Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Konsep Dasar Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1. Definisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zatmakanan


oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitastubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi
aktivitastubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Alimul, 2015).

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makananatau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwonto,
2010).

Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk


proses danfungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and
Perry, 2010).

Nutrisi adalah subtansi organic dan non organic yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier
dalam Mubarak, 2008).

2. Penyebab/ Faktor Predisposisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

a. Fisiologis (intake nutrient)


1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
3) DM
c. Kebutuhan metabolism
1) Pertumbuhan
2) Stres
3) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
4) Kanker
d. Gaya hidup dan kebiasaan
1) Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
e. Kebudayaan dan kepercayaan
1) Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
f. Sumber ekonomi
g. Tinggal sendiri
1) Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
h. Kelemahan fisik
1) Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
i. Kehilangan
1) Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.
j. Depresi
1) Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
k. Pendapatan yang rendah
1) Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
l. Penyakit saluran pencernaan
1) Termasuk sakit gigi, ulkus
m. Obat
1) Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
(Johnson, 2000)

Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasisehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapatmemengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempemerupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
bahwa mengonsumsimakanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah,
terdapatlarangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja.Padahal, makanantersebut merupakan sumber vitamin yang sangat
baik.Ada pula larangan makanikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat mengakibatkan cacingan, padahalikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkankekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yangdibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi padaremaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaanmakanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu,masyarakat dengan kondisi perekonomian yang
tinggi biasanya mampumencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
Kelemahan otot menelan

Penyakit3.saluran
Pohonpencernaan
Masalah
4.
5. Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake nutrisi


makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus
Kelebihan zatdan
didalam tubuh Gangguan menelan makanan Kebutuhan energi
peristaltik lambung
yang tidak dibutuhkan meningkat

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak terpenuhi


lambung Penyerapan di dalam tubuh Mudah lapar
tidak sempurna
Penurunan berat badan
Nafsu makan meningkat
Mual
Resiko Berat Badan Lebih

Muntah Sering makan

Resiko Defisit Nutrisi

Defisit Nutrisi Berat Badan Lebih Peningkatan berat badan

Obesitas
Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh
4.      Tanda dan Gejala
a.       Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b.      Rambut : kusam dan kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan
kasar
c.       Wajah : kulit gelap diatas pipi dan dibawah mata,kulit bebecak,muka
bengkak atau pipi kempot
d.      Mata : membrane mata pucat,kering
e.       Bibir : bengkak dan kasar,lesi disudut mulut
f.       Lidah : tampak lembut,bengkak merah daging,sakit,papilla atropi
g.      Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
h.      Gusi : seperti spon,mudah berdarah
i.        Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j.        Kulit : kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat

5. Gangguan pemenuhan nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
1) Tanda klinis :
a) Berat badan 10-20% dibawah normal
b) Tinggi badan dibawah ideal
c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e) Adanya penurunan albumin serum
f) Adanya penurunan transferin
2) Kemungkinan penyebab:
a) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
b) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
1) Tanda klinis :
a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
2. Kemungkinan penyebab :
a) Perubahan pola makan
b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
6. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
,asyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dnegan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (repid clinical
surfeys). Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis
Keunggulan:
Pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus tetapi tenaga
paramedic bias dilatih sederhana, cepat ddan mudah diinterpretasikan.
Keterbatasan :
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang
ahli dalam menentukan gejala klinis tersebut. Gejala klinis tidak bersifat spesifik,
adanya gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan
dapat juga terjadi pada saat sembuh.
7. Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Nutrisi
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemasangan IV perset dengan cairan fisiologis
b. Pemasangan NGT atau selang nasoenterik
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pemberian asupan makanan melalui oral yang adekuat
b. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin
c. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Kebutuhan Nutrisi.

1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Tanyakan tentang keluhan utama atau gejala apa yang menyebabkan
pasien berobat.
b. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi atau hal-hal
yang menpengaruhi/ mendahului keluhan: bagaimana sifat terjadinya,
bagaimana gejalanya (mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, berupa
serangan, hilang timbul atau berhubungan dengan waktu); lokalisasi
terjadinya gejala dan sifatnya (menjalar, menyebar, berpindah-pindah,
atau menetap); berat ringannya keluhan dan perkembangannya, apakah
menetap, cenderung bertambah, atau berkurang; lamanya keluhan
berlangsung; kapan dimulainya; upaya apa saja yang telah dilakukan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan tentang:
Riwayat pemakain obat, apa jenisnya, berpa dosisnya, berapa dosis
terakhir, bagaimana cra pemakainnya, dan sebagaimananya.
Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit
yang pernah di alami, riwayat masuk rumah sakit atau berobat ke
puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan tentang riwayat kesehatan atau keperawatan yang dimiliki
oleh salah satu keluarga, apakah ada yang menderita penyakit seperti
yang dialami pasien, dan lain-lain.
e. Riwayat keperawatan dan diet
 Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
 Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
 Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan beberapa
lamaperiode waktunya?
 Adakah status fisik pasien yang dpat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
 Adakah toleransi makan/minum tertentu?
 Faktor yang mempengauhi diet:
 Status kesehatan
 Kultur dan kepercayaan
 Status sosial ekonomi
 Faktor psikologis
 Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
f. Pemeriksaan fisik
 Keadaan fisik: apatis, lesu.
 Berat badan: obesitas, underweight.
 Otot: fleksia/lemah, tonus kurang tenderness, tidak mampu bekerja.
 Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
 Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
 Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
 Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
 Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
 Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
 Gusi: perdarahan, peradangan
 Lidah: edema, hiperemis.
 Gigi: karies, nyeri, kotor.
 Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
 Kuku: mudah patah.
 Pengkuran antropometri:
 Berat badan ideal: (TB-100)x 10%
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):
 Nilai normal : Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
 Nilai normal: Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
 Pemeriksaan laboratorium
 Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml).
 Transferin (N: 170-25 mg/ 100ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/ 100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/ 100 ml).
2. Diagnosa Keperawatan.
a. Defisit Nutrisi
b. Berat badan berlebih
c. Resiko berat badan lebih
d. Resiko Defisit Nutrisi

3. Intervensi Keperawatan.

No. Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
Definisi : keperawatan selama ... x ... Observasi
Asupan Nutrisi tidak cukup jam diharapkan perawatan
 Identifikasi status nutrisi
untuk memenuhi defisit Nutrisi meningkat
kebutuhan Metabolisme. dengan kriteria hasil :  Indentiikasi Alergi
makanan
Penyebab : Status nutrisi
 Ketidakmampuan  Indentifikasi kebutuhan
 Porsi makanan yang
mencerna kalori yang dibutuhkan
dihabiskan meningkat
makanan. pasien
(5)
 Ketidakmampuan
 Monitor berat badan
menelan makanan.  Berat badan meningkat
 Ketidakmampuan (5)  Monitor asupan mkanan

mengabsorpsi  Nafsu makan  Monitor hasil pemeriksaan


makanan. meningkat (5) laboratorium.
 Peningkatan
 Kekuatan otot Terapeutik
kebutuhan
mengunyah membaik
mtabolisme.  Lakukan oral hygene
(5)
sebelum makan
Gejala dan Tanda Mayor  Kekuatan otot menelan
 Fasilitasi menentukan
Subjektif : membaik (5)
pedoman diet
-
Objektif :  Sajikan mkanan secara
 Berat badan menarik
menurun minimal
 Berikan makanan tinggi
10% dibawah
kalori
rentang ideal.
Edukasi

Gejala dan Tanda Minor  Anjurkan posisi duduk


Subjektif :
 Anjurkan diet yang
 cepat kenyng
diprogramkan
setelah makan
 kram/nyeri  Kolaborasi dengan ahli
abdomen gizi
 nafsu makan
menurun
Objektif :
 bising usus
hiperaktif
 otot pengunyah
lemah
 otot menelan lemah
 membrane mukosa
pucat
 sariawan
 serum albumin
turun

Kondisi Klinis Terkait :


 Stroke
 parkinson
 Mobious syndrome
 Cerebral palsy
 Cleft lip
 Cleft palate
 Luka bakar
 Kanker
 Infeksi
2 Berat Badan lebih Setelah diberikan asuhan Konseling Nutrisi
Definisi keperawatan selama ….x… Observasi
Akumulasi lemak berlebih jam diharapkan Berat 1. Identifikasi kebiasaan
atau abnormal yang tidak Badan Membaik dengan makan
sesuai dengan usia dan kriteria hasil : 2. Monitor intake dan
jenis kelamin 1. Berat badan output cairan
Penyebab membaik (5) Terapeutik
1. Kurang aktivitas 2. Tebal lipatan kulit 1. Bina hubungan
fisik harian membaik (5) terapeutik
2. Kelebihan 3. Indeks masa tubuh Edukasi
konsumsi gula membaik (5) 1. Informasikan perlunya
3. Gangguan modifikasi diet
kebiasaan makan 2. Jelaskan program gizi
4. Gangguan persepsi
makan
5. Kelebihan
konsumsi alcohol
6. Sering mengemil
Gejala tanda mayor
Subjektif –
Objektif
1. IMT>25 kg/m2
Gejala dan tanda
minor
Subjektif –
Objektif
1. Tebal lipatan kulit
trisep>25mm
Kondisi klinis terkait
1. Gangguan genetic
2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid
4. Diabetes mellitus
maternal

3 Resiko berat badan lebih Setelah diberikan asuhan Konseling Nutrisi


Definisi : keperawatan selama ….x… Observasi
Berisiko mengalami jam diharapkan Berat 3. Identifikasi kebiasaan
akumulasi lemak berlebih Badan Membaik dengan makan
atau abnormal yang tidak kriteria hasil : 4. Monitor intake dan
sesuai dengan usia dan 1. Berat badan output cairan
jenis kelamin. membaik (5) Terapeutik
Faktor Risiko : 2. Tebal lipatan kulit 2. Bina hubungan
1. Kurang aktifitas membaik (5) terapeutik
2. Kelebihan 3. Indeks masa tubuh Edukasi
konsumsi gula membaik (5) 3. Informasikan perlunya
3. Gangguan modifikasi diet
kebiasaan makan 4. Jelaskan program gizi
4. Gangguan persepsi
makan
5. Kelebihan
konsumsi alcohol
6. Penggunaan energy
kurang dari asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan
makanan
berminyak/
berlemak
9. Faktor keturunan
(mis. Distribusi
jaringan adiposa,
pengeluaran energy,
aktivitas lipase
lipoprotein, sintesis
lipid, lipolysis)
10. Penggunaan
makanan formula
atau makanan
campuran pada bayi
11. Asupan kalsium
rendah pada anak-
anak.
12. Berat badan
bertambah cepat
(selama masa anak-
anak, selama masa
bayi, termasuk
minggu pertama, 4
bulan pertama, dan
tahun pertama.
13. Makanan pada
sebagai sumber
makanan utama
pada usia < 5 bulan
Kondisi Klinis Terkait
1. Ganguan genetic
2. Hipotiroid
3. Diabetes mellitus
gestasional
4. Pola hidup kurang
aktivitas.
4 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
Definisi : keperawatan selama ... x ... Observasi
Beresiko mengalami jam diharapkan perawatan
 Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi tidak cukup risiko defisit Nutrisi
untuk memenuhi meningkat dengan kriteria  Indentiikasi Alergi
kenutuhan metabolisme. hasil : makanan
Factor Resiko :
Status Nutrisi membaik  Indentifikasi kebutuhan
1. Ketidakmampuan
kalori yang dibutuhkan
menelan mkanan 1. Porsi makanan yang
pasien
2. Ketidakmampuan dihabiskan

mencerna makanan meningkat (5)  Monitor berat badan

3. Ketidakmampuan 2. Berat badan  Monitor asupan mkanan


mengabsorpsi meningkat (5)  Monitor hasil pemeriksaan
makanan laboratorium.
3. Nafsu makan
4. Peningkatan
meningkat (5) Terapeutik
kebutuhan
metabolisme 4. Kekuatan otot  Lakukan oral hygene
5. Factor ekonomi mengunyah sebelum makan
6. Factor psikologis membaik (5)
 Fasilitasi menentukan
5. Kekuatan otot pedoman diet
Kondisi klinis terkait : menelan membaik
7. Stroke  Sajikan mkanan secara
(5)
8. Parkinson menarik

9. Mobious syndrome  Berikan makanan tinggi

10. Cerebral palsy kalori

11. Cleft lip Edukasi


12. Cleft palate
 Anjurkan posisi duduk
13. Luka bakar
14. Kanker  Anjurkan diet yang
15. Infeksi diprogramkan

Kolaborasi dengan ahli gizi

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny S

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ( DEFISIT NUTRISI )

DI RUANG PAVILIUN RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG


A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien

Nama ( Initial) : Ny . S

Umur : 55 Tahun

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Marital : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Suku Bangsa : Bali

Alamat : Desa Kamasan Semarapura Klungkung

Tanggal Masuk : 8 April 2021

Tanggal Pengkajian : 8 April 2021

No. Register : 0823XX

Diagnosa Medis : Dyspepsia

Identitas Penanggung Jawab

Nama (Initial) : Tn K

Umur : 30 Tahun

Hub. Dengan Klien : Anak dari pasien

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Desa Kamasan Semarapura Klungkung

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama

Tidak nafsu makan


Riwayat Penyakit Sekarang

Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit


karena pada malam hari sebelum dirawat pasien merasa tidak bisa tidur
karena mulut terasa sangat kering dan panas. Pasien juga mengeluh mual,
tidak nafsu makan, serasa ingin muntah, dan perut terasa sesak. Akhirnya
pasien dibawa ke rumah sakit pada keesokan harinya pada sore hari.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien pernah menjalani operasi tumor di sekitar organ mulut tiga bulan
yang lalu

Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik atau alergi.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Laki-laki meninggal


: Perempuan : Keturunan
: Pasien
: Suami-Istri
: Tinggal serumah

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
1. Pasien peduli dan sadar akan kesehatan dirinya sendiri dan segera
pergi memeriksakan dirinya ke dokter jika merasakan gejala-gejala
sakit.
2. Pasien sadar akan sakit yang dideritanya saat ini, namun pasien
kurang pengetahuan akan penyakitnya.
3. Pasien mengontrol kesehatannya secara berkala sejak operasi yang
dialaminya, namun kebutuhan nutrisi pasien tidak adekuat karena
pasien tidak nafsu makan dan nyeri saat menelan.
4. Bila pasien sakit, biasanya pasien berobat ke dokter terdekat
5. Pasien adalah peserta BPJS NON PBI.

b. Pola Nutrisi-Metabolik

A Antropometri TB : 160 cm
BB : 47 kg
LILA : 25 cm
IMT : 18,3
BB Ideal : 60 kg
B Biokimia (Tanggal 8 april 2021 )
Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-15,0)

Creatinin: 0,5 mg/dL (0,5-1,2)

Natrium: 127 mmol/l (N: 135-


145)
Kalium: 1,8 mmol/l (N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l (N: 2,0-
2,9)
C Clinic Sign Turgor sedang, mukosa mulut
kering, tampak lemah.
D Diet Diet lembek/lunak, frekuensi 3x
sehari, makan habis 3 sendok.

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur, Bubur/lembek,
buah, teh manis, dan lauk, sayur, snack,
air putih teh, air putih
Porsi 1 porsi habis 3 sendok
Pola Minum 10 gelas/hari, air 6 gelas/hari, air
putih, dan teh putih, teh, susu
Berat Badan 70 kg 60 kg
Keluhan Tidak ada Mulut kering,
mual, tidak nafsu
makan, lidah pahit.

c. Pola Eleminasi

1. Eleminasi Urine

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 6-8x sehari 5-7x sehari
Pancaran Kuat kuat
Jumlah ±250 cc sekali ±200 cc sekali
(BAK) (BAK)
Bau Amoniak Menyengat
Warna Kuning Pucat Kuning
Perasaan Setelah Lega Lega
BAK
Total Produksi ±1500 ─ 2000 cc / ±1000 ─ 1500 cc /
Urin hari hari
2. Eleminasi BAB

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 1 x / hari pagi Belum BAB sejak
masuk RS
Konsistensi Lembek berbentuk -
Bau Khas -
Warna Kuning kecoklatan -

d. Pola Aktivitas dan Latihan

AKTIVITAS MANDIRI BANTU KETERANGAN


Mandi - √ Disibin keluarga
Berpakaian - √ Dibantu keluarga
Pergi ke Toilet - √ Dibantu klg
Berpindah/Berjalan - √ Dibantu keluarga
Mengontrol BAB BAB dan BAK
Dan BAK - √ menggunakan
pispot
Makan Minum √ -
Tingkat
F
Ketergantungan

Keterangan :
1. A : Mandiri untuk 6 fungsi
2. B : Mandiri untuk 5 fungsi
3. C : Mandiri untuk 4 fungsi
4. D : Mandiri untuk 3 fungsi
5. E : Mandiri untuk 2 fungsi
6. F : Mandiri untuk 1 fungsi
7. G : Tergantung untuk 6 fungsi

e. Pola koqnitif dan Persepsi


1. Pasien mengeluh lidahnya terasa pahit dan semua makanan
terasa hambar, pasien juga menderita hipermetropi karena faktor
usia.
2. Pasien mampu mengingat sesuatu dengan baik, mampu bicara
dan memahami pesan yang diterima dengan baik.

f. Pola Persepsi-Konsep diri

a. Harapan pasien setelah menjalani perawatan yaitu pasien ingin segera


sembuh dan dapat beraktivitas normal kembali.
b. Keadaan sakitnya saat ini sangat mempengaruhi kebiasaan hidup
pasien, pasien jadi tidak dapat makan semua yang pasien inginkan,
karena ada gangguan dengan fungsi menelannya.
c. Sebelum sakit, pasien berperan sebagai ibu rumah tangga ,saat pasien
sakit, pasien tidak dapat menjalankan perannya dengan maksimal
g. Pola Tidur dan Istirahat

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Jumlah jam tidur siang - -
Jumlah jam tidur 6 ─ 7 jam 4 jam
malam
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
Perasaan waktu Nyaman Masih ngantuk dan
bangun lemas
h. Pola Peran-Hubungan
1. Pasien dapat berkomunikasi dengan relevan, jelas, mampu
mengekspresikan dan mampu memahami orang lain.
2. Pasien dekat dengan anggota keluarganya dan mereka-lah yang
paling berpengaruh dalam hidup pasien dan pasien meminta
bantuan pada keluarga terdekatnya jika memiliki masalah.

i. Pola Seksual-Reproduksi

Pasien tidak memiliki masalah reproduksi dan seksual, dan pasien saat
ini sudah menopause. Pasien sudah melahirkan satu anak.

j. Pola Toleransi Stress-Koping

Dalam mengambil keputusan, pasien selalu bermusyawarah dan


meminta pendapat dengan anggota keluarganya. Pasien menyelesaikan
masalahnya dengan berbicara kepada anggota keluarganya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Selama keadaan sakitnya, pasien tidak dapat melaksanakan ibadahnya
dengan baik

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.


b. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,2 ºC
2) Tekanan darah : 110/80 mmHg
3) Respirasi : 16 x/menit
4) Nadi : 85x/menit
c. Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 160 cm
2) Berat badan : 47 kg
3) Lingkar lengan atas : 25 cm
d. Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2) Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap
cahaya, sklera tidak ikterik, memakai kacamata saat
membaca, dan tidak ada sekret.
3) Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4) Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak
ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak
memakai alat bantu.
5) Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi
baik, bibir lembab dan berwarna merah muda.
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parut
dan kemerahan di tenggorokan,pasien
mengatakan susah menelan ( Tenggorokan terasa
kering )
e. Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi : Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3) Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,
tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, kotor, tidak ada
edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi

Kanan Kiri
5 5

2 2

a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas


sinistra dan dextra yaitu masing-masing 5,
ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah
sinistra dan dextra yaitu masing-masing 2,
karena tidak bisa bergerak secara mandiri,
harus dengan sokongan. Jika
berpindah/berjalan harus menggunakan kursi
roda.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi
pada daerah tusukan infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area
tusukan infus ditekan.

h. Kulit
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada
edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda
infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.

5. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :


 Hasil Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan laborat)
Tanggal : 08 – April - 2021
Jam : 15.00 wita

Parameter Hasil Nilai Normal Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 13.9 12.0-15,0 g/dl
Hematokrit 39.6 37.0-43.0 %
Trombosit 228.000 150.000-450.000 mm3
Lekosit 6.800 4.000-11.000 mm3
Eritrosit 4.66 4.2-5.4 Juta/mm3
MCV 85 80-97 fL
MCH 29.8 26-34 Pg
MCHC 35.1 31-36 g/dl
RDW 17.0 10.0-15.0 %
MPV 10.1 7.0-11.0 Fl

Parameter Hasil Nilai Normal Satuan


KIMIA KLINIK
Ureum
UREUM 14 10 – 50 mg / dL
Creatinin
Creatinin 0,5 0,5 – 1,2 mg / dL
Fungsi hati
SGOT 126 0 – 40 gr / dL
SGPT 53 0 – 40 gr / dL
Asam urat
Asam urat 10,8 3,6 – 8,2 mg / dL
Cholesterol
Cholesterol 135 < 200 mg / dL
Trigliserida
Trigliserida 205 35 – 135 mg / dL
Elektrolit
Natrium 127 135 – 145 mmol/l
Kalium 1,8 3,5 – 5,5 mmol/l
Calsium 1,9 2,0 – 2,9 mmol/l
Chlorida 77 98 – 108 mmol/l
Gula Darah Sewaktu
STRIP
Gula Darah Sewaktu 103 75 – 115 mg / dL
STRIP

6. DATA TAMBAHAN

a. Diit yang diperoleh : Diet lembek/lunak

6. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg

B. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Kolaboratif /


Keperawatan

Data Subjektif Ketidak mampuan Defisit Nutrisi


1. 1. Pasien mengatakan menelan makanan
mulut terasa kering
dan panas
2. Pasien mengatakan
sebah (seperti rasa
kenyang)
3. Pasien mengeluh mual
dan rasa ingin muntah,
tapi tidak keluar apa-
apa
4. Pasien mengeluh tidak
nafsu makan, makan dan
minum hanya sedikit
5. Pasien mengeluh
susah menelan
( Tenggorokan terasa
kering )

A. Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa
mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien
sedang
4. Pasien tampak susah
saat menelan
minuman atau
makanan
5. Saat diperiksa, tampak
kemerahan di sekitar
tenggorokan pasien.
6. Pasien tampak tidak
menghabiskan
makanannya dan hanya
habis 3 sendok saja.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makan d/d pasien


mengatakan mulut terasa kering dan panas, Pasien mengatakan sebah
(seperti rasa kenyang), Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah,
tapi tidak keluar apa-apa, Pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan
dan minum hanya sedikit, Pasien mengeluh susah menelan
( Tenggorokan terasa kering ) , Pasien tampak lemah, Tampak
mukosa mulut pasien kering, Turgor kulit pasien sedang, Pasien
tampak susah saat menelan minuman atau makanan diperiksa, tampak
kemerahan di sekitar tenggorokan pasien, Pasien tampak tidak
menghabiskan makanannya dan hanya habis 3 sendok saja.

D. PERENCANAAN

No No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


kriteria hasil
1 Defisit nutrisi b/d Setelah Manajemen
ketidakmampuan dilakukan Nutris
menelan makan d/d
pasien mengatakan tindakan Observasi
mulut terasa kering dan keperawatan
panas, Pasien 1.Identifikasi
mengatakan sebah selama 3x 24
status nutrisi
(seperti rasa kenyang), jam
Pasien mengeluh mual 2.Indentifikasi
diharapkan
dan rasa ingin muntah, Membantu
perawatan kebutuhan kalori
tapi tidak keluar apa- mengkaji
apa, Pasien mengeluh defisit Nutrisi yang dibutuhkan keadaan
tidak nafsu makan, pasien pasien
makan dan minum meningkat
hanya sedikit, Pasien dengan 3.Monitor asupan
mengeluh susah
kriteria hasil : mkanan
menelan ( Tenggorokan
terasa kering ) , Pasien Status
tampak lemah, Tampak Terapeutik
mukosa mulut pasien nutrisi
1.Lakukan oral Mulut
kering, Turgor kulit
pasien sedang, Pasien 1. Porsi hygene sebelum bersih
tampak susah saat makanan yang makan
menelan minuman atau meningkatk
dihabiskan
makanan , Saat 2.Fasilitasi an nafsu
diperiksa, tampak meningkat (5)
menentukan makan
kemerahan di sekitar
tenggorokan pasien, 2. Nafsu pedoman diet
Pasien tampak tidak makan Meningkatk
menghabiskan 3.Sajikan mkanan
makanannya dan hanya meningkat an nafsu
secara menarik
habis 3 sendok saja. (5) makan
4.Berikan
3. Kekuatan
otot makanan tinggi
menelan kalori
membaik
(5) Edukasi

1.Anjurkan posisi Diet sesuai


dengan
duduk kebutuhan
pasien dan
2.Anjurkan diet antiemetik
yang dapat
diprogramkan mengurangi
mual
3.Kolaborasi
dengan ahli gizi

E. IMPLEMENTASI

Hari/ No Tindakan Nama


Evaluasi
tgl/jam Diagnosa Keperawatan dan ttd
Kamis 8 1 Mengkaji DS: mengeluh
keadaan umum sukar menelan,
april 2021 mual terkadang
dan keluhan muntah kemarin
09.00 pasien malam dan tadi
wita pagi
sudahbeberapa
minggu kehilangan
nafsu makan
DO: Pasien terlihat
muntah 3-5x,
wajah pasien
pucat, membran
mukosa tampak
pucat, Hasil TTV :
TekananDarah :
100/70 mmHg S :
36◦C P :18x/menit
Nadi:80x /menit

Kamis 8
april 2021 Anjurkan makan DS: Pasien mengatakan
09.00 sedikit tapi akan berusaha makan
sering sedikit tapi sering
wita
DO: Pasien tampak
mengerti apa yang
diaranakan perawat
Kamis 8 Berikan DS: Pasien mengatakan
makanan tinggi nafsu makan masih
april 2021 berkurang
kalori
12.00 Sajikan
makanan secara DO: Pasien tampak
menarik makan dengan posisi
Atur posisi setengah duduk dan
ketika makan makan dibantu dengan
keluarga, pasien
tampak makan sedikit
yaitu 6 sendok makan
Jumat 1 Mengkaji DS: Pasien
09 april keadaan umum mengatakan rasa lapar
dan keluhan ada namun nafsu
2021 pasien makan masih sedikit
09.00
DO: Wajah pasien
wita tampak pucat dan
lemas
Keadaan umum
pasien baik
Tingkat kesadaran
compos mentis
Hasil TTV :
TekananDarah :
110/70 mmHg
Suhu:36◦C
Pernafasan:18x/menit
Nadi:80x /menit

Jumat Kaji status


09 april nutrisi pasien DS: Pasien mengatakan
nafsu makan masih
2021
sedikit, namun rasa
10.00 lapar masih ada
DO: Wajah pasien
wita
tampak pucat dan
lemas
Jumat Anjurkan
09 april makan sedikit DS: Pasien mengatakan
akan berusaha makan
2021 tapi sering sedikit tapi sering,
11.00 pasien ingin makan
wita makanan yang disukai
pasien
DO: Pasien makan
dibantu dengan
keluarga, pasien
tampak makan sedikit
yaitu 6 sendok makan

Jumat Sajikan DS: Pasien mengatakan


09 april
makanan secara lebih menyukai menu
menarik bubur dibandIngkan
2021 Berikan nasi yang kemarin
12.00 makanan tinggi DO: Pasien terlihat
wita kalori makan menghabiskan
Atur posisi setengah porsi, pasien
ketika makan makan dengan posisi
setengah duduk di
tempat tidurdan makan
dibantu dengan
keluarga
Jumat Mengkaji DS: Pasien mengatakan
09 april keadaan umum merasa lebih baik dan
dan keluhan nafsu makan masih
2021 pasien dan sedikit bertambah
16 .00 tanda vital DO: Pasien terlihat
wita lebih segar
dan membaik
Wajah pasien lebih
cerah
Keadaan umum pasien
baik
Tingkat kesadaran
compos mentis
Hasil TTV:
TD: 120/80 MmHg
N: 84x/menit
S: 36,8◦C

Sabtu Monitor BB DS: Pasien mengatakan


10 – pasien mengalami perubahan
april penurunan BB sejak
-2021 sakit yang dialami
DO: BB sebelumnya 47
06.00 kg, BB sekarang 47kg,
Tinggi Badan 160cm,
IMT : 18,35 (BB
Kurang)

Sabtu Kaji status DS: Pasien mengatakan


10 – nutrisi pasien nafsu makan masih
april sedikit, namun rasa
-2021 lapar masih ada
DO: Pasien terlihat
09.00 lebih segar
wita
dan membaik
Wajah pasien lebih
cerah
Sabtu Anjurkan DS: Pasien mengatakan
10 – makan sedikit akan berusaha makan
april tapi sering sedikit tapi sering,
-2021 pasien ingin makan
makanan yang disukai
10.00 pasien
wita DO: Pasien makan
dibantu dengan
keluarga, pasien
tampak makan dengan
menghabiskan
setengah porsi
makanan
Sabtu Sajikan DS: Pasien mengatakan
10 – makanan secara lebih menyukai menu
april menarik bubur
-2021 Berikan DO: Pasien terlihat
makanan tinggi sudah bisa
12.00 kalori menghabiskan
wita Atur posisi makanan setengah
ketika makan porsi, pasien makan
dengan posisi setengah
duduk di tempat tidur
dan makan dibantu
dengan keluarga
Sabtu Mengkaji DS: Pasien mengatakan
10 – keadaan umum merasa lebih baik dan
april dan keluhan nafsu makan sudah
-2021 pasien dan bertambah
tanda vital DO: Pasien terlihat
14.00 lebih segar
wita
dan membaik wajah
pasien lebih cerah
Keadaan umum pasien
baik
Tingkat kesadaran
compos mentis
Hasil TTV:
TD: 120/80 MmHg
N: 84x/menit
S: 36,8◦C
RR: 20x/menit

Sabtu Monitor BB DS: Pasien mengatakan


10 – pasien mengalami
april peningkatan BB
-2021 DO: BB sebelumnya 47
kg, BB sekarang 47 kg,
14.00 Tinggi Badan 160cm,
IMT : 18,75 (BB Ideal)
wita

Sabtu Kaji status DS: Pasien mengatakan


10 – nutrisi pasien nafsu makan sudah
april bertambah
-2021 DO: Pasien terlihat
lebih segar
16 .00
wita dan membaik wajah
pasien lebih cerah
Sabtu Anjurkan DS: Pasien mengatakan
10 – makan sedikit sudah berusaha makan
april tapi sering sedikit tapi sering,
-2021 pasien sudah mulai
makan roti
18 .00 DO: Pasien makan
wita dibantu dengan
keluarga, pasien
tampak makan roti
dengan menghabiskan
1 potonh roti
Sabtu Memonitor DS: pasien mengatakan
10 – keadaan umum merasa lebih baik
april pasien, tanda
-2021 DO: keadaan umum
vital dan
pasien baik
mencatat input
19 .00 dan output Pasien terlihat lebih
wita cairan (jumlah segar
dan
karakteristik) Wajah pasien lebih
cerah
Pasien minum
±1200ml
TTV :
TD: 120/80 MmHg
N: 84x/menit
S: 36◦C
RR: 20x/menit
F. EVALUASI
Tanggal Catatan Perkembangan (SOAP) Nama dan
Ttd
Sabtu S:
10 – april
-2021 Pasien mengatakan nafsu makan sudah
bertambah dan merasa lebih baik
O:
 Pasien terlihat lebih segar dan
membaik. Wajah pasien lebih cerah.
 Keadaan umum pasien baik
 Tingkat kesadaran compos mentis
 Pasien paham dengan penjelasan
perawat
 Pasien dan keluarga pasien paham
dengan penjelasan perawat mengenai
makan sedikit tapi sering dan
keluarga pasien dapat mengulang
kembali tindakan makan sedikit tapi
sering yang diajarkan perawat
dengan baik dan benar.

TTV:
TD: 120/80 MmHg, N: 84x/m, S: 36◦C,
RR: 20x/m
A: Defisit Nutrisi
P: Pertahankan kondisi pasien.
Lanjukan intervensi
- Monitor tanda vital pasien secara
berkala
- Monitor BB pasien
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Berikan makanan tinggi kalori
- Monitor intake dan output pasien
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba


Medika.

Kozier. (2008). Fundamental Of Nursing, Seventh Edition, Vol 2. Jakarta: EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia: Teori dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2016. Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia

Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
Dan Praktek. Jakarta: EGC.

Tarwonto, Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatam. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai