kontak primer (berkisar antara
kronis dan residif, dengan virus 2-12 hari).
disebabkan oleh virus tersebut. Infeksi primer (Mandal, 2006)
herpes simplek herpes virus dapat terjadi pada
homanis. Infeksi herpes sembarang tempat di
dapat menimbulkan kulit.
implikasi (kesimpulan)
serius apabila terjadi pada
mata, sekitar serviks, pada
bayi baru lahir, atau pada
individu yang kekebalannya
tertekan. Infeksi herpes
pada mata menyebabkan
keratitis herpatika. (Loetfia,
2007 : 47)
3 Hepatitis Hepatitis virus akut adalah : Umumnya melalui 4 Masa
(Radang penyakit radang hati akut tahap: tunas/inkubasi:
Hati/Liver) karena infeksi virus
hepatotropik  Masa  Virus Hb
tunas/inkubasi A : 14 –
 Masa 45 hari
prodormal/preikter  Virus Hb
ik : 3 – 10 hari B : 40 –
 Masa ikterik : 1 – 180 hari
2 minggu  Virus Hb
 Masa NANB :
penyembuhan : 3 15 – 60
– 4 bulan hari
 Virus
delta : 40
– 180 hari

4 Parotitis Penyakit infeksi akut akibat  Demam Masa inkubasi


(Gondongan) virus mumps. Sering  Pusing sekitar 14-24 hari
menyerang anak-anak, setelah penularan
 Mual

7
terutama usia 2 tahun ke  Nyeri otot yang terjadi lewat
atas sampai kurang lebih 15 droplet.
tahun. Ada beberapa lokasi
yang diserang seperti
kelenjar ludah di bawah
lidah, di bawah rahang, dan
di bawah telinga (parotitis)
5 Hepatitis A Penyakit Hepatitis  Lesu Masa inkubasi
Adisebabkan oleh virus  Lelah berlangsung 18-
yang disebarkan oleh  Kehilangan nafsu 50 hari dengan
kotoran/tinja penderita makan rata-rata kurang
biasanya melalui makanan  Mual lebih 28 hari.
(fecal – oral), bukan melalui  Muntah
aktivitas seksual atau  Sakit kepala
melalui darah. Hepatitis A
paling ringan dibanding
hepatitis jenis lain (B dan
C). Sementara hepatitis B
dan C disebarkan melalui
media darah dan aktivitas
seksual dan lebih
berbahaya dibanding
Hepatitis A.
6 Kusta/Lepra Penyakit kusta disebut juga Umumnya ditemukan 3-20 tahun,
lepra (leprosy) atau Morbus dalam 2 (dua) bentuk (Agusni, 2001).
Hansen, dan nama lain di Pause basiler (PB) dan
India: Korh, Vaahi (Kala Multi basiler (MB) dan
Vaah), Motala/ Motali Mata, menurut WHO untuk
Pathala dan Bada Dukh menentukan kusta perlu
(Kandouw, 2000). Nama adanya 4 (empat) criteria,
tersebut berbeda karena yaitu :
daerah yang berbeda
menyebutkan lain, seperti  Ditemukannya lesi
pathala di Sondwa dan kulit yang khas
Korh dan Kala Vaa di  Adanya gangguan
Thandla (Bhopal, 2002). sensasi kulit
 Penebalan saraf
tepi
 BTA positif dari
sediaan sayatan
kulit

Tabel contoh masa inkubasi penyakit menular seks.

NO. JENIS PMS PENYEBAB MASA INKUBASI


1 Herpes 7 sampai 12 hari

 Herpes
Zoster
 Herpes
Simplex

8
 Virus Zoster
 Terdapat dua
tipe herpes
simlex.
Herpec
simplec tipe
satu
disebabkan
oleh Virus
Herpes
Simplex
HSV-1,
sedangkan
Herpes
Simplex tipe
dua
disebabkan
oleh virus
HSV-2.

Sifilis Infeksi bakteri Treponema pallidum  Stadium Dini


2 (primer) 9 –
10 hari
 Stadium II
(sekunder) 6 –
8 minggu
 Stadium III
(Laten) 3 – 7
tahun setelah
infeksi
 Sifilis Tersier
10 – 20 tahun
setelah infeksi
primer


3 Gonore Kuman Neisseria gonorrhoeae 1 – 14 hari, dengan
rata-rata 2 – 5 hari
4 Trikomoniasis Parasit Trichomonas Vaginalis 3 – 28 hari
5 Kutil Human Papiloma Virus (HPV) tipe 1 – 8 bulan (rata-rata
Kelamin/Kandiloma tertentu dengan kelainan berua 2 – 3 bulan)
Akuminata/Jengger fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.
Ayam
6 Klamidia Bakteri Chlamydia trachomatis 7 – 12 hari

b) Tahap Dini
Tahap ini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit yang
dirasakan masih ringan, namun sudah ada gangguan patologis. Pada tahap ini
pejamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan
aktivitas sehari-hari. Bila penyakit segera di obati mungkin bisa sembuh,

9
tetapi jika tidak diobati bisa bertambah parah. Hal ini tergantung daya tahan
tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat, dan perawatan yang baik
dirumah (self care). Pada tahap ini merupakan masalah besar dalam
kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikannya rendah, karena
merasa tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, dan baru berobat
ketika penyakit sudah bertambah parah.

c) Tahap Lanjut
Tahap ini sudah di diagnose dan diperlukan pengobatan untuk menghindari
akibat yang lebih lanjut. Penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak
dapat beraktivitas sehingga memerlukan perawatan dan pengobatan intensif.

3. Tahap Pasca Patogenesis


Berakhirnya suatu perjalanan dapat berbeda penyakit yaitu :
 Sembuh dengan sempurna
Bentuk dan fungsi tubuh pejamu kembali berfungsi seperti keadaan
sebelumnya / bebas dari penyakit).
 Sembuh dengan cacat
Penyakit pejamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhanya
tidak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental, maupun sosial), ini
sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ
tubuh pejamu.
 Carier
Pada carier perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala
penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh pejamu masih terdapat
bibit penyakit yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh pejamu
menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini tak hanya dapat
membahayakan pejamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang
lain/masyarakat karena dapat terjadi sumber penularan penyakit
(human reservoir).

 Kronik
10
Pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tetapi gejala-
gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah
berat maupun ringan, dalam keadaan ini pejamu masih tetap berada
dalam kondisi sakit.
 Kematian
Apabila dalam keadaan ini penyakit bertambah parah dan tak dapat
diobati lagi. Sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena pejamu
meninggal dunia . keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

II. POLA PENYEBARAN PENYAKIT


1. Penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai membuat orang sakit, tetapi
cenderung akan menular kepada orang lain.
2. Kuman penyakit tidak masuk dan keluar begitu saja tetapi harus melalui ‘pintu’
bagian tubuh tertentu : kulit, saluran pernafasan, pencernaan, saluran kencing.

III. MANFAAT MEMPELAJARI RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


1. Untuk diagnostik.
Masa inkubasi dapat di pakai pedoman penentuan jenis penyakit missal dalam KLB
(kejadian luar biasa). Kecenderungan lokasi geografi serangan penyakit sehingga
dapat dengan mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit.
2. Untuk pencegahan.
Dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah di cari titik
potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit . Sifat biologis kuman
pathogen sehingga menjadi bahan informasi untuk pencegahan penyakit.
3. Untuk terapi.
Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal . pada tahap perjalanan awal penyakit,
adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik
hasil diharapkan.

B. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT

11
I. TINGKAT PENCEGAHAN
1. Pencegahan Tingkat Awal (Premodial Prevention )
Berupa pemantapan status kesehatan (underlying condition ) makanan bergizi dan
rendah lemak pengendalian larangan rokok .
Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegahan terjadinya resiko atau
mempertahankan keadaan resiko rendah kepada masyarakat terhadap penyakit
secara umum. mengkondisikan masyarakat agar penyakit tersebut tidak mendapat
dukungan dari masyarakat. Upaya ini tidak hanya dari pihak petugas kesehatan saja
namun dari seluruh masyarakat. Yang terlebih sasarannya adalah kelompok remaja
dan usia muda dengan tidak mengabaikan kelompok dewasa dan usia. Pencegahan
ini meliputi :
 Memelihara dan mempertahankan gaya hidup yang benar dalam
masyarakat, agar dapat mencegah meningkatnya resiko terhadap
penyakit tertentu.
 Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau
mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau
melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap
berbagai penyakit.
 Melakukan modifikasi penyesuain terhadap resiko yang ada atau
berlangsung dalam masyarakat

2. Pencegahan Tingkat 1 (Primary Prevention )


Promosi kesehatan dan pencegahan khusus, konseling, pendidikan kesehatan,
penyediaan air bersih, konseling genetika, imunisasi dasar, vit A.
Pencegahan primary ini merupakan upaya agar masyarakat yang berada dalam
keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit. Melalui usaha mengontrol dan
mengatasi factor resiko dengan sasaran utamanya adalah orang sehat melalui
promosi kesehatan. Pada tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :

 Health Promotion (Peningkatan Kesehatan )

12
Peningkatan status kesehatan yakni meningkatan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat secara optimal , mengurangi peranan penyebab
dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan yaitu kampanye kesadaran
kesehatan masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan kesahatan
masyarakat peningkatan gizi, pengamatan tumbuh kembang, pengadaan
rumah sehat , penyelenggaraan hiburan sehat, konsultasi perkawinan,
pendidikan sex dan pengendalian lingkungan.
 General and Spesific Protection ( Perlindungan Khusus dan Umum )
Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan perlindungan
secara khusus dan umum yang diberikan kepada pejamu atau penyebab
untuk peningkatan daya tahab tubuh atau mengurangi resiko terhadap
penyakit tertentu yang meliputi : imunisasi, hygiene perorangan,
perlindungan diri dari lingkungan, perlindungan diri dari kecelakaan,
kesehatan kerja, perlindungan diri dari carcinogen, foxin dan allergen,
pengendalian sumber sumber pencemaran.
Adapun strategi pokok yang dilakukan dalam usaha pencegahan ini meliputi :
 Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan.
Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal, memiliki
potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk
sasaran prilaku. namun secara individu kurang bermanfaat dan rasio
antara manfaat dan resiko cukup rendah.
 Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.
Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi
subyek dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan
resiko cukup baik. Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui
program PKM (penyuluhan kesehatan masyarakat), program P2M
( pemberantasan penyakit menular )dan program konseling.

13
3. Pencegahan Tingkat ke II ( Secondary Prevention )
Berupa diagnostic awal dan pengobatan tepat dan pembatasan kecacatan .
screening ; pemeriksaan khusus ( lab dan tes ). Pemeriksaan berkala pada kelompok
populasi tertentu ( PNS, Buruh ,murid , mahasiswa ).
Survilance epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan secara teratur
dan terus menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang
ada dalam masyarakat termaksud resiko tinggi .

4. Pencegahan Tingkat ke III ( tertiary prevention )

Merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit


tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah
terjadinya cacat serta program rehabilitasi. Tahap ini merupakan tahap ketika telah
terjadi pembatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya, gejala sisa
sebagai akibat penyakit kardiovaskular atau ruda paksa. Ketidakmampuan ini juga
sifatnya bermacam-macam, berdasarkan lama dan sifatnya dapat dibagi menjadi :

 Gangguan fungsi somatis atau psikis,


 Bersifat sementara atau menetap, dan
 Terjadinya lama atau singkat.
Pada penyakit akut biasanya terjadi pembatasan aktifitas dalam waktu yang singkat
dan bersifat sementara, sedangkan pada penyakit kronis biasanya berlangsung lama
dan menetap (Budiarto, 2002).

Adapun beberapa bentuk program pencegahan antara lain :


 Program imunisasi dasar (universal child imunisasi = UCI)
 Program pemberantasan penyakit menular melalui binatang
 Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS)
 Program eradikasi polio
 PMT anak sekolah
 Pemberian konseling dan screening AIDS
 Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

14
Table 1 : tingkat pencegahan dan kelompok target nya menurut fase penyakit
:sumber (Beoglehole,WHO 1993)
Tingkat pencegahan fase penyakit kelompok target
Primordial kondisi normal populasi total dan kelmpk
kesehatan terpilih
Primary keterpaparan factor populasi total dan kel trpilih
penyebab khusus dan individu sehat
Secondary Fase Patogenesis awal pasien
Tertiary fase lanjut penyakit pasien
(pengobatan dan
rehabilitasi )

Mengapa program pencegahan penting untuk dilakukan salah satunya mengingat


aspek biaya (cost benefit ) biaya pengobatan cukup tinggi dan sulit dijangkau. Tidak
ada istilah kaya untuk penyakit .

