Anda di halaman 1dari 24

Buku Nota Desain

Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

BAB II

2.1 Umum

Dengan adanya perubahan garis as bendungan maka berubah pula tata


letak bendungan dan bangunan fasilitasnya. Perencanaan Bangunan
Pelengkap dan fasilitas ini meliputi bangunan pengelak, bangunan Spillway
dan bangunan pengambilan.

2.2 Saluran Pengelak

Bangunan pengelak pada Bendungan Gongseng direncanakan berupa


konduit dengan bentuk segi empat dan bendungan pengelak. Berdasarkan
kondisi topografi maupun geologi maka konduit direncanakan terletak pada
tebing sebelah kanan. Denah dan alinemen saluran pengelak disajikan pada
Gambar 2.1, sedangkan tipikal potongan saluran pengelak disajikan pada
Gambar 2.2

2.2.1 Perhitungan Hidrolika Konduit Pengelak

Saluran pengelak direncanakan dengan menggunakan debit banjir


rencana dengan periode ulang 25 tahun sebesar 249 m 3/dt, akan
tetapi sungai suko yang akan dimanfaatkan air nya untuk
penambahan air irigasi pacal merupakan satu sungai yang juga
dimanfaatkan untuk mebuang kelebihan dari waduk pacal dengan
menggunakan spillway.
Oleh karena itu perencanaan sasluran pengelak harus
memperhitungkan outflow dari pacal. Berdasarkan perhitungan
dengan menggunakan perubahan debit yang mengalir tiap jam
didapatkan debit rencana saluran pengelak adalah 319,63 m3/dt.

Table II.1 Perhitungan inflow Q25th tiap 0,5 jam (m3/dt)

Jam Pacal Gongseng Total Jam Pacal Gongseng Total


0 0.00 - - 5.5 160.89 130.22 291.10
0.5 0.19 19.79 19.98 6.0 167.79 114.92 282.71
1.0 0.75 39.59 40.33 6.5 171.18 103.36 274.54
1.5 3.05 144.47 147.52 7.0 170.98 91.80 262.78
2.0 13.11 249.36 262.47 7.5 168.17 80.51 248.67
2.5 32.87 242.75 275.62 8.0 163.59 69.22 232.81
3.0 57.95 236.14 294.09 8.5 157.73 60.64 218.36
3.5 85.41 221.62 307.03 9.0 150.68 52.06 202.74
4.0 112.52 207.11 319.63 9.5 143.02 46.64 189.66
4.5 135.34 176.31 311.65 10.0 135.61 41.22 176.83
5.0 150.94 145.52 296.45 10.5 128.36 36.70 165.06

Jam Pacal Gongseng Total Jam Pacal Gongseng Total


11.0 121.22 32.17 153.39 18.0 54.91 7.64 62.55
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

11.5 114.60 29.05 143.65 18.5 52.13 6.95 59.09


12.0 108.20 25.93 134.13 19.0 49.49 6.26 55.75
12.5 102.01 23.41 125.42 19.5 46.95 5.70 52.65
13.0 96.41 20.89 117.30 20.0 44.52 5.13 49.65
13.5 91.02 18.96 109.98 20.5 42.18 4.67 46.85
14.0 85.84 17.03 102.87 21.0 40.17 4.21 44.37
14.5 81.13 15.48 96.61 21.5 38.25 3.83 42.08
15.0 76.70 13.93 90.63 22.0 36.41 3.45 39.86
15.5 72.45 12.66 85.11 22.5 34.64 3.14 37.77
16.0 68.41 11.38 79.79 23.0 32.94 2.83 35.76
16.5 64.83 10.35 75.18 23.5 31.31 2.57 33.88
17.0 61.38 9.33 70.71 24.0 29.88 2.32 32.20
17.5 58.08 8.48 66.56

Untuk perhitungan hidrolika dimensi saluran pengelak dipergunakan


tampungan dari Bendungan Gongseng saja.
GAMBAR 8.1.1
KURVA KAPASITAS TAMPUNGAN DAN LUAS GENANGAN
WADUK GONGSENG

GENANGAN *10^3 (m2)

101

99

97

95

93

91

89
ELEVASI (m)

87

85

83

81
Kom. Volume Genangan
79

Luas Genangan
77

75

73

71
0.00 10,000.00 20,000.00 30,000.00 40,000.00 50,000.00 60,000.00 70,000.00

VOLUME *10^3 (m3)

Gambar 2.3. Kurva Kapasitas Tampungan dan Luas Genangan

2.2.2 Perhitungan Kapasitas Aliran


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Debit banjir rancangan untuk sistim pengelak Bendungan Gongseng


direncanakan dengan periode ulang 25 tahun (Q 25) sebesar 319,63
m3/dt. Tipe aliran pada konduit dibagi menjadi 2 kondisi :

1 . Kondisi Aliran Bebas (Free Flow)

Aliran bebas terjadi ketika perbandingan tinggi muka air dan


diameter konduit kurang dari 1,5. Untuk menentukan kecepatan
aliran dalam saluran pengelak digunakan rumus Manning:
1
V  R 2/3S1/2
n
Q =A.V

dimana :
Q = debit yang mengalir pada kedalaman tertentu (m3/det)
R = jari-jari hidrolis = A/P (m)
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah (m)
D = lebar konduit (m)
S = kemiringan konduit
N = koefisien kekasaran Manning

Nilai Koefisien Kekasaran Manning

Bahan Saluran Max Min


Pipa beton jadi atau dicor di 0,014 0,008
tempat
Pipa baja dengan sambungan 0,012 0,008
dilas
Konduit batuan alami 0,035 0,020
Sumber: Design of Small

2 . Kondisi Aliran Tekan (pressure flow)

Diagram Kondisi Aliran Tekan


Dimana :
MA = elevasi muka air
HA = tinggi air di depan inlet saluran pengelak (m)
ZA = tinggi inlet saluran pengelak terhadap dasar bangunan
(m)
ZB = tinggi outlet saluran pengelak terhadap dasar bangunan
(m)
ht = kehilangan tinggi energi total (m)
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

he = kehilangan tinggi akibat melewati ambang masuk inlet


saluran pengelak (m)
hf = kehilangan tinggi akibat gaya gesekan penampang(m)
hb = kehilangan tinggi akibat melewati belokan (m)
hv = kehilangan tinggi akibat melewati katup(m)
D = dimensi saluran pengelak (m)

Syarat yang harus dipenuhi untuk aliran tekan (pressure


condition) adalah :
HA
> 1,5
D
Berlaku rumus : Q = A . V

dimana :
D = diameter konduit
HA = tinggi air di atas inlet konduit

Harga V dihitung berdasarkan Rumus Bernoulli :

HA + ZA = HL + ZB

dimana :
HA = tinggi air di atas inlet (m)
ZA-ZB = perbedaan tinggi antara inlet dan outlet
HL = total kehilangan tinggi
HL = He + Hf1 + Hcon + H
dimana :
He = kehilangan tinggi akibat entrance
Hf = kehilangan tinggi akibat geseran
Hcon = kehilangan tinggi akibat kontraksi (penyempitan)
Ho = kehilangan tinggi akibat perubahan kecepatan
pada outlet
V1 2  V1 2  V 2 2  V 2 2 
H = Ke   + Kf   + Kcon.   +Ko  
 2g   2g   2g   2g 
V2
H =  Ke  Kf  Kcon  Ko
2g

Perhitungan koefisien-koefisen kehilangan tinggi sebagai berikut :

Koefisien kehilangan tinggi pada entrance (Ke)

Tabel Koefisien Kehilangan Tinggi pada Entrance


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Shape of Inlet Ki
a. Circular inlet with bell-mouth 0,1
b. Rectangular inlet with bell-mouth 0,2
c. Square edged inlet without bell-mouth 0,5
Sumber Sumber : Design of Small Dam, hal. 472.

Koefisien kehilangan tinggi akibat entrance (Ke)


Ke = 0,500
 Koefisien kehilangan tinggi akibat kekasaran (Kf)
L
Kf = 29,1 n2 . 4 (feet)
R 3

300
Kf1 = 19,58 . 0,0142 . ( 4 ) = 1,007 m
1,105 3

 Koefisien kehilangan energi di oulet (Ko)


Ko = 0,200

 Koefisien kehilangan akibat kontraksi (Kc)


Kc = 0,100

2
V
H =  0,50  1,007  0,2  0,1
2g
2
V
= 1,807
2g

Sehingga nilai kecepatan dan debit pada kondisi aliran tekan


dapat dicari menggunakan persamaan :

2g  H
V =
1,148

Dan

Q = A.V

2.2.3 Perhitungan Penelusuran Banjir


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Dari hasil perhitungan kapasitas saluran pengelak seperti tersebut


diatas dicari hubungan antara H (Elevasi Air didepan entrance), Q
(Kapasitas debit saluran pengelak), S (Kapasitas tampungan waduk)
pada setiap elevasi H.
Penelusuran banjir dihitung dengan menggunakan rumus dasar
persamaan kontinuitas sebagai berikut :
ds
I–O=
dt
Dimana :
I = aliran yang masuk ke saluran pengelak (m3/det)
O = aliran yang keluar dari waduk (m3/det)
ds
= perubahan tampungan tiap periode (m3/det)
dt

Dari hasil penelusuran banjir dengan periode ulang 25 tahun, akan


didapatkan tinggi air maksimum didepan entrance. Elevasi puncak
cofferdam ditentukan berdasarkan elevasi air didepan entrance
tersebut ditambah dengan tinggi jagaan.
Tabel II–1 : Perhitungan Dimensi konduit (3,5m x 3,5 m) x 2
Kapasitas Pengaliran saat kondisi aliran Bebas

B = 3.500 m
H = 3.500 m
D= 3.500 m
H L = 272.900 m
h EL.inlet = 71.000 m
h EL.outlet = 69.908 m
Slope = 0.004
n = 0.014 (beton)

B B

Elevasi h B P A R h/D V Q Fr Jenis


muka air (m) (m) (m) (m2) (m) (m/det) (m3/det) Aliran
71.000 0.000 3.500 3.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Subkritis
71.700 0.700 3.500 4.900 2.450 0.500 0.200 2.846 6.972 1.086 Superkritis
72.400 1.400 3.500 6.300 4.900 0.778 0.400 3.821 18.721 1.031 Superkritis
73.100 2.100 3.500 7.700 7.350 0.955 0.600 4.380 32.190 0.965 Subkritis
73.800 2.800 3.500 9.100 9.800 1.077 0.800 4.746 46.514 0.906 Subkritis

Δh = 0.7

Kapasitas Pengaliran saat kondisi aliran Tekan


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Kehilangan Energi di inlet = 0.500


Kehilangan Energi akibat kekasaran = 1.253
Kehilangan Energi di outlet = 0.200
Kehilangan energi akibat kontraksi = 0.1

Total kehilangan energi = 2.053

Beda tinggi imlet - outlet = 1.0916

Elevasi h h/D V A Q
(m2) 3
Muka air (m) (m/det) (m /det)
(m)
75.200 4.200 1.200 5.818 12.250 71.265
80.000 9.000 2.571 8.928 12.250 109.370
81.000 10.000 2.857 9.448 12.250 115.740
82.000 11.000 3.143 9.941 12.250 121.778
83.000 12.000 3.429 10.411 12.250 127.530
84.000 13.000 3.714 10.860 12.250 133.033
85.000 14.000 4.000 11.291 12.250 138.318

Tabel. Hubungan Elevasi Muka Air, Debit, dan Tampungan

Elevasi H S S Q Q  
(m) (m) (10 x m3)
6
t 2    
71.0 0.000 0.283 157.083 0.0 0.000 157.083 157.083
71.7 0.700 0.360 199.861 13.9 6.972 192.889 206.833
72.4 1.400 0.447 248.194 37.4 18.721 229.473 266.916
73.1 2.100 0.545 302.917 64.4 32.190 270.727 335.107
73.8 2.800 0.668 370.972 93.0 46.514 324.458 417.486
74.1 3.080 0.728 404.455 102.9 51.464 352.991 455.919
74.4 3.360 0.816 453.590 112.8 56.414 397.176 510.005
74.6 3.640 0.905 502.725 122.7 61.364 441.361 564.090
74.9 3.920 0.993 551.860 132.6 66.315 485.546 618.175
75.2 4.200 1.109 615.845 142.5 71.265 544.580 687.109
80.0 9.000 3.621 2011.696 218.7 109.370 1902.326 2121.066
81.0 10.000 4.248 2359.941 231.5 115.740 2244.200 2475.681
82.0 11.000 4.910 2727.877 243.6 121.778 2606.099 2849.655
83.0 12.000 5.608 3115.507 255.1 127.530 2987.977 3243.037
84.0 13.000 6.341 3522.828 266.1 133.033 3389.795 3655.862

Aliran bebas Aliran transisi Aliran tekan


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Perhitungan penelusuran Banjir melalui konduit

t I (I1+I2) Y j H O Elevasi
3 3 350
(Jam) m /det 2 (m) m /det (m)
0.0 0.000 - - - 0.000 0.000 71.000
0.5 19.980 9.990 157.083 167.073 0.141 2.800 71.141 300
1.0 40.330 30.155 164.273 194.428 0.525 10.468 71.525 Inflow
1.5 147.520 93.925 183.961 277.886 1.513 41.776 72.513
2.0 262.470 204.995 236.110 441.105 2.972 99.112 73.972 250 Outflow
2.5 275.620 269.045 341.992 611.037 3.883 131.323 74.883

et)
3.0 294.090 284.855 479.715 764.570 4.459 146.646 75.459

d
/
200

3
3.5 307.030 300.560 617.924 918.484 4.974 154.826 75.974
4.0 319.630 313.330 763.657 1076.987 5.505 163.250 76.505

m
4.5 311.650 315.640 913.737 1229.377 6.015 171.350 77.015

it(
150

b
5.0 296.450 304.050 1,058.027 1362.077 6.459 178.402 77.459

e
d
5.5 291.100 293.775 1,183.675 1477.450 6.846 184.534 77.846
6.0 282.710 286.905 1,292.916 1579.821 7.188 189.975 78.188
6.5 274.540 278.625 1,389.846 1668.471 7.485 194.686 78.485 100
7.0 262.780 268.660 1,473.785 1742.445 7.733 198.618 78.733
7.5 248.670 255.725 1,543.827 1799.552 7.924 201.653 78.924
50
8.0 232.810 240.740 1,597.899 1838.639 8.055 203.730 79.055
8.5 218.360 225.585 1,634.909 1860.494 8.128 204.892 79.128
9.0 202.740 210.550 1,655.602 1866.152 8.147 205.193 79.147
0
9.5 189.660 196.200 1,660.960 1857.160 8.117 204.715 79.117
10.0 176.830 183.245 1,652.445 1835.690 8.045 203.574 79.045 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0
10.5 165.060 170.945 1,632.116 1803.061 7.936 201.839 78.936
11.0 153.390 159.225 1,601.222 1760.447 7.793 199.575 78.793 waktu (jam)
11.5 143.650 148.520 1,560.872 1709.392 7.622 196.861 78.622
12.0 134.130 138.890 1,512.531 1651.421 7.428 193.780 78.428
12.5 125.420 129.775 1,457.641 1587.416 7.214 190.378 78.214
13.0 117.300 121.360 1,397.038 1518.398 6.983 186.710 77.983
13.5 109.980 113.640 1,331.687 1445.327 6.738 182.827 77.738
14.0 102.870 106.425 1,262.501 1368.926 6.482 178.766 77.482
14.5 96.610 99.740 1,190.159 1289.899 6.218 174.566 77.218
15.0 90.630 93.620 1,115.333 1208.953 5.947 170.264 76.947
15.5 85.110 87.870 1,038.689 1126.559 5.671 165.885 76.671
16.0 79.790 82.450 960.674 1043.124 5.392 161.451 76.392
16.5 75.180 77.485 881.673 959.158 5.111 156.988 76.111
17.0 70.710 72.945 802.170 875.115 4.829 152.521 75.829
17.5 66.560 68.635 722.594 791.229 4.549 148.063 75.549
18.0 62.550 64.555 643.166 707.721 4.269 143.625 75.269
18.5 59.090 60.820 564.096 624.916 3.947 133.597 74.947
19.0 55.750 57.420 491.319 548.739 3.561 119.919 74.561
19.5 52.650 54.200 428.820 483.020 3.220 107.889 74.220
20.0 49.650 51.150 375.131 426.281 2.864 95.294 73.864
20.5 46.850 48.250 330.987 379.237 2.475 79.727 73.475
21.0 44.370 45.610 299.510 345.120 2.185 67.862 73.185
21.5 42.080 43.225 277.258 320.483 1.950 58.603 72.950
22.0 39.860 40.970 261.880 302.850 1.769 51.638 72.769
22.5 37.770 38.815 251.212 290.027 1.637 46.572 72.637
23.0 35.760 36.765 243.455 280.220 1.537 42.698 72.537
23.5 33.880 34.820 237.522 272.342 1.456 39.586 72.456
24.0 32.200 33.040 232.756 265.796 1.387 37.005 72.387

Q Inflow maks = 319.630 m3/det Kecepatan (V) = 8.375 m/dt


Q outflow maks = 205.193 m3/det
Elevasi muka air maks = 79.147 m
H maks = 8.147 m
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

2.2.4 Bendung pengelak (Cofferdam)Perhitungan kebutuhan tinggi dan


lebar puncak
Puncak bendungan pengelak ditempatkan setinggi kebutuhan jagaan
diatas muka air tertinggi dari hasil perhitungan analisa muka air
tertinggi didepan saluran pengelak. kebutuhan tinggi bendungan
pengelak adalah :

H = HWL (Q25) + hf

dimana,
H = Elevasi puncak bendungan pengelak
HWL (Q25) = Muka Air Tertinggi didepan Konduit untuk Q25
hf = Tinggi jagaan

Dari penelusuran banjir pada konduit pengelak diperoleh tinggi muka


air pada El. 81,25 m.

Kebutuhan tinggi jagaan


Kebutuhan tinggi jagaan dihitung berdasarkan kebutuhan untuk muka air
normal, dimana persamaan2 yang diambil berdasarkan pada Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan, sebagai berikut
Hf = ¾ Hw + Hr + He+Ht
= ¾ 0,32 + 0.128 + 0.626 + 0.5
= 1.494 m.
dimna,
hf = Tinggi jagaan total
Hw = Tinggi gelombang karena angin (dari grafik)
Hr = Tinggi rayapan gelombang (wave run-up)
He = Tinggi gelombang akibat gempa
Ht = Tinggi jagaan

Dengan demikian elevasi puncak bendungan pengelak di bagian hulu


adalah 81.25 + 1,494 = 82.744m ~ 83.00 m

Untuk tinggi bendungan pengelak bagian hilir direncanakan setinggi muka


air tertinggi di ujung hilir Konduit pengelak pada saat mengalirkan banjir
desain Q25 dikurangi tinggi kehilangan ditambah dengan tinggi jagaan.

M. A. maksimum hilir = M.A tertinggi hulu – total kehilangan tekan


= El. 81.25 – 1.716 m
= El. 79.534

Dengan demikian elevasi puncak bendungan pengelak di bagian hilir


adalah: 79,534 + 0.50 = 80.034 m ~ 81.00 m.

Kebutuhan Lebar Puncak Pengelak


Lebar puncak bendungan minimum ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
b = 3,6 * H1/3 – 3,0
= 3,6 *(12,00)0,333 – 3,0 = 5,24 m
Dimana :
b = lebar puncak bendungan
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

H = tinggi bendungan pengelak (= 83,00 – 71,00 = 12,0 m)


(Sumber : Bendungan Tipe Urugan)

Lebar puncak bendungan dihitung dengan rumus sebagai berikut :


5
Bt = H
3
(Sumber : Panduan Perencanaan Bendungan Urugan)

5
Bt = 12,00 = 5,77 m
3

Sehingga lebar puncak bendungan pengelak diambil 5,00 m.

Dimensi Bendungan Pengelak


Dengan gambaran sebagaimana diuraikan diatas maka dimensi bendungan
pengelak adalah sebagai berikut.

 Bendungan Pengelak Bagian Hulu


Tipe : Urugan batu random dengan inti miring
Elevasi Muka Banjir : El. 81,25 m
Elevasi Puncak Cofferdam : El. 83,00 m
Lebar Puncak : 5,00 m
Panjang : 282,00 m
Kemiringan : Hulu 1 : 2,50
Hilir 1 : 1,50

 Bendungan Pengelak bagian Hilir


Tipe : Urugan batu random dengan inti miring
Elevasi Puncak Cofferdam : El. 81,000 m
Lebar Puncak : 5,00 m
Panjang : 161,50 m
Kemiringan : Hulu 1 : 1,50
Hilir 1 : 2,00

2.2.5 Perhitungan Konstruksi

Konduit pengelak dibangun setelah penggalian lapisan colufial hingga


mencapai tanah keras, setelah proses pembetonan konduit selesai,
dilanjutkan dengan grouting di bawah Konduit. Peta situasi, potongan
memanjang dan melintang saluran pengelak ditunjukkan pada
gambar. Perencanaan saluran pengelak melalui langkah sebagai
berikut :

A. Angka Perencanaan

Angka perencanaan yang digunakan untuk menganalisa struktur


saluran pengelak menggunakan nilai sebagai berikut :
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

a. Modulus Elastisitas dan Rasio Poisson


Poisson Ratio Beton, C = 0.3
Modulus Elastisitas Beton, Ec = 4700  fc’
= 4700  22.5 MPa
= 22294 Mpa
= 222940 kg/cm2
Poisson Ratio Baja, S = 0.25
Modulus Elastisitas Baja, Es = 2.1 .106 kg/cm2

b. Tegangan Izin Beton


Mutu beton fc’ = 22.5 MPa= 225 kg/cm2
Tegangan tekan leleh beton = 225 kg/cm2
Tegangan geser leleh beton = 1/6  fc’
= 0.7906 Mpa
= 7.906 kg/cm2
Tegangan torsi leleh beton = 1/24  fc’
= 0.1976 Mpa
= 1.976 kg/cm2
c. Tegangan Izin Baja

Mutu baja fy (deform/ulir) = 400 Mpa = 4000


kg/cm2
Mutu baja fy (polos) = 240 Mpa = 2400
2
kg/cm
Tegangan leleh baja polos (plastis) = 2400 kg/cm2
Tegangan ijin tarik baja (elastis) = 0,667 fy
= 0.667 . 240 Mpa
= 160 Mpa = 1600 kg/cm2
Tegangan ijin tekan baja (elastis) = 1600 kg/cm2

B. Perhitungan Stabilitas Konstruksi

Di dalam perhitungan analisa stabilitas konstruksi dinding penahan


tanah Konduit pengelak ditinjau 2 keadaan :
a. Keadaan I : After Completion
 Kondisi Normal
 Kondisi Gempa

b. Keadaan II : Operasional
 Kondisi Normal
 Kondisi Gempa

Analisa terhadap stabilitas konstruksi menggunakan rumus sebagai


berikut :

a) Stabilitas terhadap guling


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

f =
 Mv > 1,5 (Kondisi Normal)
 Mh
> 1,2 (Kondisi Gempa)

e =
 Mv  Mh  B / 2  < B/6 (Kondisi Norma)
V
< B/3 (Kondisi gempa)
b) Stabilitas geser

 V.f
Sf = > 1.5 (Kondisi Normal)
H
> 1.2 (Kondisi gempa)
Stabilitas terhadap daya dukung

Untuk e < B/6   12 =


 V x (1  6xe )
BxL B
2V
Untuk e < B/3   max =
Lx3.( B / 2  e)
c) Stabilitas terhadap floatation

Sf =
V > 1.5 (Kondisi Normal),
U
dimana :
 Mv = momen tahan (t.m)
 Mh = momen guling (t.m)
 V = beban vertikal (ton)
 H = beban horisontal (ton)
U = gaya uplift (ton)
f = koefisien geser antara beton dan batuan (0.6)
B = lebar konstruksi
L = panjang konstruksi

C. Perhitungan Pembebanan Konduit

Perhitungan pembebanan konduit sebagai berikut :

Eksternal Pressure
TekananTanah
Berat Sendiri

Eks. Pressure Tek.Tanah Tek.Tanah Eks. Pressure


B1 B2

Reaksi Pondasi
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Pembebanan Tetap :

Gaya-gaya :
 Beban sendiri
 Beban Hidup = 1,5 t/m
 Beban tanah diatas conduit
 Tekanan aktif tanah di samping Conduit
 Tekanan air tanah di samping Conduit
 Up Lift
 Reaksi Pondasi

Kondisi perencanaan :

Konduit berada pada inlet pengelak sampai pada pondasi menara intake
dengan panjang 272.90 m terbagi atas berberapa segment constraction
join sepanjang 12 m.

D. Perhitungan Daya Dukung


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Perhitungan daya dukung tanah dihitung berdasarkan rumus dari Terzaghi,


yaitu :
qa , n = 3 untuk kondisi normal dan n= 2 untuk kondisi gempa
qult =
n

Rumus Terzaghi : qa = { c.Nc + gt.d.Nq + 0.5.gt.B.Ng } + gt.d x 1/SF


Dimana :
2
qa = Daya dukung ultimate (t/m )
n = Angka keamanan
2
qu = Daya dukung ultimate (t/m )
2
c = Daya lekat dari tanah pondasi (t/m )
2
gt = Berat jenis tanah pondasi (t/m )
B = Lebar pondasi (m)
d = Tinggi tanah diatas dasar pondasi (m)
Ng, Nc, Nq = Koefisien daya dukung dari Terzaghi
Koefisien Daya Dukung
f nc nq ng
0 5.71 1.00 0
5 7.32 1.64 0
10 9.64 2.70 1.20
15 12.80 4.44 2.40
20 17.70 7.43 4.60
25 25.10 12.70 9.20
30 37.20 22.50 20.00
35 57.80 41.40 44.00
40 95.60 81.20 114.00
45 172.00 173.00 320.00

Data tanah yang diketahui :


N = 35.00 gt = 1.68
3
c = 4.32 t/m d = 0.00
f = 36.00 B = 7.70
maka :
Nc = 65.36
Nq = 49.36
Ng = 58.00

Rumus Terzaghi : qa = { c.Nc + gt.d.Nq + 0.5.gt.B.Ng } + gt.d x 1/SF


2
= 438.95 t/m
maka :
2
qult = 146.32 t/m , untuk kondisi normal
2
qult = 219.48 t/m , untuk kondisi gempa
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

E. Parameter Tanah

3
gc 2.40 ton/m
3
glk 2.20 ton/m
3
gt 1.68 ton/m
3
gsub 0.93 ton/m dimana :
3  kh 
gw 1.00 ton/m qo = Arc tg  1  kv 
 
2
c 0.33 ton/m
f 18.56 °
d = f/3 6.19 °
d = f/2 9.28 ° Cos 2

Kh 0.12
Kv 0.00
a 0.00 °
qo 6.84 °

Koefisien Tekanan Tanah

Tanah Kondisi Normal


2
Cos (   )
Ka = 2
  Sin (    ). Sin (    )  
2
Cos  .Cos (    ) .  1    
  Cos (    ).Cos (    )  
Kp = 1/Ka

dimana :

g = Berat isi tanah


H = Tinggi dinding penahan
Pa = Tekanan tanah aktif
f = Sudut geser dalam dari material urugan
q = Sudut antara permukaan bangunan dengan bidang vertikal 3
a = Sudut antara kemiringan timbunan dengan bangunan
d = Sudut geser antara tanah dan permukaan dinding penahan
untuk kondisi Normal d = 1/3 f
didapat :
Ka = 0.439
Kp = 2.279
Buku Nota Desain cos2 (  o   )
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro
sin(  
cos o. cos 2  . cos(    o)(1 
cos(  
Tanah Kondisi Gempa

cos 2 (  o   )
Kae =
sin(   ). sin(  o   )
cos o. cos 2  . cos(    o)(1 
cos(    o) cos(   )
Kpe = 1/Kae

dimana :
q0 = tan-1 . Kh
d = sudut geser antara tanah dan permukaan dinding penahan
untuk kondisi Gempa d = 0.5 f
didapat :
Kae = 0.599
Kpe = 1.668

F. Dimensi dan Pembebanan Konduit

2
Dimensi m Area = 24.50 m
Permukaan tanah
B 9.10 h = 23.50 m
H 4.90 h2 = 28.40 m
ht h 0.70 h cofferdam1 10.00 m
ha 3.50 h cofferdam2 14.90 m
hw 0.70
h2
w1 3.50
H
w2 3.50 Case 2 Case 3
c 0.00 h sat = 9.30 5.30
n 3.50 h1 sub = 47.36 51.36
b 0.70 h2 sub = 52.36 56.36
Keliling konduit = 28.00
Permukaan tanah nc
Puncak Bendungan q (beban hidup) = 1.50

h2

Tabel Pembebanan Konduit disajikan dalam Tabel II-5 sedangkan


Diagram Pembebanan ditampilkan Gambar 6.2.1.
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Tabel II - 5 Tabel Pembebanan Konduit

Panjang konduit     m 250.00


Dimensi        
B       m 9.10
H       m 4.90
ht       m 0.70
ha       m 3.50
hw     m 0.70
w1     m 3.50
w2     m 3.50
c       m 0.00
n       m 3.50
b       m 0.70
Area     m2 24.50
h timbunan 1     m 23.50
h timbunan 2     m 28.40
Pembebanan pada Pelat Atas      
- Berat plat lantai   t/m 1.68
- Berat tanah wet   t/m 39.58
          41.26
Pembebanan pada Pelat Dasar      
- Berat plat     t/m 1.94
- Beban air       3.50
- Total beban     t/m 43.20
Daya Dukung Tanah yang Terjadi :    
- Beban lantai dasar   t/m 43.20
- Berat pondasi  t/m 1.68
- Berat lantai kerja   t/m 0.22
- Beban yang terjadi (w)   t/m 45.10
- Daya dukung maksimum (qult) t/m 146.32
  (syarat aman = w < qult)     Aman
Pembebanan yang Bekerja pada Dinding Samping :  
  Kondisi Normal :      
- qA1       17.37
- qA2       21.00
  Kondisi Gempa :      
- qA1       22.12
- qA2       26.74

