Anda di halaman 1dari 54

JUSTIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

JUSTIFIKASI TEKNIK
(VII.13)
Pekerjaan Peningkatan dan Perbaikan Jalan Masuk

I. Umum

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan
tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan
lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton semen secara tipikal
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tipikal struktur perkerasan beton semen

Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari
pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat
mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan dan perubahan
kadar air selama masa pelayanan.

Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan
bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang berfungsi
sebagai berikut :
- Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
- Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-tepi
pelat.
- Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.
- Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan
beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada
lapisan-lapisan di bawahnya.

1
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

II. Persyaratan teknis

1. Tanah dasar
Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu sesuai
dengan SNI 03- 1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-
1989, masing-masing untuk perencanaan tebal perkerasan lama dan
perkerasan jalan baru. Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR lebih kecil dari
2 %, maka harus dipasang pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus
(Lean-Mix Concrete) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai nilai CBR tanah
dasar efektif 5 %.

2. Pondasi bawah
Bahan pondasi bawah dapat berupa :
- Bahan berbutir.
- Stabilisasi atau dengan beton kurus giling padat (Lean Rolled Concrete)
- Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete).
Lapis pondasi bawah perlu diperlebar sampai 60 cm diluar tepi perkerasan
beton semen. Untuk tanah ekspansif perlu pertimbangan khusus perihal jenis
dan penentuan lebar lapisan pondasi dengan memperhitungkan tegangan
pengembangan yang mungkin timbul. Pemasangan lapis pondasi dengan lebar
sampai ke tepi luar lebar jalan merupakan salah satu cara untuk mereduksi
prilaku tanah ekspansif.

Tebal lapisan pondasi minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai mutu


sesuai dengan SNI No. 03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-
1989. Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji,
pondasi bawah harus menggunakan campuran beton kurus (CBK). Tebal lapis
pondasi bawah minimum yang disarankan dapat dilihat pada Gambar 2 dan
CBR tanah dasar efektif didapat dari Gambar 3.

Gambar 2 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen

2
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 3 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah

Campuran Beton Kurus (CBK) harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik
pada umur 28 hari minimum 5 MPa (50 kg/cm2) tanpa menggunakan abu
terbang, atau 7 MPa (70 kg/cm2) bila menggunakan abu terbang, dengan tebal
minimum 10 cm.

3. Beton semen

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural
strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan
pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5
MPa (30-50 kg/cm2).

Kuat tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat seperti
serat baja, aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat tarik lentur 5–5,5
MPa (50-55 kg/cm2). Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik
lentur karakteristik yang dibulatkan hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.

Beton dapat diperkuat dengan serat baja (steel-fibre) untuk meningkatkan kuat
Tarik lenturnya dan mengendalikan retak pada pelat khususnya untuk bentuk
tidak lazim. Serat baja dapat digunakan pada campuran beton, untuk jalan
plaza tol, putaran dan perhentian bus. Panjang serat baja antara 15 mm dan 50
mm yang bagian ujungnya melebar sebagai angker dan/atau sekrup penguat
untuk meningkatkan ikatan. Secara tipikal serat dengan panjang antara 15 dan
50 mm dapat ditambahkan ke dalam adukan beton, masing-masing sebanyak
75 dan 45 kg/m³.

3
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Semen yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih dan sesuai
dengan lingkungan dimana perkerasan akan dilaksanakan.

Sesuai dengan desain yang ada dalam dokumen kontrak pembangunan waduk
gongseng mutu yang digunakan adalah beton K-225 dengan tebal jalan
perkerasan kaku 30 cm.

4. Sambungan

Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk :

- Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh


penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
- Memudahkan pelaksanaan.
- Mengakomodasi gerakan pelat.

Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan antara lain :
- Sambungan memanjang
- Sambungan melintang
- Sambungan isolasi

Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint sealer), kecuali
pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint filler).

a) Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars)

Pemasangan sambungan memanjang ditujukan untuk mengendalikan


terjadinya retak memanjang. Jarak antar sambungan memanjang sekitar
3 - 4 m.
Sambungan memanjang harus dilengkapi dengan batang ulir dengan
mutu minimum BJTU- 24 dan berdiameter 16 mm. Ukuran batang
pengikat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
At = 204 x b x h dan
l = (38,3 x φ) + 75
Dipakai tie bars D 16 maka = l = 687,8 mm ~ 700 mm
Dengan pengertian :
At = Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan
(mm2).
b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan
tepi perkerasan (m).
h = Tebal pelat (m).
l = Panjang batang pengikat (mm).
φ = Diameter batang pengikat yang dipilih (mm).

Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm.


Tipikal sambungan memanjang diperlihatkan pada Gambar 4

4
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 4 Tipikal sambungan memanjang

b) Sambungan pelaksanaan memanjang

Sambungan pelaksanaan memanjang umumnya dilakukan dengan cara


penguncian. Bentuk dan ukuran penguncian dapat berbentuk trapesium
atau setengah lingkaran sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Ukuran standar penguncian sambungan memanjang

Sebelum penghamparan pelat beton di sebelahnya, permukaan


sambungan pelaksanaan harus dicat dengan aspal atau kapur tembok
untuk mencegah terjadinya ikatan beton lama dengan yang baru.

c) Sambungan susut memanjang

Sambungan susut memanjang dapat dilakukan dengan salah satu dari


dua cara ini, yaitu menggergaji atau membentuk pada saat beton masih
plastis dengan kedalaman sepertiga dari tebal pelat.

d) Sambungan susut dan sambungan pelaksanaan melintang

Ujung sambungan ini harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang


jalan dan tepi perkerasan. Untuk mengurangi beban dinamis,
sambungan melintang harus dipasang dengan kemiringan 1 : 10 searah
perputaran jarum jam.

5
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

e) Sambungan susut melintang

Kedalaman sambungan kurang lebih mencapai seperempat dari tebal


pelat untuk perkerasan dengan lapis pondasi berbutir atau sepertiga dari
tebal pelat untuk lapis pondasi stabilisasi semen sebagai mana
diperlihatkan pada Gambar 6 dan 7.

Jarak sambungan susut melintang untuk perkerasan beton bersambung


tanpa tulangan sekitar 4 - 5 m, sedangkan untuk perkerasan beton
bersambung dengan tulangan 8 - 15 m dan untuk sambungan
perkerasan beton menerus dengan tulangan sesuai dengan kemampuan
pelaksanaan.

Sambungan ini harus dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak
antara ruji 30 cm, lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan
mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut.

Setengah panjang ruji polos harus dicat atau dilumuri dengan bahan
anti lengket untuk menjamin tidak ada ikatan dengan beton.

Diameter ruji tergantung pada tebal pelat beton sebagaimana terlihat


pada Tabel 1.

Tebal pelat Dowel


Perkerasan diameter Panjang Jarak
inci mm inci mm inci mm inci mm
6 150 3/4 19 18 450 12 300
7 175 1 25 18 450 12 300
8 200 1 25 18 450 12 300
9 225 1 1/4 32 18 450 12 300
10 250 1 1/4 32 18 450 12 300
11 275 1 1/4 32 18 450 12 300
12 300 1 1/2 38 18 450 12 300
13 325 1 1/2 38 18 450 12 300
14 350 1 1/2 38 18 450 12 300

Gambar 6 Sambungan susut melintang tanpa ruji

6
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 7 Sambungan susut melintang dengan ruji

f) Sambungan pelaksanaan melintang

Sambungan pelaksanaan melintang yang tidak direncanakan (darurat)


harus menggunakan batang pengikat berulir, sedangkan pada
sambungan yang direncanakan harus menggunakan batang tulangan
polos yang diletakkan di tengah tebal pelat. Tipikal sambungan
pelaksanaan melintang diperlihatkan pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Sambungan pelaksanaan tersebut di atas harus dilengkapi dengan
batang pengikat berdiameter 16 mm, panjang 69 cm dan jarak 60 cm,
untuk ketebalan pelat sampai 17 cm. Untuk ketebalan lebih dari 17 cm,
ukuran batang pengikat berdiameter 20 mm, panjang 84 cm dan jarak
60 cm.

Gambar 8 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak


direncanakan untuk pengecoran per lajur

Gambar 9 Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidak


direncanakan untuk pengecoran seluruh lebar perkerasan

g) Pola sambungan

Pola sambungan pada perkerasan beton semen harus mengikuti


batasan-batasan sebagai berikut :

7
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

- Hindari bentuk panel yang tidak teratur. Usahakan bentuk panel


sepersegi mungkin.
- Perbandingan maksimum panjang panel terhadap lebar adalah
1,25.
- Jarak maksimum sambungan memanjang 3 - 4 meter.
- Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal pelat,
maksimum 5,0 meter.
- Semua sambungan susut harus menerus sampai kerb dan
mempunyai kedalaman seperempat dan sepertiga dari tebal
perkerasan masing-masing untuk lapis pondasi berbutir dan lapis
stabilisasi semen.
- Antar sambungan harus bertemu pada satu titik untuk
menghindari terjadinya retak refleksi pada lajur yang
bersebelahan.
- Sudut antar sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus
dihindari dengan mengatur 0,5 m panjang terakhir dibuat tegak
lurus terhadap tepi perkerasan.
- Apabila sambungan berada dalam area 1,5 meter dengan
manhole atau bangunan yang lain, jarak sambungan harus diatur
sedemikian rupa sehingga antara sambungan dengan manhole
atau bangunan yang lain tersebut membentuk sudut tegak lurus.
Hal tersebut berlaku untuk bangunan yang berbentuk bundar.
Untuk bangunan berbentuk segi empat, sambungan harus
berada pada sudutnya atau di antara dua sudut.
- Semua bangunan lain seperti manhole harus dipisahkan dari
perkerasan dengan sambungan muai selebar 12 mm yang
meliputi keseluruhan tebal pelat.
- Perkerasan yang berdekatan dengan bangunan lain atau
manhole harus ditebalkan 20% dari ketebalan normal dan
berangsur-angsur berkurang sampai ketebalan normal sepanjang
1,5 meter seperti diperlihatkan pada Gambar 11b.
- Panel yang tidak persegi empat dan yang mengelilingi manhole
harus diberi tulangan berbentuk anyaman sebesar 0,15%
terhadap penampang beton semen dan dipasang 5 cm di bawah
permukaan atas. Tulangan harus dihentikan 7,5 cm dari
sambungan.

Tipikal pola sambungan diperlihatkan pada Gambar 10

8
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 10 Potongan melintang perkerasan dan lokasi sambungan

5. Bond Breaker

Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan (bonding) atau
gesekan (friction) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton. Dalam
praktek bond breaker dibuat dari plastik tebal (minimum 125 mikron).

Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi bawah tidak boleh
dikasarkan (grooving atau (brushing).

Pada waktu pemasangan plastik harus dihindari terjadinya “air-trapped” di


bawah plastik karena akan menyebabkan “irregular joint” yang akan
menimbulkan gesekan antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di
atasnya.

Bila lapis pondasi bawah terdiri atas granular material, tidak diperlukan adanya
bond breaker, kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya “dewatering”
campuran beton.

6. Joint Sealant

Joint Sealant, digunakan untuk mengisi sambungan perkerasan beton. Joint


sealant bersifat adhesif dapat efektif mengisi sambungan perkerasan beton,
berfungsi mengurangi masuknya air pada perkerasan dan pengaruh dari
kembang dan susut dari beton akibat siklus perubahan iklim dan temperatur
perkerasan. Keawetan/pelapukan dari bahan dapat dilihat pada umur 160 jam
setelah pelaksanaan, bila tidak ada perubahan dapat digunakan sebagai bahan
percobaan di lapangan.

Ada 2 jenis Joint Sealant yang ada di pasaran yaitu:

a) Joint sealant tipe elastomer


Untuk perkerasan beton, digunakan bahan campuran elastomer yang
juga merupakan hot applied joint sealant, yang pada waktu pengisian
sambungan dilakukan pemanasan. Temperatur yang digunakan adalah
diatas temperatur yang direkomendasikan (mulai pada 170°C). Bahan
9
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

ini tahan terhadap pelapukan, yang disamping untuk perkerasan beton


juga digunakan untuk landasan pacu bandara. (ASTM D 3405 ,2005).

b) Joint sealant tipe plastomer


Dapat digunakan untuk mengisi sambungan atau joint sealant pada
perkerasan beton. Joint sealant tipe ini terdiri dari campuran dengan
bahan plastomer, dengan atau tanpa penggunaan elastomer, supaya
campuran dapat bersifat adhesif.Joint sealant ini harus mempunyai
kekentalan yang seragam, sehingga pada saat penuangan tidak terjadi
gelembung udara. Temperatur penuangan tidak boleh melebihi 200°C.
(ASTM D 3569,2005)
Persyaratan untuk Joint sealant dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 11. Pengisian joint sealant pada sambungan perkerasan beton

Pelaksanaan pengisian joint sealant pada sambungan perkerasan beton


dilakukan pada saat perkerasan beton memenuhi masa curing, berumur kurang
dari 1 minggu, dimana slab beton dipotong pada setiap 5 meter, dan pada garis
tengah pertemuan antara perpotongan perkerasan beton. Perubahan dari
bahan dilihat setelah berumur 6 hari pelaksanaan. Bila tidak ada perubahan
maka temperatur penuangan yang digunakan dapat digunakan sebagai acuan.
Temperatur aman pemanasan adalah temperatur tertinggi dimana campuran
dipanaskan sesuai dengan persyaratan. Temperatur ini ditentukan pada
pengujian di laboratorium, yaitu minimum 11°C diatas temperatur yang
disarankan. (ASTMD 3569, 2005).

SPESIFIKASI SAMBUNGAN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT)

10
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

A. Umum

1. Uraian

Pekerjaan ini akan terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan siar
muai lantai yang terbuat dari logam atau elastomer atau tipe asphaltic plug,
dan setiap bahan pengisi (filler) dan penutup (sealer), untuk sambungan
antar struktur baik dalam arah memanjang maupun melintang, sesuai
dengan Gambar dan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

2. Pengaiuan Kesiapan Keria

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian dari semua bahan pengisi


(filler) sambungan dan penutup (seal) yang diusulkan untuk digunakan
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

b) Bilamana sambungan jenis patent yang diusulkan, maka Penyedia Jasa


harus menyerahkan rincian sambungan yang lengkap untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, termasuk gambar kerja dan
sertifikat pabrik pembuatnya untuk produk dan bahan yang digunakan
di dalamnya. Jika data tersebut tidak tersedia, Pengawas Pekerjaan
harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian
pada lembaga yang idependen untuk memastikan kualitas dan sifat lain
dari bahan tersebut. Rincian setiap modifikasi terhadap pekerjaan
struktur harus juga diserahkan.

3. Perbaikan Atas Pekeriaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Bahan pengisi sambungan (joint filler) yang belum mengisi celah


sambungan sampai penuh sebelum penutupan (sealing) harus
dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan pengisi sampai penuh.

b) Penutup (sealer) yang gagal mengeras, mengalir atau bergelembung


harus dikeluarkan dan diganti.

Sambungan jenis patent yang dan rusak sebelum, selama atau sesudah
pemasangan yang disebabkan oleh kelalaian dalam penanganan,
penyimpanan, pemasangan atau operasi selanjutnya di lapangan harus
dikeluarkan dan diganti. Semua sambungan tersebut harus diperiksa pada
saat tiba di tempat kerja dan setiap kerusakan harus dilaporkan secara
tertulis kepada Pengawas Pekerjaan. Bagaimanapun juga, Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab untuk melindungi dan menjaga keamanan
sambungan tersebut sesuai fungsinya selama Masa Kontrak dengan jaminan
(garansi) selama minimum 2 tahun.

4. Pemeliharaan Pekeriaan Yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan


terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal A.3) di atas, Penyedia Jasa juga harus
11
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

bertanggungj awab atas pemeliharaan semua sambungan siar muai yang


telah selesai dan diterima selama Masa Pelaksanaan.

B. BAHAN

1. Struktur Sambungan Siar Muai (Expansion Joint Structure)

Jenis struktur sambungan siar muai tergantung pada jumlah pergerakan


lantai yang diperlukan dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Sambungan pelat atau siku, sambungan baja bergerigi ( steel finger joint),
asphaltic plug dan sambungan berpenutup neoprene harus mempunyai
bentuk yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

2. Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)

Bahan pengisi sambungan harus dari jenis kenyal yang tidak dikeluarkan
pracetak (premoulded non-extruding resilient type), sesuai dengan SNI 03-
4432-1997 atau SNI 03- 4815-1998.

Bahan pengisi sambungan yang terbuat karet harus memenuhi Sifat fisik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Yang dibuktikan dengan sertifikat
mutu bahan yang dikeluarkan oleh pabrikasi pembuatnya atau dilakukan
pengujian bahan.

3. Penutup Sambungan (Joint Sealer)

Bahan untuk penutup sambungan horisontal harus sesuai dengan SNI 03-
4814-1998, sebagai altematif, penutup dari bitumen karet yang dicor panas
atau yang sejenis dapat digunakan dengan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan. Sambungan vertikal dan miring harus ditutup dengan sambungan
dempul bitumen, dari bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Persenyawaan dasar sambungan (joint priming compound) harus


sebagaimana yang disarankan oleh pabrik bahan penutup yang dipilih untuk
digunakan.

Bahan sambungan untuk dasar (primer) dan penutup (sealer) sambungan


harus dicampur dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

4. Bahan Asphaltic Plug

Bahan aspal yang di pakai untuk pencampuran sebagai bahan pengisi


sambungan siar muai dan juga penutup akhir (top coat) harus memenuhi
ketentuan berdasarkan metode pengujian sebagai berikut:

Tabel 3 Ketentuan Sifat-sifat Asphaltic Plug


Jenis Pengujian Standar Sifat-sifat Fisik
Standar Sifat-sifat Fisik
Titik Lembek, min. SNI 2434:2011 83°C
Adhesi Tarik, min. ASTM D5329-16 700%
Daktilitas pada 25°C, min. SNI 2432:2011 400mm
12
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Penetrasi pada 25°C, 150 g, 5 detik, maks. ASTM D5329-16 7,5mm


Pelelehan pada 60°C, 5 jam ASTM D5329-16 3,0mm
Resiliensi pada 25°C, min. - maks. ASTM D5329-16 40 - 70%
Kompatibilitas Aspal ASTM D5329-16 Memenuhi
Temperatur Aplikasi yang disarankan 182- 199°c
Rentang Temperatur Pemanasan yg Aman 199 - 216°C
Ikatan 3 Siklus pada -7°C, elongasi 100% ASTM D5329-16 Memenuhi
Kelenturan pada -23°C ASTM D5329-16 Memenuhi

5. Agregat

Agregat untuk campuran siar muai asphasltic plug harus terdiri dari material
yang bersih, keras, awet dan bebas dari bahan-bahan kotoran organik dan
bahan kotoran lain yang tidak dikehendaki dan memenuhi ketentuan sifat-
sifat seperti pada Tabel 4) dan mempunyai gradasi seragam dalam ukuran
nominal tunggal yaitu ukuran 14, 20 dan 28 mm atau boleh dicampur antara
ketiga ukuran ini dan mempunyai gradasi seragam dalam ukuran nominal
tunggal yaitu ukuran 14, 20 dan 28 mm atau boleh dicampur antara ketiga
ukuran ini.
Tabel 4) Ketentuan Sifat-sifat Agregat

6. Elastomer (Polychloroprene (Neoprene))

Elastomer/karet polychloroprene jenis neoprene ini digunakan sebagai bahan


pengisi celah dari sambungan siar muai tipe Compression Seal, Strip Seal,
maupun modular. Persyaratan bahan mengikuti ketentuan dari Tabel 5) di
bawah ini :
Tabel 5) Persyaratan Bahan Preformed Elastomeric Joint Seal

13
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Catatan:
1. Istilah “modifikasi” dalam tabel berhubungan dengan penyiapan benda uji. Penggunaan jo in t seal sebagai
sumber benda uji memerlukan yang lebih berlapis-lapis daripada salah satu yang disebutkan dalam modifikasi
prosedur penguj ian yang digunakan. Modifikasi benda uj i yang demikian harus disepakati antara pembeli dan
supplier sebelum pengujian.
2. Benda uji yang disiapkan sesuai dengan ASTM D518-99 (ditarik 2008)
3. Benda uji yang retak, terbelah atau meerkat selama pengujian pemulihan harus berarti hasil pengujian benda uji
tersebut gagal.
4. Rujukan seksi dan sub-seksi adalah yang disebutkan dalam ASTM D3542-08(2013) 5. Kecepatan pengujian
harus 13 ± 1,3 mm, minimum pada temperature kamar 23 ± 2,2 °C. Ampelas tidak digunakan.

7. Silikon

Silikon yang dimaksud adalah silikon/sealenttuang yang digunakan sebagai


bahan pengisi celah pada sambungan siar muai tipe Silicone Seal. Bahan
pengisi ini mengikuti ketentuan Tabel 6).

Tabel 6) Ketentuan Bahan Silikon


Jenis Pengujian Standar Nilai
Masa Curinz, maks. Maks. 21 hari
Slump untuk Tipe NS ASTM D2202-00(2014) .'.S7,6mm
Kecepatan Ekstruksi Tipe S ASTMC1183 > 50 ml/menit
Tack-Free selama 5 jam± 10 menit ASTMC679 Tack-Free (tidak lengket)
Effect of Heat Aging ASTMC792 Tidak ada retak atau
bekasjejak
Kehilangan berat < 10%
Bond: ASTMD5329
- Tidak direndam Kohesi atau adhesi 0%
- Direndam H20 gagal
- Dioven 7 hari pada -29 ± 1°C untuk 5 Tidak ada retak atau
siklus lengkap dari 100 % ekstensi pemisahan
masing-masing
Hardness pada -29 ± 1°C: ASTM C661

14
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Jenis Pengujian Standar Nilai


- Durometer Type A-2 25
- Durometer Type 00 <30
Flow pada 93.3 ± 1°C selama 72 jam± 30 ASTMD5329 Tidak ada Flow
menit
Elongasi pada 23 ± 2°C, kecepatan ASTMD412 2:: 600
elongasi 500 ± 20 mm/menit (%)
Tegangan Tarik pada 23 ± 2°C, kecepatan ASTMD412 310 kPa (45 psi)
elongasi 500 ± 20 mm/menit, elongasi
150%
Effects of Accelerated Weatherinz, ASTM C793 Tidak mengalir,
- Terekspos selama 5.000 jam menunjukkan kelengketan
Resilience(%) ASTMD5329 > 75

C. PELAKSANAAN

1. Penvimpanan Bahan

Bahan sambungan yang dikirim ke lapangan harus disimpan, ditutupi, pada


landasan di atas permukaan tanah. Bahan ini harus selalu dilindungi dari
kemsakan dan bilamana ditempatkan harus bebas dari kotoran, minyak,
gemuk atau benda-benda asing lainnya.