C. PRINSIP PENCEGAHAN PENYAKIT


1. Mencegah penyebaran
2. Melindungi populasi rentan
3. Mencegah terjadi sakit
4. Pengobatan kasus (mencegah cacat, mati,mencegah transmisi)
5. Memutus rantai penularan (perbaikan lingkungan, prilaku hidup sehat, membuat
regulasi)

D. STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT


1. Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian
wabah.
2. Usaha peningkatan standar hidup dan lingkungan pemukiman
3. Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram seperti
pemberian imunisasi
4. Sasaran ditujukan kepada individu maupun organisasi masyarakat.
Adapun beberapa sasaran dalam strategi pencegahan penyakit yaitu :

15
 Sasaran individu dan organisasi masyarakat. 
1. melalui usaha setempat yang bersifat tradisional. 
2. melalui pelayanan kesehatan yang tersedia. 
 Pelaksanaan yang terencana dan terprogram (wajib maupun sukarela). 
1. pemberian imunisasi dasar. 
2. perbaikan sanitasi dan air minum. 
3. peningkatan status gizi dengan pemberian makanan tambahan. 
4. menghentikan kebiasaan yang mengandung risk atau faktor
resiko/memperhatikan risk. 
 Usaha yang bersifat perumahan dan standar hidup. 
1. perbaikan perumahan dan standar hidup. 
2. perbaikan sistem pendidikan, dan lain-lain. 
 Usaha pencegahan yang bersifat-darurat. 
1. Adanya wabah. 
2. Adanya bencana alam/perang, dan lain-lain.
3.  rawat darurat.

BAB III
16
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa
studi RAP merupakan bagian dari ilmu epidemiologi , RAP atau riwayat alamiah
penyakit menjelaskan bagaimana suatu penyakit dapat terinfeksi dan tersebar dalam
tubuh manusia , dengan adanya masa inkubasi yang berbeda dari berbagai mavam
penyakit . maka kita dapat memprediksi pencegahan penyakit tersebut agar tidak
terlampau parah dan tersebar luas. memperhatikan beberapa factor baik factor
penyebab dan resiko maka kami penyusun melihat adanya hubungan sebab akibat
yang terjadi di antara kedua nya .
Riwayat alamiah penyakit di bagi menjadi 3 kategori yaitu :
a) Tahap Prepatogenesis
b) Tahap Patogenesis
c) Tahap Pasca Patogenesis

Pencegahan dibagi atas berbagai tingkat sesuai dengan.perjalanan penyakit. Dikenal


ada empat tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu:

a)      Pencegahan tingkat awal (Primordial Prevention)


b)      Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
c)      Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
d)     Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)

B. SARAN

Studi RAP merupakan bagian dari ilmu epidemiologi. RAP atau Riwayat Alamiah
Penyakit menjelaskan bagaimana suatu penyakit dapat terinfeksi dan tersebar dalam
tubuh manusia, dengan adanya masa inkubasi yang berbeda dari berbagai macam
penyakit maka kita dapat memprediksi pencegahan penyakit tersebut agar tidak
terlampau parah dan tersebar luas. Memperhatikan beberapa faktor baik faktor
penyebab dan risiko maka kami penyusun melihat adanya hubungan sebab akibat
yang terjadi di antara keduanya. Kita dapat melakukan tahap pencegahan penyakit
17
atau level of prevention jika kita mengetahui dengan jelas bagaimana riwayat suatu
penyakit tercebut dapat terjadi, dan kita bisa mengetahui teknik atau pengobatan
apa yang sesuai bagi penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

18
Bustan MN.2002.Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Murti, Bisma. 2003`. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (edisi kedua) Jilid Pertama.

Yogyakarta : Gajahmada Universuty Press.

Budiarto, Eko dan Anggraeni.2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai