A. Latarbelakang
tuberculosis. Penyusun utama dinding sel M. tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks
sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikobakteri patogen, tetapi hanya
strain bovin dan manusia yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2
sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil daripada sel darah merah.1 2
Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian terbanyak didunia. Jumlah
kasus TB pada tahun 2016 didunia adalah sekitar 10,4 juta orang. Kasus meninggal yang diakibat
TB adalah sebanyak 1,7 juta orang, Penyebab tingginya kasus TB bisa disebabkan oleh
sosioekonomi dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan seperti: alkoholisme, tuna wisma,
Lebih dari 95% kematian akibat TB terjadi di negara-negara dengan pendapatan per kapita
rendah hingga sedang. Indonesia menempati urutan kedua kasus TB terbanyak didunia setelah
India, yang kemudian diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria dan Afrika Selatan. Di
Indonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan
penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada
B. Permasalahan
Identitas Pasien
a. Nama : Ny N
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 45 Tahun
d. Pekerjaan : Buruh
Keluhan Utama
Demam yang hilang timbul sejak ±3 bulan yang lalu. Demam tidak tinggi, tidak
Batuk yang hilang timbul sejak ±2 bulan yang lalu. Batuk kadang berdahak, kadang
tidak. Dahak berwarna putih kekuning-kuningan. Riwayat batuk darah sebelumnya tidak
ada.
Berat badan tidak bertambah secara signifikan sesuai dengan pertumbuhan normal
seusianya.
Riwayat kontak dengan penderita batuk-batuk lama di lingkungan rumah ada, yaitu suami
pasien.
Pasien dibawa berobat ke Puskesmas kebumen 1 pada tanggal 13 Agustus 2020 dan telah
- Suami pasien pernah mendapatkan terapi OAT kategori 1 ±2 tahun yang lalu dan
dinyatakan sembuh.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : CMC
TD :110/70
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1ºC
Pernapasan : 20x/menit
Paru:
Paru depan
Paru belakang
Jantung :
Kanan : LSD
Abdomen :
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Teraba hangat, CRT <2 dtk, edema -/-, clubbing finger -/-
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif
tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten
Panduan OAT
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
D. Pelaksanaan
Nonfarmakologi
-dukungan keluarga serta peran PMO sanagat berperan terhadap keberhasilan terapi.
Farmakologi