Anda di halaman 1dari 15

20

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran


Volume 1, Nomor 1: 20-33 (2020)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran


https://jurnal.pgrisultra.or.id/ojs/

Pengembangan Media Pembelajaran Mega Sigra untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Kelas 6 SD pada Mata Pelajaran IPA Materi Gerhana

Development of Mega Sigra Learning Media to Improve Student Learning Outcomes


of Grade 6 Elementary School on Science Subjects for Eclipse Material

Edi Arham 1*

1*
SD Negeri Lalowata
Desa Lalowata, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Indonesia
*Email: ediarham@gmail.com
Received: 23th January, 2019; Revision 25th Februaryr, 2020; Accepted: 26th March, 2020

Abstrak
Media pembelajaran Mega Sigra merupakan media pembelajaran yang dikembangkan untuk tujuan
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pada materi gerhana, mata pelajaran IPA kelas VI Sekolah Dasar.
Pengembangan Mega Sigra melalui empat fase (4D) yaitu: fase define (mendefenisikan), fase design
(merancang), fase develop (mengembangkan) dan fase disseminate (menyebarkan). Perbedaan dan keunikan
Mega Sigra dibandingkan dengan media simulasi gerhana yang ada sebelumnya yaitu pada bola bumi dan bola
bulan dapat berotasi dan berevolusi secara otomatis akibat digerakkan oleh mesin jam dinding. Selain itu,
dilengkapi pula kamera yang dapat merekam gambar dan video simulasi terjadinya gerhana matahari dan
gerhana bulan. Gambar dan video dapat dicetak atau disaksikan melalui tampilan di layar komputer. Hasil uji
validitas secara keseluruhan sebesar 87,5 %, menunjukkan Mega Sigra sangat valid untuk digunakan. Hasil uji
kepraktisan observer sebesar 78,91 % menunjukkan Mega Sigra praktis digunakan, sedangkan uji kepraktisan
melalui respon siswa sebesar 92,50 % menunjukkan Mega Sigra sangat praktis untuk digunakan. Pada uji
efektifitas, Mega Sigra menunjukkan hasil yang sangat efektif penggunaannya. Hal ini berdasarkan pada rerata
nilai hasil belajar yang dicapai siswa pada kegiatan posttest, mencapai nilai 83,7. Nilai tersebut jauh meningkat
dari nilai pretest yang hanya mencapai nilai 37,5. Juga jauh melampaui KKM yang diharapkan yaitu nilai 70,00.
Nilai posttest juga sangat meningkat dari rerata hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV tahun 206 sebesar
63,5 dan tahun 2017 sebesar 67,5, pada materi pembelajaran yang sama.
Kata Kunci: Mega Sigra; Simulasi Gerhana. Gerhana Bulan, Gerhana Matahari.

Abstract
Mega Sigra learning media is a learning media that was developed for the purpose to supporting the
achievement of learning objectives on eclipse material, Natural Science subjects for Grade VI Elementary
Schools. Mega Sigra development through four phases (4D), they are: define phase, design phase, develop
phase and disseminate phase. The difference and uniqueness of Mega Sigra compared to the eclipse simulation
media that existed previously, namely the globe and the moon can rotate and evolve automatically due to being
driven by a wall clock. In addition, it is also equipped with a camera that can record images and video
simulations of solar and lunar eclipses. Images and videos can be printed or watched through a display on a
computer screen. The overall validity test results were 87.5%, indicating that Mega Sigra was very valid for use.
The practicality of the observer test results of 78.91% shows that Mega Sigra is practically used, while the
practicality test through student responses of 92.50% shows that Mega Sigra is very practical to use. In the
effectiveness test, Mega Sigra showed very effective results of its use. This is based on the average value of
learning outcomes achieved by students in posttest activities, reaching a value of 83.7. This value is much
increased from the pretest value which only reached 37.5. It also far exceeds the expected KKM of 70.00.
Posttest scores also greatly increased from the average learning outcomes obtained by class IV students in 206
at 63.5 and in 2017 at 67.5, on the same learning material..
Keywords: Mega Sigra; Eclipse Simulation. Lunar Eclipse, Solar Eclipse
20
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran

PENDAHULUAN yang merupakan salah satu indikator mutu


pendidikan, menjadi aspek yang sangat
Pendidikan wajib dinikmati seluruh rakyat dipengaruhi oleh kondisi yang serba terbatas
Indonesia dan menjangkau seluruh wilayah ini.
Negara Kesatauan Republik Indonesia. Untuk mengurangi dampak ketertinggalan
Demikian salah satu komitmen dan cita-cita akibat keterbatasan infrastruktur pembangunan
bangsa yang saat ini semakin mendapat dan kondisi geografis, idealnya pemerintah,
perhatian pemerintah maupun lembaga lain sekolah dan masyarakat mengambil perannya
yang memiliki komitmen tinggi terhadap masing-masing secara maksimal. Pemerintah
pemerataan pembangunan pendidikan hingga ke harus mendukung sekolah sebagai lembaga
pelosok daerah terpencil. Berbarengan dengan penyelenggara pendidikan untuk mampu
pembangunan fisik lainnya, pemerintah terus mengelola dirinya dengan baik, sehingga
membangun sarana dan prasarana dasar menghasilkan lulusan yang berkualitas.
pendidikan di daerah terpencil, baik yang baru Demikian pula guru sebagai ujung tombak
maupun memperbaiki bangunan sekolah yang pendidikan, dituntut untuk mau dan mampu
telah ada sebelumnya. Usaha tersebut sangat mengembangkan kompetensinya. Kondisi alam
membantu masyarakat yang berada di daerah dan sosial ekonomi yang serba terbatas dan
terpencil dalam mengakses pendidikan yang tertinggal harus dijadikan motivasi untuk
selama ini dianggap sebagai sesuatu yang mahal membangun pendidikan yang lebih baik.
dan langka. Menciptakan proses pembelajaran yang dinamis
Hanya saja, disadari atau tidak bahwa sesuai perubahan zaman, mutlak dilakukan guru
untuk menghasilkan pendidikan yang agar siswa tidak tertinggal jauh dari teman-
berkualitas, dibutuhkan aspek lain di luar sarana teman mereka yang bersekolah di daerah maju.
dan prasarana dasar berupa bangunan fisik Salah satu ciri proses pembelajaran yang
sekolah, beserta perabotannya saja. baik dan dinamis adalah pembelajaran yang
Ketersediaan guru yang berkualitas, manajemen menggunakan media sebagai alat bantu
sekolah yang baik, proses pembelajaran yang pembelajaran. Penggunaan metode
terencana dan terarah, sarana penunjang pembelajaran konvensional berupa ceramah dan
pembelajaran yang memadai, serta berbagai tanya jawab saja hendaknya diubah atau
aspek lainnya, merupakan hal yang masih sulit dipadukan dengan metode pembelajaran
ditemui di sekolah-sekolah yang berada di nonkonvensional yang menggunakan media
daerah terpencil. Penyebabnya tidak lain adalah pembelajaran. Memang disadari bahwa
faktor alam berupa kondisi geografis yang sulit ketersediaan media pembelajaran di sekolah
dijangkau oleh program pembangunan secara terpencil sangat minim jumlah dan jenisnya.
umum. Sehingga tidak salah bila beberapa Hal ini disebabkan kemampuan pemerintah
pihak sering berkesimpulan bahwa sekolah dalam menyediakan bantuan media
yang berada di daerah terpencil, adalah sekolah pembelajaran bagi sekolah belum sepenuhnya
yang tertinggal dan identik dengan menjangkau seluruh sekolah yang ada. Untuk
keterbatasan. itu guru yang berada di daerah terpencil
Bila dibandingkan dengan kondisi sekolah diharapkan mampu menciptakan dan
yang berada di daerah maju, sekolah yang mengembangkan media pembelajaran secara
berada di daerah terpencil tentulah sangat jauh mandiri dengan menggunakan bahan-bahan
tertinggal. Bahkan beberapa sumber sederhana yang tersedia di lingkungan sekitar.
menyebutkan bahwa rata-rata kondisi sekolah Media pembelajaran yang diciptkan tidak harus
yang berada di daerah terpencil berada di berteknologi tinggi tetapi disesuaikan dengan
bawah standar nasional yang telah digariskan kondisi yang ada dan karakteristik materi
oleh pemerintah. Delapan Standar Nasional pembelajaran.
Pendidikan (SNP) yang merupakan kriteria Penggunaan media pembelajaran dalam
minimum pendidikan, belum dapat diwujudkan proses pembelajaran memang mutlak
secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan mutu dilakukan. Apalagi banyak materi pembelajaran
pendidikan di daerah terpencil masih jauh yang sulit tercapai indikatornya bila tidak
tertinggal dibandingkan mutu pendidikan di menggunakan alat bantu media pembelajaran.
daerah maju dan perkotaan. Hasil belajar siswa Menyadari hal tersebut, penulis sebagai guru
22
Pengembangan Media Pembelajaran …

yang bertugas di salah satu sekolah terpencil, pembelajaran Mega Sigra dibandingkan dengan
telah melakukan beberapa pengembangan proses pembelajaran yang tidak menggunakan
media pembelajaran. Salah satu diantaranya media pembelajaran Mega Sigra. Demikian
yaitu Media Pembelajaran Simulasi Gerhana pula dengan hasil belajar siswa, terjadi
(Mega Sigra) ini, yang diperuntukkan bagi peningkatan rerata hasil belajar yang diperoleh
materi pembelajaran gerhana siswa kelas VI siswa baik itu antara rerata hasil belajar yang
Sekolah Dasar. Mega Sigra dikembangkan diperoleh siswa subyek penelitian, sebelum dan
menggunakan bahan sederhana yang mudah sesudah menggunakan media pembelajaran
diperoleh di lingkungan sekitar, tetapi diyakini Mega Sigra, maupun rerata hasil belajar antara
efektif dalam pembelajaran materi gerhana. siswa tahun sebelumnya yang tidak
Kondisi dan karakteristik sekolah yang kurang menggunakan media Mega Sigra dengan siswa
mendukung penggunaan media pembelajaran yang telah menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi tinggi, seperti komputer dan Mega Sigra.
internet, menjadi alasan sehingga Mega Sigra Tujuan yang ingin dicapai dari
dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa pengembangan media pembelajaran Mega Sigra
digunakan di sekolah terpencil. Namun meliputi:
demikian, media pembelajaran ini tetap dapat 1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan
terkoneksi dengan teknologi komputer bila media pembelajaran Mega Sigra
digunakan di sekolah maju yang tersedia 2. Mendeskripsikan cara penggunaan media
fasilitas komputer dan jaringan listrik. pembelajaran Mega Sigra pada materi
Saat ini masih banyak guru dalam proses gerhana.
pembelajaran menyampaikan materi gerhana, 3. Mengetahui tingkat validitas, tingkat
menggunakan metode ceramah. Padahal kepraktisan dan tingkat efektifitas
disadari bahwa, karakteristik materi penggunaan media pembelajaran Mega
pembelajaran gerhana adalah materi yang harus Sigra pada materi gerhana.
bisa dideskripsikan dalam sebuah proses yang
dapat menunjukkan tahapan suatu kejadian, TINJAUAN PUSTAKA
sehingga menuntut guru harus menggunakan
media pembelajaran. Itupun bila berkembang, A. Pembelajaran dan Media Pembelajaran
pembelajaran hanya berakhir pada kegiatan Sebagai individu yang selalu ingin
tanya jawab antara siswa dan guru. Kondisi berkembang dan maju, manusia tidak akan
tersebut membuat siswa kurang tertarik dan lepas dari aktifitas belajar, baik itu secara
aktif mengikuti pembelajaran, karena sadar maupun di luar kesadarannya. Belajar
cenderung dipaksa untuk mengkongkritkan yang dimaksud, secara sederhana dapat
penjelasan guru yang disampaikan secara diinterpretasikan sebagai upaya seseorang
abstrak. Pada tahap yang lebih maju, guru yang untuk mengubah dirinya dari keadaan tidak
berusaha membantu siswa dalam memahami tahu beralih menjadi tahu. Dari kata dasar
materi gerhana, menggunakan gambar sebagai “belajar”, selanjutnya lahir istilah
media pembelajaran. Namun hal itu dirasa pembelajaran yang saat ini sering digunakan
belum cukup membantu, karena media yang dalam aktifitas sekolah dan pendidikan.
digunakan masih bersifat dua dimensi dan Menurut Noor (2013:4), Bila diurai lebih
belum bisa menggambarkan proses terjadinya khusus, pembelajaran dapat memiliki makna
gerhana. Dibutuhkan sebuah media beragam sesuai peruntukkannya. Harefa
pembelajaran yang dapat menggambarkan (2011:66-67) merinci bahwa pembelajaran
proses terjadinya gerhana secara kongkrit, memiliki makna beragam bila dilihat dari
bukan sekedar menggambarkan posisi matahari, sudut pandang berbeda.
bulan dan bumi pada saat terjadinya gerhana. Menurut Henich (dalam Daryanto,
Perbandingan pembelajaran materi 2012:4) secara bahasa, kata “media” bersumber
gerhana dengan menggunakan media dari kata “medium” (bahasa latin), yang dapat
pembelajaran dengan tanpa media pembelajaran diartikan sebagai sebuah perantara atau
sangat jauh perbedaanya, baik itu pada hasil penghubung terciptanya sebuah komunikasi
belajar maupun proses pembelajarannya. antara pengirim pesan dengan penerima pesan.
Berdasarkan pengalaman dan hasil observasi, Senada dengan Henich, Latuheru (dalam Arsyad
aktifitas dan minat siswa sangat berbeda antara 2007:8) menyebutkan bahwa media merupakan seluruh
proses pembelajaran yang menggunakan media alat perantara yang dipakai manusia saat menyampaikan

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


23
Pengembangan Media Pembelajaran …

pendapat, gagasan, ide atau buah pikiran sehingga pembelajaran semester II bab 11 materi pokok
pendapat, gagasan, ide atau buah pikiran yang dimaksud Bumi dan Gerakannya. Merupakan satu sub
dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Dengan materi pembelajaran selain materi pembelajaran
demikian, disimpulkan bahwa media dalam Gerakan Bumi, Gerakan Bulan dan materi
pembelajaran adalah sarana perantara untuk pembelajaran Penentuan Penanggalan Kalender
menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan Berdasarkan Gerak Bumi dan Bulan.
dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, garis besar materi gerhana yaitu: 1)
Nurhidayati (2017:2) mengungkapkan Penjelasan tentang bumi dan bulan yang tidak
bahwa, kegiatan pembelajaran pada prinsipnya memiliki cahaya; 2) Keadaan bumi dan
juga adalah tahapan komunikasi. Untuk menarik bulansaat mendapat cahaya dari matahari; 3)
perhatian dan minat siswa terhadap Ukuran bulan, bumi dan matahari yang berbeda;
pembelajaran, beberapa jenis media 4) Proses terjadinya gerhana matahari dan bulan,
pembelajaran dapat digunakana. Gagne dan dan 5) Bayangan yang membentuk umbra dan
Briggs (dalam Arsyad 2007:4) menyebutkan, penumbra.
berdasarkan fisiknya beberapa jenis media Pembahasan pokok pada materi
pembelajaran dapat digunakan, diantaranya: gerhana yaitu bagaimana menggambarkan posisi
Komputer, grafik, buku, gambar, foto, kaset, matahari, posisi bumi dan posisi bulan pada saat
televisi, film, tape recorder, video recorder, penomena gerhana terjadi. Ibayati (2008:152)
kamera, dan slide. Dari ragam jenis alat mengungkapkan bahwa terjadinya gerhana bulan
pembelajaran yang disampaikan Gagne dan disebabkan oleh posisi bumi berada diantara
Briggs tersebut, guru dapat menggunakannya matahari dan bulan.Menurut Suyadi (2012:56),
secara tersendiri atau menggabungkan beberapa berdasarkan bayangan yang dibentuk bumi pada
jenis media pembelajaran. Memadukan dua atau permukaan bulan, gerhana bulan dibagi dalam
lebih media pembelajaran tentu akan lebih baik dua jenis meliputi gerhana bulan total ataua
bila hanya menggunakan satu jenis media gerhana penuh serta gerhana bulan separuh atau
pembelajaran. Namun demikian, bukan berarti sebagian. Posisi ketiga benda langit masing-
semakin banyak media yang digunakan dalam masing bulan, bumi dan matahari saat terjadinya
satu pembelajaran maka akan semakin baik pula gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian
tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. disajikan dalam gambar 1 dan gambar 2 berikut.
Seorang guru harus menyadari bahwa
siswa Sekolah Dasar berada pada usia anak-anak
sehingga kecenderungannya adalah senang
dengan bermain. Viruru (1997) dalam Brooker
(2017: 35) menyatakan bahwa bermain adalah
hak suci dan mendasar yang dimiliki anak usia
dini sehingga orang tua, guru termasuk praktisi
pendidikan harus mendukung konsep bermain Gambar 1. Gerhana bulan total
untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. (sumber: Suyadi, 2012:2)
Selanjutnya, Vygotsky (1976) dalam brooker
(2017:43) yang telah mengembangkan model
tahapan perkembangan anak yang disebut zona
perkembangan ZPD (zona of proximal
development) mengakui bahwa untuk
mengembangkan proses mental luhur (higher
mental processes) anak atau belajar anak, harus
didukung oleh teman pendamping bermain serta
alat-alat budaya atau permainan yang tersedia.. Gambar 2. Gerhana bulan sebagian (sumber:
B. Materi Pembelajaran Gerhana Suyadi, 2012:2)
Proses terjadinya fenomena alam Sedangkan gerhana matahari
gerhana menjadi salah satu materi pembelajaran dibedakan menjadi tiga meliputi: gerhana
yang termuat dalam mata pelajaran IPA (Ilmu matahari penuh (total), gerhana matahari cincin
Pengetahuan Alam) kelas 6 SD, baik itu pada serta gerhana matahari parsial (Suyadi, 2012:3).
KTSP maupun Kurikulum 2013. Sulistiyanto
(2008:127) menguraikan, materi pembelajaran
gerhana dalam KTSP masuk dalam

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


24
Pengembangan Media Pembelajaran …

matahari, bumi, bulan, umbra, umbra negatif dan


penumbra disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 3. Gerhana matahari total Gambar 5. Posisi umbra dan penumbra saat
gerhana. (sumber: Prasetya, 2018:2)
(sumber:
http://www.pelajaran.co.id/2017/24/pengertian- C. Hasil Belajar
. Hamalik (2007:30) menyebutkan
gerhana-dan-macam-macam-gerhana-matahari-
bahwa hasil belajar dilihat dari terbentuknya
dan-gerhana-bulan.html)
peralihan tingkah laku pada diri seseorang.
Peralihan tersebut dapat diukur dan diamati
secara pasti dalam bentuk perubahan sikap,
peningkatan pengetahuan, dan bertambahnya
keterampilan. Namun perlu ditekankan bahwa,
perubahan yang dimaksud harus menuju pada
peningkatan dan pengembangan kearah yang
lebih baik, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu
dan dari tidak baik menjadi baik.
Lebih khusus, Slameto (2008:67)
mengemukakan, hasil belajar dapat
diinterpretasikan sebagai sesuatu yang didapat
Gambar 4. Gerhana matahari cincin melalui proses dan usaha dalam bentuk kegiatan
(sumber: belajar. Hasil tersebut yang harus dapat diukur
http://www.pelajaran.co.id/2017/24/pengertian- dengan memakai perangkat tes sehingga dapat
gerhana-dan-macam-macam-gerhana-matahari- mendeskripsikan keberhasilan dan kemajuan
dan-gerhana-bulan.html) belajar peserta didik. Selanjutnya, Poerwanti
(2008:22) menekankan bahwa, tes yang
digunakan sebagai penilaian hasil belajar
hendaknya mencakup semua unsur atau aspek
dalam pembelajaran yaitu pengetahuan, sikap
serta keterampilan. Kedua pendapat tersebut
menekankan bahwa untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapai siswa harus dilakukan uji
atau tes. Tes tersebut harus secara konprehensif
mengukur seluruh kemapuan siswa yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Nurhidayati (2017:2) mengungkapkan
Gambar 5.Gerhana matahari parsial
bahwa, esensi dari kegiatan pembelajaran tidak
(sumber:
terlepas dari proses komunikasi itu sendiri.
http://www.pelajaran.co.id/2017/24/pengertian-
Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas
gerhana-dan-macam-macam-gerhana-matahari-
komunikasi tersebut diperlukan tahapan evaluasi
dan-gerhana-bulan.html)
pada media yang digunakan. Dengan demikian,
Pada proses terjadinya gerhana dikenal
pada aktifitas pembelajaran, media komunikasi
istilah umbra dan penumbra. Menurut Prasetya
yang dimaksud adalah media pembelajaran yang
(2018:2), peristiwa gerhana terjadi akibat adanya
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
bayangan besar yang dihasilkan bumi dan bulan.
siswa.
Daerah yang masuk dalam kerucut terbalik
tersebut diberi nama umbra negatif. Posisi

