Anda di halaman 1dari 26

RESUME

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 1

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MODUL 1


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 1.1
Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan 
Keuntungan mempelajari peserta didik:.
1. Mempunyai ekspestasi yang nyata tentang anak dan ramaja. Dari psikologi perkembangan akan
diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berfikir abstrack. Hal-hal itu
merupakan gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui pula pada
umur beberapa anak tertentu yang akan memperoleh keterampilan prilaku da emosi khsusus.  
2. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana
mestinya pada prilaku tertentu dari seorang anak.
3.Membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembanganyang normal.
4. Membantu memahami diri sendiri.

Beberapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1.     Masa Perkembangan Yang Cepat Pada anak terjadi pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat
dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada
tahun pertama lebih cepat dari pada tahun-tahun berikutnya.
Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi social, perolehan dan penggunaan
bahasa, kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
2.      Pengaruh Yang Lama Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa
dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukan pengaruh yang lama dan kuat terhadap
perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa
apa yang terjadi hari ini sangant banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.
3.      Proses Yang Kompleks Sebagai peneliti yang mencoba memahami prilaku orang dewasa yang
kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana prilaku itu pada saat masih sederhana akan
sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat
dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang
kompleks karena bahasa yang digunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan
itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit.  Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan
mempelajari proses kemampuan berbahasa. Anak membentuk kaliamat yang hanya terdiri atas satu atau
dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan oleh orang dewasa. Dengan
mengkaji kalimat pertama tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara
berbicara orang dewasa yang lebih kompleks.
4.      Nilai yang diterapkan Penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial secara relevan berkaitan
dengan orang tua tentang perannya dalam kehidupan sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan
masalah pada anak akan memberikan inforasi berharga tentang metode belajar yang baik. Hasil penelitian
atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidal dapat mempengaruhi pada pola pendidikan atau
pengajaran. 
5.      Masalah yang menarik 
Anak merupakan mahluk yang mengagumkan dan penuh teka teki serta menarik untuk dikaji.
Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain
dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang berkembang. Misalnya banyak
hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri yang menarik. Dalam hal ini
ilmu pengetahuan lebih banyak menjumpai peretanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMABANGAN 


1.      Kecerdasan 
Athur Jesnsen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia
juga mengemukakan bahwa lingkungan dan biaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
Dia telah melakukan beberapapenelitian tentang kecerdasan, diantaranya ada yang membandingkan
tentang anak kembar yang barasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal
twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama.
Fraternal twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ nya pun tidak sama. Menurut
Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada indentical twins yang berdasarkan pada lingkungan
yang berbeda, seharusnya menunjukan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian
menunjukan bahwa identical twins yang berdasarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata
IQ nya. 82. dua saudara yang dipelihara pada dula lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ nya 50.
Menurut Josen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang beku merupakan indicator kecerdasan yang
baik. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan
lingkungan social, merupakan aspk-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh kecerdasan
yangbakujang digunakan oleh Josen. Kareana itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik
menunjukan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Josen pengaruh keturunan kecerdasan sebesar 80 persen. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh
keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa pengaruh itu berkisar 50 persen. 
2.      Tempramen
Tempramen adalah gaya prilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat
tertarik mengenai tempramen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakan tangan, kaki dan
mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat
pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan
hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut diatas menunjukan
tempramen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar tempramen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk
dibangkitkan.
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan diri dengan pengalaman baru
2. Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk
menerima pengalaman-pengalaman baru
3. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang
negative, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Ches dan Thomas berpendapat bahwa tempramen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan
dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya.Parapeneliti
menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap tempramen sebesar 50% sampai 60% itu
menunjukan lemahnya pengarus tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh
menjadi lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya tempramen bergantung kepada “kesesuaian”
hubungan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anakpun
mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur
dan menghukumnya., hal ini akan menjadikan anak yang sulit, menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang
luwes dapat memberi pengaruh yang menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukan
kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan dapat mempengaruhi tempramen. Tingkat pengaruh ini
bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil
yang ditemui dalam lingkungan.
3.      Interaksi Keturunan Lingkungan Dan Perkembangan Keturunan dan lingkungan berjalan
bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, tempramen tinggi dan berat
badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat
dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interksi.
Pengaruh genetic terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai
dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan
kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat.  Salah satu alasan
terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya
berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.
Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan. Walaupun pubertas dan
menopause dapat dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan seperti nutrisi, beratm obat-obatan dan
kesehatan, evolusi dasar dan program genetic. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak
diabaikan. 
C.          FASE – FASE PERKEMBANGAN 
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai
pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan
terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses:
proses biologis, proses kognitif dan proses sosial.
Proses-proses biologis merupakan perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua.
Perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan
hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran,
kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata
menjadi kalimat, menghafal puisi dan memecahkan soal-soal matematik, mencermikan peranan proses-
proses kognitif dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan
orang lain, perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-
perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respon
terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang
gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.
Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif dan sosial terdapat jalinan
yang erat.

Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial.
Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus
hidupnya.
Santrok dan Yussen membaginya ataslimayaitu :
1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan
masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme
yang lengkap dengan otak dan kemampuan berprilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan
bulan.
2. Fase Bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa
ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang
baru dimulai misalnya ; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi
sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa prasekolah. Selama fase ini mereka belajar
melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan
kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun
dengan temannya. Memasuki kelas satu SD manandai berakhirnya fase ini.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira
umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-
keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang
lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan
pengendalian diri sendiri bertambah pula.
1. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak  ke
masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira – kira umur 18
sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-bagiab badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya
ukuran payudara, tumbuhnya rambut pada baian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan
upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak dan idealis.
Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan diluar keluarga.
Pada saat ini  para ahli perkembangna tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir
pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.
Keterjalinan proses-proses biologis, kognitif dan sosial menghasilkan fase-fase perkembangnan, seperti
tampak pada gambar berikut :

Remaja
Kanak-kanak Akhir
Kanak-kanak awal
Bayi
Prenatal
D.     POLA – POLA PERKEMBANGAN
AFEKTIF PADA MANUSIA
Seorang ahli psikoanalisa dan sekaligus seorang
  pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan bahwa
perkembangan manusia adalah sintetis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial.
Dikemukakan pula bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan
manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap.
1.        Trust vs Mistrus/ Kepercayaan Dasar (0;0 – 1;0) Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia
bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan
bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tgempat yang aman dengan orang-orang disekitarnya
yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika
pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap, tidak memadai sebagaimana mestinya, serta terkandung
didalamnya sikap-sikap menolak, akan tumbuhlah pada  bayi itu rasa takut serta ketidakpercayaan yang
mendasar terhadap dunia sekelilingnya dan terhadap orang – orang disekitarnya. Perasaan ini akan terus
terbawa pada tingkat-tingkat perkembangan berikutnya.
2.        Autonomy vs Shame adn Doubt/Otonomi (1;0 – 3;0) Pada tahap ini Erikson melihat munculnya
autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada
saat ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka, menjatuhkan, menarik, dan
mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat bangga dengan kemampuan ini dan ia ingin
melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendiri hal-
hal yang sesuai dengan kemampuannya menurut langkah dan waktunya sendri. Anak kemudian akan
mengembangkan perasaannya bahwa ia dapat mengendalikan otot-ototnya, dorongan-dorongannya, serta
mengendalikan diri dan lingkungannya.
Orang tua yang telalu melindungi  dan selalu mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk
rasa malu dan ragu yang berlebihan sehungga anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri.
Jika anak meninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil dari pada rasa malu
dan ragu, ia akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomi pada masa remaja dan masa
dewasanya. Sebaliknya anak yang dapat melalui masa ini dengan adanya keseimbangan serta dapat
mengatasi rasa malu dan ragu dengan rasa autonomus, maka ia sudah siap menghadapi siklus-siklus
kehidupan berikutnya. Namun demikian keseimbangan yang diperoleh pada masa ini dapat berubah ke
arah positif maupun negatif oleh peristiwa-peristiwa di masa selanjutnya.
3.        Initiatives vs Guilt / inisiatif (3;0 – 5;0) Inisiatif anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila
orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melakukan kegiatan-
kegiatan motoris sendiri dan bukan hanya bereaksi atau meniru anak-anak lain. Hal yang sama terjadi
pada kemampuan anak untuk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi sosial pada tahap ini
mempunyai dua ujung : inititive               guilt. Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk
berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yangmemadai dari pertanyaan –pertanyaan
yang diajukan (Iintelectual inititive). Maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4.        Industry vs Inferiority / produktivitas (6;0 – – 11;00) Anak mulai mampu berpikir deduktif,
bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang muncul pada masa ini
adalah :
Sense of industry                                         sense of inferiority
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis,
danmengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu.
Pada usia Sekolah Dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup juga
lembaga – lembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Pengalaman –
pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan
mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat industry dipupuk dan
dikembangkan di rumah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu).
Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi
pula oleh orang- orang dewasa lain yang berhubungan dengan anak itu.
5.        Identity vs Role Confusion / Identitas (12;0 – 18;0) Pada saat ini anak sudah menuju
kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan -perasaan dan keinginan – keinginan baru sebagai
akibat perubahan-perubahan tubuhnya. Pandangan dan pemikirannya tentang dunia sekelilingnya
mengalami perkembangan. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. Ia berpikir pula apa yang
dipikirkan orang lain tentang dirinya. Ia mulia mengerti tentang keluarga yang ideal, agama dan
masyarakat yang dapat diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah :
Ego identity                                     role confusion
Pada masa ini remaja harus dapat mengintegritaskan apa yang telah di alami dan dipelajarinya tentang
dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota, pramuka dan lain sebagainya menjadi satu kesatuan
sehingga menunjukan kontinuitas dengan masa lalu dan siap meghadapi masa datang.
Peran orang tua yang pada masa lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan, maka pada
masa ini pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapai masa remaja dengan rasa terima kasih kepada
orang tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif, memiliki sifat-sifat industry,
maka kesempatan kepada ego indentiti sudah berkembang.
6.        Intimacy vs Isolation / Keakraban (19;0 – 25;0) Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson
selain hubungan antara suami istri adalah juga kemampuan untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang
lain. Pada tahap ini pun keberhasilan tidak tergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini
tidak terdapat diantara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang
disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan memperhatikan.
7.        Generavity vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0 – 45;0) Generativity berarti bahwa
orang mulai memikirkan orang – orang lain diluar keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan
datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup. Generativity ini bukan hanya
terdapat pada orang tua (ayah dan ibu), tetapi terdapat pula pada individu-individu yang secara aktif
memikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat tempat kerja yang lebih baik untuk
mereka hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai Generativity berarti ia  berada dalam keadaan
self  absorption dengan hanya memutuskan perhatiah kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan
pribadi saja.
8.        Integrity vs Despair / Integritas (45;0) Pada tahap ini usaha-usaha yang pokok pada individu
sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu.
Integrity timbul dari kemampuan individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan
kepuasan. Sedangkan kebalikannya adalah despair, yaitu keadaan dimana individu yang menengok ke
belakang dan meninjau kembali kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan
arah, serta disadarinya bahwa jika ia memulai lagi sudah terlambat.
Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan perkembangan afektif manusia merupakan
perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas – tugas sosial. Perkembangan afektif suatu tahap
dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhada tahap berikutnya. Jika anak mencapai tahap
ketiga yang bergaul dengan anak bukan hanya orang tuanya saja melainkan juga orang dewasa lainnya
disekolah, yaitu guru.

E.     POLA PERKEMBANGAN  KOGNITIF DARI JEAN PIAGET  Piagietmengemukakan proses


anak sampai mampu berpikir seperti ornag dewasa melalui empat tahap perkembangan, yakni :
1. Tahap Sensori motor (0;0 – 2;0)
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung
melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa,
mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek – objek yang nyata. Anak mulai
memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
1.   Tahap praoperasional (2;0 – 7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk
menunjukan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang diambil hanya berdasarkan
intuisi bukan berdasarkan analisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil
yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar.
1.  Tahap operasional konkrit (7;0 – 11;)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk
mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang
konkrit.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari
sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak sering kali menjadi frustasi bila disuruh mencari arti
tersenbunyi dari suatu kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
1.  Tahap operasional formal (11; – 15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir
terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang kongkret. Pada tahap ini
anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan
secara realistis.
Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon guru sebaiknya memahami teori
Piagiet atau ahli lainya tentang pola-pola perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian
mereka memiliki landasan untuk mengembangkan harapan-harapan yang realistis mengenai perilaku
peserta didik.

F.      TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs


adalah sebagai tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Yang
merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas
berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan
kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.

Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak


1. Belajar berjalan
2. Belajar makanan padat
3. Belajar mengendalikan gerakan badan
4. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
5. Memperoleh stabilitas fisiologis
6. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7. Belajar menghubungkan dirii secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain.
8. Belajar membedakan yang benar dan salah
Tugas perkembangan masa anak
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu
2. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
3. Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya
4. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
5. Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlkan dalam kehidupan sehari-hari
7. Membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai
8. Memperoleh kebebasan diri
9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga sosial
Tugas Perkembangan masa remaja
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis
kelamin
2. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
3. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif
4. Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
5. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
6. Memperoleh kebebasan ekonomi
7. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara yang baik
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku
Tugas perkembangan masa dewasa awal
1. Memilih pasangan hidup
2. Belajar hidup dengan suami atau istri
3. Memulai kehidupan berkeluarga
4. Membimbing dan merawat anak
5. Mengolah rumah tangga
6. Memulai suatu jabatan
7. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
8. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
Tugas – tugas perkembangan masa setengah baya
1. Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
2. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi
3. Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
4. Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
5. Membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
6. Menerima dan menyesuiakan dir dengan perubahan – perubahan fisik sendiri
7. Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
Tugas – tugas perekembangna orang tua
1. Menyesuiakan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
2. Menyesuaikan tubuh terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan
3. Menyesuiakan diri terhadap meninggalnya suami atau istri
4. Menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
5. Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
6. Membangun kehidupan fisik yang memuaskan
Menurut Havighust setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek –
aspek lain, yaitu fisik, psikis, serta emosional, moral dan sosial. Dikemukakannya perkembangan yang
dicapai individu pada masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah
baya dan masa tua.

MODUL 1.2
A.    HUKUM-HUKUM  PERKEMBANGAN
Caril getswicki (1995) mengemukakan prinsip dasar perkembangan.
1.      KONVERGENSI
     Merupakan hasil interaksi faktor2 biologis (kematangan) dan faktor lingkungan (belajar)
2. TEMPO PERKEMBANGAN
      Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu
perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bi anak didorong
untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu
sesuai dengan mereka butuhkan sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
3.  MASA PEKA
     Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. Waktu-waktu yang menunjukkan
kesiapan harus dikenai melalui pengamatan yang cermat. Proses belajar akan terjadi dengan
sangat mudah pada saat yang optimal. Setiap pengajaran tidak akan menjadikan proses belajar
dengan mudah sebelum mencapai kesiapan.
4.      REKAPITULASI
      Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor
lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk belajar
lingkungan menentukan arah perkembangan.
5.   Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan dengan semua
aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.
6.      Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
7.      Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks.
Penelitian sutterly dan donnely mengenai proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh
prinsip dasar pertumbuhan. Beberapa prinsip diantaranya ada yang menunjukkan kesamaan
dengan yang diatas.
1.      Perubahan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
Perubahan semua dimensi pertumbuhan terdapat saling keterhubungan yang dinamis untuk dapat
mengoseptualisasikan perkembangan manusia secara seksama, kita harus menyadari lingkup
yang luas dari berbagai proses dan transformasi yang dapat terjadi secara simultan pada
seseorang individu. Sebagai contoh kompleksnya pertumbuhan ialah anak yang gagal untuk
tumbuh karena kurangnya curahan kasih sayang  dari ibunya. Hal ini menjelaskan bahwa faktor
emosional merupakan bagian yang intergral dari proses pertumbuhan.
2.      Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif  dan kualitatif
a.                        Perubahan-perubahan terjadi secara berangsur-angsur dan ada yang melalui
pergantian sehingga memungkinkan tumbuh kita untuk tetap bertahan. Pertumbuhan terjadi
secara berangsur-angsur mengimbangi bagian-bagian yang hilang agar dapat tetap berinteraksi
dengan lingkungan. Misalnya, anak tumbuh secara berangsur baik tinggi maupun berat
badannya, ia bertahan tumbuh walaupun ada bagian-bagian yang terbuang dan hilang dalam
bentuk urine, kotoran, keringat pada kulit, oksidasi pada paru-paru dan penggantian sel-sel yang
rusak. Kejadian-kejadian itu menggambarkan fakta bahwa organisme adalah suatu konfigurasi
yang terus-menerus berubah agar dapat terus bertahan.
b.                       Pertumbuhan terus terjadi melalui perkembangan dan integrasi sel dan jaringan
yang berbeda. Dengan kapasitas fungsional khusus untuk aktivitas internal dan tidak tampak.
c.                        Kematangan adalah proses pertumbuhan yang mengubah organisme dalam arti
mengganti dan menolak apa yang telah dipelajari dan diperoleh sebelumnya untuk dapat
menggantikanya atau menyesuaikannya dengan fungsi atau proses yang baru yang lebih sesuai
dengan ukuran, bentuk dan fungsi yang sedang tumbuh dan kapasitas-kapasitas lainnya yang
sedang tumbuh dan kapasitas lainnya yang sedang berkembang.
3.      Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
Semua dimensi pertumbuhan terjadi secara teratur  dan dalam urutan yang dapat
diramalkan. Walaupun prosesnya terjadi secara reguler dan teratur hasilnya tidak seragam. Fase-
fase perkembangan manusia terjadi penggandaan sel-sel (yang disebut incermal growth) dan
berlanjut dengan adanya perbedaan-perbedaan. Khususnya menjadi sangat perlu demi ketahanan
sel-sel yang tumbuh secara cepat pertumbuhan berlanjut dalam dan melalui sel-sel yang berbeda-
beda serta membangkitkan jaringan-jaringan dari sistem organ.
Karena pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur, kita dapat
mengenal pola pertumbuhan bagi kebanyakan anak. Setiap anak (kecuali yang mengalami
kelainan) bergerak melalui tahap-tahap yang sama dengan karakteristik yang manusiawi. Tahap-
tahap ini dihubungkan dengan aspek-aspek pertumbuhan seperti pengukuran fisik,
perkembangan organ-organ dan kematangan fungsi perilaku. Keteraturan pola perkembangan
dari konsepnya jelas. Kematangan struktur dan badan dari berbagai urutan akan berfungsi
dengan karakteristik tertentu yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.
Karena itu pola perilaku yang dihasilkan akan muncul dalam urutan akan berfungsi dengan
lingkungannya. Karena itu pola perilaku yang dihasilkan akan muncul dalam urutan yang teratur,
misalnya dalam perkembangan motorik berlangsung sesuai dengan struktur perkembangan fisik
melalui rangkaian perubahan-perubahan yang terjadi pada kematangan otot-otot, saraf dan
organ-organ.Whipple (1966) mengatakan bahwa perkembangan pada mata- tangan- mulut
merupakan koordinasi dalam melihat, meraba, menjangkau dan menjajagi objek-objek. Urutan-
urutan normatif seperti itu terjadi pula pada perkembangan kognitif, sosial dan psiko seksual.
Karena perkembangan itu berkesinambungan , dari tahap yang satu akan beralih dengan
berpengaruh pada tahap berikutnya.
4.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
Pada awal pertumbuhan bayi pada manusia, seperti juga spesies binatang, tunbuhan bagian
kepala yang kompleks dan besar sedangkan pada masa pertumbuhan bayi yang pesat terdapat
pada bagian badan, sedangkan pada masa kanak-kanak pertumbuhan yang pesat terdapat pada
bagian kaki.
Penguasaan bayi mengenal mata dan kepalanya diperoleh pada tiga bulan pertama sejak
kelahirannya, tiga bulan kedua penguasaan pada bagian atas dan tangan, tiga bulan ketiga pada
bagian-bagian bawah. Gerakan kaki pada tiga bulan keempat. Pada urutannya itu dapat dilihat
gerakan motorik dari kepala sampai kekaki.
Perkembangan lain terjadi pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan
bilateral.
5.      Tempo pertumbuhan tidak sama
Pada setiap anak terdapat variasi umur dalam mencapai jenjang-jenjang pertumbuhan
karena kecepatan menjalani kehidupan antara seorang dan lainnya berbeda, walaupun setiap
orang melalui jalan yang sama. Anak yang telah berkembang secara berkelanjutan sejak masa
konsepsi, mengalami instrupsi pada masa kelahiran dan kehilangan berat badan, secara berangsur
bertambah ukuran/besar dan beratnya. Pemberian makan yang tidak memadai dan tidak
