NEONATAL
HIPERBILIRUBINEMIA
Oleh
dr. Ferdy Bahasuan
Pembimbing
dr. Wa Ode Diah Erwati
Identitas Pasien
◦ Nama : By. Ny. NH
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Tanggal Lahir : 7 Maret 2021
◦ Usia : 16 hari
◦ Agama : Islam
◦ No Rekam Medik : 00741746
◦ Alamat : Jl. Raya Pemda, Kedung Halang
◦ Tanggal Masuk IGD : 11 Maret 2021
Anamnesis
◦ Keluhan Utama :
◦ Pasien datang dengan keluhan kulit menguning sejak usia 3 hari
Kramer Ikterus : IV
Pemeriksaan Fisik ( 18 Maret 2021 )
◦ Keadaan Umum
◦ Tampak Sakit Sedang
◦ Kesadaran
◦ Compos Mentis
◦ Berat Badan
◦ 2805 gram
◦ Panjang Badan
◦ 50 cm
◦ Tanda-tanda Vital
◦ HR : 112 x/menit
◦ RR : 45 x/menit
◦ T : 37 C
◦ SpO2 : 90%
Status Generalis
Dada Bentuk dada normal, retraksi pernapasan (-) Kepala Bentuk kepala normosepali, rambut hitam tipis.
Paru Inspeksi: pengembangan dinding dada simetris Mata Konjungtiva anemis -/-
kanan dan kiri. Sklera Ikterik +/+
Palpasi: pengembangan dinding dada simetris Pupil bulat, isokor, diameter 2 mm/ 2mm
dinamis.
Auskultasi: suara napas vasikuler +/+, Rhonki
-/-, Whizing -/-
Jantung Inspeks: pulsasi iktus cordis tidak terlihat Abdomen: Inspeksi: bentuk abdomen datar, skar (-)
Palpasi: iktus cordis teraba Auskultasi: bising usus (+)
Auskultasi: Suara Jantung 1 dan 2 regular, Perkusi: timpani pada seluruh kuadran
murmur(-), gallop (-) abdomen
Palpasi: Supel (+) turgor kulit cepat Kembali,
odem (-).
Kulit Warna kulit sawo matang, lesi (-), jaundice Wajah Normofacies, dismorfik (-), pucat (-), ikterus (-
(+), ptekie (-), ruam eritem (-), perdarahan (-), ), sianosis (-)
jaringan parut (-), hipper/hipopigmentasi (-)
Hidung Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-), Telinga Normotia +/+, secret -/-
deviasi septum nasi(-)
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 18,4 g/dL Bil. Total 28,23 mg/dL Bil. Total 35,02 mg/dL SGOT 60 U/L Bil. Total 14,77 mg/dL Hemoglobin 10,4 g/dL
Hematokrit 55 % Bil. Direk 15,56 mg/dL Bil. Direk 21,11 mg/dL SGPT 170 U/L Bil. Direk 11,27 Hematokrit 30 %
Leukosit 50.300 /uL Bil. Total 31,00 mg/dL mg/dL Leukosit 22.500 /uL
Trombosit 195.000 /uL Bil. Direk 21,15 mg/dL FT4 1,16 ng/dL Trombosit 158.000 /uL
Eritrosit 4,79 juta /uL Albumin 2,73 g/dL
GDS 38 mg/dL Gama GT 110 U/L
CRP negative Alkali Fosfatase 22 U/L
Bil. Total 12,9 mg/dL
Bil. Direk 6,6 mg/dL
Bil. Indirek 6,3 mg/dL
Kesan :
◦ Gambaran USG Hepar/GB/Pancreas/Lien/Kedua Ren tak tampak kelainan
◦ Penebalan dinding buli-buli
◦ Sludge buli-buli
SEPSIS KOLESTASIS, NEONATAL
HIPERBILIRUBINEMIA
Di agnosis
Terapi
Advice dr. Emilda Sp.A dari IGD
◦ D 10 % 140 cc/kgbb/hari
◦ Cefotaxim 2x140 mg IV
◦ Gentamicin 14 mg/36 jam
◦ Omeprazol 1x2 mg IV
◦ Puasa
12/03/2021 13/03/2021 15/03/2021
S: tampak lemah, badan kuning S: tampak kuning, sesak S: tampak kuning, BAB putih
bekurang dempul (+)
O: KU: TSS
Kes: CM O: KU: TSS O: KU: TSS
HR: 100x/menit Kes: CM Kes: CM
Suhu: 36,6 HR: 110x/menit HR: 92x/menit
RR: 43 x/menit dgn O2 nasal Suhu: 36,7 Suhu: 36,6
lowflow RR: 42 x/menit dgn O2 nasal RR: 38 x/menit dgn O2 nasal
0,8 lpm lowflow 0,5 lpm lowflow 0,5 lpm
SpO2: 93% SpO2: 94% SpO2 : 95 %
◦ Ikterus dapat terlihat secara kasat mata apabila konsentrasi bilirubin dalam darah pada bayi > 5 mg/dl
◦ Ikterus pada bayi terdiri dari ikterus fisiologis dan non fisiologis atau prolonged jaundice
◦ Prolonged jaundice : ikterus yang menetap > 2 minggu pada BCB dan tiga minggu pada BKB, yang terdiri dari ikterus
prehepatik, hepatik, dan post hepatik. Ikterus terjadi pada +- 15% bayi baru lahir, 60% BCB, dan 80% BKB pada
minggu pertama kehidupan.
◦ Kolestasis akibat inflamasi merupakan komplikasi yang sering pada pasien dengan infeksi ekstra-hepatik atau proses
inflamasi, secara umum diarahkan ke kolestasis akibat sepsis
◦ Kolestasis jarang terjadi, namun merupakan kondisi serius yang menunjukkan adanya disfungsi hepatobilier.
◦ Keseluruhan insidens penyakit hati pada bayi baru lahir diperkirakan 1 dalam 2500 kelahiran hidup.
◦ Bayi baru lahir 25-30 % dengan sepsis tampak kuning dikarenakan berhubungan dengan imaturitas sistem imun dan
fungsi liver. Infeksi menekan aliran empedu yang menyebabkan meningkatnya insiden
Etiologi
◦ Menurut peningkatan kadar bilirubin dapat dibagi menjadi dua, yaitu peningkatan bilirubin indirek (unconjugated
hyperbilirubinemia) dan bilirubin direk (conjugated hyperbilirubinemia).
◦ Menurut letaknya, penyebab utama conjugated hyperbilirubinemia / kolestasis secara umum dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu kelainan intrahepatik serta kelainan ekstrahepatik.
◦ Kolestasis terjadi akibat pembentukan empedu yang terganggu oleh hepatosit atau obstruksi aliran empedu melalui
pohon biliaris intrahepatik atau ekstrahepatik yang mengarah ke akumulasi zat biliaris.
Patofisiologi
◦ Ikterus dapat terjadi karena:
◦ 1. Pembentukan bilirubin yang berlebihan
◦ 2. Defek pengambilan bilirubin oleh sel hati
◦ 3. Defek konjugasi bilirubin
◦ 4. Penurunan ekskresi bilirubin
◦ 5. Gabungan antara peningkatan kadar bilirubin yang terjadi
karena produksi yang berlebihan dan penurunan sekresi
Pemeriksaan
◦ Pengamatan warna tinja yang dilakukan sebanyak 3 kali dapat digunakan sebagai penyaring tahap pertama diagnosis.
◦ Bila 3 porsi tinja tetap berwarna dempul selama beberapa hari, maka kemungkinan besar adalah kolestasis ekstrahepatik (atresia
biliaris).
◦ Pada kolestasis intrahepatik, warna tinja kuning atau dempul berfluktuasi dan pada keadaan lanjut tinja dapat pula seperti
dempul terus-menerus.
◦ Ultrasonografi (USG) mempunyai peran yang sangat penting untuk skrining kolestasis pada bayi.
◦ Pemeriksaan ini dilakukan setelah penderita dipuasakan minimal 3-4 jam dan diulang kembali setelah bayi minum
◦ Pada atresia biliaris dapat ditemukan panjang gall bladder <1,5 cm, kolaps, tidak berlumen, atau bahkan gall bladder tidak terlihat sama sekali.
◦ Gambaran Triangular cord sign (gambaran masa fibrotik membentuk kerucut atau tubular pada bagian cranial dan bifurkasio vena porta) yang sangat
membantu untuk mendiagnosis atresia biliaris.
◦ Triangular cord sign dengan ketebalan > 4 mm dengan memberikan kepastian diagnosa atresia biliaris dengan sensitivitas 80% dan spesifisitas 100%.
Penatalaksanaan
◦ Akhir-akhir ini obat yang sering untuk terapi suportif adalah ursodeoxycholic acid (UDCA).
◦ Ursodeoxycholic acid (3α, 7β-dihidroksi-5β-cholanic acid) merupakan asam empedu yang terbentuk secara alami, secara
normal terdapat pada 1-2% asam empedu manusia.
◦ 3. Efek Imunomodulator
◦ Efek samping UDCA yang pernah dilaporkan adalah diare, mual dan muntah.
Pembahasan
Kondisi Pasien Teori
Pada pasien tampak kuning diseluruh badan dengan kremer IV Hal ini sesuai dengan Teori Kolestasis pada bayi ditemukan gejala
jaundice di seluruh tubuh pada bayi jika kadar bilirubin di darah >
5 mg/dL
Pada pemeriksaan follow up pasien didapatkan sempat ada tinja Hal ini sesuai dengan Teori Kolestasis pada bayi yang mengarah ke
berwarna dempul namun berikutnya kembali normal lagi kelainan intrahepatik bahwa terdapat perubahan tinja yang
fluktuatif dari dempul ke kuning atau sebaliknya
Pada pemeriksaan darah Bil Total, Bil. Direk, SGOT, SGPT, Hal ini sesuai dengan Teori Kolestasis pada bayi yang mengarah ke
Gamma GT didapatkan peningkatan kelainan intrahepatik dengan pola peningkatan yang sesuai pada
pemeriksaan Bil.Total, Direk, Gamma GT.
Walaupun pola peningkatan SGOT dan SGPT tidak sesuai dengan
kriteria kelainan intrahepatik
Pada pemeriksaan USG Abdomen tidak tampak adanya kelainan Hal ini sesuai dengan Teori Kolestasis pada bayi yang mengarah ke
pada system biliaris kelainan intrahepatik dikarenakan tidak ditemukannya kelainan
pada ekstrahepatik melalui USG
Pada pasien diberi tatalaksana pengobatan kolestasis dengan Hal ini sesuai dengan Teori Tatalaksana Kolestasis pada bayi
pemberian Urdafalk 3x10 mg PO dengan pemberian UDCA dengan dosis yang sesuai teori
Daftar Pustaka
Kliegman, Stanton, Geme ST, Schor. Nelson textbook of Pediatrics. Elsevier 20th Ed; 2015.p.1928-36.
Dani C, Pratesi S, Raimondi F, Romagnoli C. Italian guidelines for the management and treatment of neonatal cholestasis. Ital J Pediatr 2015; 41:
1-12.11
Dooley JS, Lok ASF, Burroghs AKA, Heathcote EJ. Sherlock’s Disease of the Liver and Biliary System 12th Ed. The Atrium Southern Gate
Chicester West Sussex: John Wiley & sons; 2011.p.488-9
Gomella TC. Neonatology, Management, Procedures, on-Call Problems, Diseases and Drug. United states of America: The McGraw-Hill
Companies Inc; 2009. Hlm 288-93.
Ullah S, Rahman K, Hedayati M. Hyperbilirubinemia in neonates: Types, causes, clinical examinations, preventive measures and treatments: A
narrative review article. Iran J Public Health 2016; 45(5): 558-568.
Queensland Clinical Guidelines. Maternity and Neonatal Clinical Guideline: Obesity in pregnancy. 2015.p.2-40 www.health.qld.gov.au/qcg
Mawardi M, Warouw SM, Salendu PM. Kolestasis Ekstrahepatik et Causa Atresia Billier. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Sam
Ratulangi Manado 2011; 3(2): 123-8.
Feldman AG, Sokol RJ. Neonatal Cholestasis. American Academy of Pediatric 2015; 14: 1-11
Billing BH. Bilirubin metabolism. Postgrand Med J. 1963;39:176−87.
Whitington PF. Chronic cholestasis of infancy. Pediatr Clin North Am. 1996;43:1-26.
Kumar D, Tandon RK. Use of ursodeoxycholic in liver disease. J Gatrohepatol. 2001;16:3-14.
Paumgartner G, Beuers U. Ursodeoxycholic acid in cholestatic liver disease: mechanisms of actions and teurapeutic use revisited. Hepatology.
2002;36:525-31