Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan satu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
kecil kehidupan bangsa diharapakan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbahan yang seimbang. Dalam
pengertian keluarga berencana secara umum ialah, dapat diuraikan bahwa keluarga
berencana suatu usaha yang mengatur banyak jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagaia akibat
langgsung dari kelahiran tersebut. Atau meningkatkan kesejahteraan ibu, anak
dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Dalam
pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari hari berkisar
pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan mencegah
pertemuan antara sel mani (spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari wanita
sekitar persetubuhan (Irianto, 2014).
Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh berbagai
faktor yang dibagi manjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung.
Faktor yang menghambat penyebarluaskan program keluarga berencana di
Indonesia antara lain budaya, agama, tingkat pengetahuan masyarakat dan
wawasan kebangsaan. Faktor pendukung penyebarluaskan program keluarga
berencana, antara lain adanya komitmen politis, dukungan pemerintah, dukungan
tokoh agama atau tokot masyarakat dan dukungan masyarakat terkait masalah
kependudukan (Lucky, 2014).
Metode kontrasepsi bekerja juga dapat di golongkan berdasarkan cara
kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalang
sperma: metode hormonal seperti konsumsi pil dan metode kontrasepsi alami yang
tidak menggunakan alat-alat bantu maupun hormonal, namun berdasarkan
fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembunuh).
1
Faktor yang memengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,
frekuensi pemakaian, efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk
melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah frekuensi melakukan
hunungan seksual (Sulistyawati, 2011).
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mampu melaksanakan asuhan kebidananan. Mampu memberikam
kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan di
komunitas dengan memberikan aspek budaya yang berfokus pada uoaya
promotif, preventif. Deteksi dini dan rujukan serta berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mahasiswa mampu menganalisis data yang ada
b. Mahasiswa mamp merumuskan masalah
c. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah
d. Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dari masalah yang ada
serta memprioritaskannya.
C. MANFAAT
1. BAGI MAHASISWA
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga berencana
sehingga nantinya pada saat bekerja dilapangan dapat dilakukan
secara sistematis yang pda akhirnya meningkatkan mutu pelayanan
yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu
dan bayi.
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat dilapangan
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya didalam kelas.
c. Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan
telah ada. Dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga tetap tercemrmin
citra bidan yang profesional.

2
2. BAGI INSTITUSI
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman Institusi pendidikan dalam
pelaksanaan praktik kebidanan komunitas bagi mahasiswa.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah
c. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab
kesenjangan antara teori dan praktik sebagai bahan analisa untuk
pendidikan praktik kebidanan komunitas yang akan datang.
3. BAGI KELUARGA
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi keluarga
Ny. E untuk mengetahui dan mengambil peran sebagai keluarga berencana.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI DAN KONSEP DASAR KOMUNITAS


1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan llus ujian dengan persyaratan yang berlaku.
(Kepmenkes 900/2002).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti
kesamaan publik ataupun banyak. Istilah community dapat diterjemahkan
sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota
atau bangsa (Melani, dkk, 2009).
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana
seorang tinggal di beberapa aspek aspek sosialnya. Hubungan-hubungan
individu dalam sebuah komunitas akan memangun dan mendukung
terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik membangun
dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan
baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit. Keyakinan mereka
ini akn dicerminkan dalam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.
Hal ini merupakan dasar pemirkiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan
maupun perawatan ketika sakit (JL. Gillin, 2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar mempunyai
kebiasaan dan tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (J.L. Gillin
&J.P Gillin, 2009). Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan
kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang terfokus dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),
Keluarga berencana (KB). Kesehata reproduksi termasuk usia wanita adi
yuswa secara paripurna (Meilani, dkk, 2009).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada 4
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat,
lingkungan kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep

4
paradigama kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan
tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, dkk. 2009).
2. Prioritas Masalah

Syarat untuk memutuskan adanya masalah;


a. Adanya kesenjangan
b. Adanya rasa tidak puas
c. Adanya rasa tanggung jawab
Dari berbagai masalah yang di temukan tidak mungkin seluruhnya dapat
di tanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah. Metode yang di
gunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah Metode Hanloon
Kualitatif.
Prinsip Metode Hanloon Kualitatif adalah dengan matching . Kriteria
yang di pakai adalah:
1) Urgency ( U ) / mendesak yaitu : apabila masalah tersebut
mendesak dalam aspek waktu, masih dapat di tunda atau harus
segera di tanggulangi.
2) Seriouness ( S ) / Kegawatan yaitu : besarnya akibat atau
kerugian yang di nyatakan dalam besaran kuantitatif berapa
rupiah, orang, dll.
3) Growth ( G ) / Perkembangan yaitu : kecenderungan atau
perkembangan akibat dari suatu permasalahan . Semakin
berkembang masalah semakin di prioritaskan (Bapelkes, 2009).
3. Pemecahan masalah
Tujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi faktor-
faktor penyebab masalah. Kegiatan yang di lakukan berupa:
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Mencari alternatif pemecahan masalah. (Bapelkes, 2010).

5
B. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga adalah dua atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Dep Kes R.2010).
2. Tipe Dan Jenis Keluarga

Berbagai bentuk dan tipe keluarga dibedakan berdasarkan keluarga


tradisional dan keluarga non tradisional menurut allender dan spradley
(2011), seperti :

a. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :

1) Nuclear family atau keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.
2) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti
ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
3) Dyad family yaitu rumah tangga terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) Single adult adalah rumah tangga yang hanya terdiri dari
seorang orang dewasa saja.
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah lanjut usia.

b. Tipe keluarga non tradisional terdiri atas :

6
1) Commune family yaitu lebih adri satu keluarga tanpa pertalian
darah hidup serumah.
2) Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.

3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap keluarga.
Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan adalah
fungsi keluarga yang disusun oleh friedman, antara lain :

a. Fungsi efektif yaitu perlindungan psikologi, rasa aman, interaksi,


mendewasakan dan mengenal identitas dari individu.
b. Fungsi sosialisai peran yaitu fungsi dan peran di masyarakat, serta
sasaran untuk kontak sosial didalam /diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi yaitu menjamin kelangsungan generasi dan
kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan merupakan
pemenuhan sandang, pangan dan papan serta perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana,
pengalokasian dana serta pengaturan keseimbangan.
f. Fungsi pengontrolan/pengaturan adalah memberikan pendidikan dan
norma-norma.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Komunitas pada Anggota Keluarga Ny.E di RT. 002, Desa Sigi,
Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau

A. SUBJEKTIF
Ny. E umur 23 Tahun, Agama Hindu Kaharingan. Suku Dayak Ngaju. Pendidikan
SMA. Pekerjaan Ibu rumah tangga. Ibu mengatakan Hamil anak Ketiga. Riwayat
Kehamilan Anak pertama usia 5 Tahun, usia kehamilan 37 minggu dengan berat
2800 gram, bersalin ditolong bidan. Riwayat kehamilan anak kedua usia 14 bulan,
usia kehamilan 38 minggu, berat anak ke-1 1800 gram, anak ke-2 2500 gram,
dengan riwayat gemeli dan ditolong dokter ,lahir secara SC. Ibu mengatakan
pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis Kb Suntik 1 bulan selama 1 bulan dan
berhenti dengan alasan lupa dan suami jarang dirumah. Ibu mengatakan tidak
pernah menderita penyakit menular, menurun serta menahun. Ibu mengatakan pola
makan 3x sehari dengan menu beragam, dan minum 7-8 gelas/hari. BAB 1-2x/hari
dan BAK 7-8X/hari. Pola istirahat 7-8jam tidur malam, 1 jam istirahat siang.
B. OBJEKTIF
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Composmentis
BB: 73Kg
TB: 152cm
Tanda-tanda Vital:
TD: 120/80MMhg
R:21X/Menit
N:82X/Menit
S: 36,5C
Palpasi Uterus:
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px, bagian atas perut ibu teraba bulat lunak, tidak
melenting yaitu bokonh
Leopold II: bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras memapan yaitu punggung
dan bagian kiri perut ibu terba bagian-bagian kecil

