1. Persamaan nasib ialah kesengsaraan yang dialami bersama akibat adanya
penjajahan oleh negara asing selama kurang lebih 350 tahun. 2. Agama islam sebagai pemersatu 3. Persamaan cita-cita dan tujuan untuk merdeka dan bebas dari penjajahan asing. 4. Budaya dan bahasa 5. Lagu kebangsaaan 6. Pancasila 7. Semboyan Bhineka Tunggal Ika Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari banyak suku,agama, ras, adat istiadat, budaya, dan bahasa. Keanekaragaman tersebut harus direkatkan dan dijaga agar nantinya tidak terjadi didintegrasi bangsa yang disebabkan oleh kemajemukan bangsa Indonesia. Maka dari itu lahirlah Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda- beda kita tetap satu juga. Walaupun berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda adat istiadat, berbeda warna kulit namun kita tetap satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. 8. Kesatuan tempat tinggal, ialalh wilayah Nusantara dari Sabang sampai Merauke. FAKTOR –FAKTOR YANG MEREKATKAN NASIONALISME 1. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah. 2. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 3. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda. 4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanya dan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia. 5. Masyarakat memiliki keinginan untuk bersatu sebagai bangsa Indonesia sesuai isi dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. 6. Rasa cinta tanah air yang timbul di kalangan rakyat Indonesia yang telah dibuktikan dengan perjuangan cukup panjang untuk menegakkan, merebut dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. 7. Faktor rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa serta negara. Hal ini telah dibuktikan oleh banyaknya pahlawan pahlawan bangsa yang telah gugur di medan perang. 8. Kesepakatan nasional yang telah diwujudkan dalam proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, Undang Undang dasar 1945 (UUD 1945), Pancasila, Bendera merah putih sebagai bendera negara, lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan. 9. Dikembangkannya budaya saling tolong menolong dan gotong royong sebagai ciri khas bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong inilah yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dan secara tidak langsung juga menjadi salah satu faktor pendorong inegrasi nasional yang saat ini terjadi. 10. Sikap toleransi yang dimiliki antar umat beragama. Meskipun agama yang dimiliki berbeda satu sama lain kita harus menjaga dan saling bertoleransi dengan cara hormat menghormati perbedaan agama tersebut. 11. Sikap menghargai dan rasa untuk ikut memiliki budaya dari daerah lain. Dalam hal ini juga termasuk keinginan untuk mempelajari budaya yang terdapat pada daerah lain. Misalkan masyarakat sunda dengan klimantan. Belajar tarian adat dan daerah lain dan lain sebagainya. 12. Diadakannya pekan olahraga nasional atau PON. Melalui pekan olahraga ini lah setiap daerah dapat mengembangkan potensi atletik yang dimiliki atlet di setiap daerah tersebut yang akhirnya akan diseleksi dan mewakili Negara Indonesia menuju kejuaraan olahraga Internasional.
Menurut David Apter, jika nasionalisme dipahami dalam kerangka ideologi, maka di dalamnya terkandung aspek : 1. Pertama, cognitive yaitu aspek yang mengandaikan perlunya pengetahuan atau pemahaman akan situasi konkret sosial, ekonomi, politik dan budaya bangsanya. . Maka peran aktif kaum intelektual dalam pembentukan semangat nasional amatlah penting, sebab mereka itulah yang harus merangkum kehidupan seluruh anak bangsa dan menuangkannya sebagai unsur cita-cita bersama yang ingin diperjuangkan. 2. Kedua, goal/value orientation yaitu aspek yang menunjuk akan adanya cita-cita, tujuan ataupun harapan ideal bersama di masa datang yang ingin diwujudkan atau diperjuangkan di dalam masyarakat dan negara. Negara bangsa Indonesia adalah rumah bersama di mana kebhinnekaan suku, budaya, agama dan tradisi dijamin sehingga semua warga bangsa dapat hidup damai, sejahtera dan bebas. 3. Ketiga, strategic yaitu aspek menuntut adanya kiat perjuangan kaum nasionalis dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bersama