Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
RS KARTINI
1. No. ICD 10 H. 25 (Katarak Senilis), H.26 ( Katarak lainnya)
2. Diagnosis Katarak Senilis, Katarak Lainnya
3. Pengertian Katarak adalah kekeruhan lensa kristalin yang menyebabkan turunnya
tajam penglihatan dan menyebabkan keluhan gangguan penglihatan
lainnya seperti gangguan kontras sensitivitas, silau dan tidak nyaman.
Kekeruhan ini dapat diakibatkan oleh gangguan metabolisme serat lensa
akibat proses degenerasi, trauma, obat-obatan, penyakit sistemik dan
lain-lain
4. Anamnesis Penurunan tajam penglihatan perlahan, silau di siang hari dan tidak
nyaman
5. Pemeriksaan Fisik Visus, Kontras Sensitivity test, pemeriksaan segmen anterior dengan slit-
lamp, pemeriksaan tekanan intra okular (TIO), pemeriksaan funduskopi
jika masih memungkinkan, Anel test, Keratometri, Biometri dan
Retinometri.
6. Kriteria Diagnosis 1. Subyektif:
Penurunan tajam penglihatan perlahan tanpa tanda radang, silau dan
tidak nyaman
2. Obyektif: jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg)
dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicamide 0,5 %.
Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp
untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus
pasien
a. Derajat 1 : nukleus lunak, visus biasanya masih lebih baik dari
6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan warna agak keputihan.
Reflek fundus masih mudah diperoleh. Usia penderita biasanya
kurang dari 50 tahun.
b. Derajat 2 : nukleus dengan kekeruhan ringan, biasanya visus
diantara 6/12-6/30, tampak nukleus mulai sedikit kekuningan.
Reflek fundus masih mudah diperoleh dan sering memberikan
gambaran seperti katarak subkapsularis posterior
c. Derajat 3 : nukleus dengan kekeruhan medium, biasanya visus
antara 6/30-3/60, tampak nukleus berwarna kuning disertai
1
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
2
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
13. Penyulit Jika ada komplikasi pasca operasi harus diperhatikan: luka yang tidak
sempurna menutup, edema kornea, inflamasi dan uveitis, atonik pupil,
papillary captured, masalah berkaitan dengan IOL, kekeruhan kapsul
posterior, TASS (Toxic Anterior Segment Syndrome), capsular bag
distention syndrome, sisa massa lensa / korteks, cystoids macular edema,
choroidal detachment, ablasio retina dan endoftalmitis
14. Informed Concent Tertulis dan lisan
15. Tenaga Standar DPJP, Dokter Umum dan Internship
16. Lama Perawatan 2-4 hari jika dilakukan tindakan
17. Masa Pemulihan 2-3 minggu setelah operasi
18. Hasil Baik
19. Patologi -
20. Otopsi -
21. Prognosis Dubius ad bonam
22. Tindak Lanjut Jika ada tindakan operasi:
1. Frekuensi pemeriksaan pasca bedah ditentukan berdasarkan tingkat
pencapaian visus optimal yang diharapkan.
2. Pada pasien dengan risiko tinggi, seperti pada pasien dengan satu
mata, mengalami komplikasi intraoperasi dan riwayat penyakit mata
lain sebelumnya, pemeriksaan harus dilakukan satu hari setelah
operasi.
3. Pada pasien yang dianggap tidak bermasalah serta diduga tidak akan
mengalami komplikasi, maka mengikuti petunjuk pemeriksaan
lanjutan sebagai berikut:
a. Kunjungan pertama: dalam kurun waktu 48 jam setelah operasi
(mendeteksi dan mengatasi komplikasi dini seperti kebocoran
luka, hipotonus, peningkatan tekanan intraokuler, edema kornea
atau tanda-tanda peradangan)
b. Kunjungan kedua: hari 4-7 setelah operasi jika tidak dijumpai
masalah pada kunjungan pertama (mendeteksi dan mengatasi
kemungkinan endoftalmitis)
c. Kunjungan ketiga: dijadwalkan sesuai kebutuhan pasien dimana
bertujuan untuk memberikan kacamata sesuai dengan refraksi
terbaik
Obat-obatan yang digunakan pasien pasca operasi bergantung pada
kondisi mata serta disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi penggunaan
tetes mata kombinasi antibiotic dan steroid harus diberikan pada pasien
dan digunakan setiap hari paling tidak selama minimal 4 minggu pasca
operasi
23. Tingkat Evidens & 1b dan A
Rekomendasi
3
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
RS KARTINI
1. No. ICD 10 H.40.2
2. Diagnosis Glaukoma akut (primer atau sekunder)
3. Pengertian Glaukoma yang diakibatkan peningkatan tekanan intraokuler secara
mendadak dapat berupa primer atau sekunder. Primer adalah glaukoma
akut yang timbul dengan sendirinya. Pada orang yang memiliki bakat
bawaan glaukoma. Glaukoma akut sekunder timbul akibat penyakit mata
lain maupun sistemik
4. Anamnesis Penglihatan kabur mendadak, nyeri, mata merah, berair, dapat disertai
mual muntah. Riwayat penyakit glaukoma dalam keluarga, riwayat
penyakit mata lain
5. Pemeriksaan Fisik Visus, pemeriksaan segmen anterior, segmen posterior (apabila
memungkinkan), tekanan intra okuler (TIO), gonioskopi.
6. Kriteria Diagnosis 1. Subjektif:
a. Penglihatan kabur mendadak
b. Sakit pada bola mata yang menyebar ke kepala di sisi yang
sama.
c. Melihat halo (warna warni) di sekitar bola lampu dan silau
d. Mata merah dan berair
e. Pusing , mual dan muntah
f. Badan terasa keringat dingin dan bradikardi
2. Objektif:
a. Kelopak mata bengkak
b. Konjungtiva hiperemis, mix injection
4
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
5
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
RS KARTINI
1. No. ICD 10 H16.0
2. Diagnosis Ulkus Kornea Sentral
3. Pengertian Subjektif:
Mata merah, sakit, silau, berair, penglihatan kabur
6
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Obyektif:
1. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau chart projector dengan
koreksi terbaik serta menggunakan pinhole
2. Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan tekanan intraokular (TIO)
dengan tonometer non-contact, tapi bila tidak memungkinkan,
periksa TIO secara palpasi
3. Pemeriksaan dengan slit-lamp untuk melihat segmen anterior ada
tidaknya reaksi peradangan bilik mata depan hingga hipopion
4. Pemeriksaan sensibilitas kornea, fluorescein dan tes fistel bila
dicurigai adanya perforasi
5. Dinilai tingkat keparahan ulkus:
a. Apakah ulkus masih sedalam 1/3 stroma anterior
b. Apakah ulkus sudah melewati 1/3 stroma anterior
c. Apakah sudah sampai terjadi desemetokel
d. Apakah sudah perforasi
e. Apakah sudah disertai endoftalmitis
Nilai segmen posterior dengan menggunakan oftalmoskopi indirek
4. Anamnesis 1. Konjungtivitis
2. Uveitis akut
3. Glaukoma akut
5. Pemeriksaan Fisik Visus, pemeriksaan segmen anterior, TIO dengan non contact
6. Kriteria Diagnosis Subjektif:
Mata merah, sakit, silau, berair, penglihatan kabur
Obyektif:
6. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau chart projector dengan
koreksi terbaik serta menggunakan pinhole
7. Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan tekanan intraokular (TIO)
dengan tonometer non-contact, tapi bila tidak memungkinkan,
periksa TIO secara palpasi
8. Pemeriksaan dengan slit-lamp untuk melihat segmen anterior ada
tidaknya reaksi peradangan bilik mata depan hingga hipopion
9. Pemeriksaan sensibilitas kornea, fluorescein dan tes fistel bila
dicurigai adanya perforasi
10. Dinilai tingkat keparahan ulkus:
a. Apakah ulkus masih sedalam 1/3 stroma anterior
b. Apakah ulkus sudah melewati 1/3 stroma anterior
c. Apakah sudah sampai terjadi desemetokel
d. Apakah sudah perforasi
e. Apakah sudah disertai endoftalmitis
Nilai segmen posterior dengan menggunakan oftalmoskopi indirek
7
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
8
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
19. Patologi
20. Otopsi
21. Prognosis Dubius ad malam
22. Tindak Lanjut Sesuai penyulit
23. Tingkat Evidens & 1b dan A
Rekomendasi
24. Indikator Medis Sembuh, sembuh dengan sikatrik
25. Edukasi Eye toilet, menghindari mengucek mata, menggunakan kacamata
pelindung, istirahat untuk memperbaiki daya tahan tubuh, menggunakan
obat dan kontrol sesuai anjuran.
26. Kepustakaan 1. American Academy of Ophthalmology Staff. Infectious Diseases of
the External Eye Microbial and Parasitic Infections. In: External
Disease and Cornea. Basic and Clinical Science Course. Section 8.
California: American Academy of Ophthalmology 2011;p.211-6
2. Panduan Praktik Klinik RSCM Kirana. 2012
RS KARTINI
1. No. ICD 10 H20.0
2. Diagnosis Uveitis Anterior
3. Pengertian Radang pada jaringan iris (iritis), bagian anterior badan siliar (siklitis
anterior) atau kedua struktru (iridosiklitis)
9
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
10
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
11
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
RS KARTINI
12
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
13
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
14
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No. 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
20. Otopsi
21. Prognosis Dubius, tergantung terkontrolnya gula darah, konstan, HT
22. Tindak Lanjut Vitrektomi diindikasikan pada PDR dengan perdarahan vitreus non-
clearing (setelah 1-6 bulan), perdarahan pre-retina masif, tractional
retinal detachment, epiretinal membrane macula dan ploriferasi
fibrovaskular berat yang tidak responsif tehadap tindakan laser.
23. Tingkat Evidens & 1a dan A
Rekomendasi
24. Indikator Medis Sembuh
25. Edukasi Menjaga kadar gula darah, gaya hidup, diet dan exercise.
26. Kepustakaan 1. Kepustakaan: American Academy of Ophthalmology Staff. 2011-
2012. Retinal vascular disease: Diabetic Retinopathy. In: Retina dan
vitreus. United State of America: American Academy of
Ophthalmology. p. 109-131
2. Panduan Praktik Klinik RSCM Kirana. 2012
15