2. Pengisi Sambungan Pracetak (vremoulded taint filler) dan Penutuo


Sambungan Elastis

Sambungan pada lantai, dinding dan sebagainya harus dibentuk dengan


akurat meme-nuhi garis dan elevasi sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan
pengisi sambungan harus digunakan dalam lembaran yang sebesar mungkin.
Luas yang lebih kecil dari 0,25 m2 harus dibuat dalam satu lembaran. Bahan
tersebut harus dipotong dengan perkakas yang tajam untuk memberikan
tepi yang rapi. Tepi yang kasar atau tidak teratur tidak diperkenankan.
Bahan tersebut harus ditempatkan sedemikian mpa sehingga terpasang
dengan kokoh dalam rongga dan terekat dengan baik pada satu tepi dari
beton, menggunakan paku tembaga,jika perlu, untuk memastikan bahwa
bahan tidak terlepas selama operasi pelaksanaan berikutnya atau
pergerakan dari struktur. Bahan pengisi (filler) sambungan tidak boleh diisi
sampai melebihi rongga yang seharusnya diisi dengan penutup (sealer)
kecuali bilamana lembaran bahan pengisi yang terpisah digunakan sebagai
acuan. Ukuran celah sambungan siar muai harus sesuai dengan temperatur
rata-rata jembatan pada saat pemasangan.

Temperatur ini hams ditentukan sesuai dengan pengaturan yang disetujui


oleh Pengawas Pekerjaan. Penutup sambungan hams sedikit cembung atau
sedikit cekung terhadap permukaan sambungan pada saat mengeras.
Penutup sambungan hams dikerjakan sampai penyelesaian yang halus
dengan menggunakan sebuah spatula atau alat yang sejenis. Pencampuran,
penggunaan dan perawatan semua bahan jenis patent hams memenuhi
ketentuan pabrik pembuatnya.

15
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

3. Struktur Sambungan Siar Muai

Sambungan harus dapat meredam pergerakan dan suara serta mempakan


struktur yang kedap air. Struktur sambungan siar muai hams dipasang
sesuai dengan Gambar dan petunjuk pabrik pembuatnya. Ukuran celah hams
sesuai (compatible) dengan temperatur jembatan rata-rata pada saat
pemasangan. Temperatur ini hams ditentukan sesuai dengan pengaturan
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Posisi semua baut yang dicor di
dalam beton atau semua lubang bor yang dibuat dalam beton hams
ditentukan dengan akurat dengan menggunakan mal. Uliran baut atau skmp
hams dijaga agartetap bersih dan bebas dari karat. Jalan alih hams
disediakan dan dipelihara untuk melindungi semua sambungan siar muai dari
beban kendaraan sampai sambungan ini diterima dan Pengawas Pekerjaan
mengizinkan pembongkaran jalan alih tersebut.

4. Sambungan Siar Muai Jenis Asphaltic Plug

a) Daerah yang akan dipasang sambungan siar muai hams diberi tanda
dan dipotong sesuai dengan lokasinya yaitu 20 cm ke kiri dan kanan dari
celah ke arah perkerasan dengan rata, dengan menggunakan jack
hammer dan dibersihkan dengan kompresor dan sikat kawat.

b) Agregat yang akan digunakan pada sambungan siar muai ini hams
dipanaskan sampai 130°C, demikian juga dengan binder (aspal)
dipanaskan sampai 130°C, yang kemudian dicampur menjadi satu dan
merata untuk kemudian dipasang. Panas campuran agregat dan binder
pada waktu pengecoran bahan asphaltic ini mempunyai panas minimum
120°C. Pelaksanaan ini hams dilaksanakan lapis demi lapis dengan
perbandingan berat antara agregat dan binder 2:1 dan dipadatkan
menjadi 20 - 30 mm. Lapisan terakhir hams berbentuk cembung dari kiri
dan kanan sumbu sambungan siar muai dengan kemiringan 2% yang
akhimya ditutupi dengan lapis penutup (cover) dengan perbandingan
berat agregat dan binder dalam keadaan panas 10:1.

c) Bagian celah yang akan diberi sambungan siar muai ini hams dalam
kondisi bersih, untuk kemudian diberi lapisan binder yang sudah
dipanaskan terlebih <lulu sebelum dilaksanakan pengecoran bahan
asphaltic plugnya.

d) Nilai kepadatan campuran sambungan siar muai individual mm1mum


hams mencapai 95% dan nilai kepadatan rata-rata minimum adalah
98% terhadap kepadatan di laboratorium. Cara pengambilan benda uji
campuran untuk kepadatan sesuai dengan SNI 06-2489-1991. Jumlah
benda uji minimum adalah 3 buah.

D. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Cara Pengukuran

16
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Suatu pengukuran stmktur sambungan siar muai akan bempa jumlah meter
panjang sambungan yang selesai dipasang di tempat dan diterima.
Waterstops, bahan pengisi sambungan siar muai pracetak, penutup
sambungan pracetak dan penutup sambungan elastis yang dituang tidak
diukur secara terpisah dan dianggap telah termasuk dalam penyediaan dan
pemasangan siar muai sesuai mata pembayaran yang tersedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

2. Pembavaran

Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan


Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini
hams dianggap kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan, tenaga kerja, perkakas, peralatan dan biaya tambahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan. Semua jenis
sambungan lainnya akan dibayar dengan memasukkannya ke dalam harga
satuan untuk mata pembayaran lainnya di mana sambungan tersebut
dikerjakan atau di mana sambungan itu dihubungkan dan tidak dibayar
dalam mata pembayaran yang terpisah.

NomorMata Satuan
Uraian Pengukuran
Pembayaran

7.11.(la) Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Fixed Meter Panjang

7.11.(lb) Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Meter Panjang


Movable

7.11.(2) Sambungan Siar Muai Tipe Silicone Seal Meter Panjang

7.11.(3) Sambungan Siar Muai Tipe Strip Seal Meter Panjang

7.11.(4) Sambungan Siar Muai Tipe Compression Seal Meter Panjang

7.11.(5) Sambungan Siar Muai Expansion Joint Tipe Meter Panjang


Modular, lebar ......

7.11.(6) Sambungan Siar Muai Expansion Joint Tipe Meter Panjang


Finger Plate, lebar ......

7.11.(7) Sambungan Siar Muai Tipe Karet dengan Lehar Meter Panjang
Celah...........cm

7.11.(8) Joint Filler untuk Sambungan Konstruksi Meter Panjang

7.11.(9) Sambungan Siar Muai Tipe Modular, lebar ...... Meter Panjang

17
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 12. Tipikal potongan melintang Rigid Pavement

Gambar 13. Denah penulangan

18
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 13. Detail dowel bar dan tie bar

7. GUARDRAIL (Pagar Pengaman Jalan)

Sesuai dengan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PM 82 TAHUN 2018 TENTANG ALAT PENGENDALI DAN PENGAMAN
PENGGUNA JALAN, maka untuk pagar pengaman jalan dipasang pada tepi luar
badan jalan dengan jarak paling dekat 60 (enam puluh) sentimeter dari marka
tepi jalan.

Pagar pengaman jalan dalam ini dipasang dengan maksud untuk


memperingatkan pengemudi akan adanya bahaya (jurang) dan melindungi
pemakai jalan agar tidak sampai terperosok. Umumnya dipasang pada bagian-
bagian jalan menikung, baik terdapat jurang maupun tidak, yang
dikombinasikan dengan pemasangan rambu “chevron”. Dapat juga dipasang
pada jalan-jalan lurus dimana disisi jalan terdapat jurang ataupun sisi jalan yang
terdapat perbedaan ketinggian dengan badan jalan yang dapat membahayakan
pemakai jalan.

Pagar pengaman dilengkapi dengan tanda dari bahan bersifat reflektif dengan
warna sesuai dengan warna patok pengarah pada sisi yang sama. Pemilihan
jenis pagar pengaman dengan mempertimbangkan:
a. kecepatan rencana;
b. ruang yang tersedia untuk mengakomodasikan defleksi pagar saat
terjadi tabrakan;
c. kekuatan bahan yang bisa menahan laju kendaraan saat hilang kendali;
d. ketepatan penempatan dan pemasangan;
e. tingkat kekakuan (stiffhes) pagar yang dipasang.

A. Pagar Pengaman Kaku

a. New Jersey Shape

19
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 14. New Jersey Shape


Penempatan pagar pengaman kaku jenis New Jersey Shape pada jalan
dengan kecepatan rata - rata maksimal 50 (lima puluh) kilometer per jam.

b. Single Slope

Gambar 15. Single Slope


Penempatan pagar pengaman kaku jenis Single Slope pada jalan dengan
dengan kecepatan rata-rata 70-80 km/jam pada kondisi bahu jalan yang
tidak diperkeras.

c. F Shape

20
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 16. F Shape


Penempatan pagar pengaman kaku jenis F Shape pada jalan dengan
dengan kecepatan rata-rata 80 -100 km/jam.

21
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

d. Vertical Shape

Gambar 17. Vertical Shape


Penempatan pagar pengaman kaku jenis Vertical Shape hanya sebagai
pagar tepi jalan dengan bahu jalan yang tidak diperkeras dan mempunyai
jarak yang cukup lebar antara tepi badan jalan dengan pagar.

Tabel 7. Acuan Pemilihan Pagar Pengaman Kaku

22
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 18. Penempatan Reflektor Pada Pagar Pengaman Kaku

B. Pagar Pengaman Semi-Kaku

a. Jenis dan Ukuran

Terdapat 2 (dua) ukuran standar pagar pengaman semi kaku yang


berlaku yaitu:

1) Standar Nasional Indonesia (SNI); dan

2) 2) American Association of State Highway and Transportation


Officials (AASHTO).

Ukuran pagar pengaman semi kaku sesuai dengan standar SNI dan
AASHTO sesuai gambar dan tabel di bawah.

Tabel 8. Ukuran Pelat Baja Gelombang

Tabel 9. Ukuran Baut Pagar Pengaman Semi Kaku

Tabel 10. Ukuran Komponen Utama Pagar Pengaman Semi Kaku

23
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Catatan :
Dari sumber lain, menyatakan ketebalan pelat untuk kecepatan < 70 km/jam (2,0 mm), 80-90 km/jam (2,5 mm)
dan > 100 km/jam (3,0 mm)
Gambar 19. Ukuran Komponen Utama Pagar Pengaman Semi Kaku

b. Komponen Utama

1) Beam adalah komponen yang dipasang sejajar dengan jalan. Terbuat


dari baja profil W dengan ketebalan 2,7 mm.
2) Post (Tiang Penyangga) terbuat dari baja profil U dan berfungsi
untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi.
Lebar minimal 180 mm, tebal 4,5 - 6 mm, panjang total 1800 mm,
ketinggian tiang efektif diatas permukaan tanah sebesar 655 mm.
3) Blocking Piece (Besi Pengikat) berfungsi sebagai pengikat antara
tiang penyangga dengan lempengan besi (beam) terbuat dari baja
profil U dengan ketebalan penampang plat minimal 6 mm, panjang
350 mm, lebar 175 mm.

24
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

4) Terminal end adalah komponen yang dipasang pada ujung beam.


Terbuat dari bahan baja dengan ketebalan 2,7 mm, berbentuk
menyerupai sendok. Komponen ini berfungsi sebagai penutup ujung
dari beam yang tajam.
5) Reflektor berupa lembaran stiker retroreflektif yang dipasang di W
beam.

c. Syarat Mutu Bahan

SNI profil besi dan tiang penyangga (post) yang terbuat dari pelat baja
dengan pelapisan galvanis mempunyai ukuran sesuai dalam table di
bawah.

Tabel 11. Ukuran dan Momen Inersia Bahan Beam dan Post

Tabel 12. Komposisi Logam Bahan Beam dan Post

Gambar 20. Pagar Pengaman Semi Kaku Pada Jalan Kecepatan Rendah
25
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Dari uraian diatas maka untuk pagar pengaman yang akan digunakan di jalan
akses alur c Bendungan Gongseng adalah menggunakan pagar pengaman semi
kaku dengan pertimbangan kemudahan pengerjaan dan fungsi yang diperoleh.
Berikut adalah spesifikasi pagar pengaman jalan.

SPESIFIKASI PAGAR PENGAMAN JALAN

A. UKURAN PAGAR PENGAMAN JALAN

1. Lempengan besi (beam) adalah merupakan suatu plat besi yang


bergelombeng dan memanjang dimana pada bagian ujungnya
disambungkan dengan lempengan besi yang melengkung dan biasa disebut
lempengan besi/terminal end. Lempengan besi mempunyai ukuran-ukuran
minimal sebagai berikut:

a. Penampang melintang :
1) Tebal : 2,67 mm
2) Lebar : 312 mm
3) Tebal lelrukan : 8.3 mm
4) Jari-jari lekukan : 240 mm

b. Panjang lempengan:
1) Panjang total lempengan 4.300 mm
2) Pajang efektif lempengan 4.000 mm

2. Lengan Lempengan bcsi:

a. Penampang melintang sesua.i dengan ukuran lempengan besi(beam)

b. Penampang memanjang dengan ukuran minimal:


1) Panjang total : 725 mm
2) Panjang efektif : 54-0 mm
3) Jari-jari lekukan luar : 240 mm
4) Jari-jari lekukan dlm : 580 mm
5) Tcbal leku.k.m : 250 mm

3. Tiang penyangga (post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk uletter U"
yang kokoh dengan ketebalan penampang plat 4.5 - 6 mm dan berfungsi
untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besL Tiang
penyangga mempunyai ukuran minimal sebagai berikut:

a. lebar : 180 mm
b. ketebalan : 4,5- 6 mm
c. Panjang total : 1.800 mm
d. Tiang efektif diatas permukaan tanah terhadap lempengan besi: 655
mm

4. Besi Pengikat (blocking) adalah profil baja berbentuk "letter U" dengan
ketebalan penampang plat minimal 6 mm, panjang 300 mm, lebar 180 mm

26
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

dan ketebalan blocking 6 mm. yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang
penyangga dengan lempengan besi(beam).

B. BAHANPAGARPENGAMANJALAN

1. Lempengan besi danTiang penyangga (post)

Terbuat dari tipe Pelat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman ( Flex
Beam Guard Rail) dimana mempunyai ukuran sebagai berikut:

Ukuran Pelat Baja Gelombang

2. Syarat mutu bahan platbaja harus memenuhi sebagai berkut:

27
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

3. Lengan lempengan besi ( sleeve beam) mempunyai bahan yang sama


dengan Jempengan besi (beam);

4. Ukuran Baut

Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng
harus memenuhi seperti tabel berikut :

5. Besi pengikat (bracket) adalahberupa baut jenis payung dan mur diameter
16 mm untuk beam, baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk
bloking dan baut dan mur jenis hexagonal diameter 16 mm untuk tiang serta
besi pengikat yang berfungsi untuk penyambung dan melekatkan lempengan
besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sarna dengan
lempengan besi (beam);

6. Pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi
Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi
pasal 275 UU Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ,
contoh gambar stiker terlampir;

7. Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji
laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala
Nasional atau Intemasional.

C. WARNA PAGAR PENGAMAN JALAN

1. Pagar pengaman jalan (tiang-tiang penyangga, lempengan-lempengan besi


dan lengan lempengan besi) tetap menggunakan warna asli.

2. Pada setiap lempengan/beam pagar pengaman dipakukan bahan yang


sifatnya memantulkan cahaya (reflector) jenis engineering grade dengan
jarak per 4 meter ditengah-tengah beam,dengan ketentuan :

a. Sebelah kanan araharus Jalu lintas, berwarna putih.


b. Sebelah kiri arah aruslalu lintas, berwama merah.

D. PEMASANGAN PAGAR PENGAMAN JALAN

1. Pemasangan Tiang Penyangga.

28
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

a. Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar Jubangnya


disesuaikan dengan gambar (1.145 x600 x600) mm;
b. Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur
paling sedilcit 3 (tiga) buah;
c. Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus
dikeraskan dengan Iapisan pasir padat minimal setebal100mm;
d. Tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus;
e. Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir dan
koral1:2:3;
f. Tanah di pinggir pondasi dipadatkan dengan alat pemadat ( stamper);
g. Bagian pondasi yang menonjol diataspermukaan tanah 100 mm.

Pemasangan tiang penyangga merupakan pekerjaan pemasangan pagar


pengaman yang harus dilakukan secara cermat dan teliti, untuk itu perlu
pemerikasaan ketinggian dan jarak sampai akurasi 10 mm (1 cm).

2. Pemasangan lempengan besi

a. Lempengan besi direntangkan antara 3 (tiga) tiang dan Jubang tempat


penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila
menggunakan besi siku penyambung (bracket), besi ini diletakan pada
tempatnya;
b. Setiap 2 (dua) Iempengan besi yang berdampingan diikat pada satu
tiang dengan menggunakan baut dan mur yang sesuai untuk
pengamanan baut dapat dibengkokkan atau dilas;
c. Apabila pada kondisi dimana penempatan Pagar Pengaman Jalan
menikung agar menggunakan lempengan besi (Beam) yang
melengkung untuk memudahkan pengikatan lempengan besi (beam)
pada tiang (post) yang dikombinasikan dengan pemasangan rambu"
Chevron ", disesuaikan dengan bentuk tikungan.
d. Semua baut yang terpasang harus dimatikan sehingga tidak bisa lepas.

3. Pada kedua ujung pagar pengarnan jalan dapat dilekukan sampai


permukaan tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.

4. Pemeriksaan Akhir

a. Kekuatan berdirinya tiang penyangga


b. Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan
besi atau lempengan besi dengan lengan Iempengan besi (sleeve
beam)

29
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar 21. Gambar tipikan pemasangan Pagar Pengaman Semi Kaku

30
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

8. Pekerjaan Precast Box Culvert Dan Saluran U-Ditch

Pada Perbaikan jalan akses selain pekerjaan rigid beton juga diperlukan
beberapa gorong-gorong (Box Culvert) yang akan dipasang seperti gambar
dibawah ini:

Box Culvert 2 Box Culvert 3


(60x60) (80x80)

Box Culvert 1
(80x80)

Berikut dibawah ini perhitungan struktur box culvert yang dibutuhkan :

31
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

A. Box Culvert 80 x 80

STRUCTURAL CALCULATION OF BOX CULVERT Type: B0,80m x H0,80m Class I Road


Soil Cover Depth: 1,5 m
1 Dimensions and Parameters
Basic Parameters
Ka: Coefficient of static earth pressure 0,5
gw: Unit weight of water (t/m3) 1,00 t/m3
Gwd gd: Unit weight of soil (dry) (t/m3) 1,80 t/m3
D gs: Unit weight of soil (saturated) (t/m3) 2,00 t/m3
gc: Unit weight of reinforced concrete (t/m3) 2,40 t/m3
sck: Concrete Design Strength 175 kgf/m2
t2 sca Allowable Stress of Concrete 60 kgf/m2
ssa: Allowable Stress of Reinforcement Bar 1400 kgf/m2
ta: Allowable Stress of Shearing (Concrete) 5,5 kgf/m2
ssy: Yielding Point of Reinforcement Bar 2400 kgf/m2
H n: Young's Modulus Ratio 24
Hf Fa: Safety factor against uplift 1,2
HT
Basic Dimensions
Hf
H: Internal Height of Box Culvert 0,80 m
t3 B: Internal Width of Box Culvert 0,80 m
t1 t1 Hf: Fillet Height 0,15 m
B
t1: Thickness of Side Wall 0,15 m (> 0.25m)
t2: Thickness of Top Slab 0,15 m (> 0.25m)
B
t3: Thickness of Invert (Bottom Slab) 0,15 m (> 0.25m)
BT: Gross Width of Box Culvert 1,10 m
HT: Gross Height of Box Culvert 1,10 m
D: Covering Depth 1,50 m
Gwd: Underground Water Depth for Case 1, 2 1,50 m (= D)
hiw: Internal Water Depth for Case 1, 2 0,00 m
for Case 3, 4 0,80 m

Cover of R-bar Basic Conditions


Top Slab d2 0,03 m Classification of Live load by truck Class 1
Side Wall d1 0,03 m PTM: Truck load of Middle Tire 10,00 t
Bottom Slab d3 0,03 m Ii: Impact coefficient (D≧4.0m:0, D<4.0m:0.3) 0,3
am: Ground contact length of Middle Tire 0,20 m
bm: Ground contact width of Middle Tire 0,50 m
PTR: Truck load of Rear Tire 10,00 t
ar: Ground contact length of Rear Tire 0,20 m
br: Ground contact width of Rear Tire 0,50 m
PTF: Truck load of Front wheel 2,50 t
af: Ground contact length of Front Tire 0,20 m
bf: Ground contact width of Front Tire 0,50 m
qp: Pedestrian load 0,00 t/m2

Dimension of frame

t1 B t1
H0: Height of frame t2/2 + H + t3/2 0,950 m
D1 B0: Width of frame B + t1 0,950 m
t2 D1: Covering depth at middle of top slab D + t2/2 1,575 m

H H0

t3

B0

32
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Load distribution of truck tire

(1) Middle tire's acting point: center of the top slab


a) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire 2PTM(1+Ii)/(am'bm') = 1,5476 tf/m2, B= 0,950 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 5,250 m
bm': width of distributed load 2D+am = 3,200 m
b) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 5,250 m
br': width of distributed load 2D+ar = 3,200 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 5,250 m
bf': width of distributed load 2D+af = 3,200 m

(2) Middle tire's acting point: on the side wall


a) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire 2PTM(1+Ii)/(am'bm') = 1,5476 tf/m2, B= 0,950 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 5,250 m
bm': width of distributed load 2D+am = 3,200 m
b) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 5,250 m
br': width of distributed load 2D+ar = 3,200 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 5,250 m
bf': width of distributed load 2D+af = 3,200 m

(3) Rear tire's acting point: on the side wall


a) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire 2PTR(1+Ii)/(ar'br') = 1,5476 tf/m2, B= 0,950 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 5,250 m
br': width of distributed load 2D+ar = 3,200 m
b) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 5,250 m
bm': width of distributed load 2D+am = 3,200 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 5,250 m
bf': width of distributed load 2D+af = 3,200 m

(4) Combination of load distribution of track tire

Case.L1: Pvt1 = 1,5476 tf/m2, B= 0,950 m Combination for Case.L2 (2) (2) (3) (3)
Pvt2 = 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m a) + b) a) + c) a) + b) a) + c)
Case.L2: Pvt1 = 1,5476 tf/m2, B= 0,950 m Distributed load total 1,5476 1,5476 1,5476 #####
Pvt2 = 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m Select the combination case of 1,5476 tf/m2,
for Case.L2, which is the largest load to the top slab.

In case of covering depth (D) is over 3.0m, uniform load of 1.0 tf/m2 is applied on the top slab of culvert instead of live load calculated above.

Distribution load by pedestrian load

Pvt1 = 0,000 tf/m2

2 Stability Analysis Against Uplift


Analysis is made considering empty inside of box culvert.
Fs=Vd/U > Fa Fs= 3,6744 > 1,2 ok
where, Vd: Total dead weight (t/m) Vd= 4,446 tf/m
U: Total uplift (t.m)
U=BT*HT*gw U= 1,210 tf/m

Ws: Weight of covering soil Ws = BT*{(D-Gwd)*(gs- gw)+Gwd*gd} = 2,970 tf/m


Wc: Self weight of box culvert Wc = (HT*BT-H*B+2*Hf^2)*gc = 1,476 tf/m
Fa: Safety factor against uplift Fa= 1,2
33
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

3 Load calculation

Case 1: Box Culvert Inside is Empty, Underground Water up to Top slab, Track load Case. L1

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,4737
Pvd=Gwd*gd+(D-Gwd)*gs Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 4,7213

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 0,7738 we1= 1,5476 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*Gwd P3= 1,3500
P4=Ka*gs*(D1-Gwd) P4= 0,0750
P5=gw*(D1-Gwd) P5= 0,0750
Ph1= 2,2738

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 0,7738
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*Gwd P3= 1,3500
P4=Ka*gs*(D1+H0-Gwd) P4= 1,0250
P5=gw*(D1+H0-Gwd) P5= 1,0250
Ph2= 4,1738

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,2880

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,4737
Wtop Wtop= 0,4737
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,6063
Pvd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,0000 hiw: internal water depth 0,00 m
Up=-U/B0 U= -1,2737
Q= 4,5276

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 X = S M/SV = 0,475 m
side wall (left) 0,2880 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,000 m
side wall (right) 0,2880 - 0,9500 - 0,2736
invert 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 ground reaction
load on top slab Pvd 2,5650 - 0,4750 - 1,2184 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = 4,5276 tf/m2
Pvt1 1,4702 - 0,4750 - 0,6984 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = 4,5276 tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 3,0626 - 0,4283 1,3118
side wall (right) - -3,0626 - 0,4283 -1,3118
internal water 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
uplift -1,2100 - 0,4750 - -0,5748
total 4,3012 2,0431

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 2,7000
Pvt1 1,5476
Pvt2 0,0000
Wtop 0,4737
Ws 0,6063
Pq= 5,3276 34
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 2: Box Culvert Inside is Empty, Underground Water up to Top slab, Track load Case. L2

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,4737
Pvd=Gwd*gd+(D-Gwd)*gs Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 4,7213

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 0,7738 we1= 1,5476 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*Gwd P3= 1,3500
P4=Ka*gs*(D1-Gwd) P4= 0,0750
P5=gw*(D1-Gwd) P5= 0,0750
Ph1= 2,2738

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 0,7738
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*Gwd P3= 1,3500
P4=Ka*gs*(D1+H0-Gwd) P4= 1,0250
P5=gw*(D1+H0-Gwd) P5= 1,0250
Ph2= 4,1738

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,2880

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,4737
Wtop Wtop= 0,4737
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,6063
Pvd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,0000 hiw: internal water depth 0,00
Up=-U/B0 U= -1,2737
Q= 4,5276

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 X = S M/SV = 0,4750 m
side wall (left) 0,2880 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,2880 - 0,9500 - 0,2736
invert 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 ground reaction
load on top slab Pvd 2,5650 - 0,4750 - 1,2184 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = 4,5276
Pvt1 1,4702 - 0,4750 - 0,6984 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = 4,5276
Pvt2 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 3,0626 - 0,4283 1,3118
side wall (right) - -3,0626 - 0,4283 -1,3118
internal water 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
uplift -1,2100 - 0,4750 - -0,5748
total 4,3012 2,0431

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 2,7000
Pvt1 1,5476
Pvt2 0,0000
Wtop 0,4737
Ws 0,6063 35
total Pq= 5,3276
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 3: Box Culvert Inside is Full, Underground Water up to invert, Track load Case. L1

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,4737
Pvd=D*gd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 4,7213

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 0,7738 we1= 1,5476 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*D1 P3= 1,4175
WP=-gw*0 P4= 0,0000
Ph1= 2,1913

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 0,7738
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*(D1+H0) P3= 2,2725
WP=-gw*H P4= -0,8000
Ph2= 2,2463

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,2880

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,4737
Wtop Wtop= 0,4737
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,6063
Pvd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,6263 hiw: internal water depth 0,800 m
Up=0 U= 0,0000
Q= 6,4276

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 X = S M/SV = 0,4750 m
side wall (left) 0,2880 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,2880 - 0,9500 - 0,2736
invert 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 ground reaction
load on top slab Pvd 2,5650 - 0,4750 - 1,2184 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = 6,4276 tf/m2
Pvt1 1,4702 - 0,4750 - 0,6984 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = 6,4276 tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 2,1079 - 0,4730 0,9971
side wall (right) - -2,1079 - 0,4730 -0,9971
internal water 0,5950 - 0,4750 - 0,2826
uplift 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
total 6,1062 2,9005

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 2,7000
Pvt1 1,5476
Pvt2 0,0000
Wtop 0,4737
Ws 0,6063
total Pq= 5,3276

36
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 4: Box Culvert Inside is Full, Underground Water up to invert, Track load Case. L2

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,4737
Pvd=D*gd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 4,7213

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 0,7738 we1= 1,5476 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*D1 P3= 1,4175
WP=-gw*0 P4= 0,0000
Ph1= 2,1913

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 0,7738
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*(D1+H0) P3= 2,2725
WP=-gw*H P4= -0,8000
Ph2= 2,2463

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,2880

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,4737
Wtop Wtop= 0,4737
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,6063
Pvd Pvd= 2,7000
Pvt1 Pvt1= 1,5476
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,6263 hiw: internal water depth 0,800 m
Up=0 U= 0,0000
Q= 6,4276

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 X = S M/SV = 0,4750 m
side wall (left) 0,2880 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,2880 - 0,9500 - 0,2736
invert 0,4500 - 0,4750 - 0,2138 ground reaction
load on top slab Pvd 2,5650 - 0,4750 - 1,2184 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = 6,4276 tf/m2
Pvt1 1,4702 - 0,4750 - 0,6984 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = 6,4276 tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 2,1079 - 0,4730 0,9971
side wall (right) - -2,1079 - 0,4730 -0,9971
internal water 0,5950 - 0,4750 - 0,2826
uplift 0,0000 - 0,4750 - 0,0000
total 6,1062 2,9005

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 2,7000
Pvt1 1,5476
Pvt2 0,0000
Wtop 0,4737
Ws 0,6063
total Pq= 5,3276

Summary of Load Calculation


Item Pv1 Ph1 Ph2 Pq Wsw q1
Case (tf/m2) (tf/m2) (tf/m2) (tf/m2) (tf/m) (tf/m2)
Case.1 4,7213 2,2738 4,1738 5,3276 0,2880 4,5276
Case.2 4,7213 2,2738 4,1738 5,3276 0,2880 4,5276
Case.3 4,7213 2,1913 2,2463 5,3276 0,2880 6,4276
Case.4 4,7213 2,1913 2,2463 5,3276 0,2880 6,4276 37
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Summary of Internal forces

Check M N S (tf)
Member Case
Point (tf・m) (tf) at joint at 2d
Side wall A -0,331 2,531 1,725 0,781
(left) Case.1 Middle 0,054 2,390 0,000 -
B -0,289 2,243 -1,337 -0,734
A -0,331 2,531 1,725 0,781
Case.2 Middle 0,054 2,390 0,000 -
B -0,289 2,243 -1,337 -0,734
A -0,290 2,531 1,095 0,557
Case.3 Middle -0,022 2,382 0,000 -
B -0,255 2,243 -1,013 -0,486
A -0,290 2,531 1,095 0,557
Case.4 Middle -0,022 2,382 0,000 -
B -0,255 2,243 -1,013 -0,486
Top slab B -0,289 1,337 2,243 1,110
Case.1 Middle 0,243 1,337 0,000 -
C -0,289 1,337 -2,243 -1,110
B -0,289 1,337 2,243 1,110
Case.2 Middle 0,243 1,337 0,000 -
C -0,289 1,337 -2,243 -1,110
B -0,255 1,013 2,243 1,110
Case.3 Middle 0,277 1,013 0,000 -
C -0,255 1,013 -2,243 -1,110
B -0,255 1,013 2,243 1,110
Case.4 Middle 0,277 1,013 0,000 -
C -0,255 1,013 -2,243 -1,110
Side wall C -0,289 2,243 1,337 0,734
(right) Case.1 Middle 0,054 2,390 0,000 -
D -0,331 2,531 -1,725 -0,781
C -0,289 2,243 1,337 0,734
Case.2 Middle 0,054 2,390 0,000 -
D -0,331 2,531 -1,725 -0,781
C -0,255 2,243 1,013 0,486
Case.3 Middle -0,022 2,382 0,000 -
D -0,290 2,531 -1,095 -0,557
C -0,255 2,243 1,013 0,486
Case.4 Middle -0,022 2,382 0,000 -
D -0,290 2,531 -1,095 -0,557
Invert D -0,331 1,725 2,531 1,252
Case.1 Middle 0,270 1,725 0,000 -
A -0,331 1,725 -2,531 -1,252
D -0,331 1,725 2,531 1,252
Case.2 Middle 0,270 1,725 0,000 -
A -0,331 1,725 -2,531 -1,252
D -0,290 1,095 2,531 1,252
Case.3 Middle 0,311 1,095 0,000 -
A -0,290 1,095 -2,531 -1,252
D -0,290 1,095 2,531 1,252
Case.4 Middle 0,311 1,095 0,000 -
A -0,290 1,095 -2,531 -1,252

38
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

5 Calculation of Required Reinforcement Bar


5-1 Calculation of Required Reinforcement Bar Run Goal Seek
1) At Joint "A" of side wall
Case.1
M= 0,3308 tf・m s ca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,5306 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,7252 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,7811 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 13,07 cm
Solving the formula shown below, sc =23,674 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +78,24 sc^2 -1080,9 sc -31526,71
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2887
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,1213 cm2

Case.2
M= 0,3308 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,5306 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,7252 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,7811 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 13,07 cm
Solving the formula shown below, sc =23,674 kgf/cm2 ( 2E-05 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +78,24 sc^2 -1080,9 sc -31526,71
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2887
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,1213 cm2

Case.3
M= 0,2896 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,5306 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,0945 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,5571 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 11,44 cm
Solving the formula shown below, sc =22,312 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +79,09 sc^2 -980,63 sc -28601,65
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2767
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 0,8380 cm2

Case.4
M= 0,2896 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,5306 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,0945 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,5571 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 11,44 cm
Solving the formula shown below, sc =22,312 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +79,09 sc^2 -980,63 sc -28601,65
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2767
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 0,8380 cm2

The maximum requirement of reinforcement bar is 1,1213 cm2 in Case.1 from above calculation.

Case. 1 2 3 4
Requirement 1,1213 1,1213 0,8380 0,8380 (cm2)

2) At Joint "B" of side wall


Case.1
M= 0,2895 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,2426 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,3374 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,7341 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 12,91 cm
Solving the formula shown below, sc =21,872 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +79,37 sc^2 -948,92 sc -27676,98
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2727
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 0,9543 cm2

Case.2
M= 0,2895 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 2,2426 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
S0= 1,3374 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 0,7341 tf c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 12,91 cm
Solving the formula shown below, sc =21,872 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +79,37 sc^2 -948,92 sc -27676,98
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2727
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 0,9543 cm2

39
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

7) At Middle of invert
Case.1
M= 0,2702 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 1,7252 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 15,66 cm
Solving the formula shown below, sc =
20,4045 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +80,25 sc^2 -845,39 sc -24657,12
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2591
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,0338 cm2 Tensile is on inside of member

Case.2
M= 0,2702 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 1,7252 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 15,66 cm
Solving the formula shown below, sc =20,405 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +80,25 sc^2 -845,39 sc -24657,12
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2591
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,0338 cm2 Tensile is on inside of member

Case.3
M= 0,3114 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 1,0945 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 28,45 cm
Solving the formula shown below, sc =20,853 kgf/cm2 ( 0,0008 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +79,99 sc^2 -876,69 sc -25570,05
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2633
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,5717 cm2 Tensile is on inside of member

Case.4
M= 0,3114 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 15 cm (height of member)
N= 1,0945 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 12 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 4,50 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 28,45 cm
Solving the formula shown below, sc =20,853 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +79,99 sc^2 -876,69 sc -25570,05
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,2633
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,5717 cm2 Tensile is on inside of member

The maximum requirement of reinforcement bar is 1,5717 cm2 in Case.3 from above calculation.

Case. 1 2 3 4
Requirement 1,0338 1,0338 1,5717 1,5717 (cm2)
Side inside inside inside inside

8) Summary of required reinforcement

Required reinforcement for design is the maximum required reinforcement calculated above in 1) - 4).

Item Side wallSide wall Top slab Invert Side wall Top slab Invert
Point bottom top end end middle middle middle
Side outside outside outside outside inside inside inside
Calculation 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Requirement 1,121 0,954 1,323 1,448 0,000 1,374 1,572 (cm2)

40
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

6 Bar Arrangement and Calculation of Stress


Run Goal Seek
Type: B0,80m x H0,80m
Side wall Top slab Invert
bottom middle top end middle end middle
outside inside outside outside inside outside inside
Bending moment M kgfcm 33.084 5.367 28.950 28.950 27.745 33.084 31.144
Shearing force (joint) S kgf 1.725 0 1.337 2.243 0 2.531 0
Shearing force (2d) S2d kgf 781 - 734 1.110 - 1.252 -
Axial force N kgf 2.531 2.390 2.243 1.337 1.013 1.725 1.095
Height of member h cm 15 15 15 15 15 15 15
Covering depth d' cm 3 3 3 3 3 3 3
Effective height d cm 12 12 12 12 12 12 12
Effective width b cm 100 100 100 100 100 100 100
Effective area bd cm2 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1200
Young's modulus ratio n - 24 24 24 24 24 24 24

Required R-bar Asreq cm2 1,12 0,00 0,95 1,32 1,37 1,45 1,57

R-bar arrangement 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150

Reinforcement As cm2 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54


Perimeter of R-bar U cm 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13
M/N e cm 13,074 2,246 12,909 21,647 27,379 19,176 28,455
Dist. from neutral axis c cm 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50
a' 16,7 -15,8 16,2 42,4 59,6 35,0 62,9
b' 190,8 73,2 189,0 283,9 346,1 257,1 357,8
c' -2289,7 -879,0 -2268,2 -3406,7 -4153,5 -3084,8 -4293,7
x 6,63 14,82 6,65 5,95 5,75 6,08 5,72
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
(check) ok ok ok ok ok ok ok

Compressive stress sc kgf/cm2 13,7 3,1 12,0 11,7 11,1 13,5 12,5
Allowable stress sca kgf/cm2 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0
ok ok ok ok ok ok ok
Tensile stress ss kgf/cm2 266,8 0,0 231,8 285,7 290,5 314,4 328,8
Allowable stress ssa kgf/cm2 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0
ok ok ok ok ok ok ok
Shearing stress at joint t kgf/cm2 1,44 0,00 1,11 1,87 0,00 2,11 0,00
Allowable stress ta kgf/cm2 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00
ok ok ok ok ok ok ok
Shearing stress at 2d t2d kgf/cm2 0,65 - 0,61 0,92 - 1,04 -
Allowable stress t2da kgf/cm2 5,50 - 5,50 5,50 - 5,50 -
ok - ok ok - ok -

Resisting Moment Mr kgfcm 152.511 152.674 152.845 153.932 154.334 153.460 154.232
Mr for compression Mrc kgfcm 152.511 152.674 152.845 153.932 154.334 153.460 154.232
x for Mrc cm 5,347 5,328 5,309 5,192 5,151 5,242 5,161
ss for Mrc kgf/cm2 1791,8 1803,1 1814,9 1888,3 1914,9 1856,7 1908,3
Mr for tensile Mrs kgfcm 217.739 214.921 212.019 194.884 189.043 202.074 190.492
x for Mrs cm 7,338 7,298 7,257 6,995 6,899 7,108 6,923
sc for Mrs kgf/cm2 91,8 90,5 89,2 81,5 78,9 84,8 79,6

Distribution bar (>As/6 and >Asmin) 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150
Reinforcement As cm2 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24
ok ok ok ok ok ok ok
Reinforcement bar for fillet 12@150 12@150
Reinforcement As cm2 7,54 7,54

Minimum requirement of reinforcement bar As min = 4,5 cm2

41
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar Tipikal penulangan Box Culvert 80 X 80 tebal 15 cm

Denah Box Culvert 80x80 cm di STA 1+252


42
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

B. Box Culvert 60 x 60

STRUCTURAL CALCULATION OF BOX CULVERT Type: B0,60m x H0,60m Class I Road


Soil Cover Depth: 0,3 m
1 Dimensions and Parameters
Basic Parameters
Ka: Coefficient of static earth pressure 0,5
gw: Unit weight of water (t/m3) 1,00 t/m3
Gwd gd: Unit weight of soil (dry) (t/m3) 1,80 t/m3
D gs: Unit weight of soil (saturated) (t/m3) 2,00 t/m3
gc: Unit weight of reinforced concrete (t/m3) 2,40 t/m3
sck: Concrete Design Strength 175 kgf/m2
t2 sca Allowable Stress of Concrete 60 kgf/m2
ssa: Allowable Stress of Reinforcement Bar 1400 kgf/m2
ta: Allowable Stress of Shearing (Concrete) 5,5 kgf/m2
ssy: Yielding Point of Reinforcement Bar 2400 kgf/m2
H n: Young's Modulus Ratio 24
Hf Fa: Safety factor against uplift 1,2
HT
Basic Dimensions
Hf
H: Internal Height of Box Culvert 0,60 m
t3 B: Internal Width of Box Culvert 0,60 m
t1 t1 Hf: Fillet Height 0,10 m
B
t1: Thickness of Side Wall 0,12 m (> 0.25m)
t2: Thickness of Top Slab 0,12 m (> 0.25m)
B
t3: Thickness of Invert (Bottom Slab) 0,12 m (> 0.25m)
BT: Gross Width of Box Culvert 0,84 m
HT: Gross Height of Box Culvert 0,84 m
D: Covering Depth 0,30 m
Gwd: Underground Water Depth for Case 1, 2 0,30 m (= D)
hiw: Internal Water Depth for Case 1, 2 0,00 m
for Case 3, 4 0,60 m

Cover of R-bar Basic Conditions


Top Slab d2 0,03 m Classification of Live load by truck Class 1
Side Wall d1 0,03 m PTM: Truck load of Middle Tire 10,00 t
Bottom Slab d3 0,03 m Ii: Impact coefficient (D≧4.0m:0, D<4.0m:0.3) 0,3
am: Ground contact length of Middle Tire 0,20 m
bm: Ground contact width of Middle Tire 0,50 m
PTR: Truck load of Rear Tire 10,00 t
ar: Ground contact length of Rear Tire 0,20 m
br: Ground contact width of Rear Tire 0,50 m
PTF: Truck load of Front wheel 2,50 t
af: Ground contact length of Front Tire 0,20 m
bf: Ground contact width of Front Tire 0,50 m
qp: Pedestrian load 0,00 t/m2

Dimension of frame

t1 B t1
H0: Height of frame t2/2 + H + t3/2 0,720 m
D1 B0: Width of frame B + t1 0,720 m
t2 D1: Covering depth at middle of top slab D + t2/2 0,360 m

H H0

t3

B0

43
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Load distribution of truck ti re

(1) Middle tire's acting point: center of the top slab


a) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire 2PTM(1+Ii)/(am'bm') = ###### tf/m2, B= 0,720 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 2,850 m
bm': width of distributed load 2D+am = 0,800 m
b) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 2,850 m
br': width of distributed load 2D+ar = 0,800 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 2,850 m
bf': width of distributed load 2D+af = 0,800 m

(2) Middle tire's acting point: on the side wall


a) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire 2PTM(1+Ii)/(am'bm') = ###### tf/m2, B= 0,720 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 2,850 m
bm': width of distributed load 2D+am = 0,800 m
b) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 2,850 m
br': width of distributed load 2D+ar = 0,800 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 2,850 m
bf': width of distributed load 2D+af = 0,800 m

(3) Rear tire's acting point: on the side wall


a) distributed load of rear tire
Pvtr: distributed load of rear tire 2PTR(1+Ii)/(ar'br') = ###### tf/m2, B= 0,720 m
ar': length of distributed load 2D+1.75+br = 2,850 m
br': width of distributed load 2D+ar = 0,800 m
b) distributed load of middle tire
Pvtm: distributed load of middle tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
am': length of distributed load 2D+1.75+bm = 2,850 m
bm': width of distributed load 2D+am = 0,800 m
c) distributed load of front tire
Pvtf: distributed load of front tire not reach to top slab 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m
af': length of distributed load 2D+1.75+bf = 2,850 m
bf': width of distributed load 2D+af = 0,800 m

(4) Combination of load distribution of track tire

Case.L1: Pvt1 = ###### tf/m2, B= 0,720 m Combination for Case.L2 (2) (2) (3) (3)
Pvt2 = 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m a) + b) a) + c) a) + b) a) + c)
Case.L2: Pvt1 = ###### tf/m2, B= 0,720 m Distributed load total 11,4035 ###### ###### ######
Pvt2 = 0,0000 tf/m2, B= 0,000 m Select the combination case of ###### tf/m2,
for Case.L2, which is the largest load to the top slab.

In case of covering depth (D) is over 3.0m, uniform load of 1.0 tf/m2 is applied on the top slab of culvert instead of live load calculated above.

Distributi on load by pedestrian load

Pvt1 = 0,000 tf/m2

2 Stability Analysis Against Uplift


Analysis is made considering empty inside of box culvert.
Fs=Vd/U > Fa Fs= 1,8864 > 1,2 ok
where, Vd: Total dead weight (t/m) Vd= 1,331 tf/m
U: Total uplift (t.m)
U=BT*HT*gw U= 0,706 tf/m

Ws: Weight of covering soil Ws = BT*{(D-Gwd)*(gs- gw)+Gwd*gd} = 0,454 tf/m


Wc: Self weight of box culvert Wc = (HT*BT-H*B+2*Hf^2)*gc = 0,877 tf/m
Fa: Safety factor against uplift Fa= 1,2

44
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

3 Load calculation

Case 1: Box Culvert Inside is Empty, Underground Water up to Top slab, Track load Case. L1

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,3693
Pvd=Gwd*gd+(D-Gwd)*gs Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 12,3128

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 5,7018 we1= 11,4035 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*Gwd P3= 0,2700
P4=Ka*gs*(D1-Gwd) P4= 0,0600
P5=gw*(D1-Gwd) P5= 0,0600
Ph1= 6,0918

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 5,7018
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*Gwd P3= 0,2700
P4=Ka*gs*(D1+H0-Gwd) P4= 0,7800
P5=gw*(D1+H0-Gwd) P5= 0,7800
Ph2= 7,5318

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,1728

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,3693
Wtop Wtop= 0,3693
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,4800
Pvd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,0000 hiw: internal water depth 0,00 m
Up=-U/B0 U= -0,9800
Q= 12,1822

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 X = S M/SV = 0,360 m
side wall (left) 0,1728 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,000 m
side wall (right) 0,1728 - 0,7200 - 0,1244
invert 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 ground reaction
load on top slab Pvd 0,3888 - 0,3600 - 0,1400 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt1 8,2105 - 0,3600 - 2,9558 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 4,9045 - 0,3473 1,7034
side wall (right) - -4,9045 - 0,3473 -1,7034
internal water 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
uplift -0,7056 - 0,3600 - -0,2540
total 8,7712 3,1576

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 0,5400
Pvt1 ######
Pvt2 0,0000
Wtop 0,3693
Ws 0,4800
Pq= ######

45
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 2: Box Culvert Inside is Empty, Underground Water up to Top slab, Track load Case. L2

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,3693
Pvd=Gwd*gd+(D-Gwd)*gs Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 12,3128

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 5,7018 we1= 11,4035 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*Gwd P3= 0,2700
P4=Ka*gs*(D1-Gwd) P4= 0,0600
P5=gw*(D1-Gwd) P5= 0,0600
Ph1= 6,0918

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 5,7018
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*Gwd P3= 0,2700
P4=Ka*gs*(D1+H0-Gwd) P4= 0,7800
P5=gw*(D1+H0-Gwd) P5= 0,7800
Ph2= 7,5318

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,1728

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,3693
Wtop Wtop= 0,3693
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,4800
Pvd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,0000 hiw: internal water depth 0,00 m
Up=-U/B0 U= -0,9800
Q= 12,1822

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 X = SM/SV = 0,3600 m
side wall (left) 0,1728 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,1728 - 0,7200 - 0,1244
invert 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 ground reaction
load on top slab Pvd 0,3888 - 0,3600 - 0,1400 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt1 8,2105 - 0,3600 - 2,9558 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 4,9045 - 0,3473 1,7034
side wall (right) - -4,9045 - 0,3473 -1,7034
internal water 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
uplift -0,7056 - 0,3600 - -0,2540
total 8,7712 3,1576

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 0,5400
Pvt1 11,4035
Pvt2 0,0000
Wtop 0,3693
Ws 0,4800
total Pq= 12,7928

46
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 3: Box Culvert Inside is Full, Underground Water up to invert, Track load Case. L1

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,3693
Pvd=D*gd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 12,3128

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 5,7018 we1= 11,4035 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*D1 P3= 0,3240
WP=-gw*0 P4= 0,0000
Ph1= 6,0258

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 5,7018
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*(D1+H0) P3= 0,9720
WP=-gw*H P4= -0,6000
Ph2= 6,0738

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,1728

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,3693
Wtop Wtop= 0,3693
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,4800
Pvd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,4722 hiw: internal water depth 0,600 m
Up=0 U= 0,0000
Q= 13,6344

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 X = S M/SV = 0,3600 m
side wall (left) 0,1728 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,1728 - 0,7200 - 0,1244
invert 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 ground reaction
load on top slab Pvd 0,3888 - 0,3600 - 0,1400 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt1 8,2105 - 0,3600 - 2,9558 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 4,3558 - 0,3595 1,5660
side wall (right) - -4,3558 - 0,3595 -1,5660
internal water 0,3400 - 0,3600 - 0,1224
uplift 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
total 9,8168 3,5340

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 0,5400
Pvt1 11,4035
Pvt2 0,0000
Wtop 0,3693
Ws 0,4800
total Pq= 12,7928

47
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Case 4: Box Culvert Inside is Full, Underground Water up to invert, Track load Case. L2

1) vertical load against top slab


Acting Load (tf/m2)
Wtop= (t2*BT+Hf^2)*gc/B0 Wtop= 0,3693
Pvd=D*gd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Pv1= 12,3128

2) horizontal load at top of side wall


Acting Load (tf/m2) Horizontal pressure by track tire
P1=Ka*we1 P1= 5,7018 we1= 11,4035 tf/m2
P2=Ka*we2 P2= 0,0000 we2= 0,0000 tf/m2
P3=Ka*gd*D1 P3= 0,3240
WP=-gw*0 P4= 0,0000
Ph1= 6,0258

3) horizontal load at bottom of side wall


Acting Load (tf/m2)
P1=Ka*we1 P1= 5,7018
P2=Ka*we2 P2= 0,0000
P3=Ka*gd*(D1+H0) P3= 0,9720
WP=-gw*H P4= -0,6000
Ph2= 6,0738

4) self weight of side wall


Acting Load (tf/m)
Wsw=t1*H*gc Wsw= 0,1728

5) ground reaction
Acting Load (tf/m2)
Wbot=(t3*BT+Hf^2)*gc/B0 Wbot= 0,3693
Wtop Wtop= 0,3693
Ws=Wsw*2/B0 Ws= 0,4800
Pvd Pvd= 0,5400
Pvt1 Pvt1= 11,4035
Pvt2 Pvt2= 0,0000
Wiw=(hiw*B-2Hf^2)*gw/B0 Wiw= 0,4722 hiw: internal water depth 0,600 m
Up=0 U= 0,0000
Q= 13,6344

summary of resistance moment


Item V H x y M
(tf/m) (tf/m) (m) (m) (tf.m/m) acting point of resultant force
Self weight top slab 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 X = S M/SV = 0,3600 m
side wall (left) 0,1728 - 0,0000 - 0,0000 e = B0/2 - X = 0,0000 m
side wall (right) 0,1728 - 0,7200 - 0,1244
invert 0,2659 - 0,3600 - 0,0957 ground reaction
load on top slab Pvd 0,3888 - 0,3600 - 0,1400 q1 = SV/Bo + 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt1 8,2105 - 0,3600 - 2,9558 q2 = SV/Bo - 6SVe/Bo^2 = ###### tf/m2
Pvt2 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
soil pressure side wall (left) - 4,3558 - 0,3595 1,5660
side wall (right) - -4,3558 - 0,3595 -1,5660
internal water 0,3400 - 0,3600 - 0,1224
uplift 0,0000 - 0,3600 - 0,0000
total 9,8168 3,5340

6) load against invert


Acting Load (tf/m2)
Pvd 0,5400
Pvt1 11,4035
Pvt2 0,0000
Wtop 0,3693
Ws 0,4800
total Pq= 12,7928

Summary of Load Calculation


Item Pv1 Ph1 Ph2 Pq Wsw q1
Case (tf/m2) (tf/m2) (tf/m2) (tf/m2) (tf/m) (tf/m2)
Case.1 12,3128 6,0918 7,5318 12,7928 0,1728 ######
Case.2 12,3128 6,0918 7,5318 12,7928 0,1728 ######
Case.3 12,3128 6,0258 6,0738 12,7928 0,1728 ######
Case.4 12,3128 6,0258 6,0738 12,7928 0,1728 ######

48
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Summary of Internal forces