Gambar 2.4 Diagram Pembebanan Konduit


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Beban mati 41.26 t/m

17.37 t/m 17.37 t/m

21.00 t/m 21.00 t/m

Reaksi Pondasi 45.10 t/m

Diagram Pembebanan Konduit Kondisi Normal

G. Perhitungan Tulangan Konduit

Dalam perhitungan momen yang terjadi pada konduit digunakan


program bantu StaadPro untuk menganalisanya.
Struktur conduit dimodelkan sebagai berikut :

4 3 5 4 6

5 6 7

Y 1 1 2 2 3
Z X
Load 10

Contoh pembebanan pada konduit :

Y
Z X
Load 10

Dimana hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :


Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Rekapitulasi Hasil Momen akibat Pembebanan Pada Konduit

Gaya Aksial Gaya Geser Gaya Momen


Beam L/C Dist m
(kg) (kg) (kg-m)
1 10 CASE 1 0.00 0.00 -84,303.81 -40,450.68
    2.05 0.00 8,151.20 37,605.75
    4.10 0.00 100,606.21 -73,870.59
  11 CASE 2 0.00 0.00 -114,655.86 -49,566.33
    2.05 0.00 13,674.16 53,939.91
    4.10 0.00 142,004.16 -105,630.39
2 10 CASE 1 0.00 0.00 -100,606.21 -73,870.59
    2.05 0.00 -8,151.20 37,605.75
    4.10 0.00 84,303.81 -40,450.68
  11 CASE 2 0.00 0.00 -142,004.16 -105,630.39
    2.05 0.00 -13,674.16 53,939.91
    4.10 0.00 114,655.86 -49,566.33
3 10 CASE 1 0.00 37,624.58 78,414.64 38,546.56
    2.05 37,624.58 -6,168.37 -35,505.86
    4.10 37,624.58 -90,751.38 63,836.87
  11 CASE 2 0.00 32,417.29 81,430.19 36,118.15
    2.05 32,417.29 -8,195.81 -38,947.09
    4.10 32,417.29 -97,821.82 69,720.99
4 10 CASE 1 0.00 37,624.58 90,751.38 63,836.87
    2.05 37,624.58 6,168.37 -35,505.86
    4.10 37,624.58 -78,414.64 38,546.56
  11 CASE 2 0.00 32,417.29 97,821.82 69,720.99
    2.05 32,417.29 8,195.81 -38,947.09
    4.10 32,417.29 -81,430.19 36,118.15
5 10 CASE 1 0.00 78,414.64 41,033.92 40,450.68
    2.05 78,414.64 -155.71 -813.86
    4.10 78,414.64 -37,624.58 38,546.56
  11 CASE 2 0.00 81,430.19 39,066.21 49,566.33
    2.05 81,430.19 3,257.83 6,206.94
    4.10 81,430.19 -32,417.29 36,118.15
6 10 CASE 1 0.00 181,502.75 0.00 0.00
    2.05 181,502.75 0.00 0.00
    4.10 181,502.75 0.00 0.00
  11 CASE 2 0.00 195,643.65 0.00 0.00
    2.05 195,643.65 0.00 0.00
    4.10 195,643.65 0.00 0.00
7 10 CASE 1 0.00 78,414.64 -41,033.92 -40,450.68
    2.05 78,414.64 155.71 813.86
    4.10 78,414.64 37,624.58 -38,546.56
  11 CASE 2 0.00 81,430.19 -39,066.21 -49,566.33
    2.05 81,430.19 -3,257.83 -6,206.94
    4.10 81,430.19 32,417.29 -36,118.15
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Perhitungan penulangan konduit pengelak sebagai berikut :


Penulangan Konduit Tipe A

a. Penulangan Konstruksi Slab Atas (member no. 3 dan 4)

Data - data fc 22.50 Mpa


fy 400.00 Mpa
Mu 69,720.99 kgm
697.21 kNm
697,209,860.00 Nmm

b1 0.85
rb 0.0244

Dimensi balok/plat
b 1,000.00 mm
h 700.00 mm
d' 100.00 mm
d 600.00 mm

2
Asmax = 0.75 rb .b.d = ###### mm
2
Asmin = 1.4 /fy .b.d = 2,100.00 mm
Pnb
Cc= 0.85 fc'.ab Cs= As'.fy
a
eb
h d-a/2 d-d'

Ts1= As1.fy Ts2= As2.fy


b = 1000 mm
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja
Kopel Tekan Baja - Tarik Baja
2
Ambil As1 = 0.18 As max = 1975.134 mm /m

Dari Kesetimbangan a = As1. fy 41.31 < 700 OK


0.85 fc'.ab
Mr1 untuk kopel 1 = 0.85 fc ' a.b (d-a/2)= 457,713,690 Nmm

Sisa Momen yang harus dipikul kopel 2 = Mu - M R1 = 239,496,170 Nmm

Penulangan tekan
2
As' = As2 = Mr2 1197.48 mm /m,
( fy .(d-d') ) pakai D 22-200  A =1,900 mm2
OK

Penulangan tarik
2
Jadi As = As1+As2 = 3,172.62 mm /m --> pakai D 22-100
As = 3,799 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 3,799 > 3,173 OK
2
Tulangan total harus As < Asmax dan > Asmin 4,997 mm /m OK

2
Tulangan susut / pembagi tipikal = 0,002 bh = 1260
mm /m, --> pakai D 16- 150
As = 1,340 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 1,340 > 1,260 OK
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

b. Penulangan Konstruksi Slab Bawah (member no. 1 dan 2)

Data - data fc 22.50 Mpa


fy 400.00 Mpa
Mu 105,630.39 kgm
1,056.30 kNm
1,056,303,900.00 Nmm

b1 0.85
rb 0.0244

Dimensi balok/plat
b 1,000.00 mm
h 800.00 mm
d' 100.00 mm
d 700.00

2
Asmax = 0.75 rb .b.d = 12,801.8 mm
2
Asmin = 1.4 /fy .b.d = 2,450.00 mm

Pnb
Cc= 0.85 fc'.ab Cs= As'.fy
eb a
h d-a/2 d-d'
Ts1= As1.fy Ts2= As2.fy
b = 1000 mm
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja
Kopel Tekan Baja - Tarik Baja
2
Ambil As1 = 0.18 Asmax = 2304.323 mm /m

Dari Kesetimbangan a = As1. fy 48.20 < 800 OK


0.85 fc'.ab
Mr1 untuk kopel 1 = 0.85 fc' a.b (d-a/2)= 622,999,189 Nmm

Sisa Momen yang harus dipikul kopel 2 = Mu - MR1 = 433,304,711 Nmm

Penulangan tekan
2
As' = As2 = Mr2 1805.44 mm /m,
( fy .(d-d') ) pakai D 19-100  A =2,834 mm2
OK

Penulangan tarik
2
Jadi As = As1+As2 = 4,109.76 mm /m --> pakai D 25-100
As = 4,906 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 4,906 > 4,110 OK
2
Tulangan total harus As < Asmax dan > Asmin 6,712 mm /m OK

2
Tulangan susut / pembagi tipikal = 0,002 bh = 1440
mm /m, --> pakai D 16- 150
As = 1,742 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 1,742 > 1,440 OK
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

c. Penulangan Konstruksi Slab Samping (member no. 5, 6 dan 7)

Data - data fc 22.50 Mpa


fy 400.00 Mpa
Mu 49,566.33 kgm
495.66 kNm
495,663,300.00 Nmm

b1 0.85
rb 0.0244

Dimensi balok/plat
b 1,000.00 mm
h 700.00 mm
d' 100.00 mm
d 600.00

2
Asmax = 0.75 rb .b.d = ###### mm
2
Asmin = 1.4 /fy .b.d = 2,100.00 mm

Pnb
Cc= 0.85 fc'.ab Cs= As'.fy
a
eb
h d-a/2 d-d'

Ts1= As1.fy Ts2= As2.fy


b = 1000 mm
Kopel Tekan Beton - Tarik Baja
Kopel Tekan Baja - Tarik Baja
2
Ambil As1 = 0.18 Asmax = 1975.134 mm /m

Dari Kesetimbangan a = As1. fy 41.31 < 700 OK


0.85 fc'.ab
Mr1 untuk kopel 1 = 0.85 fc' a.b (d-a/2)= 457,713,690 Nmm

Sisa Momen yang harus dipikul kopel 2 = Mu - MR1 = 37,949,610 Nmm

Penulangan tekan
2
As' = As2 = Mr2 189.75 mm /m,
( fy .(d-d') ) pakai D 22-200  A =1,900 mm2
OK

Penulangan tarik
2
Jadi As = As1+As2 = 2,164.88 mm /m --> pakai D 22-100
As = 3,799 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 3,799 > 2,165 OK
2
Tulangan total harus As < Asmax dan > Asmin 3,989 mm /m OK

2
Tulangan susut / pembagi tipikal = 0,002 bh = 1400
mm /m, --> pakai D 16- 150
As = 1,742 mm2
Syarat aman : luas tulangan yang dipasang > luas tulangan yang dibutuhkan
As = 1,742 > 1,400 OK
Buku Nota Desain
Sertifikasi Desain Bendungan Gongseng Kabupaten Bojonegoro

Hasil perhitungan struktur conduit pengelak dijelaskan seperti pada


gambar berikut ini :

DETAIL PENULANGAN KONDUIT PENGELAK DETAIL PENULA


TIPE 1

L PENULANGAN KONDUIT PENGELAK DETAIL PENULANGAN KONDUIT PENGELAK


TIPE 1 TIPE 2

Anda mungkin juga menyukai