I. PENDAHULUAN
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran. Hal ini juga yang membuat sekolah sebagai sarana yang
digunakan oleh para pekabar Injil untuk memberitakan Injil. Maka untuk itu Gerakan
oikumene sebagai gerakan untuk mengumpulkan kembali serta menjaga keutuhan dan
kesatuan tidak hanya diberlakukan di Gereja. Namun sekolah pun sebagai salah satu sarana
yang penting dalam upaya membentuk persatuan dan kesatuan ditengah-tengah keberagaman
masyarakat yang heterogenitas. Dalam hal ini tentunya sekolah memiliki peranan dalam
keberlangsungan pergerakan oikumene. Untuk mengetahui itu kita akan membahas bersama
materi ini.
II. PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Sekolah
Secara etimologi kata sekolah berasal dari bahasa Latin yaitu skhole, scolae, skhoe
yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang. Sekolah adalah sebuah lembaga yang
dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawan pendidik atau guru.
Sekolah merupakan lembaga formal yang mendidik orang-orang demi tercapainya
kecerdasan berpikir dan moralitas.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sekolah adalah bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran; waktu atau
pertemuan ketika murid diberi pelajaran; usaha menuntut kepandaian; pelajaran; pengajaran. 2
Sekolah bukan hanya sebuah tempat untuk memperoleh pengetahuan atau informasi
1
Fathur Rokhman, Konsep Ideal Labschool (Jakarta: Pilar Nusantara, 2017), 25-26.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama , 2008), 223.
1
sebanyak-banyaknya tetapi yang jauh lebih penting dari semua itu adalah sebagai wadah bagi
guru dan siswa untuk sama-sama belajar, sama-sama mengamati apa yang terjadi di
sekelilingnya dan terlebih lagi pengamatan terhadap diri masing-masing.3
3
Yusran Pora, Selamat Tinggal Sekolah (Yogyakarta: Media Pressindo, 2004),16.
4
Christiaan De Jonge, Menuju Keesaan Gereja (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1993), 17.
5
J.B. Banawiratma, Tempat dan Arah Gerakan Oikumenis (Jakarta: Gunung Mulia, 1994), 30-32.
2
Katholik. Dengan begitu istilah oikumene ini mencakup gerakan untuk mempersatukan
gereja-gereja yang demikian banyaknya di dunia ini dengan usaha-usaha menyebarluaskan
injil ke seluruh dunia.6
Salah satu wadah pertama yang paling maju dan berkembang pesat dari gerakan
oikumene adalah YMCA (Young Men Christian Association) yang mula-mula mucul di
Amerika Serikat. Kemudian timbul pula wadah lainnya yaitu World Student Christian
Federation (WSCF) atau Federasi gerakan-gerakan Mahasiswa Kristen sedunia yang
muncul pada tahun 1895. WSCF inilah yang mula-mula sekali melebarkan sayap oikumene
itu di daratan Asia. 7
6
Frans Hitipeuw, Karya dan Pengabdiannya ( Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan ,
1986), 45.
7
Frans Hitipeuw, Karya dan Pengabdiannya ( Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan ,
1986), 45.
8
https://www.slideshare.net/mobile/ananur/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan. Diakses
pada tanggal 27 Januari 2021 Pukul 13.00 wib.
3
telah mencapai standart tinggi. Dua keuntungan penting dari perluasan pendidikan ini segera
tampak nyata. Angka-angka dalam tabel diatas menunjukkan prestasi yang hebat. Pemakaian
bahasa Indonesia di seluruh sistem pendidikan, dan juga dalam komunitas resmi dan media
massa, benar-benar memantapkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Meningkatnya
jumlah orang Indonesia yang buta huruf, namun tetap kecil untuk penduduk yang sebesar itu.9
Kemajuan perkembangan pendidikan disetiap tahun menunjukkan bahwa sekolah-
sekolah terus mengalami perkembangan yang pesat. Maka kemajuan perkembangan
pendidikan dan persekolahan tersebut mendapat bantuan penuh dari pemerintah yang pada
tahun 1955 memberi subsidi penuh kepada sekolah-sekolah Zending bahkan menyerahkan
seluruh bidang pendidikan kepada dua badan swasta, yakni Zending der Nederlandse
Hervormde Kerk (ZNHK) dan Missi Katolik. Dalam melaksanakan policy-policy ini ZNHK
mengambil berbagai langkah, antara lain: sekolah Penginjilan di Miei dibuka kembali,
Kursus Guru Jemaat diadakan di Serui dan suatu Sekolah Theologia dibuka di Serui (1954). 10
Di dalam pergerakan oikumene, beberapa sekolah dibangun salah satunya adalah Sekolah
Alkitab di Makasar yaitu Jafafary Bible Collage (pada Tahun 1958) yang kemudian sejak
tahun 1966 menjadi STT Jafafary.11
Sekolah-sekolah yang dikelola oleh Zending ini tiap tahunnya mendapatkan subsidi
dari pemerintah Belanda. Pemerintah belanda membantu mendirikan sekolah-sekolah yang
dikelola oleh Zending karena dianggap memiliki program yang sama dengan yang dilakukan
oleh pemerintah semenjak digulirnya politik etis. Maka para utusan zending beranggapan
bahwa pendidikan tidak hanya diberikan pendidikan umum saja melainkan diimbangi dengan
pendidikan rohani.12
4
Injil kepada segala makhluk”. Maka Tugas misi oikumene adalah untuk mengubah atau
menteransformasikan “dunia (oikumene)” yang kita diami menjadi “dunia (oikumene)” yang
baru dengan segala penggenapannya.13
Dalam Pergerakan oikumene, tentu hal ini memiliki hubungan dengan dunia
pendidikan termasuk sekolah yang dimana sekolah sebagai wadah ataupun tempat setiap
individu dari setiap kalangan suku,budaya dan agama berkumpul untuk memberi dan
menerima pelajaran. Maka peran sekolah dalam pergerakan oikumene adalah sebagai
berikut yakni :
1. Sekolah sebagai dasar dalam menanamkan jiwa oikumenis ke dalam diri peserta
didik, agar mereka terbuka kepada sesama dan lingkungannya.
2. Sekolah sebagai lembaga Pendidikan yang dipakai dalam pengabaran injil dari gereja
kepada peserta didik
3. Sekolah adalah salah satu usaha para penginjil untuk menyampaikan misi gereja dan
untuk membentuk kesatuan gereja yang mandiri.
4. Sekolah sebagai sarana tempat berkumpulnya setiap kalangan dan mampu menerima
keberagamaan sehingga tercipta kesatuan untuk dapat bergandengan tangan dalam
melakukan hal yang baik.
5. Sekolah-sekolah didirikan sebagai wadah untuk membawa anak-anak terhadap
pemahaman keberagaman dan membentuk kesatuan
6. Pendidikan sebagai sarana untuk mensejahterakan kehidupan dan meningkatkan
kualitas kecerdasan masyarakat.14
III. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata oikoumenikos menunjuk pada
keseluruhan tempat di bumi yang dihuni oleh manusia. Maka gerakan oikumenis selalu
dihubungkan dengan gerakan untuk mencari keutuhan, gerakan untuk mengumpulkan
kembali serta menjaga keutuhan atau integritas Gereja dan terutama merupakan panggilan
untuk menyelenggarakan kehidupan sejahtera bagi umat manusia maupun seluruh ciptaan.
Maka hal ini menunjukkan peranan sekolah dalam gerakan oikumene juga sangat jelas
dikatakan dalam ( Markus 16:15) : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
13
Farel Panjaitan, Firman Hidup 68: reformasi spiritual, moral dan etik (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008),160-161.
14
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/47214/MTc%Mjl3/pendidikan-dan-
upaya-kristenisasi-sekolah-sekolah-zending-disurakarta. Diakses pada tanggal 27 Januari 2021 pukul 17.00 wib.
5
segala makhluk”. Untuk itu peran sekolah merupakan sebagai sarana yang penting dalam
upaya membentuk persatuan dan kesatuan ditengah-tengah keberagaman masyarakat yang
heterogenitas dan membantu Misi gerakan oikumene dari gereja dalam mengabarkan injil
untuk menghantarkan seseorang mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus.
Sumber Lain
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/47214/MTc
%Mjl3/pendidikan-dan-upaya-kristenisasi-sekolah-sekolah-zending-disurakarta. Diakses
pada tanggal 27 Januari 2021 pukul 17.00 wib.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/47214/MTc
%Mjl3/Pendidikan-dan-upaya-kristenisasi-sekolah-sekolah-zending-zending-di-surakarta-
tahun2016. Diakses pada tanggal 27 Januari pukul 13.23 wib.
https://www.slideshare.net/mobile/ananur/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan.
Diakses pada tanggal 27 Januari 2021 Pukul 13.00 wib.