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


25
Pengembangan Media Pembelajaran …

METODE PENELITIAN akan semakin bermakna bila menggunakan


media pembelajaran, penulis kemudian
Materi pembelajaran gerhana memiliki merancang media pembelajaran yang dapat
karakteristik tersendiri dibandingkan materi menggambarkan proses terjadinya gerhana,
pembelajaran lain. Gerhana merupakan sebuah bukan sekedar menggambarkan letak matahari,
kejadian alam yang dapat disaksikan secara bumi dan bulan pada saat gerhana. Media
nyata. Namun demikian, fenomena alam ini pembelajaran yang selain mampu menunjukkan
sulit divisualisasikan secara menyeluruh, letak matahari, bumi dan bulan serta proses
apalagi jarak waktu setiap kejadiannya terjadinya gerhana, juga dapat merekam gambar
membutuhkan waktu yang cukup lama . Benda- dan video yang kemudian dituangkan dalam
benda langit yang terlibat dalam proses layar dan kertas cetakan.
terjadinya gerhana tidak dapat dilihat secara Media pembelajaran yang kemudian
utuh, sehingga membutuhkan metode agar diberi nama Mega Sigra tersebut diyakini lebih
dapat memberikan pemahaman lengkap kepada baik, efektif dan praktis untuk digunakan di
siswa. Menurut Arham (2017:15), setiap materi sekolah manapun. Keyakinan penulis didasari
pembelajaran yang membahas tentang suatu pada beberapa hasil inovasi pembelajaran lain
benda kongkrit atau kejadian nyata di alam, yang dikembangkan sebelumnya yang telah
hendaknya dilengkapi dengan miniatur atau alat membawa dampak positif pada peningkatan
simulasi, apabila benda atau kejadian tersebut hasil belajar siswa. Padahal beberapa inovasi
tidak dapat dibawa langsung ke dalam tersebut lebih sederhana dan belum mampu
pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan proses terjadinya gerhana.
memudahkan siswa memahami materi Termasuk inovasi pembelajaran berbasis
pembelajaran tersebut. teknologi informasi komunikasi yang sulit untuk
Media Pembelajaran Mega Sigra yang diimplementasikan di sekolah-sekolah terpencil.
dikembangkan penulis merupakan sebuah Dalam pengembangannya, Mega Sigra
perangkat simulasi gerhana yang dibangun dari telah direvisi beberapa kali berdasarkan
beberapa bagian pokok yang dirangkai menjadi masukan sejumlah guru dan hasil ujia coba.
satu kesatuan untuk saling mendukung Beberapa tahapan revisi yang telah dilakukan
penggunaannya. Sejumlah bagian dari bertujuan untuk meningkatkan fungsi, manfaat
rangkaian dibuat dari bahan bekas dan dan tampilan Mega Sigra agar lebih menarik
sederhana. Namun demikian, terdapat pula bagi siswa. Selain itu, tahapan-tahapan yang
beberapa bagian yang berbasis teknologi dan dilakukan juga semakin membedakan karya
informasi komputer serta menggunakan sumber inovasi pembelajaran serupa yang telah lebih
energi listrik sederhana. Sehingga menjadi dulu dikembangkan. Beberapa perbedaan
sebuah perpaduan antara bahan sederhana signifikan yang ada pada Mega Sigra bila
dengan teknologi komputer dan listrik dibandingkan dengan media simulasi gerhana
sederhana. Menjadi pertanyaan, apakah dapat yang lain adalah terletak pada kemampuan
digunakan di sekolah yang berada di daerah miniatur bumi (globe mini) untuk berputar
terpencil?, sekolah yang serba terbatas fasilitas secara otomatis dan miniatur bulan (bola
teknologi komputer dan jaringan listriknya. pimpong) untuk beredar otomatis pada
Jawabannya, Mega sigra tetap bisa digunakan porosnya. Juga dilengkampi dengan kamera
di sekolah yang belum dilengkapi fasilitas yang berfungsi untuk merekam gambar atau
listrik dan internet. Kelebihan ini menjadikan video terjadinya gerhana matahari dan bulan.
Mega Sigra sebuah media pembelajaran Termasuk miniatur matahari (bola pelampung
simulasi gerhana yang belum pernah ada jaring) yang telah dilengkapi lampu LED yang
sebelumnya. dapat diatur intensitas cahayanya melalui saklar
. otomatis. Kelebihan terakhir Mega Sigra adalah
sangat mudah digunakan oleh guru dan siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran


Berpijak dari sejumlah pendapat yang
telah diuraikan sebelumnya dan berkhir , pada
kesimpulan bahwa pembelajaran materi gerhana

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


26
Pengembangan Media Pembelajaran …

disatukan menjadi Mega Sigra, sehingga


memudahkan penyimpanannya (bongkar
Pasang). Proses pembuatan bagian-bagian utama
Mega Sigra adalah sebagai berikut:
1. Bagian Dasar Mega Sigra
- Untuk membuat bagian dasar,
dibutuhkan talang air sepenajang 55
cm, 2 buah penutup talang air dan 5
tutup tinta polpen.
- Kedua tutup talang air kemudian
dipasang menutup kedua ujung talang
air dan direkatkan dengan lem fox.
- Setelah terbentuk dasar media, dibuat
enam lubang pada bagian sisi atasnya.
Gambar 3.1. Mega Sigra (Media Peraga Lima lubang untuk tempat dimasukkan
Simulasi Gerhana) dan direkatkannya penutup tinta
A. Proses Penemuan/Pembaharuan sebagai penyangga bola bumi, bola
Mega Sigra merupakan produk dari bulan dan bola matahari serta kamera.
sebuah penelitian dan pengembangan R n D Satu lubang lagi untuk tempat
yang dilakukan penulis. Model penelitian dan keluarnya as jam dinding dari dalam
pengembangan yang menjadi referensi, yaitu dasar media.
merujuk pada model pengembangan FourD - Memasang lima tutup tinta pulpen ke
(4D) yang dikembangkan oleh Sivasailam T, lubang yang sudah ada dan direkatkan
Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel pada emnggunakan lem fok dan lem glue.
tahun 1974. Tahapan yang dilakukan pada - Membuat lubang besar pada sisi
model ini meliputi fase mendefenisikan belakang dasar Mega Sigra untuk
(Define), fase merancang (Design), fase memudahkan memutar drat jarum jam
mengembangkan (Develop) dan fase serta satu lubang kecil untuk tempat
menyebarkan (Disseminate). Tahapan kluarnya knop saklar dari dalam dasar
pendefenisian telah diuraikan sebelumnya yaitu mega Sigra.
menganalisis serta menetapakan permasalahan - Tahap akhir yaitu mewarnai dasar Mega
dasar yang ada pada pembelajaran materi Sigra dengan menggunakan pilox
gerhana. Demikian pula tahapan perancangan warna hitam. Dipilihnya warna hitam
telah dijelasakan sebelumnya yaitu merancang agar lebih gelap agar tidak mencolok
prototife Mega Sigra dan cara penggunaanya saat Mega Sigra digunakan.
berdasarkan ide dasar yang telah ada
sebelumnya. Sedangkan tahapan ketiga yaitu
pengembangan, yang merupakan tahapan paling
penting akan diuraikan pada bagian berikut.
Langkah awal yang dilakukan pada
tahapan pengembangan yaitu menginventarisasi
alat dan bahan-bahan yang akan digunakan pada
saat melakukan rancang bangun Mega Sigra.
Alat yang dibutuhkan pada umumnya mudah
diperoleh dilingkungan sekitar dan mudah
digunakan. Demikian pula bahan-bahan yang
digunkana, hampir seluruhnya terdapat di
lingkungan sekitar.
Selanjutnya, berdasarkan desain yang
telah dibuat sebelumnya, dimulailah tahapan
pembuatan bagian-bagian utama Mega Sigra, Gambar 3.2. Bahan dan bagian dasar
yang nantinya akan digabung menjadi satu Mega Sigra
media pembelajaran. Kelebihan dari media
pembelajaran Mega Sigra, yaitu dapat diurai
kembali bagian-bagian utamanya setelah

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


27
Pengembangan Media Pembelajaran …

2. Bagian Penggerak berputarnya bola bumi - Pada saat digunakan nanti, as jarum
dan bulan penunjuk detik dan pipet air mineral
- Untuk menggerakkan bola bumi dan gelas dipasang pada sumbu detik mesin
bulan dibutuhkan mesin jam dinding jam. Selanjutnya bola bumi dan batang
yang jarum menitnya berputar stabil, tinta polpen dipasang pada pipet air
bukan yang berdetak. mineral gelas (buka pasang).
- Memasang satu buah baterai jenis AA
pada mesin jam dinding.
- Pada saat digunakan nanti, mesin jam
dinding dipasang menggunakan moor
dari bawah permukaan dasar Mega
Sigra melalui lubang yang ada
sebelumnya pada dasar Mega Sigra.

Gambar 3.4. bahan dan bagian


bola bumi

4. Bagian bola bulan


- Bola bulan dibuat dan dirakit dari bahan
bola pimpong, kawat, jarum jam
Gambar 3.3. bahan dan bagian penunjuk menit, dan batang tinta
penggerak berputarnya bola bumi dan polpen.
bulan - Pada salah satu bagian bola pimpong
diberi lubang sebesar batang tinta
3. Bagian Bola Bumi pulpen, selanjutnya batang pulpen
- Bola bumi dibuat dan dirakit dari bahan sepanjang 7 cm dimasukkan ujungnya
globe mini, batang tinta polpen, pipet pada lubang tersebut lalu direkatkan
air mineral gelas dan potongan as jarum menggunakan lem fox.
penunjuk detik. - Memberi lapisan warna hitam kemudian
- Pada bagian bawah globe mini diberi warna putih pada permukaan bola
lubang sebesar batang tinta pulpen, pimpong. Tujuannya agar tidak tembus
selanjutnya batang pulpen sepanjang cahaya.
1,5 cm dimasukkan ujungnya pada - Menyambungkan kawat dengan jarum
lubang tersebut lalu direkatkan jam penujuk menit dengan cara
menggunakan lem fok. melengkungkan jarum jam ke kawat
- As jarum penunjuk detik kemudian dan di rekatkan menggunakan lem fox.
dibentuk sedemikian rupa agar bisa - Pada saat digunakan nanti, as jarum
dimasukkan kedalam salah satu ujung penunjuk menit dan kawat dipasang
pipet air mineral sepanjang 7 cm. pada sumbu menit mesin jam.
Keduanya kemudian digabung dan Selanjutnya bola bulan dan batang tinta
direkatkan menggunakan lem fox polpen dipasang dengan cara
- Agar lebih kuat dan rapat nantinya, saat dimasukkan pada pada ujung kawat
disambungkan dengan pipet air air (buka pasang)
mineral, ujung batang tinta polpen
dilapisi solasi.

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


28
Pengembangan Media Pembelajaran …

penghubung tutup polpen dan bola


matahari dengan tutup tinta polpen
yang sudah terpasang pada permukaan
dasar Mega Sigra.
- Pada saat digunakan nanti, bola
matahari yang telah disatukan dengan
tutup polpen kemudian disambungkan
dengan penyangga serta tutup tinta
polpen yang sudah terpasang pada
permukaan dasar Mega Sigra. Ketiga
bagian bola matahari ini tidak dipasang
secara permanen (buka pasang) dan
dapat diputar sesuai arah cahaya yang
diinginkan.
Gambar 3.5. bahan dan bagian bola
bulan
5. Bagian Bola Matahari
- Bola matahari dibuat dan dirakit dari
bahan bola pelampung jaring, penutup
polpen, batang polpen, Lampu LED
copotan dari headlamp dan 3 kabel
telepon berlainan warna. Dipilihanya
bola pelampung jaring dibandingkan
bola mainan plastik karena lebih kuat
dan tebal serta ukurannya proporsional
dengan ukuran bola globe mini dan Gambar 3.6. Bahan dan bagian bola
bola pimpong bulan. matahari
- Bola pelampung jaring dibelah dua 6. Bagian Tempat baterai dan saklar
secara rata. Pada satau bagian diberi - Tempat baterai dan saklar dibuat dari
lubang sebesar diameter 5 cm untuk bagian tempat baterai headlam yang
keluarnya cahaya lampu. telah dicopot dan dirakit kembali, 3
- Memasang bola lampu LED pada bagian buah baterai jenis AA, dan tiga kabel
dalam bola yang telah diberi lubang. telepon berlainan warna dan
Pemasangan harus simetris dengan dobelselotip.
lubang agar cahaya yang keluar - Merangkai tempat baterai dan saklar
sempurna. Lamp led direkatkan menggunakan kabel telepon tiga warna.
menggunakan lem fox dan lem glue - Pada saat digunakan nanti, tempat
- Menyambungkan tiga kabel telepon ke baterai ditempelkan pada bagian bawah
lampu LED, yang nantinya akan dasar Mega Sigra, dekat lubang saklar
disambung ke saklar. menggunakan dobelselotip. Kemudian
- Menyatukan kembali dua bagian bola kabel tempat baterai disambungkan
menggunakan lem fox. Namun dengan kabel bola matahari untuk
sebelumnya pada kedua ujung bawah menyalakan lampu LED.
bola dibuat lubang keluarnya kabel dan
tempat merekatkan penutup polpen
sebagai penyangga bagian atas.
- Memasukkan tiga kabel ke dalam tutup
polpen yang sudah dilubang pada
bagian atasnya, sebelum penutup
polpen tersebut disatukan dengan bola
matahari menggunakan lem pox dan
lem glue
- Menyipakan batang polpen sepanjang 7
cm sebagai penyangga dan

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


29
Pengembangan Media Pembelajaran …

Gambar 3.7. Bahan dan bagian tempat


baterai dan saklar
Gambar 3.8. Bahan dan bagian kamera dan
7. Bagian Kamera dan laptop laptop
- Bahan yang dibutuhkan adalah Kamera
USB 2.0, batang polpen dan penutup Pada proses rancang bangun tahapan
polpen. pengembangan Mega Sigra, beberapa bahan
- Menyambungkan stand kamera dengan yang digunakan sudah merupakan hasil revisi
penutup polpen. Untuk merekatkan dari bahan yang digunakan sebelumnya. Sebagai
keduanya diggunakan lem fox. contoh, pada awal pengembangan bola matahari
- Menyipakan batang polpen sepanjang 7 menggunakan bola plastik kemudian direvisi
cm sebagai penyangga dan menggunakan bola pelampung jaring.
penghubung tutup polpen yang Penyebabnya, konstruksi bola plastik kurang
tersambungkamera tutup tinta polpen keras dan ukurannya kurang proporsional.
yang sudah terpasang pada permukaan Demikian pula lampu LED headlamp yang
dasar Mega Sigra. digunakan Mega Sigra, sebelumnya hanya
- Pada saat digunakan nanti, kamera yang menggunakan balon senter sehingga cahayanya
telah disatukan dengan tutup polpen kurang terang dan kurang fokus. Terakhir adalah
kemudian disambungkan dengan penggunaan mesin jam dinding membuat Mega
penyangga serta tutup tinta polpen yang Sigra berbeda dengan alat simulasi gerhana yang
sudah terpasang pada permukaan dasar lain. Dengan meggunakan mesin jam dinding,
Mega Sigra. Ketiga bagian kamera ini, bola bumi dapat berputar secara otomatis dan
juga tidak dipasang secara permanen bola bulan bisa mengitari bola bumi secara
(buka pasang) dan dapat diputar sesuai otomatis pula.
arah gambar dan video ingin direkam.
- Laptop dibutuhkan untuk menayangkan B. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran
foto dan video yang ditangkap oleh Setelah melalui beberapa proses
kamera, serta mengolah gambar dan pengembangan, revisi dan uji coba terbatas,
video proses terjadinya gerhana yang serta diseminasi (diuraikan pada bagian lain),
disimulasikan oleh Mega Sigra. media pembelajaran Mega Sigra akhirnya siap
diperkenalkan dan digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Seluruh siswa kelas VI
SDN Lalowata sebanyak 12 siswa, mengikuti
pembelajaran pada hari Rabu tanggal 26 Maret
2018. Pada pembelajaran tersebut, penulis
menggandeng dua orang guru sebagai observer
untuk melakukan penilaian terhadap proses
pembelajaran. Waktu yang digunakan yaitu
selama 4 jam pelajaran, sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia bagi materi pembelajaran
gerhana. Langkah-langkah pembelajaran materi

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


30
Pengembangan Media Pembelajaran …

gerhana menggunakan media pembelajaran memberikan tanggapan, guru kemudian


Mega Sigra dilakukan sebagai berikut: memberikan penjelasan utuh dan
1. Guru membuka pembelajaran dengan konfirmasi terhadap hasil yang dicapai
kegiatan memberi salam, berdoa, absensi siswa.
kehadiran siswa dan pengkondisian kelas. 14. Kegiatan selanjutnya sama dengan pada
2. Guru memberikan apersepsi dengan cara tahapan 9 sebelumnya. Perbedaanya hanya
memberikan pernyataan dan pertanyaan pada penempatan bagian-bagian Mega
tentang gerhana. Sigra yang diposisikan untuk melakukan
3. Memberikan kesempatan kepada siswa simulasi terjadinya gerhana matahari.
untuk menyampaikan jawaban dan 15. Siswa kembali melakukan pengamatan dan
pendapatnya tentang gerhana. eksplorasi terhadap Mega Sigra, guru
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran membantu memberikan penjelasan tentang
serta menjelaskan hal-hal yang akan proses yang disimulasikan oleh Mega Sigra
dilakukan pada proses pembelajaran. yaitu proses terjadinya gerhana matahari.
5. Guru meminta masing-masing siswa 16. Setelah proses gerhana matahari telah
mengerjakan lembar tes (pretest) berisi 10 disimulasikan, siswa kembali diminta
soal pilihan ganda yang berkaitan dengan membuat catatan-catatan dan rangkuman
gerhana matahari dan bulan. yang nantinya akan disampaikan di hadapan
6. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan teman-temannya.
lembar tes, guru kemudian 17. Sama dengan pada simulasi gerhana bulan,
memperkenalkan media pembelajaran setiap kelompok kecil membuat kesimpulan
Mega Sigra, mulai dari bagian-bagiannya tentang proses terjadinya gerhana matahari
hingga cara penggunaan serta memberikan kemudian mempresentasikannya di depan
penjelasan tentang manfaat Mega Sigra kelompok lain.
dalam pembelajaran gerhana. 18. Setelah seluruh kelompok kecil selesai
7. Guru meminta siswa membaca penjelasan mempresentasikan hasil pengamatannya,
tentang materi gerhana pada buku pelajaran guru kembali memberikan penjelasan utuh
yang telah disedikan. tentang gerhana matahari dan melakukan
8. Guru meminta seluruh siswa berkumpul, konfirmasi terhadap hasil yang dicapai
membentuk satu kelompok dengan cara siswa.
melingkari meja yang terdapat Mega Sigra. 19. Sebelum memberikan kesimpulan
Dalam kelompok besar tersebut, dibuat lagi pembelajaran sebagai bagian penutup
empat kelompok kecil yang beranggotakan pembelajaran, siswa diminta mengerjakan
masing-masing 3 siswa. kembali lembar tes (posttest) berisi 10 soal
9. Guru mengaktifkan Mega Sigra dan pilihan ganda yang berkaitan dengan materi
memposisikan bagian-bagian Mega Sigra gerhana matahari dan gerhana bulan.
untuk melakukan simulasi terjadinya Selama proses pembelajaran
gerhana bulan. dilaksankan, dua observer melakukan penilain
10. Saat siswa melakukan pengamatan dan terhadap pembelajaran termasuk aktifitas dan
eksplorasi terhadap mega sigra, guru minat siswa mengikuti pembelajaran. Hasil
membantu memberikan penjelasan tentang penilaian akan disampaikan pada bagi
proses yang disimulasikan oleh Mega Sigra. berikutnya. Hasil observasi penulis
11. Setelah proses gerhana bulan telah menunjukkan Mega Sigra sangat menarik
disimulasikan, siswa diminta membuat perhatian siswa sehingga seluruh siswa fokus
catatan-catatan dan rangkuman yang mengikuti pembelajaran. Mega Sigra seakan
nantinya akan disampaikan di hadapan dianggap sebagai sebuah alat permainan karena
teman-temannya. pada beberapa bagian pembentuknya dapat
12. Setiap kelompok kecil membuat bergerak otomatis.
kesimpulan tentang proses terjadinya C. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi
gerhana bulan kemudian Pembelajaran
mempresentasikannya di depan kelompok Untuk mengetahui kualitas media
lain. pembelajaran Mega Sigra yang dikembangakan,
13. Setelah seluruh kelompok kecil selesai penulis juga telah melakukan uji validitas, uji
mempresentasikan hasil pengamatannya, kepraktisan dan uji efektifitas. Data yang
dan masing-masing kelompok telah digunakan untuk uji validitas, uji kepraktisan

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


31
Pengembangan Media Pembelajaran …

dan uji efektifitas, berasal dari kegiatan


observasi, wawancara, kuisioner dan hasil test. hasil uji validitas Mega Sigra
Data observasi diperoleh dari pengamatan
6
penulis sebelum penelitian, dan pengamatan
5
penulis dan observer lain selama penelitian.
4
Wawancara dilakukan kepada sejumlah guru

Skor
3
terkait permasalahan pembelajaran materi
gerhana, sebelum. Data kuisioner diperoleh dari 2 validator 1
lembar validasi ahli (validator), lembar 1
validator 2
pengamatan dari observer dan lembar angket 0
respon dari siswa. Sedangkan uji efektifitas
diperoleh dari hasil belajar siswa.
Uji validitas dilakukan oleh dua guru
yang dinilai memiliki kapasitas melakukan
validasi yaitu masing-masing Bapak Andang
Masnur, S.Pd.,M.Pd sebagai validator 1 yang Gambar 3.9. Diagram batang hasil uji validitas
juga sebagai ketua KKG Rayon Kecamatan Mega Sigra
Latoma, dan Rahwayani ultra, S.Pd., M.Pd Dari diagram diatas diperoleh hasil skor
sebagai validator 2, yang juga sebagai ketua persentase validasi sebagai berikut:
K3S Kabupaten Konawe. Untuk menghitung - Skor persentase validator 1 =
skor persentase validitas media pembelajaran
= 88,33 %
Mega Sigra digunakan rumus berikut:
Skor persentase = - Skor persentase validator 2 =
= 86,66 %
Skor persentase validitas didapat dari hasil - Skor persentasi validasi secara
penilaian validator terhadap 12 indikator kriteria
yang berasal dari dua aspek validasi yaitu aspek keseluruhan = = 87,5 %
yang berhubungan dengan materi dan aspek Uji kepraktisan diperoleh melalui hasil
yang berhubungan dengan kinerja media pengamatan dua observer terhadap aktifitas
pembelajaran. Setiap indikator dinilai masing-masing siswa saat proses pembelajaran,
menggunakan skor 1 sampai 5. Riduwan menggunakan lembar observasi yang berisi 10
(2015:53) mengasumsikan bahwa skor 1 indikator penilaian. Sama dengan penilaian uji
bermakna buruk sekali, skor 2 bermakna buruk, validasi, skor penilaian yaitu 1 sampai 5. Untuk
skor 3 bermakna sedang, skor 4 bermakna baik menghitung skor persentase kepraktisan media
dan skor terakhir 5 bermakna baik sekali. pembelajaran Mega Sigra juga menggunakan
Sedangkan hasil skor persentase diasumsikan rumus berikut:
bahwa persentase respon ≤25% - 40% Skor persentase =
dinyatakan tidak valid, 41% - 55% dinyatakan .
kurang valid, 56% - 70% dinyatakan cukup
valid, 71% - 85% dinyatakan valid, dan 86%-
100% dinyatakan sangat valid. Hasil skor persentase diasumsikan bahwa
persentase respon ≤25% - 40% dinyatakan tidak
praktis, 41% - 55% dinyatakan kurang praktis,
56% - 70% dinyatakan cukup praktis, 71% -
85% dinyatakan praktis, dan 86%-100%
dinyatakan sangat praktis.
- Skor persentase uji kepraktisan observer
1 =
= 0,796 x 100 % = 79,66 %

- S
kor persentase uji kepraktisan observer
1 =

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


32
Pengembangan Media Pembelajaran …

pembelajaran
= 0,7816 xMega Sigra
100 % sangat
= 78,16 % baik digunakan
- Skor persentasi validasi secara dalam pembelajaran materi gerhana. Hal ini
terlihat saat proses pembelajaran, seluruh siswa
keseluruhan = = 78,91 %
aktif, tertarik dan fokus mengikuti seluruh
Selain itu melalui hasil penilaian rangkaian pembelajaran.
observer, uji kepraktisan juga dilakukan melalui Dibuktikan pula dengan hasil uji
skala respon siswa. Skala respon siswa diperoleh validitas secara keseluruhan sebesar 87,5 %.
dari jawaban siswa terhadap kuisioner yang Angka ini berada di atas 85 % yang
berisi 10 pertanyaan tertutup, dengan jawaban menunjukkan bahwa media pembelajaran Mega
“ya” untuk respon positif atau “tidak” untuk Sigra sangat valid untuk digunakan. Demikian
respon negatif. Skala respon siswa dihitung pula pada uji kepraktisan yang dilakukan
menggunakan rumus berikut: melalui hasil pengamatan dua orang observer,
Persentase respon siswa = diperoleh nilai persentase uji kepraktisan sebesar
78,91 %. Ini menunjukkan bahwa media
X 100 %
pembelajaran Mega Sigra, praktis digunakan
pada pembelajaran materi gerhana. Didukung
pula persentase hasil uji kepraktisan yang
Dari tabel di atas diperoleh hasil uji kepraktisan berasal dari respon siswa, yaitu sebesar 92,50 %,
dari respon siswa sebegai berikut: yang menunjukkan bahwa media pembelajaran
Persentase respon siswa = Mega Sigra sangat praktis untuk digunakan.
Selanjutnya pada uji efektifitas, hasil belajar
X 100 %
siswa yang menjadi tolok ukur, juga
menunjukkan hasil yang sangat positif. Rata-rata
= X 100 % = 92,5 %
hasil belajar siswa sebesar 83,7 yang dicapai
pada kegiatan posttest, jauh melampaui nilai
Sedangkan hasil uji efektifitas pretest sebesar 37,5 dan nilai KKM yang
diperoleh melalui dua indikator yaitu: ditetapkan sebesar 70,00. Nilai tersebut juga
1) Perolehan rata-rata hasil belajar siswa kelas jauh melampaui rerata capaian belajar siswa
VI tahun dua tahun sebelumnya pada materi kelas VI di tahun 2016 yaitu sebesar 63,5 dan
gerhana dan rerata hasil belajar kelas VI pada tahun 2017 sebesar 67,5 nila. Pencapaian
yang memakai Mega Sigra. Sedangkan hasil belajar ini menunjukkan bahwa media
rerata hasil belajar kelas VI pada materi pemeblajaran Mega Sigra sangat efektif
gerhana di tahun 2016 yaitu sebesar 63,5 digunakan dalam pembelajaran gerhana.
dan di tahun 2017 sebesar 67,5. Hasil
belajar tersebut tidak mencapai 70,00, yang
merupakan KKM mata pelajaran IPA. .KESIMPULAN
2) Perolehan hasil belajar siswa pada tahun
2018 ini, yaitu peningkatan capaian hasil Seluruh tahapan penelitian dan
belajar siswa usai menjalani aktifitas pengembangan media pembelajaran Mega Sigra,
pembelajaran yang memakai media masing-masing: fase mendefenisikan (Define),
pembelajaran Mega Sigra. Rata-rata hasil fase merancang (Design), fase mengembangkan
belajar saat pretest, sebelum pembelajaran (Develop) dan fase menyebarkan (Disseminate)
materi gerhana sebesar 37,5. Sedangkan telah dilaksanakan dengan baik, sesuai rencana
rata-rata hasil belajar saat posttest, sesudah dan harapan awal penulis. Berdasarkan seluruh
pembelajaran menggunakan media tahaapan tersebut, dapat disimpulkan hal-hal
pembelajaran Mega Sigra, rata-rata hasil sebagai berikut:
belajar siswa sebesar 83,3, jauh melampaui 1. Media pembelajaran Mega Sigra
nilai KKM mata pelajaran IPA. merupakan media pembelajaran yang
dikembangkan untuk tujuan mendukung
D. Analisis Hasil Implementasi Praktis Media tercapainya tujuan pembelajaran materi
Pembelajaran Mega Sigra gerhana, mata pelajaran IPA kelas VI
Berpijak dari hasil observasi penulis Sekolah Dasar.
serta hasil uji validitas, uji kepraktisan dan uji 2. Hasil uji validitas yang dilakukan dua
efektifitas penggunaan media pembelajaran validator, secara keseluruhan sebesar 87,5
Mega Sigra, disimpulkan bahwa media %. Angka ini berada diatas nilai 85 % yang

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


33
Pengembangan Media Pembelajaran …

berarti bahwa media pembelajaran Mega Daryanto.2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT


Sigra sangat valid untuk digunakan. Satu Nusa
3. Hasil uji kepraktisan yang dilakukan dua
observer, secara keseluruhan sebesar 78,91 Ferdian. 2013. Pengertian, Hakikat dan Teori Belajar
dan Pembelajaran. Palangkaraya: Universitas
%. Angka ini berada diantara nilai 71% -
Muhammadiyah Palangkaraya
85% yang berati bahwa media
pembelajaran Mega Sigra, praktis untuk Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar.
digunakan. Sedangkan uji kepraktisan yang Jakarta: Bumi Aksara.
dilakukan melalui respon siswa, pendukung
lain uji kepraktisan, diperoleh nilai sebesar Hamdani, M.A. 2010. Strategi belajar mengajar.
sebesar 92,50 %, yang menunjukkan bahwa Bandung :Pustaka Setia
media pembelajaran Mega Sigra sangat
praktis untuk digunakan Harefa, A. 20011. Pembelajaran di Era Otonomi.
4. Hasil uji efektifitas menunjukkan bahwa Jakarta : PB Kompas.
media pembelajaran Robam sangat efektif
Ibayati, Y, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI
digunakan. Hal ini terlihat dari rata-rata SD/MI, Jakarta, Pusat Perbukuan Depdiknas
hasil belajar posttest yang dicapai siswa
sebesar 83,7, jauh melampaui nilai pretest Manisia 2018 macam-macam gerhana dan proses
sebesar 37,5 dan nilai KKM yang terjadinya
ditetapkan sebesar 70,00. Nilai ini juga jauh http://www.pelajaran.co.id/2017/24/pengertian
melampaui rerata capaian belajar siswa -gerhana-dan-macam-macam-gerhana-
kelas VI pada tahun 2016 yaitu sebesar 63,5 matahari-dan-gerhana-bulan.html. Diakses 09
dan pada tahun 2017 sebesar 67,5. Mei 2018

Marsiyah, 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa


SARAN
Kelas Vi Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang
Berdasarkan hasil yang dicapai pada Gerhana Bulan Dan Matahari Dengan
pengembangan media pembelajaran Mega Sigra, Menggunakan Metode Demonstrasi Di Sd
yaitu sangat efektif meningkatkan capaian Negeri 1 Kaliwangi Kecamatan Purwojati
belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar, pada Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran
bagian materi pembelajaran gerhana, penulis 2015/2016. Jurnal Academy Of Education
menyarankan agar media pembelajaran ini dapat Journal. Fakultas Keguruan dan Ilmu
diadopsi pengembangannya serta Pendidikan Universitas Cokroaminoto
diimplementasikan penggunaannya oleh guru Yogyakarta. Vol. 1 No. 02 Nopember 2016.
lain dalam pembelajaran materi gerhana.
Nurhidayati. 2017. Hakikat Media Pembelajaran.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296142/pe
ndidikan/MEDIA+PEMBELAJARAN.pdf.
Diakses, 09 Mei 2018
Daftar Pustaka
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen
Ardhiles, P (2013) Aplikasi Pembelajaran Gerhana Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Matahari Dan Bulan Berbasis Augmented Depdiknas.
Reality. Thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Prasetya perdana. 2018. Gerhana.
Arham, E. 2017. Media Peraga Kenampakan Alam http://geo.fish.unesa.ac.id/berkas/Gerhana1.p
Mata Pelajaran IPA Kelas VI sekolah Dasar. df diakses 25 Mei2018
Laporan Penelitian dan Pengembangan.
Konawe. Riduwan. 2015. Skala Pengukuran Variabel -
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Silabus IPA SD Kelas 6 Kurikulum KTSP. Jakarta.
Depdiknas.
Brooker, Liz. 2017. Belajar Bermain Dalam Konteks
Budaya Tertentu, dalam Bermain dan Belajar Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakrta:
Dalam Bermain dan Belajar Pada Usia Dini. Remaja Rosdakarya
Jakarta: Indeks

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)


34
Pengembangan Media Pembelajaran …

Sulistiyanto Heri. 2008. IPA untuk SD Kelas VI.


Pusat perbukuan depdiknas jakarta

Suprihatin, 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar


Tentang Menjelaskan Terjadinya Gerhana
Bulan Dan Gerhana Matahari Melalui Meode
Picture And Picture Pada Siswa Kelas Vi Sdn
Pohsangit Leres I Kecamatan Sumberasih.
Jurnal PEDAGOGY. Vol. 03 No. 02 Tahun
2016

Tim Kemdikbud. 2013. Kompetensi Dasar IPS SD


dan MI Kurikulm 2013. Jakarta. Kemdikbud

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(1): 20-34 (2020)

Anda mungkin juga menyukai