Anda di halaman 1dari 17

MODUL PANDUAN

TERAPI PENGHENTIAN PIKIRAN PADA ANSIETAS DAN DEPRESI KLIEN


DIABETES MELITUS

TIM PENYUSUN:

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan protein akibat
kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, ataukeduanya (American Diabetes Association,
2008). Diabetes melitusinimerupakansalahsatupenyakitdegeneratif yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan di dunia terutama mempengaruhi kualitas hidup dan
usia harapan hidup manusia.

Penyebab terjadinya diabetes mellitus disebabkan oleh berbagai hal seperti genetik,
usia, jenis kelamin, obesitas, aktivitasfisik, polamakan, stres (Price & Wilson,
2005).Penyebab yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin. Insulin
berkurang karena ada beberapa factor diantaranya adalah rusaknya sel-sel beta pancreas
karena pengaruh dari luar (virus, zatkimia), penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
pankreas, dan kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Buraerah, 2010). Perubah
aninilah yang akan membuat tubuh klien diabetes mellitus sulit mengatur metabolis
mekarbohidrat, protein dan lemak sehingga kadar glukosa melebihi ambang batas tubuh
klien, kemudian akan muncul tanda dan gejala klien diabetes mellitus akibat kurangnya
produksi insulin.

Tanda dan gejala yang khas pada pasien diabetes melitus antara lain: sering buang air
kecil dengan volume yang banyak (poliuri) lebih sering terutama pada malam hari,
mudah merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya (polidipsi), nafsu makan
meningkat (polifagi) berat badan menjadi turun, mudah lelah, gejala lain seperti gatal-
gatal, kesemutan dikaki, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae
(Perkeni, 2006). Keadaan hiperglikemia yang tidak ditangani dan dalam jangka waktu
yang lama akan menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal
3

dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada syaraf). Menurut Honas (2004)
kondisi hipoglikemia akan mempengaruhi perubahan perilaku dan psikososial seperti
mudah marah, merasa cemas, sulit berkonsentrasi, sering bermimpi buruk dan merasa
bingung.

Dampak yang akan terjadi pada klien yang menderita diabetes melitus terdiri dari
berbagai macam dampak. Dampak Fisik jika diabetes tidak dikelola dengan baik
(Waspadji (2009) akan mengakibatkan terjadinya penyulit menahun, diantaranya
penyakit jantung koroner, penyakit serebro vaskuler, penyakit pembuluh darah tungkai,
penyulit pada mata, ginjal dan syaraf. Dampak fisik yang lain juga telah diteliti oleh
Wild et al (2006) adalah adanya komplikasi yaitu adanya kebutaan akibat retinopati,
gangguan kaki, neuropati dan amputasi. Menurut Lien et al (2008) akibat yang
ditunjukkan oleh klien diabetes melitus adalah kesulitan untuk mengatur diet mereka
sendiri.

Dampak lain dari diabetes melitus akibat dari kondisi medik yang dialaminya adalah
ansietas dan depresi. Hasil penelitian David (2004) terdapat 48% klien diabetes melitus
yang mengalami kecemasan akibat penyakitnya. Menurunnya kepatuhan klien
mengikuti diet, kepatuhan minum obat dan monitoring gula darah berkaitan dengan
adanya depresi (Jousilahti, et al 2005). Solowiejczyk (2010), mengatakan 10 - 15 %
klien diabetes melitus menunjukkan gejala depresi terkait hiperglikemia dan
penatalaksanaan medis.

Beberapa penelitian yang terkait tentang penghentian pikiran pada klien ansietas adalah
Agustarika, Keliat dan Nasution (2009), memperoleh hasil bahwa terdapat penurunan
ansietas secara bermakna pada klien yang mendapat terapi penghentian pikiran yang
meliputi respon fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi. Penelitian oleh Supriati, Keliat
dan Nuraini (2010) juga menunjukkan ansietas klien yang mendapat terapi penghentian
pikiran dan relaksasi progresif dapat menurunkan ansietas ditandai dengan menurunnya
tanda dan gejala ansietas secara fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi secara
bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu, Keliat dan Wardani (2012)
4

mendapatkan hasil bahwa penghentian pikiran dapat mengatasi ansietas dan depresi.
Dari pemamparan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi penghentian pikiran
efektif untuk penatalaksanaan ansietas.

1.2 Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan terapis mampu :
1.2.1 Memahami terapi penghentian pikiranpada klien diabetes melitus yang mengalami
ansietas dan depresi
1.2.2 Melakukan terapipenghentian pikiranpada klien diabetes melitus yang mengalami
ansietas dan depresi
1.2.3 Mengevaluasi pelaksanaan dan hasil terapi penghentian pikiran pada klien
diabetes melitus yang mengalami ansietas dan depresi
1.2.4 Melakukan dokumentasi pelaksanaan terapi penghentian pikiranpada klien
diabetes melitus dengan ansietas dan depresi
5

BAB II

PEDOMAN PELAKSANAAN TERAPI PENGHENTIAN PIKIRAN


TERHADAPANSIETAS DAN DEPRESI
KLIEN DIABETES MELITUS

2,1 Pengertian
Townsend (2009) menjelaskan bahwa penghentian pikiran (penghentian pikiran)
sebuah tehnik penghentian yang dipelajari sendiri oleh seseorang yang dapat digunakan
setiap kali individu ingin menghilangkan pikiran mengganggu atau negatif dan pikiran
yang tidak diinginkan dari kesadaran. Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan
penghentian pikiranadalah suatu proses terapi yang dapat membantu menghentikan
pikiran yang mengganggu. Pengertian terapi penghentian pikiranpada klien diabetes
melitusadalah terapi penghentian pikiran yang diberikan pada klien diabetes dan melitus
yang mengalami ansietas dan depresi.

2.2 Tujuan
Terapi penghentian pikiranterhadap ansietas dan depresiklien diabetes
melitusbertujuan untuk :
2.2.1 Membantu klien diabetes melitus dalam mengatasi ansietas dan depresi.
2.2.2 Membantu klien diabetes melitus dalam mengidentifikasi pikiran yang
mengganggu, membuat ansietas dan depresi.
2.2.3 Melatih klien diabetes melitus untuk menghentikanpikiran yang
mengganggudanmenimbulkanansietas dan depresi
2.2.4 Mengevaluasi manfaat terapi penghentian pikiran terhadap ansietas dan
depresi
6

2.3 Indikasi
Klien diabetes melitus yang mengalami ansietas dan depresi akibat kondisi
penyakitnya.
2.4 Karakteristik klien diabetes melitus yang Mendapatkan Terapi Penghentian
Pikiran
2.4.1 Klien rawat inap dan didiagnosis menderita diabetes melitus tipe 2
2.4.2 Klien diabetes tanpa luka
2.4.3 Usia dalam rentang 20-65 tahun
2.4.4 Mengalami depresi dan atau ansietas
2.4.5 Bisa membaca dan menulis
2.4.6 Klien komunikatif, kooperatif, tidak mengalami penurunan kesadaran
saat berlangsungnya terapi
2.4.7 Bersedia menjadi responden

2.5 Kriteria Terapis


2.5.1 Minimal Ners SpesialisKeperawatanJiwa
2.5.2 Memilikipengalamandalampraktekkeperawatanjiwa

2.6 Pelaksanaan Penghentian pikiran


Pelaksanaan dilakukan dalam 3 sesi yaitu :
SESI 1 : 1.1 Mendiskusikan pengalaman yang tidak menyenangkan
1.2 Mengidentifikasi pikiran yang mengganggu
1.3 Menghentikan pikiran yang mengganggu dengan menggunakan hitungan
teratur.
SESI 2 :Menghentikan pikiran yang mengganggu dengan menggunakan hitungan
bervariasi

SESI 3 : Mengevaluasi manfaat menghentikan pikiran yang mengganggu


7

2.7 Tempat
Pelaksanaan terapi penghentian pikiran menggunakan ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Pringsewu

2.8 Metode
2.8.1 Diskusi dan tanya jawab
2.8.2 Role play

2.9 Alatterapi
Alatyang dipakai pada sesi ini adalah alat tulis, buku kerjadan buku evaluasi
8

BAB III
PANDUAN TERAPI PENGHENTIAN PIKIRAN YANG MENGGANGGU
KLIEN DIABETES MELITUS DIRUANG RAWAT INAP

Pada bab ini akan dijelaskan aplikasi dan strategi pelaksanaan terapi penghentian
pikiran pada masing – masing sesi dan cara melakukannya.

3.1 Pertemuan Pertama: Penghentian Pikiran Yang MenggangguSesi I


SESI I : 1.1 Mendiskusikan pengalaman yang tidak menyenangkan
1.2 Mengidentifikasi pikiran yang mengganggu
1.3 Melakukan penghentian pikiran yang mengganggu dengan menggunakan hitungan
teratur.

3.1.1 TUJUAN SESI I :


Klien diabetes mampu:
3.1.1.1 Menyampaikan pengalaman yang tidak menyenangkan
3.1.1.2 Mengidentifikasi pikiran yang mengganggu
3.1.1.3 Menghentikan pikiran yang mengganggu dengan menggunakan hitungan
teratur.

3.1.2 SETTING
3.1.2.1 Klien diabetes melitusdan terapis duduk berhadapan diruangan yang tenang
3.1.2.2 Terapis menggunakan papan nama

3.1.3 ALAT DAN BAHAN


Alat tulis dan buku kerja, buku evaluasi
9

3.1.4 TERAPIS
Mempersiapkan diri dengan pengetahuan tentang terapi penghentian
pikiransertaketerampilan komunikasi penggunaan diri sendiri secara terapeutik.
3.1.5 LANGKAH – LANGKAH :
3.1.5.1 PERSIAPAN
1. Mengingatkan klien diabetes melitus 1hari sebelum pelaksanaan terapi
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

3.1.5.2 PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi :
1.1 Salam terapeutik :salam dari terapis, memperkenalkan nama dan
panggilan terapis, menanyakan nama dan panggilan klien diabetes
melitus
1.2 Evaluasi
Menanyakan perasaan klien diabetes melitus hari ini, mengukur tanda
- tanda vital, menanyakan selera makan, tidur dan menanyakan
seberapa sering pikiran yang mengganggu muncul membuat ansietas
dan depresi
1.3 Validasi
Menanyakan latihan cara mengatasi ansietas yang dilakukan dirumah,
meminta klien diabetes melitusmenyampaikan kembali cara
mengatasi ansietasyang telah dilatih (tindakan keperawatan ners):
tarik nafas dalam, distraksi, imaginasi terpandu, hipnotis lima jari dan
spiritual, menanyakan kembali manfaat yang didapatkan setelah
melakukan cara mengatasi ansietas yang sudah diajarkan, memberi
reinforcement positif.

1.4 Kontrak :
10

1.4.1 Mendiskusikanpengalaman yang tidak menyenangkan


1.4.2Mengidentifikasi pikiran yang mengganggu
1.4.3Melatih cara penghentian pikiran yang mengganggu dengan
menggunakan hitungan teratur.
Terapis mengingatkan langkah – langkah setiap sesi, yaitu :
Menyepakati pelaksanaan terapi selama 3 sesi, lama kegiatan 30 – 45
menit, klien diabetes melitusmengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
2. Fase Kerja
2.1 Mendiskusikan pengalaman klien diabetes melitus yang tidak
menyenangkan (tulis pada buku kerja)
2.2 Mengidentifikasi pikiran - pikiranyang mengganggu
2.3 Mendiskusikan dampak dari pikiran – pikiran yang mengganggu
2.4 Memilih pikiran yang paling mengganggu dan menimbulkan ansietas
serta tidak memotivasi.
2.5 Jelaskan pada klien diabetes melitus proses pelaksanaan penghentian
pikiran :
2.5.1 Tarik nafas dalam ulangi 3-4 kali sampai rileks
2.5.2 Tutup mata
2.5.3 Kosongkan pikiran.
2.5.4 Menghentikan pikiran mengganggu yang telah dipilih
dengan carapikirkan tentang pikiran yang mengganggu
dan membuat ansietas serta bayangkan berada dalam
situasi pikiran yang muncul seolah-olah terjadi
2.5.5 Pikirkan pikiran mengganggu yang dipilih sampai
hitungan ke 5, kemudian katakan ”STOP”.
2.5.6 Tarik napasdalam lalu buka mataperlahan
2.5.7 Kemudian biarkan klien diabetes melitusrelaks selama 1
menit
11

2.5.8 Evaluasi pikiran yang muncul (pikiranpositif).


2.6 Bimbing klien diabetes melitusmelaksanakan penghentian pikiran
2.7 Ulangi latihan penghentian pikiran dengan bimbingan minimal
2.8 Memberikan reinforcement positif
2.9 Tuliskan pikiran positif yang muncul setelah selesai latihan padabuku
kerja kolom hasil sebelah kanan

3.Fase Terminasi :
3.1 Evaluasi
3.1.1 Menanyakan perasaan klien diabetes melitussetelah selesai latihan
penghentian pikiran
3.1.2Meminta klien diabetes melitusmenyebutkan kembali cara
melakukan penghentian pikirandengan menggunakan hitungan
teratur
3.1.3Memberikan reinforcement positif

3.2 Rencana Tindak Lanjut klien diabetes melitus:


3.2.1 Menganjurkan klien diabetes melitusuntuk melakukan
latihanpenghentian pikiran secara terjadwal yaitu tiga kali sehari( pukul
10, 16 dan 21) walaupun pikiran yang mengganggu tidak muncul,
menambahkan dalam buku kerja jika ada tambahan pikiran yang
mengganggu yang membuat ansietas dan depresi.
3.2.2 Menghentikan pikiranjika pikiran mengganggu muncul dan catat
pada catatan harian

3.3Rencana tindak lanjutperawat yang akan datang:


3.3.1 Mengevaluasi kemampuan klien diabetes tentang cara mengatasi
ansietas : tarik nafas dalam, distraksi, imaginasi terpandu,
hipnotis lima jari, spiritual dan penghentian pikiran yang
12

mengganggu dengan hitungan teratur.


3.3.2Menyepakatikontrak yang akan datang :waktu, tempat dan
topiksesi II, III, yaitu menghentikan pikiran yang mengganggu
dengan cara hitungan bervariasi dan evaluasi manfaat
menghentikan pikiran yang mengganggu.
13

3.2 Pertemuan Kedua : Penghentian Pikiran Yang Mengganggu Sesi II, III.

SESI II dan III:Menghentikanpikiran yang mengganggu dengan cara hitungan


bervariasidan evaluasi manfaat menghentikan pikiran yang mengganggu.

3.2.1 TUJUAN :
Klien diabetes mampu:
3.2.1.1 Menghentikan pikiran yang mengganggudengan cara hitungan bervariasi
3.2.1.2 Mengetahui manfaat menghentikan pikiran yang mengganggu.

3.2.2 SETTING
3.2.2.1 Klien diabetes melitusdan terapis duduk berhadapan diruangan yang
tenang
3.2.2.2 Terapis menggunakan papan nama

3.2.3 ALAT
Alat tulis, buku kerja
3.2.4 LANGKAH – LANGKAH
3.2.4.1 PERSIAPAN
Terapis mempersiapkan diri, yaitu : kemampuan komunikasi dan
penggunaan diri secara terapeutik

3.2.4.2 PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi :
1.1 Salam terapeutik : salam dari terapis.
1.2Evaluasi :
Menanyakan perasaan klien diabetes melitushari ini, mengukur tanda -
tanda vital, menanyakan selera makan, tidur dan menanyakan seberapa
sering pikiran yang mengganggu muncul membuat ansietas, menanyakan
14

apakah ada kejadian dan pikiran yang mengganggu.


1.3 Validasi :
Menanyakan latihan cara mengatasi ansietas yang dilakukan dirumah, meminta
klien menyampaikan kembali cara mengatasi ansietas : tarik nafas dalam,
distraksi, imaginasi terpandu, hipnotis lima jari, spiritual dan penghentian pikiran
yang mengganggu, menanyakan kembali manfaat yang didapatkan setelah
melakukan cara mengatasi ansietas yang sudah diajarkan, memberi reinforcement
positif.
1.4 Kontrak :
Menjelaskan tujuan pertemuan sesi dua dan tiga yaitu klien diabetes melitus
mampu menghentikan pikiran yang mengganggudengan cara hitungan ke 5, 7, 10
dan mengetahui manfaat menghentikan pikiran yang mengganggu.
Terapis mengingatkan langkah – langkah setiap sesi sebagai berikut :
1) Lama kegiatan 30 – 45 menit
2) Klien diabetes melitusmengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

2, Fase Kerja
2.1 Memilih pikiran yang menggangu yang lain (lihat daftar) dan membuat
ansietas yang telah diidentifikasi sebelumnya.
2.2 Jelaskan proses pelaksanaan penghentian pikiran
2.2.1 Tarik nafas dalam ulangi 3-4 kali sampai rileks
2,.2.2 Tutup mata
2.2.3Kosongkan pikiran
2.2.4 Menghentikan pikiran mengganggu yang telah dipilih dengan cara
minta klien diabetes pikirkan tentang pikiran yang mengganggu dan
membuat ansietas serta bayangkan klien berada dalam situasi
pikiran yang muncul seolah-olah terjadi
2.2.5 Pikirkan pikiran mengganggu yang dipilih sampai hitungan ke 5,
Kemudian katakan “STOP”
15

2.2.6 Ulang proses 2.2.1 – 2.24, kemudian pikirkan pikiran mengganggu


yang dipilih sampai hitungan ke 7, Kemudian katakan “STOP
2.2.7 Ulang proses 2.2.1 – 2.24, kemudian pikirkan pikiran mengganggu
yang dipilih sampai hitungan ke 10, Kemudian katakan “STOP”
2.2.8 Tarik napasdalam lalu buka mataperlahan
2.2.9 Relaks selama 1 menit
2.2.10 Evaluasi pikiran yang muncul (pikiranpositif).
2.3 Bimbing klien diabetes melitusmelaksanakan penghentian pikiran dengan
hitungan ke 5, 7 dan 10
2.4 Ulangi latihan dengan bimbingan minimal
2.5 Tuliskan pikiran positif yang muncul setelah selesai latihan pada buku
kerja kolom hasil sebelah kanan
2.6 Diskusikan dengan klien diabetes melitustentang manfaat menghentikan
pikiran yang mengganggu.

3. Fase Terminasi
3.1 Evaluasi
3.1.1 Menanyakan perasaan klien diabetes melitussetelah selesai
mengikuti kegiatan
3.1.2 Meminta klien diabetes melitusmenyebutkan kembali cara
melakukan penghentian pikirandengan menggunakan hitungan 5,
7 dan 10
3.1.3 Meminta klien diabetes melitusmenyebutkan
manfaatmenghentikanpikiran yang mengganggu.
3.1.4 Memberikan reinforcement positif

3.2 Rencana Tindak Lanjut klien diabetes melitus:


3.2.1 Menganjurkan klien diabetes melitusuntuk melakukan latihan
penghentian pikiransecara terjadwal yaitu tiga kali sehari ( pukul 10, 16
16

dan 21) walaupun pikiran yang menggangu tidak muncul, menambahkan


dalam buku kerja jika ada tambahan pikiran yang mengganggu yang
membuat ansietas.
3.2.2 Menghentikan pikiran jika pikiran mengganggu muncul dan catat
pada catatan harian

3.3 Rencana tindak lanjut perawat yang akan datang:


3.3.1 Mengevaluasi kemampuan klien diabetes melius tentang cara
mengatasi ansietas : tarik nafas dalam, distraksi, imaginasi
terpandu, hipnotis lima jari, spiritual dan penghentian pikiran yang
mengganggu dengan hitungan teratur bervariasi.
3.3.2Menyepakati kontrak yang akan datang:waktu, tempat dan topik
terapi kognitif perilaku sesi I, yaitu mengidentifikasi masalah
pribadi yang dirasakan care giver dan mengidentifikasi masalah
klien diabetes melitus
17

DAFTAR REFERENSI

Agustarika, B.(2009). Pengaruh Terapi Penghentian pikiran terhadap Ansietas Klien


dengan Gangguan Fisik di RSUD. Kab.Sorong. FIK UI. Tesis.
Tidakdipublikasikan
http://_(http://www.ppt.Frank.mcDonald/542/index5.html diunduh tanggal 2 Mei
2015
www.ehow.com/how_4425976_use penghentian pikiran-metode.html diunduh tanggal
2 Mei 2015
http://panicdisorder.about.com/od/living with pd/ht/thougth stop.htm diunduh tanggal 4
Mei 2015
http://www.Studentservises/Emotional(Thoughtstopping.htm), diunduh tanggal 4 Mei
2015
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (8th
ed). St. Louis: Mosby.

Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing: Consepts of care in


evidence based practice. (6th ed). Philadelphia: F.A Davis.

Anda mungkin juga menyukai