Anda di halaman 1dari 11

RESUME

“PROSES PANEN KELAPA SAWIT”

TEKNOLOGI TANAMAN TAHUNAN

DOSEN PENGAMPU: Hidayat Asta, M.P

NAMA: ABDUL KARIM

NIM: 4201907050

KELAS / SEMESTER: AIP 3B

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI PANGAN

JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI SAMBAS

2021
RESUME

1. Proses Panen Tandan Buah Segar Kelapa Sawit


Panen merupakan pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan
pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah
matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,pengangkutan hasil ke
TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik Kelapa Sawit (PKS).
a. Standar kematangan panen
Standar kematangan dapat dilihat dari jumlah brodolan yang ada di
permukaan tanah. Sangat penting untuk mempertahankan panen pada
interval yang pendek pada tanaman yang baru menghasilkan atau tanaman
muda, karena buah akan membrondol lebih dari 10% dalam waktu 5-7 hari,
interval panen yang lama mengakibatkan banyaknya buah busuk dan
jumlah brondolan yang banyak.
Pelaksanaan panen yang tepat pada standar kematangan yang tepat
dapat mencegah pemanenan buah mentah dan mengurangi pengumpulan
brondolan-brondolan. Interval panen tidak boleh lebih dari 10 hari pada 3
(tiga) tahun pertama setelah menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari
pada tanaman yang lebih tua, pada musim buah rendah lakukan pemeriksaan
ekstra agar pemanen tidak memanen buah mentah untuk memenuhi standar
borongnya. Untuk tanaman diantara panen tahun pertama sampai ke tiga,
paling sedikit 5 brondolan per janjang dengan interval kurang dari 10 hari.
Untuk tanaman yang lebih tua , standar kematangan maksimum adalah 3 – 5
brondolan per janjang sebelum panen dengan interval kurang dari 10 hari.
Jika interval panen, tidak dapat dihindari lebih dari 14 hari.
Ciri tandan matang adalah warna buah orange kemerahan, sudah ada
buah yang lepas (memberondol).
Kriteria jumlah brodolan untuk beberapa bentuk dataran iyalah :
areal datar : 2 brondolan/kg berat tandan, Areal miring : 1 brodolan/kg
berat tandan, Areal miring : 1 brodolan/kg berat tandan .
Tingkat kematangan yang baik adalah pada fraksi 2 dan 3 (brondolan
1 dan 2 per kg berat tandan). Brondolan maksimum 12,5 % Komposisi
panen yang dikatagorikan baik adalah : Fraksi 2+3+4 = 80 % Fraksi 5 = 5%
Fraksi 1 = 15%.
Tingkat kematangan tandan kelapa sawit bwedasarkan frakasa :
- Fraksi 00 tidak ada membrondol (sangat mentah)
- Fraksi 0 membrondol 1-12,5% (mentah)
- Fraksi 1 membrondol 12-5,25% (kurang matang)
- Fraksi 2 membrondol 25-50% (matang I)
- Fraksi 3 membrondol 50-75% (matang II)
- Fraksi 4 membrondol 75-100% (lewat matang I)
- Fraksi 5 buah dalam ikut membrondol (lewat matang II) Semua buah
membrondol (tandan kosong)

Berdasarkan tinggi tanaman ada 2 cara panen yang umum di lakukan oleh
perkebunan kelapa sawit. Untuk tanaman yang berumur kurang dari 7 thn
cara panen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-27,5 cm menggunakan
gagang pipa besi/tongkat kayu. Sedangkan tanaman yang berumur 7 thn/ lbh
pemanenen menggunakan egrek yg disambung dengan pipa
almunium/batang bambu.

Tata cara panen dapat diuraiakan sebagai berikut:

 Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong .


 Tandan matang dipotong tangkainya.
 Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek.
 Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan;
biasanya terdapat perusahaan yang menerapkan sistem sortasi kwalitas
TBS dan komposisi fraksi panen ideal di TPH.
 Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian.
 Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya.
Soal Latihan :
1. Jelaskan jumlah produk turunan kelapa sawit indonesia dan negara lainnya ?
2. Jelaskan perkembangan industri oleokimia indonesia ?
3. Jelaskan pohon industri kelapa sawit berdasarkan oil perspective dan biomassa
perspective ?
4. Jelaskan tentang rantai pasok industri kelapa sawit terkini dan industri minyak
kelapa sawit kedepan yang berhubungan dengan bidang ketahanan pangan, material
industri kimia, ketahanan energi, industri pupuk, dan industri polimer ?
5. Jelaskan produk oleopangan, oleokimia, biomassa dan masing-masing varian
produk turunannya ?
6. Jelaskan skema Palm Oil Mill Process Flow Diagram ?
7. Jelaskan tahapan-tahapan dan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam
Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil ?

Jawaba :
Jawaban :

1. - Pada tahun 2013 produksi CPO dunia mencapai 55.82 juta ton sedangkan
produksi kelapa sawit Indonesia sebesar 31 juta ton. Kondisi ini mengukuhkan
Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar yaitu dengan pangsa 55.5
persen terhadap total produksi kelapa sawit dunia.
- Tahun 1968 jumlah produksi kelapa sawit Indonesia yang berupa CPO hanya
181.444 ton maka tahun 2015 menurut data sementara BPS produksi CPO
sudah mencapai 30.948 931 ton atau meningkat lebih dari 170 kali lipat
dibandingkan tahun 1968.
- Demikian pula produksi kelapa sawit yang berupa minyak inti sawit; jika di
tahun 1968 produk minyak inti sawit hanya mencapai 37.486 ton maka tahun
2015 sudah mencapai lebih dari 6 juta ton. Gabungan Pengusaha Kelapa
Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan bahwa Indonesia memiliki target jangka
panjang untuk memproduksi 40 juta ton CPO per tahun mulai dari tahun 2020
karena pemerintah ingin meningkatkan peran CPO dalam ekonomi domestik
di tengah terus meningkatnya permintaan dunia akan CPO yang meningkat
sekitar 5 juta ton setiap tahunnya.
- Konsumsi minyak sawit dunia cenderung mengalami peningkatan sebesar
9.66 persen per tahun sementara pertumbuhan produksi minyak sawit dunia
hanya 7.94 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minyak sawit
Indonesia dan produk turunannya memiliki peluang besar dan memegang
peranan penting sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia dunia untuk
memenuhi konsumsi dunia tersebut.
- Malaysia merupakan produsen kelapa sawit yang menepati urutan kedua
dengan jumlah produksi sebesar 19.2 juta ton atau 18.9 persen.
- Produsen kelapa sawit yang lain adalah Thailand, Colombia, Nigeria dan
Papua NG. Pada sekitar tahun 60an Nigeria merupakan negara penghasil
kelapa sawit yang utama. Namun sejak tahun 1970 Malaysia berhasil
menggeser dominasi Nigeria dengan pangsa sebesar 30.71 persen.
- Malaysia terus mendominasi produksi CPO dunia hingga tahun 2005. Sejak
tahun 2006 Indonesia berhasil mengungguli Malaysia dengan produksi CPO
sebesar 16.6 juta ton sedangkan Malaysia sebesar 15.29 juta ton.
2. - Industri oleokimia telah ada di Indonesia sejak tahun 1975 tetapi sampai
tahun 2014 hanya ada 9 (sembilan) dengan kapasitas olah sebesar 1,40 juta ton
per tahun (Sipayung dan Purba, 2014).
- Perusahaan oleokimia terus meningkat sepanjang tiga tahun tehakhir tercatat
pada tahun 2016 sebanyak 17 perusahan dengan kapasitas produksi 19,9 juta
ton/tahun dan nilai investasi mencapai Rp4,7 triliun.
- Senjutnya dari 2017-2018 terdapat 19 perusahaan dan tahun 2019 naik
menjadi 20 perusahaan dengan total kapasitas produk oleokimia nasional
sebanyak 11,326 juta ton/tahun.
- Pada 2019, dari total kapasits produk oleokimia sebanyak 11,326 juta
ton/tahun terdiri atas fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,21 juta ton,
gliserin 883,700 ton, meril ester 1,93 juta ton dan soop nodle berjumlah 1,83
juta ton. Kenaikan produk oleokimia ditopang investsai baru dua perusahaan
oleokimai yang berlokasi di dumai (Riau).
- Adapaun volume ekspor produk oleokimia dengan 15 HS kode tahun 2017
sebesar 1,9 juta ton dengan nilai 1,5 miliar dolar AS kemudian, tahun 2018
meningkat menjadi 2 juta ton senilai 2,3 miliar dolar AS.
- Berdasarkan rencana induk pengembangan industri nasional (RIPIN) tahun
2015-2019 industri oleofood, oleokimia, dan bioenergi harus dapat mengolah
42,9 juta ton per tahun.
- Dengan porsi pemanfaatan 10% seperti saat ini maka pada tahun 2019
kapasitas industri oleokimia harus dapat mengolah sebesar 4,29 juta ton per
tahun atau sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kapasitas industri oleokimia yang
ada saat ini (Kementrian Perindustrian, 2015).
3. Pohon industri kelapa sawit Oil Perspective
Jika dilihat dari dari diagram alir pohon industri di atas , dimana yang berwarna
kuning adalah industri yang telah ada di Indonesia, yang berwarna biru laut
adalah industri yang sedang dibangun dan yang berwarna pink adalah industri
yang belum ada di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa hilirisasi harus
dikembangkan pada industri berbahan baku fatty acids. Industri hilir dari fatty
acids yang dapat dikembangkan adalah metalic salt ( Ba-oleat; Ca, Zn -
palmilat stearat; Ca, Mg–stearat; Al, Li stearat; Zn, Pb oleat); polyethoxylated
derivatives (palmitat/ethylene propylene oxide; stearat/ethylene propylene
oxide; oleic acid dimer ethylene propylene oxide); oxygenated fatty
acids/esther (epoxy stearic/octanol ester; epthio stearin mono & polyhdric
alcohol ester); processed fatty alcohol (C16&C18 alcohol/sulphated; C16&C18
alcohol/ethoxylation; monogliserida ethoxylation); fatty acids amides
(stearamide; alkanolamides; suphated alkanolamide of palmitat, stearic&oleic
acids; dan oleamide). Sedangkan industri yang sedang dibangun di Indonesia
adalah beta karoten, glyserol mono oleat dan food emulsifier.
Bohon industri kelapa sawit Biomassa Perspective.
Rantai pasok industri kelapa sawit terkini, adalah sebagai berikut:
1. Upstream: aktivitas; perkebunan, PKS/Milling. Produk; tandan buah segar,
buah, biji, Crude Palm Oil (CPO), palm kernel. Residu biomassa; cangkang,
tandan kosong, serat/fiber press. Residu kebun; batang dan pelepah.
2. Midstream: crushing (kernel), bulking, trading, crude PKO, palm kernel
cake.
3. Downstream Processing: refining, fractionation, oleochemical,
esterification, refined product storage, RBD palm oil, PFAD, RBDP olien,
RBDP stearin, RBDK 48 olein, RBDK stearin, CBE;CBS;CBR,
hydrogenated fat, fatty acid; alcohols, amines, amides. glycerine, palm
methyl esters.
4. Consumer Product: packaging dan branding, food product, non-food
products, cooking oil, frying fats, margarine, shortening, vanaspati, ice
cream; non diary creamer, candle; soap, emulsifiers, vitamin E supplements,
confectionery, bakery fats, biodesel, energy generation, animal feed, organic
fertiliser from biomass.
4. Rantai pasok industri kelapa sawit
Rantai pasok kelapa sawit bermula dari perusahaan sawit yang mengolah
tandan segar menjadi 2 produk, yang pertama minyak sawit mentah dan yang
kedua minyak sawit inti, selanjutnya akan diolah menjai bahan pangan dannon
pangan. Adapun berbagai rantai pasok industri kelapa sawit terkini adalah
sebagai berikut :
 Upstream: aktivitas; perkebunan, PKS/Milling. Produk; tandan buah segar,
buah, biji, Crude Palm Oil (CPO), palm kernel. Residu biomassa; cangkang,
tandan kosong, serat/fiber press. Residu kebun; batang dan pelepah.
 Midstream: crushing (kernel), bulking, trading, crude PKO, palm kernel
cake.
 Downstream Processing: refining, fractionation, oleochemical,
esterification, refined product storage, RBD palm oil, PFAD, RBDP olien,
RBDP stearin, RBDK 48 olein, RBDK stearin, CBE;CBS;CBR,
hydrogenated fat, fatty acid; alcohols, amines, amides. glycerine, palm
methyl esters.
 Consumer Product: packaging dan branding, food product, non-food
products, cooking oil, frying fats, margarine, shortening, vanaspati, ice
cream; non diary creamer, candle; soap, emulsifiers, vitamin E supplements,
confectionery, bakery fats, biodesel, energy generation, animal feed, organic
fertiliser from biomass.
5. Produk Oleopangan, Oleokimia, Biomassa dan masing-masing varian produk
turunannya.
a. Oleopangan
 Lemak kembang gula; CBE (setara dengan mentega kakao), CBS
(pengganti mentega kakao), pengganti lemak susu, CBR (pengganti
mentega kakao), lemak pelapis, lemak krim, lemak sprean.
 Minyak / lemak roti; margarin, shortening, BOS (pengganti minyak
mentega), minyak semprot, minyak lepas.
 Minyak kuliner / lemak; minyak goreng / shortening, minyak salad.
 Minyak / lemak fungsional; lemak hardstock, pengeras, HMFS
(pengganti lemak susu manusia), lemak SUS (mentega kakao sintetis).
b. Oleokimia
 Kosmetik: gliserol, asam lemak, propylene glycol, dietanolamida, dan
etanolamida.
 Pasta gigi: gliserol, sodium lauryl sulfate, polyethylene glycol, dan
hydrogenated oil.
 Tekstil: Ethoxylated dodecylphenol phospate ester, ethoxylated linear
alcohol phosphate ester, ethoxylated tridecylalcohol phosphate ester,
ethoxylated alkyl sulfate, ethoxylated sorbitan monolaurat, ethoxylated
tallow amine.
 Pangan: calcium stearoyl lactylate (CSL), diacetyl tartaric acid ester of
monoand diglycerides (DATEM), ethoxylated monogliserida,
ethoxylated digliserida, monogliserida, digliserida, polysorbate
20/40/60/65/80, sorbitan monostearat, succinylated monogliserida,
karoten, gliserol, sukrosa ester, dan polyglycerol ester.
 Agrochemical: methylamine, nonylphenol ethoxylate, lauryl alcohol
ethoxylate, fatty acid athoxylate, tridecyl alcohol ethoxylate, sodium
disulfosuccinate, sodium lignosulfonate, dan dodecylbenzene sulfonate.
 Karet: epoxy plasticizer, asam stearat, polyester polyol, dan butylamine.
 Kertas: ethoxylated nonyl/octylphenol phosphate ester, ethoxylated linear
alcohol phosphate ester, polyoxyethylene nonyl/octylphenol, dan
octylphenol ethoxylate.
 Logam: Ethoxylated nonylphenol phosphate ester, linear alcohol
ethoxylate, dan sodium acylamido aminopropionate.
c. Biomasa
 Kotak dan kertas
 briket
6. Jelaskan skema Palm Oil Mill Process Flow Diagram

a. Proses Degumming
Pada proses degumming yang dilakukan pada minyak kelapa sawit
CPO (Crude Palm Oil) bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut
atau zat-zat yang bersifat fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin
serta partikel halus tersuspensi dalam CPO (Crude Paml Oil). Proses
degumming yang paling banyak digunakan selama ini adalah proses
degumming dengan menggunakan asam fosfat.
Pada proses degumming ini dilakukan dengan tahapan pelunturan zat-
zat yang terkandung didalam CPO (Crude Palm Oil) dan ini merupakan
bagian-bagian yang sangat penting bagi proses pelunturan minyak kelapa
sawit CPO. Dimana harus dipantau secara teliti karena tidak boleh
diperlakukan dengan sembarangan pada proses degumming, apabila pada
proses ini tidak sempurna maka akan terus memberi dampak pada proses
berikutnya dan berdampak pada hasil akhir.
b. Proses Netralisasi
Proses netralisasi atau deasidifikasi pada pemurnian minyak mentah
bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak mentah CPO (Crude Palm Oil). Asam lemak bebas (FFA) dapat
menimbulkan bau yang tengik pada minyak mentah.
c. Proses Bleaching
Proses bleaching (pemucatan) dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan zat-zat warna (pigmen) dalam minyak sawit mentah, baik
yang terlarut atau pun yang terdispersi. Warna minyak sawit mentah CPO
(Crude Palm Oil) dapat berasal dari warna bawaan minyak ataupun warna
yang timbul pada proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi
minyak mentah CPO (Crude Palm Oil).
Proses bleaching yang digunakan adalah proses bleaching dengan
absorbsi. Proses ini menggunakan zat penyerap (absorben) yang memiliki
aktivitas permukaan yang tinggi untuk menyerap zat warna yang terdapat
dalam minyak mentah. Disamping menyerap zat warna, absorben juga dapat
menyerap zat yang memiliki sifat koloidal lainnya seperti gum dan resin.
d. Proses Deodorisasi
Proses deodorisasi bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa dan bau yang tidak dikehendaki dalam minyak untuk makanan.
Senyawa-senyawa yang menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak tersebut
biasanya berupa senyawa karbohidrat tak jenuh, asam lemak bebas dengan
berat molekul rendah, senyawa-senyawa aldehid dan keton serta
senyawasenyawa yang mempunyai volatilitas tinggi lainnya.
Proses deodorisasi yang banyak dilakukan adalah cara distilasi uap
yang didasarkan pada perbedaan harga volatilitas gliserida dengan senyawa-
senyawa yang menimbulkan rasa dan bau tersebut, dimana senyawa-
senyawa tersebut lebih mudah menguap dari pada gliserida. Uap yang
digunakan adalah superheated steam (uap kering), yang mudah dipisahkan
secara kondensasi.
7. Jelaskan tahapan-tahapan dan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan
dalam Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil
a. Crude Palm Oil (CPO)
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati
edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya
dari spesies Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan
Attalea maripa. (Reeves,1979 dalam wikipedia.org).
Tahap- tahap produksi crude palma oil adalah sebagai berikut :

- Pemilihan Bahan Baku Bahan baku sesuai kriteria panen (tandan matang
panen) untuk memperoleh hasil produksi (CPO) dengan kualitas yang
baik dengan rendemen minyak yang tinggi.
- Stasiun Timbangan
- Stasiun Sortasi
Penyortiran tingkat kematangan buah menurut fraksinya
- Stasiun Perebusan
Perebusan bertujuan untuk memudahkan ekstrasi minyak pada proses
pengempalan. Perebusan juga dapat mengurangi kadar air dari inti
sehingga mempermudah pelepasan inti dari cangkang sawit.
- Stasiun Pengepresan Pengepresan berfungsi untuk memastikan minyak
kasar (Crude Oil) dari daging buah.
- Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)
- Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)
- Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)
- Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)
- Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)
- Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)
- Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)
- Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)

Anda mungkin juga menyukai