Anda di halaman 1dari 2

NAME : Salwa Diva Az Zahra

NIM : 120503020

CLASS : 2E

PUJANGGA BARU

Angkatan pujangga baru merupakan sebuah angkatan sastra yang muncul pada tahun
1930-1942 dibawah pimpinan Sutan Takdi Alisjahbana dan Armijn Pane. Periode pujangga
baru muncul setelah periode pujangg lama atau periode balai pustaka, dengan
dilatarbelakangi oleh peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928. Angkatan pujangga baru lahir
sebagai angkatan yang mendapat pengaruh dari karya sastra belanda, pada awalnya pujangga
baru hanyalah nama sebuah majalah bahasa dan sastra yang mulai diterbitkan pada 29 juli
1933. Pujangga baru lahir sebagai angkatan yang mulai beralih dari tema tema adat. Pujangga
baru lahir sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap
kaya tulis sastrawan pada masa itu, terutama terhdap karya sastra yang menyangkut ras
nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.

Penerbitan majalah "Poedjangga Baroe" dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjabana dan
Amir Pane. Adapun pengurus lainna yait Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Tujuan dari
majalah Pujangga Baru yaitu, menumbuhkan kesusasteraan bau yang sesuai dengan
zamannya, mempersatukan sastrawan baru dalam satu wadah yang sebelumnya tercerai-berai.
Polemik Kebudayaan pada masa pujangga baru dimana Sutan Takdir mengkritk sikap anti-
intelektulisme dan anti-materialisme, beranggapan bahwa indonesia bisa menjadi maju jika
mau berguru kepada pemikir barat, dalam pembentukan kebudayaan baru, kaum pujangga
baru terpecah menjadi dua kubu, kubu Sutan Takdir cenderung ke timur dan kubu lainya
cenderung ke barat.

Karaktersistik sastra pada masa ini adalah bertema pokok tentang masalah kehidupan
modern, berbahasa indonesia yang hidup dalam masyarakat, bebas dalam menetukan bentuk
dan isi, romatik idealisme, mengandung unsur nasional pengaruh belanda cukup kuat. Ciri
ciri karya sastra pada masa pujangga baru adalah, bentuknya teratur dan rapi, simestris.
mempunyai persajakan akhir, benyak menggunakan pola sajak pantun dan syair, sebagian
puisi empat seuntai, meggunakan kata kata pujangga, gaya ekspresinya beraliran romantic,
tidak mengunakan kata kiasan yang bermakna ganda, masalah yang diaggakat bersangkutan
dengan kehidupan masyarakat kota, banyak berisi ide nasonalisme dan cita cita kebangsaan,
ide keagamaan juga menonjol, tetapi sifat didaktis masih tampak kuat. Bentuk karya sastra
pada periode ini adalah puisi dan prosa.

Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

 Sutan Takdir Alisjahbana. Dian Tak Kunjung Padam (1932) Tebaran Mega -
kumpulan sajak (1935) ...

 Hamka. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938) Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
(1939) ...

 Armijn Pane. Belenggu (1940) ...

 Sanusi Pane. Pancaran Cinta (1926) ...

 Tengku Amir Hamzah. Nyanyi Sunyi (1937)

Masa akhir angkatan pujangga bau dimulai pada tahun 1942 ketika jepang menguasai
negeri ini, pujangga baru dilarang terbit jepang menguasai semua media massa seperti koran
radio dan kantor pos sehingga semakin mempersempit gerak datri penyair. hal ini membuat
koran dan majalah bisa terbit secara rahasia, walaupun dilarang terbit, namun para sastrawan
tetap berusaha untuk produktif dan menerbitkan tulisan agar bisa dibaca rakyat. hal ini
kemudian muncul para sastrawan angkatan 45 yang tetap berjuang untuk membuat tulisan
meskipun pemerintah jepang yang ketat melakukan operasi

Anda mungkin juga menyukai