Dosen Pengampu :
Sumengen Sutomo, SKM, MPH, DrPH
PENDAHULUAN
telah menarik perhatian dunia. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO (World
tinggi yaitu 3.31%. Sementara itu Propinsi Riau menempati urutan ketiga
845 Kasus, meninggal 9 orang dan sembuh 719 pasien dan yang masih di isolasi
proses penyebaran virus yang cepat, baik dari hewan ke manusia ataupun antara
disebabkan oleh konsumsi hewan yang terinfeksi virus tersebut sebagai sumber
mengandung virus SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien terinfeksi pada saat batuk
ataupun bersin. Droplet di udara selanjutnya dapat terhirup oleh manusia lain di
Droplet selanjutnya masuk menembus paruparu dan proses infeksi pada manusia
yang sehat berlanjut (Wei et al., 2020). Secara klinis, representasi adanya infeksi
pneumonia sangat berat, dengan sindrom akut pada gangguan pernapasan, syok
septik dan kegagalan multiorgan, yang berujung pada kematian (Guan et al.,
2020).
Guna melawan adanya peningkatan kasus COVID-19, maka berbagai
yang dinilai efektif dalam melawan virus SARS-CoV-2. Saat ini, tidak adanya
vaksin untuk SARS-CoV-2 yang tersedia dan telah memenuhi berbagai fase uji
Bersih dan Sehat). Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah utama yang
dan hidung saat bersin ataupun batuk, mencuci tangan secara teratur dengan
60% alcohol, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, menjaga jarak
dari orang-orang, dan menahan diri dari menyentuh mata, hidung, dan mulut
sehingga masa pandemi COVID-19 dapat berakhir dengan cepat. Maka dari itu,
Kerinci ?.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
penangananya.
2. Pihak lain
peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 yang kemudian diberi nama Severe Acute
dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah seperti Taiwan, Thailand,
yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat
tertinggi di Asia Tenggara. Per 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan
33.106 kematian di seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi
tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia
mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia dan lebih dari
781,109 orang sembuh. Sedangkan untuk data terbaru Per 18 Agustus 2020
peringkat pertama 5.620.361 kasus dan Indonseia yaitu 143.043 kasus serta
umum berupa demam ≥380 C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang
kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang
mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau
kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang
berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada
perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah
dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat. Saat ini,
dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau
bersin dari hidung atau mulut. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di
sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang
sakit. Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol
bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID19 sama
ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal
penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
2020).
dengan tetesan cairan pernapasan orang yang terinfeksi (melalui batuk dan
bersin). Individu juga dapat terinfeksi dari dan dengan menyentuh permukaan
Setelah virus Corona mewabah dan memakan korban jiwa dalam jumlah
banyak sejak periode awal Maret 2020 sampai dengan Juni 2020, virus
adalah:
agar virus Corona tidak menjangkiti warga masyarakat dalam jumlah lebih
(public health) yang dapat ditempuh oleh warga masyarakat untuk mencegah
Pertama, menjaga jarak dengan orang lain, minimal 1,5 meter, utamanya
jika sedang berada di luar rumah atau di ruang publik tempat keramaian
(crowded). Kedua, Hindari keluar rumah, apabila terpaksa harus keluar rumah
hanya untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak. Ketiga, selalu
menggunakan masker jika bepergian atau keluar rumah, serta menutup mulut
dan hidung dengan siku yang tertekuk atau menutup mulut dan hidung dengan
tisu saat batuk atau bersin. Untuk kesehatan, segera buang tisu yang telah
digunakan. Keempat, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
meningkatkan imunitas tubuh dengan olah raga teratur, istirahat yang cukup
dan berjemur di sinar matahari di waktu pagi hari antara jam 06.00 – 09.00
samping hal tersebut di atas, warga perlu juga melakukan hal-hal berikut agar
terhindar dari penularan virus Corona. Berbagai cara yang dapat dilakukan
warga agar warga dapat terhindar dari penularan COVID-19 yakni sebagai
berikut:
(angkot, bus, kereta api, dll). Kedua, menghindari tempat hiburan seperti
bioskop, mall, restoran, café, dll. Ketiga, membatasi belanja hanya untuk
sakit, keluhannya adalah sakit maag, tipes, atau flu biasa, pihak Rumah Sakit
adalah berdiam diri di rumah atau tetap berada di rumah saja sepanjang hari
virus Corona agar tidak menyebar luas di dalam masyarakat, yang telah
berikut:
banyak
negatif COVID-19. Hingga 1 Mei 2020, total sebanyak 159 negara telah
20 Maret, telah terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam jumlah negara dan
pemerintah telah menyiapkan anggaran 110 Triliun rupiah, yang terdiri dari:
penyambung napas jutaan orang yang terkena dampak, tidak hanya golongan
buruh pabrik, buruh tani, nelayan, ojek, pedagang, karyawan, pekerja kontrak,
tingkat pusat tetapi juga di tingkat daerah). Kasat-kusut terkait bantuan sosial
ini telah dilaporkan oleh Koran (TEMPO, 2020) bahwa Program Jaring
tindih, dan salah sasaran akibat data amburadul. Kisruh kebijakan pemerintah
tentang bantuan sosial bagi korban bencana kesehatan ini misalnya tecermin
dari gugatan Bupati Bolaang Mongondow Timur Sehan Salim Landjar. Video
pandemi COVID-19 itu viral di media sosial bulan lalu. Dalam video itu,
menolak bantuan karena data warga yang mereka usulkan dipangkas tanpa
kacaunya sistem pendataan warga yang jatuh miskin akibat wabah Corona.
Besar bantuan yang dialokasikan pemerintah untuk masyarakat miskin dan
mengalihkan 35 persen dari total Dana Desa tahun ini, sebesar Rp 72 Triliun,
menjadi bantuan langsung tunai. Ada pula bantuan sosial khusus untuk daerah
pandemik COVID-19. Bantuan sosial itu diberikan dalam bentuk dana tunai
dan paket sembako atau sembilan bahan kebutuhan pokok. Sungguh sangat
disayangkan jika dana sebesar itu salah sasaran (tidak tepat sasaran), bahkan
tidak sampai kepada mereka yaitu kelompok sosial yang amat membutuhkan
persoalan bangsa terkait bantuan sosial yang tidak kunjung selesai yaitu
sasaran”, dan masalah data penerima bantuan sosial yang tidak sesuai dengan
yang diketahui ;
Pengetahuan :
1. Pandemi
COVID 19 Perilaku Kesehatan
2. Gejala dan 4M:
penularan 1. Memakai
COVID 19 Masker
3. Penanganan 2. Menjaga jarak
COVID 19 3. Mencuci
tangan pakai
sabun
Sikap 4. Menjauhi
Kerumunan
Tindakan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penalitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain., secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Penelitian
Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam
instrument riset yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu penelitian
perkembangan riset.
Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif
1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset
2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-
komentar-komentar.
5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai
bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang dinamis dan sebagai produk
konstruksi sosial.
6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset sebagai sarana
individu-individunya.
11. Hubungan antara teori, konsep, dan data: data memunculkan atau
1. Subjek Penelitian
berikut :
Kerinci.
Kerinci.
2. Sumber Data
sumber data primer. Sumber data primer didapatkan secara langsung dari
lain:
1. Wawancara
2. Dokumentasi
yaitu data informasi yang terkait dengan masalah penelitian yang diperoleh
terkait.
Dalam menganalisis data yang diperoleh dari data, baik primer maupun
pengumpulan data yang beragam tekniknya harus sesuai dan tepat untuk
obyek masalah dalam penelitian. Berikut ini merupakan data dari dua informan
Kerinci.
Kerinci.
dilakukan secara tatap muka langsung dengan informan, yang kemudian data
jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara. Kutipan hasil
penelitian tersebut secara lebih rinci diuraikan serta dijelaskan dalam sub bab hasil
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu
al., 2019).
(Wikipedia, 20200.
“Pandemi COVID-19 adalah situasi saat ini yang sedang mewabah yaitu
suatu virus corona yang berasal dari negara China yang dirasakan oleh
hampir seluruh negara”.
Sedangkan menurut informan yang kedua adalah informan dari non
“Virus corona adalah virus yang berasal dari negara China yang dapat
membuat kita mati”.
Berdasarkan pernyataan informan kedua (non kesehatan)
“Virus corona dapat membuat kita mati, kadang ada juga orang sakit
dibuatnya seperti sesak nafas yang ujung-ujungnya mati.”
Dapat kita ketahui bahwa gejala yang ditimbulkan oleh COVID-19
bukan hanya sesak nafas dan berujung kepada kematian saja. Menurut WHO
≥380 C, batuk kering, dan sesak napas. COVID-19 dapat menyebabkan gejala
ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80%
kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang
mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau
kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang
berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada
“Gejala yang ditimbulkan apabila kita terpapar virus ini adalah deman,
batuk, pilek, tenggorokan sakit, yang lebih spesifik hilang indra penciuman
dan perasa”.
“Kalau penularan virus ini melalui droplet atau percikan air ludah kita,
misalnya saja saat kita bersin dan berbicara terpercik air ludah”.
simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin dari
hidung atau mulut. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi
dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut
(segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa juga
penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga
kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Selain itu, telah diteliti bahwa
Seperti yang kita ketahui bahwa penularan virus corona dapat ditekan
jarak, mencuci tangan pakai sabun dan menghindari kerumunan. Berikut ini
“Cara untuk mencegah agar kita tidak tertular COVID-19 yaitu dengan
melakukan 3M yaitu : memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan yang
terakhir adalah jaga jarak. Jangan berbicara tidak pakai masker dan dalam
jarak yang dekat”.
Pertama, menjaga jarak dengan orang lain, minimal 1,5 meter, utamanya jika
(crowded). Kedua, Hindari keluar rumah, apabila terpaksa harus keluar rumah
hanya untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak. Ketiga, selalu
menggunakan masker jika bepergian atau keluar rumah, serta menutup mulut
dan hidung dengan siku yang tertekuk atau menutup mulut dan hidung dengan
tisu saat batuk atau bersin. Untuk kesehatan, segera buang tisu yang telah
digunakan. Keempat, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
meningkatkan imunitas tubuh dengan olah raga teratur, istirahat yang cukup
dan berjemur di sinar matahari di waktu pagi hari antara jam 06.00 – 09.00
berikut:
banyak
dapat menghilangkan virus ini dari Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh
“PSBB yang dilakukan menurut saya tidak tepat karena orang akan susah
mencari makan/uang. Orang lebih takut tidak makan daripada virus ini,
walaupun ya sama-sama membuat kita mati juga kalau kena virus ini.”
Sedangkan informan pertama (tenaga keseehatan) lebih menyetujui
berikut :
A. Kesimpulan
B. Saran
yang lebih dari 5 orang, karena semakin banyak jumlah informan cenderung
Chen, N., Zhou, M., Dong, X., Qu, J., Gong, F., Han, Y., Qiu, Y., Wang, J., Liu,
Y., Wei, Y., Xia, J., Yu, T., Zhang, X., & Zhang, L. (2020). Epidemiological
and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia
in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30211-7
Director-General, W. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media
briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020. World Health Orgnatization
(WHO).
World Health Organization. (2020). Advice on the use of masks for children in the
community in the context of COVID-19. Interim Guidance WHO.
PANDUAN WAWANCARA
Informan :
Tanggal :
Waktu :