8
Leopold III: bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras yaitu kepala janin
Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP
TFU Mc Donal: 32Cm
C. ASSESMENT
Ny. E Umur 23 Tahun, G3P2A0 UK 34 Minggu janin Tunggal hidup Intrauterine,
Presentasi Kepala, PUKA. Dengan Kurangnya Pengetahuan Tentang Keluarga
Berencana.
D. PLANNING
1. Menjelaskan keadaan ibu dan janin saat ini dalam keadaan sehat sesuai
dengan pemeriksaan fisik yaitu keadaan ibu baik. Keadaan umum: baik,
Kesadaran Composmentis. Tanda-tanda vital: TD:120/80Mmhg,
R:21x/menit, N: 82x/menit, S:36,5, preskep, PUKA.
Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan pada ibu menenai kebutuhan istirahat yang cukup untuk ibu
yaitu malam hari 7-8 jam, istirahat siang 1-2 jam.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melaksanakan sesuai anjuran
3. Mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama alat genitalia agar
tetap bersih yaitu ajarkan ibu untuk cebok dari arah depan vulva ke
belakang, mengganti celana dalam ketika sudah terasa lembab.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan tetap menjaga kebersihan diri.
4. Menganjurkan ibu utuk mengkonsumsi makana-makanan yang bergizi.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makan makanan yang
bergizi.
5. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang Keluarga berencana dan alat
Kontrasepsi yang cocok untuk ibu.
Evaluasi: ibu mengerti, mengetahui dan telah memilih Kontrasepsi MOW
setelah bersalin nanti.

9
BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA
Masalah Kesehatan yang ada di keluarga Tn. B sebabkan karena keterlambatan
pengetahuan seluruh keluar . karena masalah yang muncul yaitu rendah nya minat
ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap
keluarga Tn.B ,bidan harus bekerja sama dengan keluarga untuk membahas
permasalahan yang timbul dab memikirkan alternatif pemecahan masalah.
Intervensi awal yang dapat di berikan adalah pemberian pendidikan kesehatan
sehingga keluarga dapat menyelesaikan masalah secara cepat ,tepat dan mandiri.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Rendahnya pengetahuan ibu tentang Keluarga Berencana
Data subjektif: ibu mengatakan kurang tau macama-macam Kb
2. Rendahan minat ibu menggunakan alat kontrasepsi
Data subjektif: ibu mengatakan sering lupa dan suami jarang dirumah.
C. PRIORITAS MASALAH
Perumusan masalah di prioritaskan dengan cara menghitung skala Prioritas
terlebih dahulu.

N Indikator Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Prioritas


o Keluarga U S G Total
1 Rendahnya minat 0 4 3 2 9 1
ibu menggunakan
kontrasepsi
2 Kurangnya 0 3 2 3 8 2
pengetahuan ibu
tentang macam-
macam alat
kontrasespsi

D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


1. Pendidikan Kesehatan tentang Keluarga Berencana
2. Pendidikan Kesehatan tentang macam-macam alat kontrasepsi

10
E. ASUHAN KEBIDANAN

No Data Masalah Kesehatan Tujuan Penatalksanaan Evaluasi


(Sesuai Prioritas)

1 Ny. E menyatakan Rendahnya minat Setelah diberikan 1. Memberikan 1. Ny. E sudah


tidak menggukan Ny. E untuk pendidikan pedidikan mengetahui tentang
kontrasepi menggunakan kesehatan Ny. E kesehatan keluarga berencana
kontrasepsi mengetahui tentang dan mengetahui alat
keluarga bernecana Keluarga kontrasespsi yang
Dan macam- Berencana cocok untuk ibu
macam alat dan macam-
kontrasepsi macam alat
kontrasepsi

BAB V

11
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah dilakukan pada Asuhan
Kebidanan Komunitas di Desa Sigi dapat disimpulkan:
1. Dari hasil Pengkajian dan observasi yang mahasiswa lakukan ada masalah
yang berhubungan dengan KIA/KB, kesehatan wanita sepanjang siklus
kehidupannya bersama dengan masyarakat melalui Musyawarah
Masyarakat Desa.
2. Mahasiswa merencanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan diberikan
penyuluhan yang berhubungan dengan masalah yang ada dimasyarakat.
3. Tindakan segera yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah memberikan
penyuluhan tentang masalah kesehatan dan mengantisipasi yang mungkin
terjadi di masyarakat.
B. SARAN

1. Puskesmas dan Bidan Desa Sigi


Agar terus meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan merata pada
masyarakat dengan melakukan kunjungan kepada masyarakat atau
dengan menggunakan puskesmas keliling.
2. Kader Posyandu Desa Sigi
Kader posyandu (promotor) agar dapat menerapkan pengetahuan atau
ilmu yang telah didapatkan sehingga mampu menjadi contoh
dimasyarakat dalam rangka pembangunan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Abu Bakar, Sukawati. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta. 2014
Afandi, Biran. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3: Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2013.
Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana yang
Tidak Terpenuhi). Makassar: Alauddin University Press. 2012

Mangkuji, Betty. dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC, 2012.
Nurhayati, dkk. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2013
Siti. Mulyani nina dan Mega Rinawati. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medica. 2013.

13

Anda mungkin juga menyukai