Check M N S (tf)
Member Case
Point (tf・m) (tf) at joint at 2d
Side wall A -0,428 4,605 2,565 1,241
(left) Case.1 Middle 0,023 4,520 0,000 -
B -0,409 4,433 -2,340 -1,211
A -0,428 4,605 2,565 1,241
Case.2 Middle 0,023 4,520 0,000 -
B -0,409 4,433 -2,340 -1,211
A -0,410 4,605 2,203 1,110
Case.3 Middle -0,010 4,518 0,000 -
B -0,394 4,433 -2,153 -1,068
A -0,410 4,605 2,203 1,110
Case.4 Middle -0,010 4,518 0,000 -
B -0,394 4,433 -2,153 -1,068
Top slab B -0,409 2,340 4,433 2,216
Case.1 Middle 0,389 2,340 0,000 -
C -0,409 2,340 -4,433 -2,216
B -0,409 2,340 4,433 2,216
Case.2 Middle 0,389 2,340 0,000 -
C -0,409 2,340 -4,433 -2,216
B -0,394 2,153 4,433 2,216
Case.3 Middle 0,404 2,153 0,000 -
C -0,394 2,153 -4,433 -2,216
B -0,394 2,153 4,433 2,216
Case.4 Middle 0,404 2,153 0,000 -
C -0,394 2,153 -4,433 -2,216
Side wall C -0,409 4,433 2,340 1,211
(right) Case.1 Middle 0,023 4,520 0,000 -
D -0,428 4,605 -2,565 -1,241
C -0,409 4,433 2,340 1,211
Case.2 Middle 0,023 4,520 0,000 -
D -0,428 4,605 -2,565 -1,241
C -0,394 4,433 2,153 1,068
Case.3 Middle -0,010 4,518 0,000 -
D -0,410 4,605 -2,203 -1,110
C -0,394 4,433 2,153 1,068
Case.4 Middle -0,010 4,518 0,000 -
D -0,410 4,605 -2,203 -1,110
Invert D -0,428 2,565 4,605 2,303
Case.1 Middle 0,401 2,565 0,000 -
A -0,428 2,565 -4,605 -2,303
D -0,428 2,565 4,605 2,303
Case.2 Middle 0,401 2,565 0,000 -
A -0,428 2,565 -4,605 -2,303
D -0,410 2,203 4,605 2,303
Case.3 Middle 0,419 2,203 0,000 -
A -0,410 2,203 -4,605 -2,303
D -0,410 2,203 4,605 2,303
Case.4 Middle 0,419 2,203 0,000 -
A -0,410 2,203 -4,605 -2,303

49
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

5 Calculation of Required Reinforcement Bar


5-1 Calculation of Required Reinforcement Bar Run Goal Seek
1) At Joint "A" of side wall
Case.1
M= 0,4276 tf・m s ca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,6054 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,5646 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,2412 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 9,28 cm
Solving the formula shown below, sc =39,818 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +66,55 sc^2 -2444,7 sc -71303,21
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,4057
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,9026 cm2

Case.2
M= 0,4276 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,6054 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,5646 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,2412 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 9,28 cm
Solving the formula shown below, sc =39,818 kgf/cm2 ( 1E-06 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +66,55 sc^2 -2444,7 sc -71303,21
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,4057
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,9026 cm2

Case.3
M= 0,4096 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,6054 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,2025 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,1103 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 8,89 cm
Solving the formula shown below, sc =38,974 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +67,21 sc^2 -2367,1 sc -69039,41
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,4005
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,7280 cm2

Case.4
M= 0,4096 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,6054 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,2025 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,1103 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 8,89 cm
Solving the formula shown below, sc =38,974 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +67,21 sc^2 -2367,1 sc -69039,41
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,4005
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,7280 cm2

The maximum requirement of reinforcement bar is 1,9026 cm2 in Case.1 from above calculation.

Case. 1 2 3 4
Requirement 1,9026 1,9026 1,7280 1,7280 (cm2)

2) At Joint "B" of side wall


Case.1
M= 0,4089 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,4326 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,3399 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,2110 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 9,23 cm
Solving the formula shown below, sc =38,696 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +67,43 sc^2 -2341,6 sc -68297,88
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3988
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,7942 cm2

Case.2
M= 0,4089 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 4,4326 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
S0= 2,3399 tf n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
S2d= 1,2110 tf c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 9,23 cm
Solving the formula shown below, sc =38,696 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +67,43 sc^2 -2341,6 sc -68297,88
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3988
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 1,7942 cm2

50
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

7) At Middle of invert
Case.1
M= 0,4014 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 2,5646 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 15,65 cm
Solving the formula shown below, sc =
35,6451 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k. h d
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0 d
0 = sc^3 +69,78 sc^2 -2066,8 sc -60280,36
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3793
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 2,5138 cm2 Tensile is on inside of member

Case.2
M= 0,4014 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 2,5646 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 15,65 cm
Solving the formula shown below, sc =35,645 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +69,78 sc^2 -2066,8 sc -60280,36
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3793
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 2,5138 cm2 Tensile is on inside of member

Case.3
M= 0,4193 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 2,2025 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 19,04 cm
Solving the formula shown below, sc =35,990 kgf/cm2 ( 0,0007 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +69,52 sc^2 -2097,4 sc -61175,43
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3816
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 2,8406 cm2 Tensile is on inside of member

Case.4
M= 0,4193 tf・m sca = 60 kgf/m2 h= 12 cm (height of member)
N= 2,2025 tf ssa = 1400 kgf/m2 d= 9 cm (effective height of member)
n= 24 d' = 3 cm (protective covering depth)
c= 3,00 cm (distance from neutral axis)
b= 100 cm
e = M/N = 19,04 cm
Solving the formula shown below, sc =35,990 kgf/cm2 ( 0 kgf/cm2)o.k.
sc^3+{3ssa/(2n) - 3N(e+c)/(bd^2)}sc^2 - 6N(e+c)ssasc/(nbd^2) - 3N(e+c)ssa^2/(n^2bd^2) = 0
0 = sc^3 +69,52 sc^2 -2097,4 sc -61175,43
s = nsc/(nsc+ssa) = 0,3816
Asreq = (sc*s/2 - N/(bd))bd/ssa = 2,8406 cm2 Tensile is on inside of member

The maximum requirement of reinforcement bar is 2,8406 cm2 in Case.3 from above calculation.

Case. 1 2 3 4
Requirement 2,5138 2,5138 2,8406 2,8406 (cm2)
Side inside inside inside inside

8) Summary of required reinforcement

Required reinforcement for design is the maximum required reinforcement calculated above in 1) - 4).

Item Side wallSide wall Top slab Invert Side wall Top slab Invert
Point bottom top end end middle middle middle
Side outside outside outside outside inside inside inside
Calculation 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Requirement 1,903 1,794 2,682 2,767 0,000 2,713 2,841 (cm2)

51
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

6 Bar Arrangement and Calculation of Stress Run Goal Seek


Type: B0,60m x H0,60m
Side wall Top slab Invert
bottom middle top end middle end middle
outside inside outside outside inside outside inside
Bending moment M kgfcm 42.761 2.315 40.894 40.894 40.388 42.761 41.933
Shearing force (joint) S kgf 2.565 0 2.340 4.433 0 4.605 0
Shearing force (2d) S2d kgf 1.241 - 1.211 2.216 - 2.303 -
Axial force N kgf 4.605 4.520 4.433 2.340 2.153 2.565 2.203
Height of member h cm 12 12 12 12 12 12 12
Covering depth d' cm 3 3 3 3 3 3 3
Effective height d cm 9 9 9 9 9 9 9
Effective width b cm 100 100 100 100 100 100 100
Effective area bd cm2 900 900 900 900 900 900 900
Young's modulus ratio n - 24 24 24 24 24 24 24

Required R-bar Asreq cm2 1,90 0,00 1,79 2,68 2,71 2,77 2,84

R-bar arrangement 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150 12@150

Reinforcement As cm2 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54 7,54


Perimeter of R-bar U cm 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13 25,13
M/N e cm 9,285 0,512 9,226 17,477 18,757 16,674 19,039
Dist. from neutral axis c cm 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
a' 9,9 -16,5 9,7 34,4 38,3 32,0 39,1
b' 133,4 38,1 132,7 222,3 236,2 213,6 239,3
c' -1200,5 -343,2 -1194,7 -2001,0 -2126,0 -1922,5 -2153,6
x 5,51 15,43 5,52 4,85 4,80 4,88 4,79
0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
(check) ok ok ok ok ok ok ok

Compressive stress sc kgf/cm2 28,7 5,3 27,4 26,8 26,4 28,0 27,4
Allowable stress sca kgf/cm2 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0 60,0
ok ok ok ok ok ok ok
Tensile stress ss kgf/cm2 436,6 0,0 415,8 550,3 554,0 567,5 577,5
Allowable stress ssa kgf/cm2 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0 1400,0
ok ok ok ok ok ok ok
Shearing stress at joint t kgf/cm2 2,85 0,00 2,60 4,93 0,00 5,12 0,00
Allowable stress ta kgf/cm2 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00 11,00
ok ok ok ok ok ok ok
Shearing stress at 2d t2d kgf/cm2 1,38 - 1,35 2,46 - 2,56 -
Allowable stress t2da kgf/cm2 5,50 - 5,50 5,50 - 5,50 -
ok - ok ok - ok -

Resisting Moment Mr kgfcm 92.039 92.091 92.145 93.537 93.671 93.377 93.635
Mr for compression Mrc kgfcm 92.039 92.091 92.145 93.537 93.671 93.377 93.635
x for Mrc cm 4,760 4,748 4,736 4,462 4,438 4,490 4,444
ss for Mrc kgf/cm2 1282,9 1289,6 1296,5 1464,8 1480,2 1446,4 1476,1
Mr for tensile Mrs kgfcm 266.659 263.653 260.650 199.707 195.142 205.364 196.335
x for Mrs cm 6,840 6,820 6,801 6,308 6,262 6,363 6,274
sc for Mrs kgf/cm2 184,7 182,5 180,4 136,7 133,4 140,7 134,3

Distribution bar (>As/6 and >Asmin) 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150 10@150
Reinforcement As cm2 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24
ok ok ok ok ok ok ok
Reinforcement bar for fillet 12@150 12@150
Reinforcement As cm2 7,54 7,54

Minimum requirement of reinforcement bar As min = 4,5 cm2

52
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Gambar Tipikal penulangan Box Culvert 60 X 60 tebal 12 cm

Denah Box Culvert 60x60 cm di STA 1+524,635

53
JUSTIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Waduk Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Lanjutan (Multiyears Contract)

Dari uraian diatas maka untuk pekerjaan Jalan Rigid terdapat beberapa
perubahan volume pekerjaan dan adanya beberapa item pekerjaan baru:

Tabel hasil perhitungan volume tambah kurang


Volume Perubahan Volume
No. Uraian Pekerjaan satuan Keterangan
Sebelum Sesudah Tambah Kurang

a. Beton K-225 m³ 1622,26 2727,267 1105,007 tambahan vol


b. Wiremesh M8 Ton 58,93 124,52 65,59 tambahan vol
c. Bekisting Tipe Ekspose m² 2884,02 1516,12 1367,9 Pengurangan vol
d. Perancah m² 2884,02 - 2884,02 Pengurangan vol
e. Beton K-125 m³ 540,75 950,37 409,62 tambahan vol
f . Dowel Rigid bh 5376 5376 item Pek. Baru
g. Tie Bar ton 3,3 3,3 item Pek. Baru
h. Joint Sealent m 3291,8 3291,8 tambahan vol
i. Bond Breaker m² 9503,78 9503,78 item Pek. Baru
j. Timbunan Base A (Bahu Jalan) m³ 329,67 329,67 tambahan vol
k. Precast Box Culvert 80x80x120, t=15 bh 15 15 item Pek. Baru
l. Precast Box Culvert 60x60x120, t=12 bh 5 5 item Pek. Baru
m. Precast U-Ditch 40x40x120, t=6 bh 494 494 item Pek. Baru
Bak Kontrol
a. Besi Tulangan Ulir ton 0,223 0,223 tambahan vol
b. Bekisting Tipe Ekspose m2 3,7852 3,7852 tambahan vol
c. Beton Mutu K-225 m3 0,448 0,448 tambahan vol

54

Anda mungkin juga menyukai