Anda di halaman 1dari 1

Apabila Austin dan Kelsen secara tegas memisahkan hukum dengan moral, Hart

berpendapat bahwa moral harus menjadi bagian dari substansi hukum. Hart berpendapat hal
ini saja sudah jelas tidak sejalan dengan hukum internasional, karena bidang hukum ini tidak
memiliki institusi kuasa yang memproduksi aturan-aturan hukumnya. Seain itu, Hart
berpendapat bahwa Austin terlalu membatasi hukum sebagai command yang produknya
adalah kewajiban atau obligation, padahal bisa saja juga berebentuk pemberian kewenangan
atau power.
Hart juga membedakan “aturan” dengan “kebiasaan”. Misalnya: Saya pergi ke Gereja
setiap hari Minggu adalah sebuah kebiasaan, karena berbeda dengan aturan yang melarang
orang menyalakan paket data sinyal handhphone di atas pesawat yang sedang melaju. Kedua
hal tersebut sama-sama hal yang diulang berkali-kali dan konsisten, baik yang merupakan
kebiasaan dan aturan. Namun perbedaan keduanya tampak apabila sudah sampai pada
parameter tertentu, misalnya konsekuensi dari pengabaian larangan menyalakan sinyal
tersebut akan berbeda dengan tidak datang ke Gereja di hari Minggu. Pengabaian terhadap
kebiasaan biasanya tidak melaihrkan kritik namun pengabaian aturan akan melahirkan kritik
karena keberadaan aturan tersebut yang sudah menjadi aturan sosial diteirma secara luas.
Hart juga membedakan antara aturan yang “diwajibkan” atau being obliged, dengan
yang menjadi “kewajiban” atau being under an obligation or having obligation.
“Diwajibkan” berarti aturan tersebut dipatuhi karena ada tekanan eksternal bukan karena
kesadaran. Sedangkan “kewajiban” didasarkan dari adanyakesadaran. Dengan demikian Hart
juga membagi aturan menjadi aturan yang melahirkan kewajiban dan aturan yang tidak
melahirkan kewajiban (non-obligation rules).
Aturan menurut Hart ada aspek internal dan eksternal. Eksternal apabila perbuatan
seseorang dapat diamati ketika yang bersangkutan melakukannya dalam rangka pemenuhan
aturan tersebut, tidak peduli bagaimana pendapat orang atas peraturan tersebut. Pihak luar
akan memiliki pandangan tersendiri bagaimana memahami dan memaknai aturan tersebut.
Sedangkan aspek internal apabila ada pengakuan orang terhadap aturan sebagai standar
perilaku, bukan hanya kebiasaan. Memang ada saja orang yang tidak mengakuinya, tapi tidak
harus semuanya. Intinya, aturan tersebut diterima oleh masyarakat dan menjadi kewajiban
untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai