Anda di halaman 1dari 54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR


(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR.

Oleh :

SETA PRABA WALUYO


KEDIRI – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : Seta Praba Waluyo


N I M : 141011064
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 16 Oktober 1991
Alamat : DS.Tosaren gg. Marjuni Kediri Jawa Timur
Judul Skripsi : IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA
IKAN SELAR (Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN
SITUBONDO JAWA TIMUR
Pembimbing : 1. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
2. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya
buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana
Penelitian : Proyek Dosen. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, serta kami bersedia :

1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Program studi


Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga.
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan
skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh
(sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab.
XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolah-
olah hasil pemikiran saya sendiri.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 06 Oktober 2014


Yang membuat pernyataan,

Materei

Rp. 6.000,-

Seta Praba Waluyo


NIM. 141011064

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR


(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR

Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan


pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

SETA PRABA WALUYO


NIM. 141011064

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Dr. Kismiyati, Ir, M.Si Prof. Dr. Hari


Suprapto,Ir.,M.Agr
NIP 19590808 198603 2 002 NIP 1580916 198502 1 001

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR


(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR

Oleh :

SETA PRABA WALUYO


NIM. 141011064

Telah diujikan pada

Tanggal : 29 Agustus 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.


Anggota : Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.
Sapto Andriyono, S.Pi., MT.
Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.

Surabaya, 2 Oktober 2014


Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA


NIP. 19520517 197803 2 001

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

RINGKASAN

SETA PRABA WALUYO. Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan


Selar (Selar crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan
Situbondo Jawa Timur. Dosen Pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si dan
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr.

Ikan selar (Selar crumenophthalmus) termasuk ikan ekonomis dengan


harga murah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Ikan selar
(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.
Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal, makanannya berupa
larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal, larva kepiting
Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita.
Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus),
tidak terlepas dari infestasi parasit. Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah
sub filum Crustacea yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda. Isopoda merupakan
ektoparasit pada ikan tropis.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan prevalensi spesies
dari ordo Isopoda yang menginfestasi ikan selar (Selar crumenophthalmus).
Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari populasi di TPI.
Hasil penelitian yaitu spesies dari ordo Isopoda yang menginfestasi ikan
selar (Selar crumenophthalmus) adalah Norileca indica. Norileca indica yang
ditemukan terdiri dari stadia mancas, pre-adult dan adult. Predileksi berada di
rongga mulut, insang, mata dan permukaan tubuh. Prevalensi ikan selar yang
terinfestasi yaitu 87,70 %.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SUMMARY

SETA PRABA WALUYO. Identification and Prevalention of Isopods in Big


eye scad ( Selar crumenophthalmus ) on Fish Auction in Panarukan
Situbondo East Java. Academic advisor Dr. Kismiyati, Ir., M.Si and Prof. Dr.
Hari Suprapto, Ir., M. Agr.

Big eye scad ( Selar crumenophthalmus ) is one of economic fish. This


fish is a pelagic carnivore nocturnal fish it feed fish larvae of Clupeidae,
Balistidae, Serranidae, Leptocephal, crabs larvae Megalops, Decapoda,
Foraminifera, Cephalopoda such as a squird. Infestation of parasites on population
marine fishes are the common problem. Twenty five percents of marine parasites
are sub phylum crustacean : Copepods, Branchiura and Isopods. Isopods are
ectoparasite on Tropical marine fishes.
The purpose of this research is to identifty and account prevalance of
Isopods infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). The survey method
and purposive sampling is used to in this research. The samples are 10% of the
population in auction fish.
The result of research was The mancas, pre-adult and adult stages of
Norileca indica infested on big eye scad (Selar crumenophthalmus). Predilection
of Norileca indica were on buccal cavity, gill chamber, eyes and body surface.
Prevalention of fishes infestated by Norileca indica were 87,70%.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul Identifikasi dan Prevalensi Isopoda Pada Ikan Selar (selar

crumenophthalmus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan Situbondo Jawa

Timur. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Airlangga.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. sebagai Dekan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya

2. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si sebagai pembimbing utama yang memberikan

banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan usulan hingga

laporan skripsi;

3. Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M. Agr. sebagai pembimbing serta skripsi

yang memberikan banyak bimbingan, saran dan ilmunya sejak penyusunan

usulan hingga laporan skripsi;

4. Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si., Dr. Laksmi Sumartini S.pi., M.Si. dan

Bapak Sapto Andriyono S.Pi., MT. sebagai dosen penguji yang

memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi;

5. Bapak Sigit Sumartono, SH., Bapak Sudarto dan Irma Hidayah, A.Md.,

Ak. yang membantu dalam perijinan dan penggunaan sarana prasarana

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

untuk penelitian serta Anita Erna Faricha, A.Md. yang membantu

memperoleh informasi dan literatur penyusunan skripsi;

6. Teman terbaik sekaligus saudara seperjuangan keluarga besar Piranha

2010.

7. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu serta adik yang memberikan doa,

dukungan, motivasi dan semangat tiada henti;

Penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan

informasi kepada semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi

Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu di bidang perikanan.

Surabaya, Oktober 2014

Penulis

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ..................................................................................... iv

SUMMARY ........................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi

I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Balakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3

1.3 Tujuan .................................................................................... 3

1.4 Manfaat .................................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4

2.1 Ikan Selar (Selar crumenophthalmus) ................................... 4

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Selar (S.crumenophthalmus) 4

2.1.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Selar (S.crumenophthalmus) 5

2.2 Isopoda .................................................................................... 5

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda ............................................... 5

2.2.2 Daur Hidup dan Cara Infestasi Isopoda ....................... 7

2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan ......................................... 9

2.3 Infestasi Isopoda Pada Ikan..................................................... 9

2.3.1 Genus Gnathia ............................................................. 9

2.3.2 Genus Rocinela ............................................................ 11

2.3.3 Genus Anilocra ............................................................ 12

2.3.4 Genus Nerocila ............................................................ 13

2.3.5 Genus Cymothoa .......................................................... 14

2.3.6 Genus Norileca ............................................................ 15

III KERANGKA KONSEPTUAL ................................................... 17

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 18

IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 19

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 19

4.2 Materi Penelitian .................................................................... 19

4.2.1 Bahan Penelitian .......................................................... 19

4.2.2 Alat Penelitian .............................................................. 19

4.3 Metode Penelitian .................................................................. 20

4.4 Prosedur Kerja ....................................................................... 20

4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................ 20

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.4.2 Pengambilan Sampel ..................................................... 20

4.4.3 Identifikasi Isopoda ..................................................... 21

4.4.4 Perhitungan Prevalensi Isopoda .................................... 21

4.5 Parameter Penelitian .............................................................. 22

4.6 Analisis Data ........................................................................... 23

V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 24

5.1 Hasil ........................................................................................ 24

5.1.1 Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar............................. 24

5.1.2 Prevalensi Norileca indica ............................................ 25

5.2 Pembahasan ............................................................................. 28

VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 32

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 32

6.2 Saran ...................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 33

LAMPIRAN ........................................................................................ 37

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar
(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur 25

5.2 Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi


Ikan Selar (S crumenophthalmus) 26

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Bagian Tubuh Norileca indica betina .............................................. 37

2 Bagian Tubuh Norileca indica jantan . ............................................. 38

3 Data Pemeriksaan Ikan Selar ( Selar crumenophthalmus) ............... 39

4 Data Perhitungan Prevalensi Norileca indica . ................................. 40

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan selar (Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis yang aktif

mencari makan pada malam hari (nokturnal). Ikan selar termasuk karnivora

(Kimura, 2011) makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae,

Leptocephal, larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda

yaitu gurita ( Roux and Conand, 2000). Ikan selar (Selar crumenophthalmus)

termasuk ikan ekonomis yang harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan

masyarakat (Genisa, 1999). Menurut Kementrian Perikanan dan Kelautan (2012)

volume produksi tangkapan ikan selar (Selar crumenophthalmus) meningkat dari

6.415 ton pada tahun 2010 naik menjadi 11.500 ton pada tahun 2012 atau

berkembang 37,13 % pada tahun 2010-2012. Nilai produksi ikan selar (Selar

crumenophthalmus) pada tahun 2010-2012 meningkat dari Rp. 64.136 358

menjadi Rp. 111.665.000.

Populasi ikan di laut, khususnya ikan selar (Selar crumenophthalmus), tidak

terlepas dari infestasi parasit. Parasit ikan merupakan salah satu masalah penting

dalam biologi perikanan, karena dapat mengurangi kualitas ikan, pengurangan

berat ikan (Raja et al., 2012) dan berpengaruh terhadap populasi ikan konsumsi

(Akbar, 2011). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah sub filum Crustacea

yaitu Copepoda, Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda

merupakan ektoparasit pada ikan tropis (Irawan, 2013; Rameshkumar et al., 2013)

dan salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam. Isopoda hidup

di lingkungan yang luas, dari habitat darat, perairan laut dan air tawar, tetapi yang

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

paling sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky,

2010). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada populasi ikan

tangkapan (Rameshkumar and Ravichandran, 2014). Predileksi dari Isopoda ada

di rongga mulut, insang dan permukaan tubuh inang (Rameshkumar et al., 2013).

Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,

gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et

al., 2009).

Isopoda dilaporkan telah menginfestasi beberapa ikan ekonomis yang ada di

Karibia yaitu Cymothoa oestrum menginfestasi Chloroscombrus chrysurus (4%),

Heteropriacanthus cruentatus (0,76%). Cymothoa sp. menginfestasi Orthopristis

ruber (5,41%). Gnathia sp. menginfestasi Diplectrum radiale (3,13%),

Orthopristis ruber (60%). Rocinela signata menginfestasi Epinephelus

flavolimbatus (50%), Haemulon steindachneri (20%) (Williams et al., 2006).

Norileca indica telah dilaporkan menginfestasi Selar crumenophthalmus di teluk

Pattani Thailand dan Pantai Mumbai di India. Prevalensi Norileca indica pada

Selar crumenophthalmus 50,7 % (Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al.,

2014). Laporan tentang infestasi Isopoda pada ikan ekonomis tersebut merupakan

informasi ilmiah yang perlu diteliti keberlanjutannya. Hal ini berfungsi untuk

menambah pengetahuan dan referensi tentang Isopoda.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

1.2 Rumusan Masalah

1. Spesies Isopoda apa yang menginfestasi Ikan selar (Selar

crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa timur ?

2. Berapa prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di TPI

Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies

Isopoda?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui spesies Isopoda yang menginfestasi Ikan selar (Selar

crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui prevalensi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) di

TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur yang terinfestasi oleh spesies

Isopoda.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan data

sekunder dan informasi ilmiah tentang Isopoda yang menginfestasi Ikan selar

(Selar crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

2.1.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Selar
Spesies : Selar crumenophthalmus

Gambar 1. Ikan selar (Selar crumenophthalmus) (Kimura, 2011).

Menurut Nelson (2006) ikan selar (Gambar 1.) merupakan bagian dari

famili Carangidae dimana tubuhnya berbentuk compressed, tipe sisik pada

kebanyakan spesies adalah cycloid tetapi ada juga yang ctenoid. Menurut Kimura

(2011) rumus sirip ikan selar (Selar crumenophthalmus) yaitu D VIII+I, 24-27; A

II+I, 21-23; V 10+14, adiposa selaput mata berkembang dengan baik. Warna

tubuh pada bagian dorsal biru kehijauan, pada bagian ventral silver keputihan,

dengan garis kuning membujur yang membatasi dari opercle sampai peduncle.

Panjang maksimum sampai 70 cm.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.1.2 Habitat Dan Penyebaran Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

Ikan selar (Selar crumenophthalmus) hidup di perairan pantai yang dekat

dengan terumbu karang pada kedalaman 0-170 m (White et al., 2013). Ikan selar

(Selar crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan termasuk ikan karnivora.

Ikan ini aktif mencari makan pada malam hari atau nokturnal (Kimura, 2011)

makanannya berupa larva ikan Clupeidae, Balistidae, Serranidae, Leptocephal,

larva kepiting Megalops, Decapoda, Foraminifera, Cephalopoda yaitu gurita (

Roux and Conand, 2000). Penyebaran ikan ini sangat luas pada daerah beriklim

tropis dan sub tropis yaitu di Indonesia, Thailand, India, Karibia, Hawaii

(Williams et al., 2006; Nagasawa and Petchsupa, 2009; Neeraja et al., 2014).

2.2 Isopoda

Isopoda adalah salah satu ordo dari sub filum Crustacea yang paling

beragam dan hidup di lingkungan yang luas. Habitat Isopoda ada di darat, perairan

laut dan air tawar, meskipun yang paling sering ditemukan di perairan laut

dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010). Parasit Isopoda bersifat ektoparasit

habitatnya pada perairan laut yang hangat. Morfologi tubuhnya bermacam-

macam, dari yang mudah untuk dikenali sampai yang tak berbentuk seperti

Isopoda (Ravichandran et al., 2009).

2.2.1 Morfologi Ordo Isopoda

Menurut Brusca and Iverson (1985) kerangka umum tubuh Isopoda

(Gambar 2.) yaitu tubuh terbagi menjadi 3 bagian : cephalon (kepala), pereon

(tubuh) dan pleon (abdomen). Cephalon pada Isopoda sebenarnya adalah

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

cephalotorax yang bergabung dengan thoracomere pertama. Pada cephalon

terdapat dua pasang antena, mata dan mulut.

Gambar 2. Morfologi umum Isopoda (Brusca and Iverson, 1985).

Menurut King (2004) Bagian mulut terdiri sepasang maxilliped, dua

pasang maxilla (maxilla 1 dan 2 atau maxillules dan maxillae) dan mandible.

Pereon (tubuh) terdiri tujuh pereonite, berhubungan dengan tujuh pasang

pereopods (kaki jalan), tidak ada claw pada pereopods pertama. Bagian abdomen

yang pendek tersusun atas pleon (6 somite atau pleonites) dan pleotelson

(gabungan pleonite akhir ke telson). Pada abdomen terdapat organ tambahan yaitu

uropods.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.2.2 Daur Hidup Dan Cara Infestasi Isopoda

Daur hidup Isopoda (Gambar 3.) adalah secara langsung (direct cycle) dan

bersifat hermaprodit protandri yaitu berkelamin jantan pada stadia pre-Dewasa,

berkelamin betina pada stadia Dewasa (Bharadirajan et al., 2014). Proses

reproduksi terjadi ketika Isopoda betina molting, biasanya Isopoda betina dijaga

oleh Isopoda jantan sampai molting. Isopoda jantan mentransfer sperma ke betina

melalui genital duct. Beberapa spesies Isopoda lain melepaskan telur yang

terbuahi kedalam kantung telur (marsupium) dan dilindungi sampai telur tersebut

cukup mature untuk dilepas (King, 2004). Telur menetas didalam marsupium dan

mengalami moulting pertama kali menjadi tahap pullus. Pullus pertama (pullus I)

hanya ditemukan di dalam marsupium kemudian moulting menjadi pullus II yang

mempunyai 6 pasang pereopod dan dilengkapi dengan dactyl serta pigmen pada

kutikula. Perbedaan kelamin hanya tejadi setelah keluar dari marsupium dan

mencari inang baru. Isopoda betina tidak pernah mengeluarkan telur yang terbuahi

dalam bentuk larva tetapi dalam bentuk juvenil.

Juvenil ini disebut mancas, pada tahap ini mancas merupakan free

swimming dilengkapi dengan setae dan mata yang berkembang dengan baik.

Mancas yang sudah menemukan inang masuk kedalam insang inang, mancas

tersebut pada stadia infektif dan berkelamin jantan. Mancas yang sudah

menemukan inang kemudian molting diikuti nampaknya tujuh segmen dan tujuh

pasang pereopod dan masuk menjadi tahap pra-dewasa (Smit et al., 2014). Pre-

Dewasa tersebut tumbuh didalam insang tersebut dan berubah menjadi betina

(Parker and Booth. 2013).

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

a b c

e d

Gambar 3. Daur Hidup Isopoda (Bruce, 1990; Thatcer et al., 2003; Carefoot,
2010).
Keterangan : a. Dewasa predileksi di insang
b. Pullus I berada di marsupium
c. Pullus II berada di marsupium
d. Mancas predileksi di insang
e. Pra-dewasa predileksi di insang

Perubahan dari jantan menjadi betina merupakan proses yang kompleks

dan bergantung pada beberapa faktor termasuk adanya individu lain, khususnya

betina lain yang mencegah perubahan (Lincoln, 1971 dalam Smit et al., 2014).

Perubahan kelamin pada jantan terjadi pada saat mengecilnya organ reproduksi

jantan dan organ kelamin betina berkembang menjadi lebih dominan.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Perkembangan kelamin betina yang dominan diketahui sebagai stadia Dewasa

(Smit et al., 2014).

2.2.3 Dampak Isopoda Pada Ikan

Isopoda dihubungkan dengan beberapa komoditas ikan penting di dunia dan

menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di sektor perikanan dengan cara

menghambat pertumbuhan dan melukai ikan tersebut sehingga tidak dapat

bertahan hidup (Williams et al., 2006). Isopoda dapat menyebabkan morbiditas

dan mortalitas pada populasi ikan tangkapan. Infestasi Isopoda dapat

menyebabkan lesi dan stres pada ikan dan mempengaruhi munculnya pathogen

opportunistic seperti jamur dan bakteri. Pada prinsipnya Isopoda memakan darah

dari inangnya, selain itu juga memakan mucus, epithelium dan jaringan

subcutaneous (Bharadirejan et al., 2014). Infestasi Isopoda pada insang

menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament dan gill rakers sehingga regenerasi

gill filament menjadi lambat (Lester and Hayward, 2006; Rameshkumar and

Ravichandran, 2014).

2.3 Infestasi Isopoda Pada Ikan

2.3.1 Genus Gnathia

A. Klasifikasi Dan Morfologi Genus Gnathia


Klasifikasi Gnathia berdasarkan Myer et al. (2014) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Gnathiidae
Genus : Gnathia
Spesies : Gnathia puertoricensis

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gnathia (Gambar 4.) merupakan Isopoda kecil yang berbeda, memiliki

karakteristrik berbentuk segitiga atau T-shape pleotelson. Pleon lebih sempit dari

pada pereon. Pereonite terlihat sangat kecil dan hampir sama dengan pleonite.

Pleonite terlihat lebih mengecil dari pada pereon. Gnathia mempunyai 6

pereonite dan 5 pasang pereopod (Brusca and Iverson, 1985). Bagian mulut pada

chepalothorax disebut pylopod. Article pertama operculated, berukuran besar,

bagian luar lurus dan lebih panjang dari pada article kedua. Jika ada article

ketiga, ukurannya lebih kecil dari pada article kedua. Mandible termodifikasi

sebagai penjepit dari bagian depan kepala. Bagian tepi mandible dilengkapi

tonjolan kecil yang bentuknya sama. Abdomen atau pleon mempunyai 7 segmen

dan segmen terakhir bergabung dengan telson (Menzies and Glynn, 1968).

Gambar 4. Gnathia puertoricensis

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.3.2 Genus Rocinela

A. Klasifikasi Dan Morfologi Genus Rocinela

Rocinela merupakan predator aktif pada ikan dan diklasifikasikan sebagai

mikropredator (Brusca and Iverson, 1985). Klasifikasi Rocinela berdasarkan Myer

et al. (2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Aegidae
Genus : Rocinela
Spesies : Rocinela signata

a b

Gambar 5. Rocinela signata (de Lima et al., 2005).


Keterangan : a. Rocinela signata bagian dorsal
b. Rocinela signata bagian ventral

Bentuk tubuh Rocinela (Gambar 5.) depressed, mata berkembang dengan

baik. Bagian pleotelson dilengkapi dengan plumose setae (Menzies and Glynn,

1968). Antena 1 lebih pendek dari antena 2, article basal dari antena 1 tidak

berkembang. Maxilliped dilengkapi dengan 2 atau 3 palp yang tersambung.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Pereon II-VII dilengkapi dengan coxal plate. Pereopods I-III dilengkapi propi

yang berkembang menjadi bantalan lobus. Pereopods IV-VII berukuran kecil,

dactyls tidak lebih panjang dari propi. Coxae tipis khususnya pada pereopod II-

III. Pleon tidak lebih cekung dari pereon (Brusca and Iverson, 1985).

2.3.3 Genus Anilocra

A. Klasifikasi Dan Morfologi Genus Anilocra

Klasifikasi Anilocra berdasarkan Myer et al. (2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Anilocra
Spesies : Anilocra meridionalis

Anilocra (Gambar 6.) merupakan genus dari famili Cymothoidae yang

mempunyai bentuk tubuh compressed dan bagian dorsal lebih cembung

dibandingkan dengan Nerocila. Chepalon tidak bergabung ke pereonal somite

pertama. Pereonit berbatasan langsung dengan posterior chepalon. Sudut

posterolateral pereonite I tidak menonjol, begitu juga pereonite II-VI tidak

menonjol, pada pereonite VII sedikit menonjol. Lapisan coxal kecil dan padat,

pereopod berangsur-angsur memanjang, yang ke tujuh lebih panjang dari pada

yang ke enam. Tidak semua ada pleon atau hanya sedikit yang bergabung di

pereonit VII (Brusca and Iverson, 1985).

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gambar 6. Anilocra meridionalis (Bruce and Nelson, 1988).

2.3.4 Genus Nerocila

A. Klasifikasi Dan Morfologi Genus Nerocila

Klasifikasi Nerocila berdasarkan Myer et al. (2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Nerocila
Spesies : Nerocila acuminata

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gambar 7. Nerocila acuminata (Bruce and Nelson, 1988).


Pada umumnya tubuh Nerocila (Gambar 7.) lebih depressed dibandingkan

dengan genus dari famili Cymothoidae. Dorsal chromatophores biasanya

membujur 3 baris. Bagian anterior chepalon cembung, batas anterior pereonite I

trisinuate, berbatasan dengan posterior chepalon. Lapisan coxal berkembang

dengan baik dan menonjol melebihi batas tengah pereonite. Tidak semua pleon

bergabung ke pereon, panjang pleonite sama. Ciri-ciri pleopod dilengkapi dengan

lamela insang yang kecil dan pleopod 3-5 terlipat. Hampir semua spesies pada

juvenil dan jantan dilengkapi dengan duri pereopoda, pada betina tidak dilengkapi

dengan pereopodal spine (Brusca and Iverson, 1985).

2.3.5 Genus Cymothoa

A. Klasifikasi Dan Morfologi Genus Cymothoa

Klasifikasi Cymothoa berdasarkan Myer et al. (2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Cymothoa
Spesies : Cymothoa oestrum

Cymothoa (Gambar 8.) merupakan ektoparasit pada ikan laut dan ikan air

tawar. Bentuk tubuh cirolanid like. Dactyl pada pereopod lebih panjang

dibandingkan dengan propi. Maxilliped menyusut menjadi palp kecil pada article

ke 2. Maxilla 1 dan 2 kuat dan membengkok. Chepalon bergabung ke pereonite I,

basal article tidak lebar. Lapisan coxal anterior tidak mencapai batas masing-

masing pereonite. Pleon lebih sempit dan bergabung ke pereon. Pleonite

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

memanjang dan melebar pada bagian posterior. Pleonites 1-5 dilengkapi dengan

medial elevation, pleonites 4-5 paling lebar dan 5 terpanjang. Pleotelson lebih

lebar, dan pada bagian posterior cekung. Uropod kecil dan panjang tapi tidak

melebihi bagian pleotelson (Brusca and Iverson, 1985).

Gambar 8. Cymothoa oestrum (Thatcher et al., 2003).

2.3.6 Genus Norileca

A. Klasifikasi Dan Morfologi Norileca

Klasifikasi Norileca berdasarkan Myer et al. (2014) :

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Ordo : Isopoda
Famili : Cymothoidae
Genus : Norileca
Spesies : Norileca indica

Genus Norileca (Gambar 9.) ini hampir mirip dengan Livoneca, hal ini

ditinjau dari morfologi pereopod, chepalon, dan pleon. Tubuh dari Norileca

memutar ke satu sisi, chepalon tidak trilobed, bagian coxae pada pereonite 2 sama

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

panjang dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran

pleon 0,66-0,74 lebar pereonite 4 dan semua segmen lebarnya sama dengan

pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk pleotelson

triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari 8 article.

Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 article. Ukuran mata 0,47-0,52

dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson (Bruce,

1990).

Gambar 9. Norileca indica (Nagasawa and Petchsupa, 2009).

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Pada sistem akuatik, parasit berperan penting dalam ekologi kawasan pantai

dan ekosistem laut seperti halnya dalam marikultur (El-shahawy and Desouky,

2010). Dua puluh lima persen parasit ikan laut adalah Crustacea yaitu Copepoda,

Branchiura dan Isopoda (Bharadhirejan et al., 2014). Isopoda adalah salah satu

ordo dari sub filum Crustacea yang paling beragam dan hidup di lingkungan yang

luas, dari habitat darat sampai perairan laut dan air tawar, meskipun yang paling

sering ditemukan di perairan laut dangkal (El-shahawy and Desouky, 2010).

Infestasi Isopoda pada inang dapat menyebabkan lesi dan atropi pada gill filament,

gangguan pada rongga mulut karena terhalang oleh Isopoda (Carvalho-Souza et

al., 2009).

Pada daerah beriklim tropis spesies dari ordo Isopoda bermacam-macam

spesiesnya. Isopoda menginfestasi ikan yang berada di perairan dangkal, perairan

dalam dan ikan-ikan pelagis (Hoffman, 1999). Ikan selar (Selar

crumenophthalmus) merupakan ikan pelagis dan salah satu komoditas ikan

tangkapan ekonomis penting, mempunyai nilai pasar yang terjangkau, daya

produksi yang tinggi dan luas (Genisa, 1999). Ikan selar (Selar

crumenophthalmus) dapat diolah menjadi ikan kering atau dipasarkan dalam

bentuk segar. Berdasarkan survei dilapangan Ikan selar (Selar crumenophthalmus)

yang dipasarkan di TPI Panarukan Situbondo, terinfestasi oleh Isopoda tetapi

pengetahuan tentang Isopoda yang menginfestasi ikan tersebut masih kurang.

Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan prevalensi ikan yang terinfestasi dan

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

identifikasi terhadap Isopoda. Secara skematis kerangka konseptual penelitian

dapat dilihat pada (Gambar 10.)

Komoditas Parasit ikan laut

Ikan 25 % Crustacea
Ikan selar
tangkapan

Copepoda Branchiura Isopoda

Dipasarkan
kering dan
segar

Isopoda ditemukan pada


ikan selar (Selar
crumenophthalmus)

Dampak :Lesi dan Atropi


pada insang

Identifikasi Isopoda

Perhitungan Prevalensi

Keterangan :

: Aspek yang diteliti


: Aspek yang tidak diteliti

Gambar 10. Kerangka konseptual penelitian

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan

BBAP Situbondo dan Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga, Surabaya pada Mei – Juni 2014.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan selar (Selar

crumenophthalmus) ukuran 17-24 cm yang diperoleh dari TPI Panarukan

Situbondo , Jawa Timur, tisu, ethanol 70 %.

4.2.2 Alat Penelitian

Styrofom digunakan untuk wadah ikan. Alat yang digunakan untuk

pemeriksaan dan identifikasi parasit adalah gunting, pinset, scalpel, petri dish,

pipet tetes, nampan, object glass, cover glass, pot plastik tempat untuk

mengawetkan sampel parasit, mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera

lusida.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei

adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang

ada dan mencari keterangan secara faktual (Nazir, 2011).

4.4 Prosedur Kerja

4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan stirofom sebagai tempat

untuk transportasi sampel dari TPI ke Laboratorium Kesehatan Lingkungan

BBAP Situbondo. Mempersiapkan gunting, pinset, pisau bedah dan nampan yang

akan digunakan untuk scraping, dan mikroskop dengan kamera lusida untuk

identifikasi Isopoda secara morfologi, selanjutnya mempersiapkan ikan sampel

yaitu Ikan selar (Selar crumenophthalmus) yang akan diamati dengan mengambil

secara acak.

4.4.2 Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan sampel pada 3 gudang distributor di TPI Panarukan.

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 10% dari

populasi. Hal ini sesuai dengan Barreiro and Albando (2001) pengambilan sampel

sebanyak 10%. Purposive sampling yaitu memilih subjek yang ada dalam posisi

terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2010). Populasi

tangkapan ikan bisa mencapai rata-rata 800 ekor per hari, jadi untuk mewakili

total tangkapan tersebut diambil 10% sebagai sampel yaitu berjumlah 80 ekor

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

/gudang. Menurut Rameshkumar and Ravicandran (2013) sampel ikan yang

didapat dilakukan pencatatan data mengenai panjang total, berat dan jenis kelamin

pada ikan (inang). Transportasi sampel ikan dari gudang TPI Panarukan

Situbondo disimpan dalam styrofom yang berisi es.

4.4.3 Identifikasi Isopoda

Isopoda diidentifikasi berdasarkan morfologi dengan cara memotong

bagian-bagian tubuh (El-shahawy and Desauky, 2010). Bagian-bagian tubuh

tersebut meliputi, mulut, pereopod, pleopods dan uropod (Thatcher et al., 2007).

Identifikasi menggunakan mikroskop stereo dan mikroskop dengan kamera lusida

perbesaran 40x dan 100x. Hasil gambar yang didapatkan dibandingkan dengan

kunci identifikasi menurut Menzies and Glynn (1968), Brusca and Iverson

(1985), Bruce (1990).

4.4.4 Perhitungan Prevalensi Isopoda

Sampel Ikan selar (Selar crumenophthalmus) diperiksa bagian insang,

mulut dan permukaan tubuh untuk mengetahui keberadaan parasit Isopoda. Hal

ini sesuai dengan pernyataan El-shahawy and Desouky (2010) bahwa inang

parasit Isopoda diperiksa pada bagian mulut dan insang. Pemeriksaan ikan

dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Balai Budidaya Air Payau

(BBAP) Situbondo. Isopoda yang ditemukan diambil menggunakan pinset.

Isopoda diawetkan pada pot plastik berisi ethanol 70 % yang telah diberi label

untuk diidentifikasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan ikan selanjutnya dilakukan

perhitungan prevalensi untuk mengetahui jumlah ikan yang terinfestasi oleh

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Isopoda. Menurut Alifuddin dkk. (2002) perhitungan prevalensi menggunakan

rumus sebagai berikut :

Prevalensi = Jumlah ikan yang terserang X 100%


Jumlah sampel ikan yang diperiksa

4.5 Parameter Penelitian

Parameter utama yang diamati adalah spesies Isopoda apa yang

menginfestasi Ikan selar (Selar crumenophthalmus) dan prevalensi Ikan selar

(Selar crumenophthalmus) yang terinfestasi. Parameter penunjang berupa data

mengenai ukuran panjang dan berat ikan serta jenis kelamin Ikan selar (Selar

crumenophthalmus). Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alir pada

(Gambar 11.)

Persiapan alat dan bahan

Pengambilan Sampel di gudang TPI


Panarukan Situbondo

Pemeriksaan parasit pada Pengukuran panjang,


insang, mulut dan berat dan jenis kelamin
permukaan tubuh inang

Identifikasi Isopoda Mulut

Pleopoda

Perhitungan prevalensi Pereopoda

Uropoda

Analisis Data

Gambar 11. Diagram Alir Penelitian

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.6 Analisis Data

Data hasil identifikasi Isopoda pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)

dianalisis secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Nilai

prevalensi dihitung untuk setiap gudang yang ada di TPI dan Panarukan.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Identifikasi Isopoda Pada Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

Berdasarkan pemeriksaan 240 sampel ikan selar yang diambil dari 3

gudang TPI Panarukan Situbondo, telah ditemukan 1 spesies dari ordo Isopoda

yang menginfestasi ikan selar. Berdasarkan kunci identifikasi Bruce (1990)

ditemukan Norileca indica. Norileca indica merupakan dari famili Cymothoidae

yang ditemukan mulai stadia mancas, pra-dewasa (Gambar 12.) dan dewasa

(Gambar 13.). Morfologi betina (Lampiran 1.) Norileca indica yaitu bentuk

badannya yang membengkok ke salah satu sisi, bagian chepalon tidak terlalu

masuk ke pereonite 1. Antena terdiri dari 9 ruas dan antennule terdiri 8 ruas.

Pereon terdiri dari 7 pereonite, pada bagian pleon terdiri dari 5 pleonite,

pleotelson berbentuk segitiga (triangular), pada kedua samping pleotelson

terdapat uropod. Morfologi jantan (Lampiran 2.) tubuh tidak membengkok ke

salah satu sisi. Warna pada jantan tidak seluruhnya berwarna coklat, tetapi pada

bagian pereonit 5 sampai pleotelson berwarna coklat, pereonite 4 sampai

chepalon berwarna putih. Hal ini sesuai dengan Bruce (1990) bahwa tubuh betina

dari Norileca memutar ke satu sisi, bagian coxae pada pereonite 2 panjangnya

sama dengan segmennya dan pereonite 3-7 segmennya sama panjang. Ukuran

pleon 0,66-0,74 dari lebar pereonite 4 dan semua segmen pleonite lebarnya sama

dengan pereonite 7. Pleonite 5 lebarnya sama dengan pleonite 1, bentuk

pleotelson triangular. Antennule memanjang sampai pereonites 1 dan teridiri dari

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

8 ruas. Antena lebih panjang dari antennule dan terdiri 9 ruas. Ukuran mata 0,47-

0,52 dari lebar chepalon. Ukuran uropods 0,55-0,60 dari panjang pleotelson.

Tubuh jantan tidak membengkok ke salah satu sisi, coxae lebih panjang

dibandingkan betina. Lebar pleon 0,73 dari pereon, panjang uropod 0,8 dari

pleotelson. Pereopod 1 dilengkapi 5 spine kecil di propodal palm. Peduncle

pleopods 1 dilengkapi dengan lateral lobe, pleopods 2-5 dilengkapi dengan

peduncle lateral lobe yang melebar. Warna Norileca indica coklat pucat, pigmen

hitam menutupi bagian dorsal, tertutama pada pleon dan pleotelson. Predileksi

(Gambar 14.) dari Norileca indica di permukaan tubuh, mata, rongga mulut dan

insang. Data identifikasi Isopoda pada ikan selar dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Spesies Dari Ordo Isopoda yang Ditemukan pada Ikan Selar (Selar
crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur.
Predileksi
Spesies Stadia Permukaan Rongga TOTAL
Mata Insang
Tubuh Mulut (ekor)
(ekor) (ekor)
(ekor) (ekor)
Mancas - - 56 16 72
Norileca
indica Pra-dewasa 2 2 62 - 66
Dewasa - 3 188 - 191
JUMLAH 2 5 306 16 329

5.1.2 Prevalensi Norileca indica.

Berdasarkan data perhitungan prevalensi (Lampiran 4.), dari 240 ekor ikan

yang terinfestasi oleh Norileca indica yaitu 199 ekor (87,70 %). Data prevalensi

Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus) dapat dilihat pada

Tabel 5.2. Berdasarkan data pemeriksaan (Lampiran 3.) Norileca indica yang

ditemukan terdapat stadia mancas, pra-dewasa, dan dewasa. Prosentase

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

keberadaan stadia Norileca indica pada ikan selar dapat dilihat pada (Gambar

15.).

