LP KDP Nutrisi
LP KDP Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makananatau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwonto,
2010).
Nutrisi adalah subtansi organic dan non organic yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier
dalam Mubarak, 2008).
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasisehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapatmemengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempemerupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
bahwa mengonsumsimakanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah,
terdapatlarangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja.Padahal, makanantersebut merupakan sumber vitamin yang sangat
baik.Ada pula larangan makanikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat mengakibatkan cacingan, padahalikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkankekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yangdibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi padaremaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaanmakanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu,masyarakat dengan kondisi perekonomian yang
tinggi biasanya mampumencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
Kelemahan otot menelan
Penyakit3.saluran
Pohonpencernaan
Masalah
4.
5. Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan
Menurunnya tonus
Kelebihan zatdan
didalam tubuh Gangguan menelan makanan Kebutuhan energi
peristaltik lambung
yang tidak dibutuhkan meningkat
Obesitas
Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh
4. Tanda dan Gejala
a. Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan
kasar
c. Wajah : kulit gelap diatas pipi dan dibawah mata,kulit bebecak,muka
bengkak atau pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat,kering
e. Bibir : bengkak dan kasar,lesi disudut mulut
f. Lidah : tampak lembut,bengkak merah daging,sakit,papilla atropi
g. Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
h. Gusi : seperti spon,mudah berdarah
i. Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit : kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
1) Tanda klinis :
a) Berat badan 10-20% dibawah normal
b) Tinggi badan dibawah ideal
c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e) Adanya penurunan albumin serum
f) Adanya penurunan transferin
2) Kemungkinan penyebab:
a) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
b) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
1) Tanda klinis :
a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
2. Kemungkinan penyebab :
a) Perubahan pola makan
b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
6. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
,asyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dnegan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (repid clinical
surfeys). Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis
Keunggulan:
Pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus tetapi tenaga
paramedic bias dilatih sederhana, cepat ddan mudah diinterpretasikan.
Keterbatasan :
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang
ahli dalam menentukan gejala klinis tersebut. Gejala klinis tidak bersifat spesifik,
adanya gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan
dapat juga terjadi pada saat sembuh.
7. Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Nutrisi
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemasangan IV perset dengan cairan fisiologis
b. Pemasangan NGT atau selang nasoenterik
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pemberian asupan makanan melalui oral yang adekuat
b. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin
c. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung.
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Tanyakan tentang keluhan utama atau gejala apa yang menyebabkan
pasien berobat.
b. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi atau hal-hal
yang menpengaruhi/ mendahului keluhan: bagaimana sifat terjadinya,
bagaimana gejalanya (mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, berupa
serangan, hilang timbul atau berhubungan dengan waktu); lokalisasi
terjadinya gejala dan sifatnya (menjalar, menyebar, berpindah-pindah,
atau menetap); berat ringannya keluhan dan perkembangannya, apakah
menetap, cenderung bertambah, atau berkurang; lamanya keluhan
berlangsung; kapan dimulainya; upaya apa saja yang telah dilakukan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan tentang:
Riwayat pemakain obat, apa jenisnya, berpa dosisnya, berapa dosis
terakhir, bagaimana cra pemakainnya, dan sebagaimananya.
Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit
yang pernah di alami, riwayat masuk rumah sakit atau berobat ke
puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan tentang riwayat kesehatan atau keperawatan yang dimiliki
oleh salah satu keluarga, apakah ada yang menderita penyakit seperti
yang dialami pasien, dan lain-lain.
e. Riwayat keperawatan dan diet
Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan beberapa
lamaperiode waktunya?
Adakah status fisik pasien yang dpat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
Adakah toleransi makan/minum tertentu?
Faktor yang mempengauhi diet:
Status kesehatan
Kultur dan kepercayaan
Status sosial ekonomi
Faktor psikologis
Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
f. Pemeriksaan fisik
Keadaan fisik: apatis, lesu.
Berat badan: obesitas, underweight.
Otot: fleksia/lemah, tonus kurang tenderness, tidak mampu bekerja.
Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
Gusi: perdarahan, peradangan
Lidah: edema, hiperemis.
Gigi: karies, nyeri, kotor.
Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
Kuku: mudah patah.
Pengkuran antropometri:
Berat badan ideal: (TB-100)x 10%
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal : Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal: Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Pemeriksaan laboratorium
Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml).
Transferin (N: 170-25 mg/ 100ml).
Hb (N: 12 mg %).
BUN (N: 10-20 mg/ 100 ml).
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/ 100 ml).
2. Diagnosa Keperawatan.
a. Defisit Nutrisi
b. Berat badan berlebih
c. Resiko berat badan lebih
d. Resiko Defisit Nutrisi
3. Intervensi Keperawatan.
Nama ( Initial) : Ny . S
Umur : 55 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Nama (Initial) : Tn K
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Swasta
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien pernah menjalani operasi tumor di sekitar organ mulut tiga bulan
yang lalu
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik atau alergi.
Genogram
Keterangan :
b. Pola Nutrisi-Metabolik
A Antropometri TB : 160 cm
BB : 47 kg
LILA : 25 cm
IMT : 18,3
BB Ideal : 60 kg
B Biokimia (Tanggal 8 april 2021 )
Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-15,0)
c. Pola Eleminasi
1. Eleminasi Urine
Keterangan :
1. A : Mandiri untuk 6 fungsi
2. B : Mandiri untuk 5 fungsi
3. C : Mandiri untuk 4 fungsi
4. D : Mandiri untuk 3 fungsi
5. E : Mandiri untuk 2 fungsi
6. F : Mandiri untuk 1 fungsi
7. G : Tergantung untuk 6 fungsi
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien tidak memiliki masalah reproduksi dan seksual, dan pasien saat
ini sudah menopause. Pasien sudah melahirkan satu anak.
4. PEMERIKSAAN FISIK
Kanan Kiri
5 5
2 2
h. Kulit
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada
edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda
infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.
6. DATA TAMBAHAN
6. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg
B. ANALISA DATA
A. Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa
mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien
sedang
4. Pasien tampak susah
saat menelan
minuman atau
makanan
5. Saat diperiksa, tampak
kemerahan di sekitar
tenggorokan pasien.
6. Pasien tampak tidak
menghabiskan
makanannya dan hanya
habis 3 sendok saja.
D. PERENCANAAN
E. IMPLEMENTASI
Kamis 8
april 2021 Anjurkan makan DS: Pasien mengatakan
09.00 sedikit tapi akan berusaha makan
sering sedikit tapi sering
wita
DO: Pasien tampak
mengerti apa yang
diaranakan perawat
Kamis 8 Berikan DS: Pasien mengatakan
makanan tinggi nafsu makan masih
april 2021 berkurang
kalori
12.00 Sajikan
makanan secara DO: Pasien tampak
menarik makan dengan posisi
Atur posisi setengah duduk dan
ketika makan makan dibantu dengan
keluarga, pasien
tampak makan sedikit
yaitu 6 sendok makan
Jumat 1 Mengkaji DS: Pasien
09 april keadaan umum mengatakan rasa lapar
dan keluhan ada namun nafsu
2021 pasien makan masih sedikit
09.00
DO: Wajah pasien
wita tampak pucat dan
lemas
Keadaan umum
pasien baik
Tingkat kesadaran
compos mentis
Hasil TTV :
TekananDarah :
110/70 mmHg
Suhu:36◦C
Pernafasan:18x/menit
Nadi:80x /menit
TTV:
TD: 120/80 MmHg, N: 84x/m, S: 36◦C,
RR: 20x/m
A: Defisit Nutrisi
P: Pertahankan kondisi pasien.
Lanjukan intervensi
- Monitor tanda vital pasien secara
berkala
- Monitor BB pasien
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Berikan makanan tinggi kalori
- Monitor intake dan output pasien
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
Dan Praktek. Jakarta: EGC.