semestinya akan memperlambat pertumbuhan serta mungkin akan mengalami kesulitan asimilasi
dan mencerna bahan makanan. Pertambahan berat badan yang terjadi secara teratur merupakan
salah satu indikasi terjadinya perkembangan yang normal tetapi itu bukan satu-satunya.
Dalam menggunakan setiap ukuran tentang pertumbuhan dan kematangan fisiologis.
Variasi pada anak-anak yang seusia. Setiap anak secara individual mempunyai pola pertumbuhan
sendiri-sendiri. Meskipun pertumbuhan sama dengan anak yang lain waktu terjadinya
pertumbuhan akan sangat individual.
6.      Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan yang
berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai bagian tubuh tumbuh pada waktu dan
kecepatan yang berbeda serta mencapai titik maksimal pertumbuhan yang berbeda dari seluruh
siklus kehidupan.
Dibandingkan dengan ukuran bagian badan lainnya, kepala bayi yang baru lahir lebih
besar. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kepala lebih pesat pada masa sebelum lahir
(pra-natal). Selama tahun pertama pada saat pertumbuhan tulang belakang mendominasi, anak
menjadi nampak bulat dan gemuk. Pada saat anak mulai belajar berjalan kepala dan badannya
yang masih berat dan menyebabkan anak kelihatan pendek. Setelah tahun pertama kakinya
tumbuh lebih cepat dari pada bagian tubuh yang lain, sebagian lemak menghilang. Penampilan
anak pra-sekolah nampak kecil.
7.      Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi pleh faktor-faktor  intrinsik dan ekstrinsik
Faktor yang paling jelas mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi. Selain mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan, nutrisi ini mempengaruhi pencapaian kedewasaan. Anak yang
makannya tidak bergizi dapat diransang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan
memperbaiki gizinya. Dalam keadaan kelaparan, pertumbuhan dapat terhambat dan puber akan
tertunda, tetapi bila kelaparan itu berakhir dengan memakan makanan yang semstinya,
pertumbuhan akan berlangsung semestinya pula. Dapat tidaknya seseorang mencapai kurva
pertumbuhan normal bergantung pada jangka waktu dan keparahan malnutrisi yang dialaminya.
Pertumbuhan dipengaruhi pula oleh kesehatan fisik dan lingkungan.
Pertumbuhan, kesehatan dan kemampuan mental dapat pula dipengaruhi oleh pengaruh-
pengaruh nutrisi awal. Di daerah-daerah terbelakang dan serba kekurangan pertumbuhan bukan
hanya sekedar lambat pada masa anak dan remaja tetapi angka kematian anak dapat tinggi pula,
termasuk faktor emosional juga mempengaruhi pertumbuhan. Faktor-faktor instrinsik yang
disebutkan di atas sangat mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada saat seluruh
siklus kehidupan.
Dr. Winick telah mendemonstrasikan bahwa pemecahan sel akan berhenti pada waktu
yang sama baik pada anak yang nutrisinya baik maupun tidak baik nutrisinya. Malnutrisi
berpengaruh langsung terhadap cara pertumbuhan otak. Bila anak yang baru lahir menderita
kekurangan makanan (ASI atau penggantinya) secara serius pada enam bulan pertama,
pemecahan sel akan lebih terlambat 20% dari pada semestinya. Bayi yang secara serius
mengalami kekurangan nutrisi akan memliki 20% lebih sedikit (kekurangan) sel-sel otaknya
dibandingkan dengan yang normal.
8.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis
Pada siklus kehidupan yang dilalui seseorang individu mungkin menghadapi masa-masa
sulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai gangguan yang terjadi pada suatu tahap
perkembangan anak menghasilkan akibat yang sama, tetapi gangguan yang terjadi pada tahap
perkembangan yang berbeda akan menyebabkan akibat yang sangat berbeda. Misalnya, virus
rubella atau virus lainnya yang mematikan bila menyerang wanita hamil pada trimester pertama
bisa berakibat fatal. Virus yang sama bisa menyerang wanita hamil pada bulan kedelapan
mungkin tidak berakibat apa-apa atau hanya sedikit saja akibatnya.
Dr. Winick secara lebih khusus menekankan bahwa 45 bulan pertama merupakan masa
pertumbuhan yang paling kritis, karena pertumbuhan otak, yang berkembang paling pesat selama
dirahim, akan berlanjut setelah lahir dengan masa transisi pada saat sel membelah dan sel yang
telah ada mulai tumbuh besar.
9.      Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang optimal
Meskipun potensi pertumbuhan seseorang banyak dipengaruhi oleh genetik, pertumbuhan
anak yang nyata secara individual ditentukan oleh potensi genetika maupun kondisi lingkungan.
10.  Setiap individu tumbuh caranya sendiri yang unik
Walaupun bayi-bayi itu nampaknya sama, namun sebenarnya pada mereka terdapat
perbedaan. Disamping perbedaan warna mata dan rambut, terdapat pula perbedaan telapak kaki,
sidik jari dan suara yang sangat individual. Bentuk jarak dan waktu tumbuhnya gigi
menunjukkan pola yang individual pula. 
MODUL 1.3 
Pengaruh Berbagai Faktor dalam Perkembangan Manusia
A.    Teori Kematangan
Observasi awal terhadap anak yang dilakukan untuk memahami perkembangan dipimpin
oleh G.Stanley Hall.
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan belajar membaca terjadi sebagai
akibat perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam
memampukan anak untuk belajar.Beberapa prinsip Gisell yang dianggap penting
,misalnya:menerangkan bahwa pertumbuhan gerak maju dari kepala ke ekor
(cephalochandall),dan dari tubuh ke bagian2 ,seperti tangan dan kaki (proximodhistal)
B.     Teori Perkembangan Kognitif/Konstruktivisme
1.      Jean Piaget
Hasil kajian Piaget tentang kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap
pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda pula. Teori perkembangan kognitif
menunjukkan bahwa interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari
pengalaman menghasilkan kecerdasan.
2.      Lev V. Gotsky
  Dia meyakini baha anak-anak membentuk, membangun atau mengkonstruk
pengetahuan. Menurutnya, interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar
3.      Teori behaviorisme
Berakar dari Ivan Pavlov ahli psikologi Rusia bahwa binatang dapat mempelajari respon
fisiologis kepada lingkungan mellalui rangsangan stimuli.Menurut para ahli behaviorisme baru,
faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah lingkungan dan kesempatan untuk
belajar. Menurutnya, jika lingkungan ditata untuk memfasilitasi ketercapaian perilaku yang
dikehendaki maka akan dipengaruhi untuk mencapai perilaku yang seharusnya.
4.      Teori belajar sosial
Seperti Albert Bandura, menyatakan bahwa banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui
pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi dan interpretasi individu terhadap situasi.
MODUL I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

KB 1. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan


A. Pengertian Pertumbuhan
Adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya. Vasta (1992)
mengemukakan bahwa panjang bayu menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun.
B. Pengertian Perkembangan
Santrok dan Yussen (1992), perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat
terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Isu-isu yang ditelaah tentang perkembangan; Nature dan nurture, yang mempertanyakan tentang
penyebab atau sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak lahir atau karena
pengaruh lingkungan. Continuity dan disontinuity, isu yang mempertanyakan apakah pola perkembangan
itu menetap? Apakah karakteristik terdahulu dapat memperkirakan karakteristik berikutnya. Normative
dan idiographic, yang mempertanyakan dan membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh
proses internal biologis yang terjadi secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari suati
langkah ke langkah berikutnya (normatif) atau berpusat pada seorang individu anak yang berbeda dari
anak lainnya (Vasta, 1992).
C. Proses Perkembangan
Beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik:
1. Masa perkembangan yang cepat
2. Pengaruh yang lama
Bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh
yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya.
3. Proses yang kompleks
4. Nilai yang diterapkan
5. Masalah yang menarik
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik)
Kecerdasan
Arthur Jensen (1969), kecerdasan itu diwariskan (diturunkan).
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80%.
Temperamen
Adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Tipe dasar temperamen (Thomas & Chess, 1991)
1) Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur.
2) Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan lambat menerima
pengalaman baru.
3) Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang negatif, dan
penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
D. Fase-fase Perkembangan
Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil
(produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis (perubahan fisik individu), proses kognitif
(perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa), proses sosial
(perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan dalam emosi dan
perubahan dalam kepribadian).
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima fase:
1. Fase pranatal (saat dalam kandungan)
2. Fase bayi, fase yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bln
3. Fase kanak-kanak awal, fase yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang
disebut masa pra sekolah.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir, fase sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa
usia sekolah dasar.
5. Fase remaja, transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10
sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 thn.
Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri dari tahap:
Trust vs Mistrust/kepercayaan dasar (0;0-1;0)
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan
diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat
yang aman.
Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0-3;0)
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada masa ini
anak bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka, menjatuhkan, menarik dan
mendorong, memegang dan melepaskan.
Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0-5;0)
Anak sudah menguasai badan dan geraknya. Ia dapat mengendarai sepeda roda tiga, dapat lari,
memukul atau memotong.
Industry vs Inferiority/Produktivitas (6;0-11;0)
Anak mulai berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang
muncul pada masa ini adalah sense of industry sense of inferiority.
Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0-18;0)
Anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasaan dan keinginan-
keinginan baru sebagai akibat perubahan tubuhnya.
Intimacy vs Isolation (19;0-25;0)
Kemampuan untuk berbagi rasa dan memperhatikan orang lain.
Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25;0-45;0)
Berarti bahwa orang mulai memikirkan tentang orang lain di luar keluarganya sendiri, memikirkan
generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup.
Integrity vs Despair/Integritas (45;0…)
Usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-masa
untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu.
Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa
melalui tahap perkembangan:
Tahap sensori motor (0;0-2;0)
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung
melalui indra.
Tahap praoperasional (2;0-7;0)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk
menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Tahap operasional konkret (7;0-11;0)
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk
mencapai pemecahan masalah.
Tahap operasional formal (11;-15;0)
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir
terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun konkret.
Tugas perkembangan menurut Robert J. Harvighust adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu
periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan
kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak:
1) belajar berjalan
2) belajar makan makanan padat
3) belajar mengendalikan gerakan badan
4) mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
5) memperoleh stabilitas fisiologis
6) membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7) belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, dan orang lain
8) belajar membedakan yang benar dan salah
Tugas perkembangan masa anak:
1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu
2) membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisasi sedang tumbuh
3) belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya
4) mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
5) membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6) mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
7) membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai
8) memperoleh kebebasan diri
9) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
Tugas perkembangan masa remaja:
1) memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis
kelamin
2) memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
3) menerima fisik diri dan menggunakan badan secaa efektif
4) memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orangtua
5) melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
6) memperoleh kebebasan ekonomi
7) persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Tugas perkembangan masa dewasa awal:
1) memamilih pasangan hidup
2) belajar hidup dengan suami atau istri
3) memulai kehidupan berkeluarga
4) membimbing dan merawat anak
5) mengolah rumah tangga
6) memulai suatu jabatan
Tugas perkembangan masa setengah baya:
1) memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
2) membangun dan mempertahankan standar ekonomi
3) membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa
4) membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
5) membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
Tugas perkembangan orang tua:
1) menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
2) menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan
3) menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
4) menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
5) memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
6) membangun kehidupan fisik yang memuaskan

KB 2. Hukum-hukum Perkembangan
A. Hukum Perkembangan
Carol Gestwicki (1995) mengemukakan prinsip dasar perkembangan
1. Hukum konvergensi
Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan
(belajar)
2. Hukum tempo perkembangan
Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.
3. Hukum masa peka
Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4. Hukum rekapitulasi
Stanley Hall mengemukakan bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan rekapitulasi dari
evolusi spesies (manusia).
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang salaing berhubungan
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing
7. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan
Proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip dasar pertumbuhan (Hukum rekapitulasi (Sutterly dan
Donnely):
Pertumbuhan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur
Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
Perkembangan lain terjadi pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan bilateral. Tanner
(1965) menyatakan bahwa manusia terdapat asimetri dalam simetri, secara eksternal bagian kiri (badan)
manusia hampir menjadi cerminan bagian kanan; bagaimanapun secara internal organ-organ tubuh
adalah asimetri.
Tempo pertumbuhan tidak sama
Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan berkembang pada waktu dan kecepatan yang berbeda
Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik
Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis
Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang optimal
Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik

KB 3. Pengaruh Berbagai Faktor dalam Perkembangan Manusia


A. Teori Kematangan
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan belajar membaca terjadi sebagai akibat
perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam memampukan anak
untuk belajar.
B. Teori Perkembangan Kognitif/Konstruktivisme
1. Jean Piaget
Hasil kajian Piaget tentang kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap pemahaman yang
berbeda pada usia yang berbeda pula. Teori perkembangan kognitif menunjukkan bahwa interaksi anak
dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari pengalaman menghasilkan kecerdasan.
2. Lev V. Gotsky
Dia meyakini baha anak-anak membentuk, membangun atau mengkonstruk pengetahuan. Menurutnya,
interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar
3. Teori behaviorisme
Menurut para ahli behaviorisme baru, faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah
lingkungan dan kesempatan untuk belajar. Menurutnya, jika lingkungan ditata untuk memfasilitasi
ketercapaian perilaku yang dikehendaki maka akan dipengaruhi untuk mencapai perilaku yang
seharusnya.
4. Teori belajar sosial
Seperti Albert Bandura, menyatakan bahwa banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui pembentukan
tetapi berkembang melalui reaksi dan interpretasi individu terhadap situasi.

Modul 2
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar

KB 1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani serta Perkembangan Intelektual dan emosional


A. Pertumbuhan Jasmani Selama Pertengahan Masa Kanak-kanak
1. Tingkat pertumbuhan
2. Nutrisi dan pertumbuhan
3. Kesehatan dan kebugaran anak
B. Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak
1. Obesity
Anak yang diadopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslinya, namun tidak ada
korelasi sama sekali dengan orang tua yang mengadopsinya (A.J. Stunkard, Foch & Hrubec, 1986).
2. Kondisi medis pada masa kanak-kanak
3. Penglihatan
4. Kesehatan gigi
5. Kebugaran anak
C. Perkembangan Intelektual dan Emosional
1. Perkembangan intelektual
a. Perkembangan kognitif: tahap operasi konkret Piaget
Kadang-kadang anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret, yaitu pada waktu anak
dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu.
b. Berpikir operasional
Menurut Piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat
mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas
mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam
aktivitasnya.
c. Konservasi
Adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap
kongkret. Atau kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap
sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
2. Perkembangan emosional

KB 2. Perkembangan Bahasa, Sosial, Moral, dan Sikap


A. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, periode linguistik (0-1 tahun) dan linguistik (1-5
tahun). Mulai periode linguistik inilah anak mengucapkan kata-kata yang pertama.
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar:
1. Fase satu kata atau holofrase
Anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks.
Misal kata duduk, bagi anak dapat berarti mau duduk, kursi tempat duduk dll
2. Fase lebih dari satu kata
Muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri
dari dua kata
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan
saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata
demi kata sesuai dengan jenisnya.
Jenis-jenis bahasa:
a. Bahasa tubuh
b. Bicara
Bagi anak, bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tujuanya,
misalnya:
1) sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
2) sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
3) sebagai alat untuk membina hubungan sosial
4) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
5) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan oranglain
6) untuk mempengaruhi perilaku orang lain
c. Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal
1) kematangan alat berbicara
2) kesiapan berbicara
3) adanya model yang baik untuk dicontoh
4) kesempatan berlatih
5) motivasi untuk belajar dan berlatih
6) bimbingan
B. Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap
1. Perkembangan sosial
Ganjaran atau hukuman yang diberikan orang tua terhadap anaknya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Ganjaran
Fungsi hadiah:
1) memiliki nilai pendidikan
2) memberikan motivasi kepada anak
3) memperkuat perilaku
b. Hukuman
1) Fungsi hukuman
a) Fungsi resktriktif
Dengan diberikannya suatu hukuman kepada anak, ini berarti bahwa pengulangan perilaku yang tidak
diharapkan dalam masyarakat tidak akan terjadi lagi.
b) Hukuman sebagai fungsi pendidikan
c) Hukuman sebagai penguat motivasi
2) Syarat-syarat hukuman
a) sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut mendapat
hukuman
b) diberikannya secara konsisten
c) hukuman yang diberikan harus bersifat konstruktif
d) hukuman yang diberikan bersifat impersonal
e) dalam memberikan hukuman harus disertai alasan
2. Perkembangan moral dan sikap
Proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:
a. Imitasi (imitation)
Pada umumnya anak mulai mengadakan imitasi sejak usia 3 tahun
b. Internalisasi
Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang paling
mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut.
c. Introvert dan Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat, sikap.
Ekstrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga
segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh orang lain
d. Kemandirian
e. Ketergantungan
f. Bakat (aptitude)
Faktor utama yang dapat mempengarui tampilnya bakat anak:
1) faktor motivasi, berkaitan dengan daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2) faktor nilai atau value, berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan
yang sesuai dengan bakatnya
3) konsep diri
anak yang memiliki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal-balik dengan
sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya.

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Dasar


A. Perbedaan Pada Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik pada anak laki-laki dan perempuan usia SD

Usia 
Perilaku yang terpilih


Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan pada anak laki-laki lebih superior
dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya kurang kompleks.


Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan kemungkinannya. Anak-anak dapat
berjalan melangkah lebar dengan seimbang


Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg


Anak perempuan dapat melompat setinggi 21 cm, sedangkan anak lelaki dapat sampai 10 inci


Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan melompat setinggi 135 cm

B. Perbedaan Pada Perkembangan Moral


1. Piaget dan tahapan moral
Tahap pertama, hambatan moralitas juga disebut (heteronomous morality), bercirikan kekakuan,
penyesuaian yang sederhana.
Tahap kedua, moralitas kerja sama juga disebut (autonomous morality), bercirikan moral yang fleksibel
(kenyal).
Dua tahap perkembangan moral menurut Piaget

Aspek Moralitas 
Hambatan Moralitas 
Kerja sama Moralitas

Pandangan 
Seorang anak memandang suatu tindakan baik atau buruk dan berpendapat bahwa tiap orang
melihatnya dengan cara yang sama 
Anak-anak dapat menggantikan orang lain. Mereka tidak absolut dalam penyesuaian, tetapi melihatnya
dari beberapa sudut pandang

Kesungguhan 
Anak menyesuaikan tindakan dengan penuh tanggung jawab, bukan karena ada motif di belakangnya 
Beberapa tindakan penyesuaian anak berdasarkan kesungguhan bukan karena konsekuensi

Peraturan 
Anak-anak tunduk pada peraturan sebab sakral dan tidak dapat diubah 
Anak-anak mengenal bahwa peraturan dibuat oleh manusia dan dapat diubah oleh manusia

Hukuman 
Anak sangat takut pada hukuman 
Anak lebih bersifat lunak terhadap hukuman yang dikompensasikan dengan pengorbanan dan
pertolongan

2. Koherlberg dan alasan moral


Koherlberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral:
Tingkat 1, Pra-conventional morality (anak usia 4-10 tahun) anak masih dibawah pengawasan orang tua
dan lain-lain, tunduk pada peraturan untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman.
Tingkat 2, Conventional morality (anak usia 10-13 tahun) anak telah menginternalisasikan figur
kekuasaan standar. Mereka patuh terhadap peraturan untuk menyenangkan orang lain.
Tingkat 3, Post-conventional morality (anak usia 13 tahun atau lebih) moralitas sepenuhnya internal.
Dewasa ini orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral dan memilih di antara standar
tersebut.
C. Perbedaan Kemampuan
Tahap-tahap persahabatan

Tahapan 
Usia 
Karakteristik

0. Persahabatan sementara 
3-7 
Anak-anak bersifat egosentris, mereka berpikir hanya mengenai sesuatu yang mereka inginkan dari
hubungan

1. Bantuan satu arah 


4-9 
Anak-anak membatasi teman sebagai seseorang yang mau mengerjakan sesuatu sebagaimana
dilakukan temannya

2. Dua cara, bekerja sama 


6-12 
Persahabatan melibatkan masalah menerima dan memberi namun masih ada unsur membedakan
kepentingan diri daripada kepentingan orang lain

3. Keintiman 
9-15 
Anak-anak memandang persahabatan seperti sesuatu yang berlangsung lama, sistematik

4. Kebebasan secara otomatis 


12-dst 
Anak-anak saling menghargai kebutuhan temannya untuk keduanya saling bergantung atau memiliki
otonomi

KB 4. Jenis-jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar


A. Jasmaniah
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan
perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri
tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:
1. Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang
boleh dilakukan dan tidak dilakukan.
2. Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang ditafsirkan
sebagai tanda penerimaan dirinya.
3. Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai dengan
perkembangan dirinya.
4. Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi dalam dirinya.
B. Kasih Sayang
C. Memiliki
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat
perhatian. Anak-anak ini akan cenderung mengikuti aturan dari kelompok bermainnya/setia, dan juga
menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut.
D. Aktualisasi Diri
Anak usia kelas tinggi di SD mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan
keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi juara tinju, pembalap
dan sebagainya.
De Cecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru memberikan dan meningkatkan motivasi
siswa:
1. Membangkitkan semangat siswa
2. Memberikan harapan yang realistis
3. Memberikan insentif
4. Memberi pengarahan

Modul 3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah

KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional


A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. 
Siswa SLTP (Remaja Awal) 
Siswa SLTA (Remaja Akhir)

1. 
Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat 
Laju perkembangan secara umum menurun, sangat lambat

2. 
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang 
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa

3. 
Munculnya ciri-ciri sekunder 
Siap berfungsinya organ-organ reproduksi

4. 
Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan 
Gerak-geriknya mulai mantap

5. 
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya 
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif

B. Pertumbuhan Intelektual
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. 
Siswa SLTP (Remaja Awal) 
Siswa SLTA (Remaja Akhir)

1. 
Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal 
Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat
generalisasi

2. 
Kecakapan dasar umum menjalani laju perkembangan yang terpesat 
Tercapainya titik puncak

3. 
Kecapakan dasar khusus mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas 
Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya

C. Perkembangan Emosional
Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi yang
diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).
KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
A. Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap
Perbedaan profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. 
Siswa SLTP (Remaja Awal) 
Siswa SLTA (Remaja Akhir)

1. 
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak
orang tetapi bersifat temporer 
Bergaul dengan jumlah teman yang terbatas dan selektif

2. 
Adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi 
Ketergantungan kepada kelompok sebaya berangsung fleksibel

3. 
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruhorang tua dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orang tuanya 
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan
orang tuanya

4. 
Dengan sikapnya dan cara berpikinya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis
dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya 
Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang universal dari para
pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan

B. Perkembangan Pemikiran Politik


Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya
berkaitan erat.
Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai ciri
kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan
politik yang bersifat khusus.
C. Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. 
Siswa SLTP (Remaja Awal) 
Siswa SLTA (Remaja Akhir)

1. 
Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis 
Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahami dan dihayati

2. 
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan
adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya 
Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran
dan petimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas

3. 
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya 
Mulai menemukan pegangan hidup yang definitif

Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa anak-anak
secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean Jacques
Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah anak mampu
membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa. Anak bagaikan kertas
putih yang menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak
lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan maupun oleh
lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat dikategorikan
ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan pengaruh bukan
normatif. Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang disebut heredity. Faktor eksternal, faktor
yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari lingkungan.
Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh lingkungan
yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang sangat global:
Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan sekolah, rumah,
pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang melibatkan individu di
dalamnya.
Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti pengaruh sekolah,
pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan.
Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat pengaruh dari
kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap
perkembangan individu.
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau the worst of
time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi berbagai tuntutan
yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya yang akan dibawanya menjelang masa
dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada krisis identitas (identity crisis) yang
berkepanjangan.

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah


A. Perbedaan Kemampuan
B. Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan
mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the essentials…
seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal
penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding
dengan yang lain. Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara
lain:
Kemudahan dalam menggunakan bilangan
Efisiensi dalam berbahasa
Kecepatan dalam pengamatan
Kemudahan dalam mengingat
Kemudahan dalam memahami hubungan
Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dlaam tiga kategori yaitu biologis (kemampuan individu
dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada kemampuan
untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan maupun tersamar sebagai hasil dari pengalaman),
psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan
dalam menggunakan bahasa simbol) dan operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara
lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain, Thurstone,
Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)

IQ 
Persentase dari Populasi 
Klasifikasi

140 ke atas 

Genius (jenius)

130-139 

Very superior (sangat

120-129 

Unggul

110-119 
16 
Superior (unggul

100-109 
23 
Average

90-99 
23 
Normal

80-89 
16 
Dull average (mendekati normal)

70-79 

Borderline (lambat)

C. Perbedaan dalam Kepribadian


Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis dalam individu
sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang (masa angin-
anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsur-unsur
kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic dan psychogenic.
Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,
bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup.
Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima
cercaan atau celaan orang lain.
Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin.
Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia
kawan.
Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan
yang berbeda dengan dirinya.
Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
Defendance needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi
Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri.
Order, kebutuhan teratur.
Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.

Modul 4
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Dewasa

KB 1. Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual


A. Pertumbuhan Fisik
B. Pertumbuhan Intelektual
Menurut Schaine, perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya ketahui” (what I
need to know). Proses transisi oleh Chaine dibagi atas lima tahap berikut:
1. Tahap pemerolehan (aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja
Anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas menguasai tetapi
pengetahuan dan keterampilan tersebut belum digunakan untuk kepentingan hidupnya dalam
masyarakat.
2. Tahap penguasaan (achieving), berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an
Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai keunggulan dan
kemandirian.
3. Tahap tanggung jawab (responsible), pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an
Menggunakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah.
4. Tahap eksekutif (executive), pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an
Individu mempunyai tanggung jawab yang luas, bukan hanya dalam unit keluarga, tetapi juga dalam
sistem kemasyarakatan.
5. Tahap reintegrasi (reintegrative), pada usia 60 tahun ke atas
Orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab
C. Perkembangan Moral
Tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Gilligan:
Tahap 1. Orientasi terhadap keberadaan diri
Wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya pada keberaaadaan dan kepentingan dirinya, kepada apa
yang baik dan berguna bagi dirinya. Perubahan yang terjadi adalah perubahan dari mementingkan diri
kepada tanggung jawab.
Tahap 2. Kebaikan sebagai pengorbanan diri
Mereka mulai menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap orang lain, serta mulai melaksanakan
tanggung jawabnya dengan memberikan pengorbanan
Tahap 3. Moralitas tidak berbuat kekerasan
Terjadi perubahan atau perkembangan kesadaran dari tidak mau menyakiti orang lain dan menyakiti
dirinya kepada prinsip persamaan.

KB 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Dewasa


7 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik:
1. sarapan pagi
2. makan secara teratur
3. makan secukupnya
4. tidak merokok
5. tidak meminum minuman yang mengandung alkohol
6. olahraga secukupnya
7. tidur secara teratur 7-8 jam
faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa:
1. jenis kelamin
wanita lebih berminat pada agama dari pada pria
2. kelas sosial
golongan kelas menengah cenderung lebih tertarik agama
3. lokasi tempat tinggal
4. latar belakang keluarga
5. minat religius teman-teman
6. pasangan dari iman yang berbeda
7. kecemasan akan kematian
8. pola kepribadian
faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa:
a. mobilitas sosial
semakin besar keinginan orang dewasa untuk meningkatkan status sosialnya semakin giat pula ia
berusaha melibatkan diri dengan organisasi
b. status sosial ekonomi
c. lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
d. kelas sosial
e. lingkungan
f. jenis kelamin
pria yang telah menikah lebih bebas berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan sosial di luar rumah
g. umur kematangan seksual
h. urutan kelahiran
i. keanggotaan dari tempat beribadah
Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan lingkungannya:
1. Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku.
2. Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan yang datang
3. Sikap, yang mengacu pada positif atau negatif atau ambivalensinya sambutannya terhadap objek-
objek
4. Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung marah
5. Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan
6. Sosiabilitas, yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya
Witherington menunjukkan lebih terperinci dari indikator-indikator perilaku inteligen:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisien dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi

KB 4. Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa


Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa digolongkan ke dalam tingkatan:
1. Kebutuhan yang bersifat biologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan harga diri
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
Orang dewasa memiliki empat kebutuhan (Morgan):
1. Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
4. kebutuhan mengatasi kesulitan
Lima belas aspek kebutuhan orang dewasa (Murray dan Edwards):
1. Kebutuhan berprestasi (achievement)
2. Kebutuhan rasa hormat (deference)
3. Kebutuhan keteraturan (order)
4. Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibition)
5. Kebutuhan otonomi (autonomy)
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation)
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception)
8. Kebutuhan berlindung (succorance)
9. Kebutuhan dominan
10. Kebutuhan merendah (abasement)
11. Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
12. Kebuthan perubahan (change)
13. Kebutuhan ketekunan (endurance)
14. Kebutuhan heteroseksual
Dorongan untuk bepergian dengan lawan jenis
15. Kebutuhan agresi
Dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa:


1. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa/muda
a. mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
b. memperoleh atau memulai suatu pekerjaan
c. memilih pasangan
d. mulai memasuki pernikahan
e. belajar hidup berkeluarga
f. mangasuh dan mendidik anak
g. mengelola rumah tangga
h. memperoleh kemampuan dan kemantapan karier
i. mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
j. mencari kelompok sosial yang menyenangkan
2. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya
a. memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
b. mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
c. membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa
d. menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan
e. memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
f. mencapai dan mempertahankan prestasi
g. memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa
3. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa tua)
a. lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma
b. mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik
c. menyesuaikan diri dengan masa pensiun
d. menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
e. membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia
f. memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga

Modul 5

Bagian otak yang mengatur hubungan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengenal rasa
dan penciuman adalah corpus collosum.
Karakteristik umum kesulitan yang dialami anak berkelainan fisik:
1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya informasi atau untuk
mengungkap sesuatu secara memadai
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan image diri dan
percaya diri, yang berakibat pada berbagai motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untuk bergabung
dalam kegiatan kelas.
Beberapa kelainan fisik:
1. Cerebral Palsy, ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau ketidakmatangan otak
(Denhoff). Cerebral palsy sebagai akibat dari kerusakan gangguan otak dapat ditelusuri, mungkinkarena
adanya kerusakan fisik (trauma) atau oleh penyebab lain yang tidak langsung misal kekurangan oksigen,
contol lain, epilepsi adalah bagian dari cerebral palsy.
2. Spina Bifida, gangguan saraf
Gangguan saraf pada spina bifida terpusat, sedangkan pada cerebral palsy gangguannya menyebar.
Gangguan lain yang terjadi pada spina bifida dan sering memerlukan bantuan operasi (pembedahan)
adalah hydrocephalus.
3. Epilepsi, gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak.
Convulsion adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang
bila gangguan pada bagian otak tertentu.
IQ normal menurut skala Binet dari Amerika Serikat adalah antara 61-100.
Klasifikasi berdasarkan IQ pada ketidakmampuan intelektual

Tingkat ketidakmampuan 
Menurut skor Binet 
Menurut skor Wechsler

Ringan 
68-52 
69-55

Sedang 
51-36 
54-40

Parah 
35- 
39-

Menurut Bower, siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik:


1. Ketidakmampuan belajar, yang tidak dapat diterangkan dengan faktor kesehatan intelektual dan
sensori
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman dan
gurunya
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah normal
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi
Peserta Didik Autis
Selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar populasi, pandangan yang lebih mendapat dukungan
ilmuwan mengungkapkan bahwa kelainan sistem kerja otak, terutama pada lapisan korteks serbral,
serebelum dan sistem limbik merupakan penyebab autistik pada anak.
1. Karakteristik anak autis
Menurut pengklarifikasian Lauren B. Alloy, dkk, dalam Abnormal Psychology, empat karakteristik anak
autis; isolasi diri, keterbelakangan mental, kemampuan bahasa rendah, dan perilaku menyimpang.
Ciri (khas) perilaku anak autis:
a. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
b. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati
c. Pemahaman anak sangat kurang
d. Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat
e. Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya
f. Memperbaiki perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
2. Stategi pembelajaran anak autis
Strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya adalah perencanaan yang berisi
serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.. pilihan strategi yang
digunakan beranjak dari strategi individual sampai pada penggunaan strategi kelompok, bagi anak yang
telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan.
Dalam uji coba dan penerapannya, strategi yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu pada teori
A-B-C (autecendent-behavior-consequence) yang diperkenalkan psikologi Loovas atau dikenal applied
Behavior analysis (ABA). Strategi ini dimulai dengan instruksi atau antecedent atau pra-kejadian, yakni
pemberian instruksi kepada anak baik berupa perintah meniru, pertanyaan atau visual. Setelah 3-4 detik,
anak diharapkan akan memberikan behavior (perilaku) atau respon sesuai dengan instruksi. Untuk
membuat respon anak bertahan makan diperlukan consequence atau akibat; baik berupa reinforcemenet
(penglihatan), prompt (bantuan) kepada anak untuk memberikan jawaban yang benar

Anda mungkin juga menyukai