Tablel 5.2. Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi ikan selar (Selar
crumenophthalmus)

Spesies Total Sampel ikan Prevalensi Intensitas


Sampel ikan Terinfestasi (%) ( /ekor ikan)
(ekor) (ekor)
Norileca 240 199 87,70% 1,60
indica

a b

Gambar 12. Stadia Pra-dewasa Norileca indica (jantan)


Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral

a b

Gambar 13. Stadia Dewasa Norileca indica (betina)


Keterangan : a. N.indica bagian dorsal
b. N.indica bagian ventral

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

a b

c d

Gambar 14. Predileksi Norileca indica ditunjukkan pada panah merah


Keterangan : a. di insang
b. di mata
c. di rongga mulut
d. di permukaan tubuh

Gambar 15. Stadia Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus)(%)
Keterangan : Mancas Pra-dewasa Dewasa

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

5.2 Pembahasan

Famili Cymothoidae merupakan ektoparasit pada ikan tropis dan termasuk

parasit obligat (Rameshkumar et al., 2013 dan Smit et al., 2014). Famili

Cymothoidae banyak ditemukan menginfestasi ikan laut teleostei (Smit et al.,

2014). Norileca indica merupakan salah satu spesies dari famili Cymothoidae

yang menginfestasi ikan teleostei yaitu ikan selar (Selar crumenophthalmus).

Berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan menurut Bruce (1990) dan

Nagasawa and Petchsupa (2009) bahwa Norileca indica pada umumnya memang

banyak ditemukan di ikan selar (Selar crumenophthalmus). Menurut Neeraja et al.

(2014) hal ini ditinjau dari tingginya derajad spesifisitas terhadap inang.

Rameshkumar and Ravichandran (2013) menjelaskan bahwa famili

Cymothoidae mempunyai inang spesifik dan spesifikasi inang tersebut

berdasarkan dua faktor yang digabungkan yaitu darah atau epitelium dan

kesesuaian bagian dari epitelium dan sisik. Menurut Nagasawa and Petchsupa

(2009) bahwa disamping prevalensi tinggi dan infeksi yang disebabkan Norileca

indica, masih belum diketahui tentang daur hidup dan hubungan dengan inang.

Menurut Myer et al. (2014) Norileca indica merupakan spesies dari filum

Arthropoda, class Malacostraca, ordo Isopoda, famili Cymothoidae. Menurut

Nagasawa and Petchsupa (2009) Norileca indica sebelumnya dilaporkan sebagai

Livoneca atau Lironeca indica Milne-Edwards, 1840 atau Livoneca ornata Heller,

1868 kemudian diganti menjadi genus baru oleh Bruce (1990) menjadi Norileca.

Berdasarkan data perhitungan prevalensi Norileca indica (Lampiran 4)

banyak ditemukan di ikan selar. Dilihat dari prevalensi, 240 ekor sampel ikan

yang terinfestasi sebanyak 199 ekor atau 87,70 %. Menurut Williams and

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Williams (1996) prevalensi 70-89 % termasuk dalam kategori usually yang

menggambarkan bahwa parasit biasanya menginfestasi ikan. Parasit dalam

kategori ini diistilahkan sebagai “primary parasite”. Mengetahui tentang primary

parasite merupakan hal penting karena dapat digunakan sebagai indikator dalam

hubungan evolusioner (phylogeny) dan parameter populasi (biological tags)

terhadap inang. Primary parasite biasanya spesifik pada satu spesies, genus atau

famili dari inang. Menurut Neeraja et al. (2014) bahwa Norileca indica tidak

menimbulkan dampak yang merugikan bagi inang karena intensitas Norileca

indica yang berjumlah 1 atau 2 /ekor ikan. Berdasarkan data penelitian intensitas

dari Norileca indica 1,60 /ekor ikan, menurut Williams and Williams (1996)

infestasi 1-5 /ekor ikan termasuk dalam infestasi ringan.

Berdasarkan data pemeriksaan ikan selar (lampiran 3.) prosentase Infestasi

stadia Norileca indica yaitu 52 % stadia dewasa, 22 % stadia mancas dan 20 %

stadia pra-dewasa. Stadia pra-dewasa dan Dewasa ditemukan pada sebagian besar

ikan berbeda dengan stadia mancas hanya di temukan pada 3 ekor ikan dengan

prosentase yaitu 22 %. Tiga ekor ikan selar tersebut selain terinfestasi oleh stadia

mancas juga terinfestasi stadia dewasa. Pada saat pemeriksaan, diduga bahwa

parasit dewasa telah mengeluarkan mancas dari marsupiumnya sehingga terdapat

banyak mancas pada ke-3 ikan selar tersebut. Proses parasit dewasa mengeluarkan

mancas dari marsupium diduga berhubungan dengan siklus hidup dari Isopoda.

Menurut Bharadirajan et al. (2014) bahwa daur hidup Isopoda adalah

secara langsung (direct cycle) dan bersifat hermaprodit protandri. King (2004)

menjelaskan proses reproduksi terjadi ketika Isopoda betina molting, biasanya

Isopoda betina dijaga oleh Isopoda jantan sampai molting. Isopoda jantan

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

mentransfer sperma ke betina melalui genital duct. Induk betina melepaskan telur

yang terbuahi kedalam kantung telur (marsupium) dan dilindungi sampai telur

tersebut cukup mature untuk dilepas. Smit et al. (2014) menjelaskan telur menetas

didalam marsupium dan mengalami moulting pertama kali menjadi tahap pullus.

Pullus pertama (pullus I) hanya ditemukan di dalam marsupium kemudian

moulting menjadi pullus II yang mempunyai 6 pasang pereopod dan dilengkapi

dengan dactyl serta pigmen pada kutikula. Perbedaan kelamin hanya tejadi setelah

keluar dari marsupium dan mencari inang baru.

Juvenil ini disebut mancas, pada tahap ini mancas merupakan free

swimming dilengkapi dengan setae dan mata yang berkembang dengan baik.

Mancas akan mencari inang yang tepat untuk ditempeli, kemudian akan moulting

dan melepaskan swimming setae dan menjadi immotile. Mancas yang sudah

menemukan inang kemudian molting diikuti nampaknya tujuh segmen dan tujuh

pasang pereopod dan masuk menjadi tahap pra-dewasa. Mancas tersebut menjadi

pra-dewasa yang berkelamin jantan. Parker and Booth (2013) pra-dewasa tersebut

pada stadia infektif kemudian pra-dewasa tersebut tumbuh didalam insang dan

berubah menjadi betina. Perubahan dari jantan menjadi betina merupakan proses

yang kompleks dan bergantung pada beberapa faktor termasuk adanya individu

lain, khususnya betina lain yang mencegah perubahan (Lincoln, 1971 dalam Smit

et al., 2014). Perubahan kelamin pada jantan terjadi pada saat mengecilnya organ

reproduksi jantan dan organ kelamin betina berkembang menjadi lebih dominan.

Perkembangan kelamin betina yang dominan diketahui sebagai stadia dewasa

(Smit et al., 2014; Neeraja et al., 2014).

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Menurut Nagasawa and Petchsupa (2009) dan Rameshkumar and

Ravichandran (2013) bahwa Norileca indica yang menginfestasi ikan selar (Selar

crumenophthalmus) predileksinya ada di insang. Berdasarkan hasil penelitian,

Norileca indica banyak ditemukan di insang tetapi juga ditemukan di rongga

mulut, mata dan permukaan tubuh. Posisi Norileca indica pada insang yaitu

bagian dorsal menghadap ke gill chamber kemudian bagian dorsal menghadap ke

bagian operculum. Tiga pasang pereopod mempunyai dactylus yang berfungsi

untuk menempel pada bagian operculum (Bruce, 1990; Neeraja et al., 2014).

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

3. Spesies dari ordo Isopoda yang menginfestasi ikan selar (Selar

crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur yaitu

Norileca indica

4. Nilai Prevalensi Norileca indica yang menginfestasi ikan selar (Selar

crumenophthalmus) di TPI Panarukan Situbondo Jawa Timur yaitu

87,70 % termasuk kategori usually karena diantara 70-89 %. Intensitas

Norileca indica pada ikan selar (Selar crumenophthalmus) yaitu 1,60

/ekor ikan, dimana intensitas tersebut masuk dalam kategori ringan.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai data histopatologi bagian

tubuh yang terinfestasi oleh Norileca indica, penyebaran dan siklus hidup

Norileca indica di Indonesia.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M., A. Priyono dan A. Nurfatimah. 2002. Inventarisasi Parasit Pada


Ikan Hias Yang Dilalulintaskan Di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng,
Jakarta. Jurnal Akuakultur Indonesia 1 (3) : 124.

Akbar, J. 2011. Identifikasi Parasit Pada Ikan Betok (Anabas testudieus).


Bioscientiae 8 (2) : 36

Barraeiro, P. L. and J. P. Albandoz. 2001. Population and Sample. Sampling


Techniques. Management Mathematics For Eurpean Schools. University
of Seville. pp. 5.

Bharadhirajan, P., S. Murugan, A. Sakthivel, P. Sevakumar. 2014. Isopods


parasites infection on commercial fishes of Parangipettai waters, southeast
coast of indian. Asian Pac J Trop Dis 4 (1) : 269.

Brusca, R. C and E. W. Iverson. 1985. A Guide to Marine Isopoda Crustacea of


Pacific Costa Rica. Rev. Biol. Trop. 33 (1) : 6-7; 39-42; 44-50; 66-67.

Bruce, N. L and E. B. H. Nelson. 1988. New Records of Fish Parasitic Marine


Isopod Crustaceans (Cymothoidae, Subfamily Anilocrinae From The Indo-
West Pacific. Proc. Biol. Soc. Was 101 (3) : 587; 592.

Bruce, N. L. 1990. The Genera Catoessa, Elthusa, Enispa, Ichtyoxenus, Idusa,


Livoneca and Norileca n. Gen. (Isopoda, Cymothoidae), Crustacean
Parasites of Marine Fishes with Description of Eastern Australian Species.
Australian Museum. Sydney. pp.289-291.

Carvalho-Souza, G. F. D., J. R. D. S. Neto, F. T. Aleluia, I. A. Nascimento. 2009.


Occurance of isopodas ectoparasites in marine fish on the cotegipe bay,
north-eastern Brazil. Marine Biodiversity Records, 2 : 1.

Carefoot, T. 2010. Learn About Isopods. http://asnailsodyssey.com. 01 Oktober


2014. pp. 1.

de Lima, J. T. A. X., S. Chellappa and V. E. Thatcher. 2005. Livoneca redmani


(Isopoa, Cymothoidae) e Rocinela signata Schloedte & Meinert (Isopoda,
Aegidae), Ectoparasite de Scomberomorus brasiliensis Collette, Ruso &
Zavala-Camin (Ostheichthyes, Scombridae) no Rio Grande do Norte,
Brasil. Revista Braslleira de Zoologia 22 (4) : 1106.

El-Shahawy, I. And A.Y. Desouky. 2010. Myripristis murdjan (Beryciformes :


Holocentridae) a new host record for Cymothoa indica (Crustacea,
Isopoda, Cymothoidae). Acta Adriat 51 (1) : 107.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Genisa, A. S. 1999. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Laut Ekonomi Penting di


Indonesia. Oseana XXIV (1) : 31.

Hoffman, G. L. 1999. Parasites of North American Freshwaters Fishes second


edition. Cornell University Press. pp. 320.

Irawan, B. 2013. Karsinilogi. Airlangga university press (AUP). Surabaya. Hal.


473.

King, R. 2004. Isopods. Southeastern Regional Taxonomic Center. South


Carolina. pp. 2.

Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah Tahun 2012. Direktorat Jendral Perikanan Tangkap.
Jakarta. Hal. 104.

Kimura, S. 2011. Fishes of Terengganu. Proceeding of Carangidae Jacks (Scads,


Trevallies). National Museum of Nature and sciece. Malaysia. pp. 98.

Lester, R. J. G and C. J. Hayward. 2006. Phylum Arthropoda. Proceeding of Fish


and Disorders Volume 1: Protozoan and Metazoan Infection 2nd edition.
CABI Publishing. UK. pp. 524.

Menzies, R. J. and P. W. Glynn. 1968. The Common Marine Isopoda Crustacea of


Puerto Rico, A Handbook for Marine Biologist. The Hague Martinus
Nijhoff. pp. 22-23; 44-45; 45-46.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.


2014. http://animaldiversity.org. 01 Maret 2014. pp. 1.

Nazir, M. 2011 Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Hal. 56

Nelson, J. S. 2006. Fishes of The World. Acid free paper. Canada. pp. 362.

Nagasawa, K and N. Petchsupa. 2009. Norileca indica ( Isopoda, Cymothoidae)


Parasitic on Bigeye scad Selar crumenophthalmus in Thailand.
Biogeography 11 : 131-132.

Neeraja, T., G. Tripathi and U. Shameem. 2014. Occurance of The Isopod,


Norileca indica (Isopoda: Cymothoidae) on Bigeye scad, Selar
crumenophthalmus (Bloch) off Mumbai Coast, India. Indian J Fish 61 (1) :
49.

Parker, D and A. J. Booth. 2013. The Tounge Replacing Isopod Cymothoa


borbonica Reduces The Growth of Large Spot Pompano Trachinotus
botla. Mar Biol 160 : 2943.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Raja, K., R. Vijayakumar, V. Karthikeyan, A. Saravanakumar, K. Sindhuja, A.


Gopalakrishna. 2012. Occurrence of Isopod Nerocila phaiopleura
Infestation on Whitefin Wolf-Herring (Chirocentrus nudus) From
Southeast Coast of India. J Parasit Dis : 1

Ravichandran, S., G. Rameshkumar and K. Kumaravel. 2009. Variation in The


Morphological Features of Isopod Fish Parasites. World J. Fish &
Marine sci 1 (2) : 137.

Rameshkumar, G., S. Ravicandran and K. Sivasubramanian. 2013. Invasion of


Parasitic Isopods in Marine Fishes. Journal of Coastal Life Medicine 1
(2) : 88

Rameshkumar, G. And S. Ravicandran. 2013. First Occurance of Norileca


triangulata (Crustacea: Isopodaa: Cymothoidae) From Indiam Marine
Fishes. J. Parasit. Dis : 2

Rameshkumar, G and S. Ravichandran. 2014. Problem Caused by Isopod


Parasites in Comercial Fishes. J Parasit Dis 38 (1) : 138.

Roux, O and F. Conand. 2000. Feeding Habits of The Bigeye Scad Selar
crumenophthalmus (Carangindae), in LA Reunion Island Waters
(South-Western Indian Ocean). Cybium 24 (2) : 176-177.

Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung. Hal.
90.

Smit, N. J., N. L. Bruce, K. A. Hadfield. 2014. Global Diversity of Fish Parasitic


Isopod Crustaceans of The Family Cymothoidae. International Journal
for Parasitology: Parasites and Wildlife 3: 189; 193; 194.

Thatcher, V. E., J. L. Silva, G. F. Jost and J. M. Souza-Concelcao. 2003.


Comparative morphology of Cymothoa spp. (Isopoda, Cymothoidae) from
Brazillian fishes, with the description of Cynmothoa catarinensis sp. nov.
And redescription of C. Excisa and C. Oestrum (Linnaeus). Revista
Brasileira de Zoologia 20 (3). pp. 546-551.

Thatcher, V. E., G. S. De Araujo, J. T. A. de Lima and S. Chellappa. 2007.


Cymothoa spinipalpa sp. nov. (Isopodaa, Cymothoidae) buccal Cavity
parasite of the marine fish, Oligoplites saurus (Bloch and Scheider)
(Osteichthyes, Carangidae) of Rio Grande do Norte state, Brazil. Revista
Braslleira de Zoologia 24 (1) : 238-239.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

White, W. T., P.R. Last. Dharmadi, R. Faizah, U. Chodrijah, B. I. Prisantoso, J. J.


Pogonoski, M. Puckridge, S. J. M. Blaber. 2013. Market Fishes Indonesia
Jenis-jenis Ikan Indonesia. CanPrint Communications. Canberra. pp. 172.

Williams, E. H. and I. B. Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes


of Puerto Rico and The Western Atlantic. Puerto Rico. Departement of
Natural and Environtmental Resources. pp. 382.

Williams, L. B., E.H..Williams, Jr and A. K.M Bashirullah. 2006. Isopodas


(Isopodaa: Aegidae, Cymothoidae, Gnathiidae) associated with
Venezuelan marine fishes (Elasmobranchii, Actinopterygii). Int. J.
Trop. Biol, 54 (3) : 175.

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 1

A B C

D E

J K

M N

Bagian tubuh Norileca indica Betina. A. Chepalon bagian dorsal, B. Chepalo n bagian ventral, C. Antena dan
Antenula, D. Maxila, E. Mandible, F. Pleotelson, G. Uropod, H. Pleopod, I-0 : Pereopod ke 1-7. Scale bar A, B,
C, G, H, I, J, K, L, M, N, O : 0,05 mm. D, E, F : 0.1 mm

Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 2

A F

D I

Bagian tubuh Norileca indica jantan. A.Chepalon bagian dorsal, B. Chepalon bagian
ventral, C. Pleotelson, D. Mancas, E-K. Pereopod 1-7. Scale bar A, B, C, D, I, J, K :
0,05 mm. E, F, G, H : 0,1 mm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 3

Data Pemeriksaan Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

Jenis kelamin ikan Stadia


Ukuran
Sampel P.ikan B.ikan Spesies Mancas Pre- Adult Total
Betina Jantan Isopoda
Ke- (cm) (gr) Isopoda (ekor) adult (ekor) (ekor)
(ekor) (ekor) (cm)
(ekor)
1 19-20 81-172 15 3 1,2 – 3,6 3 15 18
2 17,8 – 24,2 71-172 14 4 1,2 – 3 16 2 4 22
3 18 – 23 75-188 11 7 1,2 – 3,2 2 10 12
4 18 – 22,5 63-133 12 6 1,4 – 3,3 2 10 12
5 18,3 – 21,8 81-113 12 6 1 – 3,4 7 15 22
6 18,2 – 22,3 64-145 10 8 1 – 3,7 9 15 24
7 18,3 – 22,5 82-154 13 5 Norileca 1,5 – 3,3 1 18 19
8 18,5 – 22 78-123 15 3 indica 1,3 – 3,3 8 18 26
9 18,7 – 23,8 75-162 11 7 1,3 – 3,3 5 15 20
10 18,5 – 24,3 73-173 11 7 1,5 – 3,5 36 3 18 57
11 18,5 – 23,6 78-157 11 7 1,2 – 3,5 8 14 22
12 18,3 – 24 68-138 11 7 1,4 – 3,6 20 5 17 42
13 17,5 – 21,5 71-133 12 6 1 – 3,5 8 15 23
14 18,7 – 22,3 81-155 3 4 1,6 - 3 3 7 10
JUMLAH 72 66 191
329
PROSENTASE 22% 20% 58%

Bagian tubuh Norileca indica jantan. A.Chepalon bagian dorsal, B. Chepalon bagian ventral, C. Pleotelson, D. Mancas, E-K. Pereopod 1-7.
Scale bar A, B, C, D, I, J, K : 0,05 mm. E, F, G, H : 0,1 mm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 4

Data Perhitungan Prevalensi Norileca indica yang Menginfestasi Ikan Selar (Selar crumenophthalmus)

Intensitas
Prevalensi
Sampel Jumlah Jumlah Sampel Jumlah N.indica (/ ekor
(%)
Ke- Sampel ikan ikan yang ditemukan ikan)
(ekor) terinfestasi (ekor)
(ekor)
1 18 15 18 83,33 1,20
2 18 13 22 72,22 1,69
3 18 14 12 77,78 0,86
4 18 8 12 44,44 1,50
5 18 17 22 94,44 1,29
6 18 18 24 100,00 1,33
7 18 18 19 100,00 1,06
8 18 18 26 100,00 1,44
9 18 18 20 100,00 1,11
10 18 13 57 72,22 4,38
11 18 16 22 88,89 1,38
12 18 17 42 94,44 2,47
13 18 18 23 100,00 1,28
14 7 7 10 100,00 1,43
RATA-RATA 87,70 1,60

Bagian tubuh Norileca indica jantan. A.Chepalon bagian dorsal, B. Chepalon bagian ventral, C. Pleotelson, D. Mancas, E-K. Pereopod 1-7.
Scale bar A, B, C, D, I, J, K : 0,05 mm. E, F, G, H : 0,1 mm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Bagian tubuh Norileca indica jantan. A.Chepalon bagian dorsal, B. Chepalon bagian ventral, C. Pleotelson, D. Mancas, E-K. Pereopod 1-7.
Scale bar A, B, C, D, I, J, K : 0,05 mm. E, F, G, H : 0,1 mm.
Skripsi IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ISOPODA PADA IKAN SELAR SETA PRABA WALUYO
(Selar crumenophthalmus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANARUKAN SITUBONDO JAWA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai