Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksanaan TB paru pada pasien M 45 tahun di poliklinikinfeksi puskesmas kebumen 1

A. Latarbelakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium

tuberculosis. Penyusun utama dinding sel M. tuberculosis   ialah asam mikolat, lilin kompleks

(complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial

sulfolipids  yang berperan dalam virulensi. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat

merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikobakteri patogen, tetapi hanya

strain bovin dan manusia yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2

sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil daripada sel darah merah.1 2

Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian terbanyak didunia. Jumlah

kasus TB pada tahun 2016 didunia adalah sekitar 10,4 juta orang. Kasus meninggal yang diakibat

TB adalah sebanyak 1,7 juta orang, Penyebab tingginya kasus TB bisa disebabkan oleh

sosioekonomi dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan seperti: alkoholisme, tuna wisma,

meningkatnya kasus AIDS dan infeksi HIV. 2 3 7

Lebih dari 95% kematian akibat TB terjadi di negara-negara dengan pendapatan per kapita

rendah hingga sedang. Indonesia menempati urutan kedua kasus TB terbanyak didunia setelah

India, yang kemudian diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria dan Afrika Selatan. Di

Indonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan

penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada

seluruh kalangan usia.1 3 8

B. Permasalahan

Identitas Pasien

a. Nama : Ny N
b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Umur : 45 Tahun

d. Pekerjaan : Buruh

e. Berat bada :65 kg

Keluhan Utama

Demam yang hilang timbul sejak ±3 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

 Demam yang hilang timbul sejak ±3 bulan yang lalu. Demam tidak tinggi, tidak

menggigil dan tidak berkeringat banyak.

 Batuk yang hilang timbul sejak ±2 bulan yang lalu. Batuk kadang berdahak, kadang

tidak. Dahak berwarna putih kekuning-kuningan. Riwayat batuk darah sebelumnya tidak

ada.

 Sesak nafas tidak ada.

 Berkeringat malam hari (-).

 Nafsu makan biasa.

 Berat badan tidak bertambah secara signifikan sesuai dengan pertumbuhan normal

seusianya.

 BAB dan BAK tidak ada keluhan.

 Riwayat kontak dengan penderita batuk-batuk lama di lingkungan rumah ada, yaitu suami

pasien.

 Pasien dibawa berobat ke Puskesmas kebumen 1 pada tanggal 13 Agustus 2020 dan telah

terkonfirmasi secara bakteriologis sebagai TB paru. Pasien mendapatkan terapi OAT

kategori 1 dari Puskesmas Kebumen 1


Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat TB sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

- Suami pasien pernah mendapatkan terapi OAT kategori 1 ±2 tahun yang lalu dan

dinyatakan sembuh.

- Riwayat DM dalam keluarga (-)

- Status HIV (-)

Riwayat Pekerjaan, Kejiwaan dan Kebiasaan

- Pasien Bekerja sebagai ibu rumah tangga

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum

 Keadaan umum : sakit ringan

 Kesadaran : CMC

 TD :110/70

 Nadi : 96 x/menit

 Suhu : 37,1ºC

 Pernapasan : 20x/menit

 Sianosis : Tidak ada

 Edema : Tidak ada

 Anemis : Tidak ada

 Ikterus : Tidak ada

Kulit : Teraba hangat, sianosis tidak ada

Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran


Kepala : Normocephal

Rambut : Tidak ada kelainan

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : Tidak ada kelainan

Hidung : Tidak ada kelainan

Tenggorokan : Tidak hiperemis

Gigi dan mulut : Karies gigi (-)

Leher : JVP 5-2 cmH2O, deviasi trakea (-)

Paru:

Paru depan

 Inspeksi : Statis = simetris kiri dan kanan.

Dinamis = pergerakan kiri dan kanan sama

 Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama

 Perkusi : Sonor kiri dan kanan

 Auskultasi : SN bronkovesikular, rh -/-, wh -/-

Paru belakang

 Inspeksi : Statis = simetris kiri dan kanan

Dinamis = pergerakan kiri dan kanan sama

 Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama

 Perkusi : Sonor kiri dan kanan

 Auskultasi : SN bronkovesikular, rh -/-, wh -/-

Jantung :

 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

 Perkusi : Atas : RIC II

Kanan : LSD

Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

 Auskultasi : S1-S2 Reguler, bising jantung (-), gallop (-)

Abdomen :

 Inspeksi : Tidak membuncit, distensi (-)

 Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

 Perkusi : Timpani

 Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Alat kelamin : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Teraba hangat, CRT <2 dtk, edema -/-, clubbing finger -/-

Pemeriksaan Penunjang

- Mantoux Test : positif

Diagnosis

- TB Paru kasus baru dalam pengobatan OAT kategori 1

C. Perencanaan dan Pemilihan intervensi

Pengobatan TB bertujuan menyembuhkan pasien, mencegah kematian dan

kekambuhan, memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya resistensi kuman

terhadap obat anti tuberkulosis (OAT).

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip – prinsip sebagai berikut:5


1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah yang

cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal

(monoterapi). Pemakaian OAT Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT) lebih

menguntungkan dan sangat dianjurkan.

2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT

= Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Minum Obat (PMO).

3. Pengobatan TB dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

 Tahap awal (intensif)

Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara

langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif

tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular

dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA

negatif (konversi) dalam 2 bulan.

 Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka

waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten

sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Panduan OAT

a. Kategori I (2HRZE/ 4H3R3)

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:

 Pasien baru TB paru BTA (+)

 Pasien TB paru BTA (-), foto toraks (+)

 Pasien TB ekstra paru


Kategori II (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)5 15

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:

 Pasien kambuh

 Pasien gagal

 Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

D. Pelaksanaan

Nonfarmakologi

-Menerapkan protocol kesehatan berupa pemakaian masker dan cuci tangan

-menereapkan etika batuk yang baik dan benar

-memeriksakan anggota keluarganya yang berkontak erat dengan pasien

-rajin olahraga dan makanan bergizi serta hindari stress

-dukungan keluarga serta peran PMO sanagat berperan terhadap keberhasilan terapi.

Farmakologi

- 4 FDC kategori 1 /haari selama 56 hari dan kontrol setiap 7 hari


- Vitamin B6

E. Monitoring dan Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai